commit to user 15
transferabilitas tidak akan ada pariwisata Soekadijo, 1997 : 137.
2.2 Desa Wisata
Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di
kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti
makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Bila dilihat fasilitas yang disediakan,
desa wisata bisa dilihat sebagai suatu pemukiman dengan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan : a tuntutan wisatawan untuk
menikmati, mengenal dan mempelajari kekhasan desa dengan segala daya tariknya, b tuntutan kegiatan hidup masyarakatnya kegiatan
hunian, interaksi sosial, kegiatan adat setempat dan sebagainya, sehingga dapat terwujud suatu lingkungan yang harmonis yaitu
rekreatif dan terpadu dengan lingkungannya Demartoto, 2009 : 124. Daerah pedesaaan dengan berbagai keunikannya, seperti
lingkungan yang alami, pemandangan dan bentang alam yang indah, beraneka ragam tumbuhan, masyarakat pedesaan dan pola hidup
mereka yang khas, merupakan alternatif untuk memberikan pengalaman yang “lain” kepada wisatawan dan sekaligus untuk
mendiversifikasi produk wisata. Berbagai keunikan tersebut telah mendukung berkembangnya pariwisata minat khusus yang lebih
commit to user 16
dikenal dengan pariwisata pedesaan atau
rural tourism
Suhardjo, 2008 : 286.
2.3 Pengembangan
Yang dimaksud dengan pengembangan adalah usaha untuk memajukan suatu obyek atau hal agar menjadi lebih baik dan
mempunyai hasil guna kepentingan bersama. Biasanya pengembangan dilakukan secara terencana untuk mencapai tujuan yang hendak
dicapai. Pengembangan menurut Supriyatna 2003, sebagai sistem mencakup komponen : a masukan, terdiri dari nilai, sumber daya
manusia dan alam, budaya, kelembagaan masyarakat ; b proses, kemampuan organisasi dan manajemen pemerintahan dalam
melaksanakan program pembangunan ; c keluaran, berupa perubahan kualitas perilaku manusia yang berakses pada kognisi, afeksi dan
keterampilan yang berkaitan dengan taraf hidupnya Mulyadi , 2009 : 54.
Pengembangan masyarakat pada saat ini masih menjadi isu yang cukup relevan untuk dibicarakan seiring dengan menguatnya kesadaran
masyarakat untuk mengambil peran secara lebih partisipasif dalam proses pembangunan. Compton dan Mc Clusky 1980 mendefinisikan
pengembangan masyarakat sebagai :
‘a process whereby community members come together to identify their problems and need, seek
solution among themselves, mobilize the necessary resources and execute a plan of action or learning or both’.
suatu proses dimana
commit to user 17
masyarakat secara bersama-sama mengidentifikasikan masalah dan kebutuhannya,
mencari pemecahan
diantara mereka
sendiri, memobilisasi semua sumberdaya yang ada dan menyusun rancangan
tindakan untuk meningkatkan taraf hidup atau kehidupannya Muslim, 2009 : 2.
Sementara H.M.
Ya’kub 1985
mengungkapkan bahwa
pengembangan masyarakat adalah proses pemberdayaan
empowering society
. Proses ini mencakup tiga aktivitas penting, yaitu pertama, membebaskan dan menyadarkan masyarakat. Kegiatan ini subyektif
dan memihak kepada masyarakat lemah atau masyarakat tertindas dalam rangka memfasilitasi mereka dalam suatu proses penyadaran
sehingga memungkinkan lahirnya upaya untuk membebaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Kedua, berupaya agar masyarakat
dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan yang ketiga, menggerakkan partisipasi dan etos swadaya masyarakat agar dapat
menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya. Sedangkan
menurut Wuradji
1999 pengembangan masyarakat merupakan proses penyadaran masyarakat
yang dilakukan
secara transformatif,
partisipatif dan
berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan dalam menangani berbagai persoalan dasar yang mereka hadapi untuk meningkatkan
kondisi hidup sesuai dengan cita-cita yang diharapkan Muslim, 2009 : 3.
commit to user 18
Dari beberapa pandangan tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa pengembangan masyarakat adalah upaya membantu masyarakat agar
pembangunan dapat dilakukan dengan prakarsa sendiri dengan mengidentifikasikan kebutuhannya, menggali dan memanfaatkan
sumber daya yang ada untuk kesejahteraannya sendiri. Batasan ini mengandung makna sebagai berikut :
Pertama ,
membantu masyarakat dalam proses pembangunan yaitu memperlakukan masyarakat sebagai subyek bukan obyek yang
menerima apa adanya dalam proses pembangunan. Peran pengembangan dalam hal ini adalah menciptakan lingkungan sosial
yang memungkinkan untuk berkembang, yaitu lingkungan sosial yang mendorong perkembangan manusia dan aktualisasi potensi
manusia secara lebih besar.
Kedua,
kemandirian yaitu pengembangan masyarakat harus mampu menciptakan masyarakat yang mandiri yang tidak selalu
menunggu uluran tangan dari pihak lain untuk mengembangkan atau membangun lingkungannya. Masyarakat harus didorong untuk
mencoba memanfaatkan sumberdayanya sendiri baik yang bersifat sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk
membangun
wilayahnya. Untuk
itu prinsip
yang perlu
dikembangkan dalam membentuk kemandirian adalah “dari masyarakat oleh masyarakat untuk masyarakat”.
Ketiga,
kesejahteraan hidup merupakan tujuan akhir dari pengembangan masyarakat. Membangun kehidupan yang sejahtera
yang dapat dinikmati oleh semua orang dan membangun kebaikan dalam kehidupan diantara sesama manusia hanya dapat dilakukan
apabila ada kerjasama diantara manusia dalam suatu masyarakat. Untuk mencapai kesejahteraan hidup, maka masyarakat perlu
dikembangkan dari masyarakat yang pasif menjadi masyarakat yang dinamis, dari masyarakat yang semula pasrah pada nasib dan
keadaan manjadi masyarkat yang ingin maju, dari masyarakat yang tergantung menjadi masyarakat yang mandiri, dari masyarakat
yang bertahan pada status quo menjadi masyarkat yang memiliki mobilitas sosial yang tinggi dan seterusnya.
Muslim, 2009 : 4. Dalam kaitannya dengan kajian ini pengembangan desa wisata
termasuk dalam
pengembangan pariwisata,
alasan utama
commit to user 19
pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal, regional, atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat
erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut. Pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan
wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak Yoeti, 1997 : 33.
Dalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga terpeliharanya kepribadian bangsa dan kelestarian serta mutu lingkungan hidup.
Pembangunan kepariwisataan dilakukan secara menyeluruh dan terpadu pada sektor-sektor pembangunan lainnya serta berbagai usaha
kepariwisataan, yang kecil, yang menengah dan besar agar dapat saling menunjang Yoeti, 1997 : 42.
Dalam mengelola dan mengembangkan pariwisata yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan
unique value
yang berupa adat istiadat, upacara tradisional, dan seni kerajinan khas yang dimiliki oleh
masyarakat kawasan tersebut. Pembangunan pariwisata yang berhasil adalah pembangunan pariwisata yang dapat memberikan keuntungan
secara ekonomi, sosial maupun budaya kepada masyarakat setempat Demartoto, 2009 : 21.
2.4 Pemberdayaan Masyarakat