Batasan Konsep Metode Penelitian

F. Batasan Konsep

1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan serta pengelolaannya. 2. Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan 3. Angkutan adalah perpindahan orang danatau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan 4. Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel 5. Kendarana Tidak Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia danatau hewan 6. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah danatau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. 7. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perleingakapn jalan yang berupa lamban, huruf, angka, kalimat danatau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan 8. Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia danatau kerugian harta benda. 9. Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan danatau lingkungan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang mendasarkan pada data sekunder sebagai data utamanya dan data primer sebagai data pendukungnya. 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Bahan Hukum Primer, merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas, terdiri dari perundang- undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim. 1 Dalam penulisan karya ilmiah ini, digunakan Peraturan Perundang-Undangan, antara lain: 1 UUD 1945 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 3 Peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 1 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, hlm. 141. b. Bahan Hukum Sekunder, berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. 2 Dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan buku-buku, hasil penelitian, artikel serta pendapat hukum yang terkait dengan objek yang diteliti. 3. Metode Pengumpulan Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang penjabarannya adalah sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku tentang perbankan dan jaminan fidusia, literatur dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Wawancara Yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan para narasumber penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data yang mendukung data sekunder. 4. Narasumber Penelitian Narausmber penelitian di sini adalah subyek yang memberikan jawaban pertanyaan penelitian dalam wawancara. Pada penelitian hukum 2 Ibid. ini, wawancara dilakukan kepada narasumber untuk memberikan keterangan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Adapun bertindak sebagai narasumber dalam penelitian ini adalah: a. Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Yogyakarta b. Polisi Lalu Lintas pada Polresta Yogyakata 5. Metode Analisis Disebabkan karena penelitian hukum ini bersifat yuridis normatif maka digunakan analisis dengan ukuran kualitatif yang terpusat pada substansi dengan proses penalaran dalam menarik kesimpulan digunakan metode berpikir deduktif, berpangkal pada pengajuan premis mayor berupa aturan hukum kemudian pengajuan premis minor yaitu fakta hukum, dari kedua hal tersebut kemudian ditarik konklusi 3

H. Sistematika Penulisan Hukum

Dokumen yang terkait

PENEGAKAN HUKUM ATAS TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESOR KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 s/d 2016

0 6 55

PENULISAN HUKUM PENEGAKAN HUKUM BAGI PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENGGUNAKAN TELEPON SELULER DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT KOTA YOGYAKARTA.

0 2 9

PENUTUP PENEGAKAN HUKUM BAGI PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENGGUNAKAN TELEPON SELULER DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT KOTA YOGYAKARTA.

0 4 5

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR YANG MENGGUNAKAN TELEPON DI POLDA D.I.Y. PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA KENDARAAN BERMOTOR YANG MENGGUNAKAN TELEPON DI POLDA D.I.Y. (Implementatif Pasal 283 Jo. Pasal 106 ayat (1) UU No. 22 Tah

0 2 13

PENDAHULUAN Penegakan Hukum Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anggota Kepolisian (Study Kasus di Wilayah Hukum Boyolali).

0 4 17

PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA KEPOLISIAN Penegakan Hukum Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anggota Kepolisian (Study Kasus di Wilayah Hukum Boyolali).

0 2 22

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA MELAKUKAN TINDAK PIDANA PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT KOTA BUKITTINGGI (STUDI KASUS WTLAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT KOTA BUKITTINGGI).

0 0 7

UPAYA PENANGGULANGAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR OLEH APARAT KEPOLISIAN (Suatu Tinjauan Di Wilayah Hukum Polresta Padang).

0 0 6

PERAN KEPOLISIAN RESORT KOTA PANGKALPINANG DALAM PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA PENYEDIA JASA PROSTITUSI SKRIPSI

0 0 14

PENGAMAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN RELAY PEMUTUS ARUS DAN TELEPON SELULER SEBAGAI TRIGGER

0 0 12