32
BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA PROGRAM
4.1 Pengujian Rangkaian 4.1.1 Pengujian Data Mikrokontroler AT89S51
Pengujian dilakukan terhadap rangkaian yang telah selesai dirancang atau dirkit. Pengujian ini dilakukan dengan serangkaian pengukuran terhadap pin-pin mikrokontroler dan
tegangan catu daya, selain pengukuran yang dilakukan pengujian terhadap program yaitu
respon program terhadap masukan yang diberikan dan mengamati keluaran sistem tersebut.
Pengukuran Pin Mikrokontroler
PIN-PIN MIKROKONTROLER TEGANGAN Volt
1 4,98
2 4,98
3 4,98
4 4,98
5 4,98
6 4,98
7 4,98
8 4,98
9 10
4,98 11
4,98 12
4,98 13
4,98 14
4,98 15
4,98 16
4,98 17
4,98 18
1,72 19
2,16 20
21 4,98
22 4,98
23 4,98
24 4,98
25 4,98
26 4,98
27 4,98
28 4,98
29 4,99
30 1,64
31 5
32 1,46
33 1,46
34 1,48
35 1,48
36 1,49
37 1,57
38 1,51
39 40
5
Tabel 4.1 Pengukuran tegangan terhadap pin mikrokontroler AT89S51
Universitas Sumatera Utara
33 Keterangan:
Tabel pengukuran diatas merupakan pengukuran terhadap pin-pin mikrokontroler AT89S51. Pengukuran ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah rangkaian
mikrokontroler telah terhubung dengan baik pada rangkaian dan program telah bkerja yaitu dengan membandingkan tegangan keluaran masing-masing port mikrokontroler dengan
program awal. Pada saat mikrokontroler diaktifkan dari program yang dibuat dapat dilihat port yang diberi logika 0 hanya port buzzer yaitu P0.0 sedangkan port lain tidak diberi
masukan. Dengan demikian semuanaya bernilai logika 1, mikrokontroler tegangan yang terukur pada port tersebut berlogika 1 atau mendekati 5 volt.
4.1.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroler bekerja denggan baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program sederhana
pada mikrookontroler AT89S51.
Universitas Sumatera Utara
34
Gambar 4.1 Pengujian rangkaian mikrokontroller AT89S51
Programnya adalah sebagai berikut: TS1: JB
Sensor, ACAAL
Delay_1s Mov
R0, 5 TS2: JB
Sensor, TS1 Clr
Led ACAAL
Delay_500ms SetB
Led ACAAL
delay_500ms Djnz
R0, TS2 Loop: Clr
Led
Universitas Sumatera Utara
35 ACAAL
Delay_1s SetB
Led ACAAL
Delay_1s JNB
Sensor, Loop SetB
Buzzer Mov R0, 60
TS3: Clr Led
ACAAL Delay_500ms
Setb Led
ACAAL Delay_500ms
JB Reset, TS4
Clr Buzzer
Ajmp TS1
TS4: Djnz R0, TS3
Clr Buzzer
Ajmp TS1
Penjelasan-penjelasan dari program diatas yaitu:TS1: JB
Sensor, 1. ACAAL
Delay_1s Mov
R0, 5 TS2: JB
Sensor, TS1 Clr
Led ACAAL
Delay_500ms SetB
Led ACAAL
delay_500ms Djnz
R0, TS2
Universitas Sumatera Utara
36 Perintah program diatas adalah perintah untuk memulai pendektesian ayunan bandul,
akan tetapi sebelum deteksi sistem akan mencari suatu kondisi standby atau kondisi bandul dalam keadaan diam. Dalam hal ini dengan mendeteksi sensor yaitu pada port P1.0, jika
sensor berlogika 1 mikrokontroler akan menunggu hingga sensor berlogika 0 yaitu pada saat sensor mendapat cahaya infra merah dari pemancar. Jika kondisi standby telah dicapai sensor
akan mulai mendeteksi ayunan. 2. Loop: Clr
Led ACAAL
Delay_1s SetB
Led ACAAL
Delay_1s JNB
Sensor, Loop SetB
Buzzer Mov R0, 60
Perintah program diatas adalah perintah untuk mendeteksi sensor yang diiringi dengan kedipan lampu indikator sebagai tanda sistem deteksi mulai bekerja yaitu bila sennsor
berlogika 0, sensor akan terus melakukan loop, sedangkan pada saat port P1.0 berlogika 1 program tidak akan lompat ke alamat loop melainkan meneruskan kebawah yaitu
mengaktifkan buzzer. Dari pengujian yag dilakukan diperoleh hasil bahwa program telah bekerja dengan sempurna dan memberi respon sesuai dengan yang diprogramkan.
