Profil Kementerian Agama Kantor kota Surabaya Struktur Organisasi

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI KEMENTERIAN AGAMA

2.1 Profil Kementerian Agama Kantor kota Surabaya

Kementerian Agama disingkat Kemenag, dahulu Departemen Agama, disingkat Depag adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan agama. Berdirinya Kementrian Agama, pada tanggal 3 Januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan kecuali berakar dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut di atas juga sekaligus sebagai realisasi dan penjabaran ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan juridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E pasal 29 tentang Agama ayat 1, dan 2 : 1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.Dengan demikian agama telah menjadi bagian dari sistem kenegaraan sebagai hasil konsensus nasional dan konvensi dalam praktek kenegaraan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen. pada tahun 1946 disebut Bagian Masehi Kristen yang berdiri bersamaan dengan berdirinya Kementrian Agama, pada tanggal 3 Januari 1946, tidak langsung dapat diterima masyarakat dengan baik. Bagian Masehi Kristen ternyata mengalami pergumulan panjang baik di kalangan gereja maupun umat Kristen. Kenyataan ini sebagai akibat dari latar belakang pemahaman teologis khususnya “Protestan” tentang pemisahan Agama dan Negara antara gereja dan Negara. Perubahan yang terjadi tidak mudah diterima masyarakat dan Negara. Perubahan yang terjadi tidak mudah diterima masyarakat dan gereja, karena keragaman aliran dalam keyakinan agama teologi. Di Surabaya kantor Kementerian Agama beralamat di Jl. Masjid Agung Timur No.4 Surabaya – 60235. http:bimaskristen.com 2.2 Visi dan Misi 2.2.1 Visi “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin”. Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010

2.2.2 Misi

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama. 2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama. 3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan. 4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji. 5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa. Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi tersebut terdiri dari level manajemen Direktur Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen. Struktur organisasi Kementerian Agama kantor Surabaya dapat digambarkan pada Gambar 2.1 . Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Kementerian Agama kantor kota Surabaya. DIREKTORAT JENDRAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN SEKRETARIAT BAGIAN PERENCANAAN DAN DATA BAGIAN KEUANGAN DAN BMN BAGIAN ORTAKALA DAN KEPEGAWAIAN BAGIAN UMUM DIREKTORAT URUSAN AGAMA KRISTEN DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DIREKTORAT URUSAN AGAMA KRISTEN PENGAWAS GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

BAB III LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan dasar-dasar yang digunakan dalam pembuatankerja praktek ini. Sebagai langkah awal menyusun laporan kerja praktek perlu dipahami terlebih dahulu mengenai manajemen sumber daya manusia termasuk rekrutmen sumber daya manusia dan konsep dasar sistem informasi yang berbasis komputer yang diperlukan sebagai dasar pengembangan suatu sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi.

3.1 Sertifikasi Guru

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi merupakan standarisasi secara profesional bagi mereka yang kompeten di bidang pekerjaan masing-masing yang dikelola dan dibina oleh organisasi profesi bukan pemerintah. Sertifikasi ini memenuhi persyaratan kualitas profesional yang sudah ditetapkan. Undang– undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang–undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan bahwa guru memiliki kedudukan sebagai tenaga kerja prefesional yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Guru diwajibkan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan