BADAN PENELITI INDEPENDEN

BADAN PENELITI INDEPENDEN-KPN-PN
Seni dan Ilmu Intelijen
Selamat malam sahabat Blog I-I di seluruh tanah air tercinta Indonesia Raya. Semoga Bangsa
dan Negara kita senantiasa dalam perlindungan Yang Maha Esa, dan kita semua bersatu
dalam semangat keIndonesiaan yang demokratis dan bersahaja.
Dalam tulisan kali ini saya ingin berbagi catatan tentang seni dan ilmu intelijen.
Profesi intelijen sering dijelaskan sebagai profesi kedua tertua didunia setelah pelacuran. Hal
ini tentunya berkonotasi negatif dan merupakan pandangan sinis yang diarahkan kepada
mereka yang menggeluti profesi intelijen karena secara natural profesi ini diliputi kerahasiaan
dan berbagai cerita yang membuat masyarakat penasaran. Mirip dengan pelacuran yang juga
dikelola secara rahasia dan berada di lembah hitam, maka cerita pahit dan hitamnya dunia
intelijen juga diwarnai oleh berbagai prasangka negatif dari masyarakat. Namun berbeda
dengan dunia pelacuran, dunia intelijen diwarnai kehadiran pahlawan tanpa nama dan
penjahat penghianat bangsa dari waktu ke waktu.
Bagaimana sesungguhnya dunia intelijen tersebut dan betapa mulianya pekerjaan intelijen
dapat kita sadari bersama bila kita memahami makna intelijen baik sebagai sebuah seni
maupun sebuah ilmu yang tua.
Sejak pertama kali umat manusia bersosialisasi dan membentuk organisasi yang mengelola
hubungan sosial, membangun susunan tanggung jawab dalam isu kemasyarakatan, sejak
masa pra-sejarah hingga era modern sekarang, disadari ataupun tidak manusia secara alamiah
membangun intelijen untuk keberlangsungan hidupnya (survival). Intelijen yang secara

praktis dapat dilihat sebagai produk analisa dari kumpulan informasi telah dikerjakan sejak
manusia hidup berkelompok. Misalnya saja, bayangkan pada era pra-sejarah dimana manusia
hidup berkelompok kecil biasanya memiliki unit sosial yang dikategorikan sebagai warrior
yang umumnya berasal dari gender laki-laki yang bertugas melindungi habitat tempat
tinggalnya dan berburu untuk memperoleh sumber makanan. Para warrior tersebutlah yang
kemudian mengumpulkan informasi sekiranya ada bahaya baik dari ancaman bencana alam,
serangan binatang buas maupun serangan dari desa lain yang ingin merampas properti,
makanan atau bahkan menguasai wilayahnya.
Setelah manusia mulai menuliskan sejarahnya dan membangun sistem pemerintahan, kita
melihat begitu banyak catatan tentang kegiatan intelijen. Baik pada era kejayaan Yunani,
Mesir, Babylonia, Persian, India, Dinasti China, Kerajaan di Eropa, bahkan hingga Kerajaankerajaan di Nusantara. Saya tidak akan membahas satu persatu bukti-bukti sejarah tentang
hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan intelijen, melainkan akan mengambil
beberapa contoh saja.
Contohnya hasil karya ahli strategis China Sun Tzu, Seni Berperang (the Art of War) yang
salah satu intinya adalah mengenali diri sendiri, musuh dan medan. Dalam kaitan ini,
mengenali musuh adalah sebuah kegiatan intelijen mengumpulkan informasi dan
menganalisanya. Contoh lain adalah kisah Nabi Musa dan 12 Intel sebagaimana disebutkan
dalam kitab Nabi Musa:

Hanya saya kutip 2 ayat diatas yang secara jelas menggambarkan bagaimana Nabi Musa

mengirimkan intelnya untuk melakukan kegiatan intelijen ke Canaan dalam rangka
mengumpulkan informasi intelijen.
Ketika Para Rasul dan Nabi mengirimkan utusan untuk mencari tahu tentang keadaan suatu
daerah atau masyarakat, maka hal itu merupakan kegiatan intelijen. Ketika para raja
mengirimkan unit kecil mempelajari wilayah kerajaan dan suku bangsa lain, hal itu juga
merupakan kegiatan intelijen. Hal sama persis dengan apa yang dilakukan oleh intelijen
modern, termasuk dalam berbagai film laga aksi yang mendebarkan.
Contoh terkini tentang kegiatan intelijen adalah dengan menggunakan teknologi tinggi
sebagaimana dibocorkan oleh Edward Snowden.
Sebagai sebuah seni, intelijen berkaitan erat kreatifitas dan seni peran dimana dibutuhkan
kreatifitas yang tinggi dari seorang intel dalam merencanakan dan melaksanakan sebuah
kegiatan intelijen. Hal ini membutuhkan latihan bertahun-tahun dan pengalaman operasi
sehingga sesorang dapat benar-benar menjadi seorang master spy. Artinya bila kita
menemukan seorang intel yang dengan mudah terdeteksi atau bahkan berlebihan dalam
berperilaku, maka yang bersangkutan belum menghayati pekerjaannya dan belum mengerti
seni intelijen.
Tidak semua intel bekerja secara tertutup dan sama sekali tidak memiliki identitas
sebagaimana sejarah dunia assasin (pembunuh terlatih yang saat ini sudah jarang di dunia).
Adakalanya seorang intel dikenal sebagai seseorang yang bekerja di lembaga intelijen yang
dapat secara terbuka berinteraksi dengan pihak luar. Hal itu memungkinkan karena yang

bersangkutan tidak sedang melakukan kegiatan rahasia atau dalam penyamaran. Barangkali
saja anda sudah mengenal seorang intel, namun sang intel tersebut tampak normal biasa saja
dan mampu berinteraksi secara wajar dengan anda, tapi janganlah kaget bila ternyata intel
yang anda kenal tersebut memiliki berbagai pengalaman kegiatan intelijen yang
menakjubkan.
Sebelum anda mencapai seni intelijen, anda perlu belajar dan memiliki
bekal ilmu intelijen. Meskipun anda dapat mempelajarinya melalui
internet (seperti Blog I-I ini) atau buku-buku intelijen yang banyak dijual,
namun anda akan sulit mengimbangi mereka yang khusus belajar dan
dilatih di lembaga pendidikan intelijen. Seluruh lembaga intelijen di dunia
memiliki lembaga pendidikan yang berkualitas tinggi karena harus
menghasilkan insan intelijen yang akan menjadi tulang punggung survival
dari suatu bangsa dan negara.
Secara umum ilmu intelijen hanya terbagi menjadi 3 bagian, yakni
operasional, analisa dan strategi kebijakan, sbb:
1. Ilmu operasional intelijen mencakup overt dan covert actions,
teknik-teknik trade craft, teknologi intelijen (signal, electronic, and
high tech equipment), komunikasi dan informasi intelijen, seni peran
dan penyamaran, bahasa asing dan persandian, serta intelijen
sumber terbuka.


2. Ilmu analisa intelijen pada intinya adalah pengolahan bahan
keterangan yang dikumpulkan dari operasi intelijen melalui proses
analisa bertingkat yg menghasilkan produk intelijen. Ilmu analisa
intelijen umum harus didahului oleh penguasaan dasar-dasar ilmu
sosial, politik, ekonomi, hukum, militer dan psikologi yang dilengkapi
dengan pemahaman umum tentang metodologinya. Ilmu analisa
intelijen khusus adalah yang terkait dengan informasi teknis yang
hanya dapat dijelaskan melalui salah satu sudut keilmuan seperti
masalah signal dan citra (gambar) yang hanya dapat dijelaskan
dengan penguasaan ilmu foto udara dan satelit (geospatial),
penterjemahan
transmisi
signal,
pemecahan
kode
(cryptology). Analisa intelijen pada dasarnya adalah bagaimana
menghasilkan perkiraan keadaan secara akurat dan cepat
berdasarkan informasi intelijen. Disamping itu, analisa intelijen juga
terkait dengan kegiatan rutin menyusun rangkaian informasi

menjadi bermakna dalam bentuk produk harian dan menyusun bank
data yang lengkap tentang berbagai ancaman yang mengganggu
perjalanan hidup suatu bangsa dan negara.
3. Ilmu strategi kebijakan intelijen terkait dengan dukungan intelijen
terhadap strategi dan kebijakan negara (Policy science). Intelijen
tidak membuat kebijakan negara melainkan membuat bahan
masukan dari sudut pandang intelijen untuk mendukung proses
pembuatan kebijakan negara, untuk itu diperlukan penguasaan
policy science sehingga paham tentang posisi intelijen.
Setelah sahabat Blog I-I membaca seni dan ilmu intelijen diharapkan hal ini dapat
meluruskan pandangan-pandangan miring tentang intelijen yang seolah-olah hanya menjadi
alat kekuasaan belaka. Insan Intelijen adalah mereka yang rela mengabdi untuk bangsa dan
negara. Apabila sahabat Blog I-I yang bekerja untuk lembaga intelijen sipil, polisi, dan militer
memahami makna seni dan ilmu intelijen tersebut diatas, maka profesionalisme intelijen akan
menjadi salah satu pilar yang kuat dalam mendukung kejayaan Indonesia Raya dan tentunya
melindungi segenap bangsa Indonesia.

Deputy Investigasi & Intelijen

M.Sunandar Yuwono,SH