3. Mov R0, 60 TS3: Clr
Led ACAAL
Delay_500ms Setb
Led ACAAL
Delay_500ms JB
Reset, TS4 Clr
Buzzer
Universitas Sumatera Utara
37 Ajmp
TS1 Printah program diatas adalah perintah program setelah terdeteksi ayunan bandul dan
buzzer telah diaktifkan. Program tersebut melakukan penundaan waktu selama 1 menit dan mendeteksi tombol riset untuk menonaktifkan buzzer dan kembali keawal untuk mulai
mendeteksi kembali. Seiring dengan tunda waktu selama 1 menit, program akan mengedipkan lampu indikator dengan durasi 500 ms selama 60 kali. Jika tombol reset ditekan sebelum 60
detik program akan langsung menghentikan atau menonaktifkan buzzer dan kembali ke awal setelah diuji program juga bekerja sesuai dengan yang diprogramkan dengan tundaan waktu
yang tepat yaitu 1 menit, jika tidak dilakukan reset.
4.1.3 Pengujian Rangkaian Penerima Infra Merah Fhotodioda
Hasil pengujian ini pada rangkaian ini yaitu data yang telah diolah oleh mikrokontroler AT89S51 akan dikirimkan kerangkaian penerima dengan menggunakan LED
infra merah. Pada rangkaian LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor diberi tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt ini akan sama artinya jika pada mikrokontroler
ATMega 89S51 diberi logika high 1 karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4 sampa dengan 5 volt cukup untuk mengaktifkan transistor sedangkan untuk
mematika LED nfra merah maka mikrokontroler ATMega 89S51 harus diberi logika low 0, karrena ddengan memberikan logika low pada mikrokonttroler, maka mikrokontrolerv akan
memiliki tegangan 0 sampai dengan 0,009 Volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktif. Untuk pengiriman data agar dapat dikirimka dari jarak yang jauh, maka LED infra
merah harus dipancarkan enggan frekuensi d38 KHz karena frekuensi ini bebas ddari frekuensi infra merah alam. Jika LED infra merah dipancarkan dengan ffrekuensi selain
38KHz, maka pancarannya akan terganggu oleh frekuensi-frekuensi infra merah dari alam, seperti frekuensi infra merah yang dipancarkan oleh matahari, tumbuhan bahkan badan
manusia. Dengan menggunakan frekuensi 38KHz maka pancaran LED infra merah yang
Universitas Sumatera Utara
38 dihasilkan oleh rangkaian tidak terganggu oleh pancaran infra merah alam, ssehingga jarak
pengiriman data semakin jauh. 4.1.4 Rangkaian penguat Arus
Transistor Sebagai Penguat adalah salah satu fungsi transistor selaintransistor sebagai saklar. Pada saat ini penggunaan transistor sebagai penguat sudah banyak di gunakan dalam
sebuah perangkat elektronik. Contohnya adalah Tone Control, Amplifier Penguat Akhir, Pre-Amp danrangkaian elektronika lainnya. Penggunaan transistor ini memang sudah menjadi
keharusan dalam komponen elektronika. Transistor merupakan suatu komponen monokristal semi konduktor di mana dalam komponen
terdapat dua pertemuan antara P-N. Sehingga kita dapat membuat dua rangkaian yaitu P-N-P dan N-P-N. Transistor merupakan suatu komponen yang dapat memperbesar level sinyal
keluaran sampai beberapa kali sinyal masukan. Sinyal masukan disini dapat berupa sinyal AC ataupun DC. Prinsip yang di gunakan dalam transistor sebagai penguat adalah arus kecil
pada basis digunakan untuk mengontrol arus yang lebih besar yang diberikan ke Kolektor melewati transistor tersebut. Dari sini dapat kita lihat bahwa fungsi dari transistor hanya
sebagai penguat ketik arus basis akan berubah. Perubahan arus kecil pada basis mengontrol inilah yang dinamakan dengan perubahan besar pada arus yang mengalir dari kolektor ke
emitter.
Kelebihan dari transistor penguat tidak hanya dapat menguatkan sinyal, tapi transistor ini juga bisa di gunakan sebagai penguat arus, penguat tegangan dan penguat daya. Berikut ini
gambar yang biasa di gunakan dalam rangkaian transistor khusunya sebagai penguat yang biasa di gunakan dalam rangkaian amplifier sedehana. Suatu transistor sebagai penguat dapat
bekerja secara optimal maka titik penguat dengan transistor harus di tentukan dan juga harus sama dengan yang di tentukan oleh garis beban ACDC. Contohnya adalah memiliki titik
kerja di daerah cut-off, titik kerja berada di tengah-tengah garis beban dan penguat kelas AB
Universitas Sumatera Utara
39 merupakan gabungan antara kelas A dan B yang bekerja secara bergantian dengan tipe
transistor PNP dan NPN.
4.1.5 Pengujian rangkaian penerima inframerah
Rangkaian penerima inframerah ini berbentuk IC. IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high 1 atau ttegangan 4,5 Volt pada outputnya jika IC ini
mendapatkan pancaran sinar infra merah denngan frekuensi antara 38 – 40 KHz, dan ic ini
akan mengeluarkan sinyal low 0 atau tegangan 0,109 Volt jika pancaran sinar inframeerah dengan frekuensi antara 38-40 KHz berrhenti, nnamun logika low tersebut hanya sesaat yaitu
sekkitar 500 µs, settelah iitu outputnya akan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkkan sebagai pengiriman data. Output dari ic ini dihubungkan pada mikrokontroler
sehingga setiap kali ic ini mengeluarkan ogika low atau high pada outpuutnya, mikrokontroler dapat langsung mendeteksinya.
Cahaya infra merah mempunyai perbedaan dengan cahaya biasa pada umumnya. Kita bisa melihat dengan jelas apabila suatu sinar atau cahaya mengenai suatu benda. Lain halnya
dengan sinar infra merah kita tidak bisa melihat wujud dari sinar tersebut. Sistem sensor inframerah pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai media utuk
komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut
tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm gempa bumi, alarm
kemalingan, otomatisasi pada sistem ini terdiri atas sebuah LED infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar infra merah,
sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, photodioda atau infra merah module yang berfungsi untuk menerima sinar infra merah yang dikirimkan oleh
pemancar.
Universitas Sumatera Utara
40
4.1.6 Pengujian Rangkaian Keseluruhan
Berdasarkan program yang diunduh ke IC yaitu pada suatu saat rangkaian diaktifkan, rangkaian sensor akan memberikan input masukan mikrokontroler melalui port P1.0. Jika
sensor mengenai cahaya laser sensor akan berlogika 0, sedangkan jika sensor tidak mengenai cahaya akan berlogika 1. Pada keadaan diam sensor akan disinari oleh cahaya laser. Sehingga
pada keadaan diam logika pada input P1.0 berlogika 0. Jika terjadi gempa dan mengakibatkan ayunan maka sinar laser akan ikut berayun dan
mengakibatkan perubahan logika dari 0 menjadi 1. Rangkaian akan mendeteksi logika tersebut dan meresponnya mengeluarkan sinyal peringatan berupa buzzer dan
Universitas Sumatera Utara
41 menampilkannya pada display LED pesan telah terjadi gempa pada lokasi tersebut. Buzzer
diaktifkan dengan dikeluarkannya logika 1 pada port P2.0 dengan demikian transistor penguat akan mengaktifkan buzzer.
4.1.7 Spesifikasi alat
Tegangan kerja 12 Volt
Arus 210 mA
Daya 2,52 Watt
Tinggi 28 cm
Lebar 7 cm
Kedalaman 6 cm
Berat keseluruhan 620 Gram
Universitas Sumatera Utara
42
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN