Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE
DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE) DALAM LAPORAN TAHUNAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :
WAHYUNI WIJAYANTI
NIM : 109082000157

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


I.

IDENTITAS PRIBADI
1.

Nama Lengkap

:

2.

Tempat, Tanggal lahir :

Pekalongan, 6 Oktober 1989

3.

Alamat


Slawi Kulon RT 003/001

:

Wahyuni Wijayanti

Kec. Slawi, Kab. Tegal

II.

4.

Telepon

:

0856 9788 0265

5.


Email

:

wijayantiwahyuni@gmail.com

PENDIDIKAN
1.

SD Negeri Panjang Wetan 02 Pekalongan

Tahun 1995-2001

2.

SMP Negeri 01 Pekalongan

Tahun 2001-2004

3.


SMA Negeri 01 Pekalongan

Tahun 2004-2007

4.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2009-2013

(Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Akuntansi)

III.

PENGALAMAN ORGANISASI
1.

Divisi Keuangan Usaha ATK Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah periode 2011


2.

Divisi Keuangan Usaha Cafetaria Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah periode 2012

IV.

LATAR BELAKANG KELUARGA
1.

Ayah

:

Katnawi

2.

Ibu


:

Endang Sugati

3.

Alamat

:

Slawi Kulon RT 003/001, Kab. Tegal

4.

Anak ke dari

:

6 dari 6 bersaudara


vi

ABSTRACT

This study was to analyze the effect of voluntary disclosure in the annual
report to the corporate governance and company characteristic. Corporate
governance was reflected by the proportion of independent commissioners and
commissioners size, while the characteristic of the company was reflected by
company size, profitability and leverage. In this study, the population was publicly
traded manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange the period
2009 to 2011. Sampling technique was done by purposive sampling. Number of
manufacturing companies that used a sample of 58 companies for a total study
sample was 174 annual reports. The analytical method used was multiple
regression analysis.
Results of this study indicated that company size has significant effect
positively with regression coefficient 0,016 and significant degree is 0,035.
Leverage has negative significant effect with regression coefficient -0,024 and
significant degree is 0,009. While the proportion of independent commissioners,
commissioners size, and profitability didn’t have significant effect on voluntary

disclosure in the annual report.
Keywords: Voluntary Disclosure, Proportion of Independent Commissioners,
Commissioners Size, Company Size, Profitability, and Leverage

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh antara pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan dengan corporate governance dan karakteristik
perusahaan. Corporate governance dicerminkan dengan proporsi dewan komisaris
independen dan ukuran dewan komisaris, sedangkan karakteristik perusahaan
dicerminkan dengan ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di
BEI periode 2009 sampai 2011. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel
sebanyak 58 perusahaan sehingga total sampel penelitian adalah 174 laporan
tahunan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan positif dengan koefisien regresi sebesar 0,016 dan tingkat signifikansi

0,035. Variabel leverage berpengaruh signifikan negatif dengan koefisien regresi
sebesar -0,024 dan tingkat signifikansi 0,009. Sedangkan proporsi dewan
komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.
Kata kunci :

Pengungkapan Sukarela, Proporsi Dewan Komisaris Independen,
Ukuran Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan
Leverage.

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
sebagai uswatun khasanah yang telah menuntun umatnya dari kegelapan menuju

terang benderang.
Tak lupa penulis juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik bantuan secara moril
maupun materiil. Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada
1.

Kedua orang tua penulis yang selalu mencurahkan kasih sayang, motivasi,
doa tiada henti dan dukungan untuk menjadi yang terbaik.

2.

Keluarga besar di Pekalongan dan Tegal yang selalu mendoakan dan
memberi semangat kepada penulis. Semua kakak penulis yang selalu
memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri
terutama makis. Terima kasih atas kasih sayang yang telah diberikan.

3.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


4.

Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.

Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM, Ak selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan
skripsi ini.

7.

Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan serta
dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.

ix

8.

Seluruh dosen yang telah mengajarkan ilmunya dan karyawan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

9.

Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun
materiil kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal
mungkin memberikan yang terbaik. Namun tidak mustahil jika pepatah, ”tak ada
gading yang tak retak“ masih ada dalam penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan
skripsi ini memang semata-mata adalah berkat karunia Allah SWT. Oleh karena
itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 14 Mei 2013

Wahyuni Wijayanti

x

DAFTAR ISI
No

Keterangan

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I

PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian ................................................................1
B. Perumusan Masalah..........................................................................9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................................10
1. Tujuan Penelitian ......................................................................10
2. Manfaat Penelitian ....................................................................11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur .........................................................................12

xi

1. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan ...................................12
a. Pengertian Pengungkapan ....................................................12
b. Tujuan Pengungkapan ......................................................... 14
c. Jenis Pengungkapan .............................................................15
d. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) ..................16
2. Corporate Governance .............................................................21
a. Proporsi Dewan Komisaris Independen .............................. 23
b. Ukuran Dewan Komisaris.................................................... 24
3. Karakteristik Perusahaan ......................................................... 26
a. Ukuran Perusahaan ............................................................. 27
b. Profitabilitas ........................................................................ 29
c. Leverage .............................................................................. 31
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ................ 34
1. Proporsi dewan komisaris independen dengan pengungkapan
sukarela .................................................................................... 34
2. Ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan sukarela ...... 34
3. Ukuran perusahaan dengan pengungkapan sukarela ............. 35
4. Profitabilitas dengan pengungkapan sukarela .......................... 35
5. Leverage dengan pengungkapan sukarela ............................... 36
6. Proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris,
ukuran

perusahaan,

profitabilitas,

dan

leverage

dengan

pengungkapan sukarela ............................................................ 36
C. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 37

xii

D. Kerangka Pemikiran .................................................................... 42
E. Hipotesis ...................................................................................... 45
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 46
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 46
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 48
1. Penelitian Pustaka (Library Research) .................................... 48
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ......................................48
D. Metode Analisis Data .................................................................... 49
1. Statistik Deskriptif .....................................................................49
2. Uji Asumsi Klasik......................................................................49
a. Uji Multikolonieritas.............................................................50
b. Uji Heteroskedatisitas ...........................................................50
c. Uji Normalitas.......................................................................51
d. Uji Autokorelasi ...................................................................51
3. Uji Hipotesis ..............................................................................52
4. Uji Statistik ................................................................................53
a. Koefisien Determinasi .........................................................53
b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)..................................54
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ..............55
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................... 55
1. Variabel Dependen (terikat) ......................................................55
2. Variabel Independen (bebas) ....................................................60

xiii

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 64
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 64
1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................64
2. Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................66
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian..................................................69
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................69
2. Uji Asumsi Klasik .....................................................................73
a. Uji Multikolonieritas.............................................................74
b. Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 75
c. Uji Normalitas ..................................................................... 77
d. Uji Autokorelasi ...................................................................79
3. Uji Hipotesis ..............................................................................81
a. Koefisien Determinasi ..........................................................81
b. Uji Signifikansi Simultan (Statistik F)..................................82
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Statistik t) ...............83
4. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 86

BAB V

PENUTUP...........................................................................................93
A. Kesimpulan.....................................................................................93
B. Implikasi ........................................................................................95
C. Saran ...............................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................101

xiv

DAFTAR TABEL

No.

Keterangan

Halaman

2.1

Penelitian – penelitian Terdahulu.............................................................. 37

3.1

Operasional Variabel ................................................................................ 63

4.1

Proses Seleksi Sampel .............................................................................. 67

4.2

Daftar Nama Perusahaan Sampel ............................................................. 68

4.3

Statistik Deskriptif .................................................................................... 70

4.4

Uji Multikolonieritas Sebelum Lag Y....................................................... 74

4.5

Uji Multikolonieritas Setelah Lag Y ........................................................ 75

4.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Lag Y ......................................... 76

4.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Lag Y ........................................... 77

4.8

Hasil Uji Normalitas Sebelum Lag Y ...................................................... 78

4.9

Hasil Uji Normalitas Setelah Lag Y.......................................................... 79

4.10

Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Lag Y ................................................... 80

4.11

Hasil Uji Autokorelasi Setelah Lag Y....................................................... 80

4.12

Koefeisien Determinasi (Adjusted R Square) ......................................... 82

4.13

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................................... 83

4.14

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ............................. 84

xv

DAFTAR GAMBAR

No.

Keterangan

Halaman

2.1

Skema Kerangka Pemikiran..................................................................... 44

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No

Keterangan

Halaman

1

Data Nama Perusahaan Sampel Berdasarkan Jenis Produk ................. 101

2

Indeks Pengungkapan Sukarela (VD) .................................................. 105

3

Corporate Governance ........................................................................ 108

4

Karakteristik Perusahaan ..................................................................... 111

5

Hasil Output SPSS Sebelum lag Y ...................................................... 116

6

Hasil Output SPSS Setelah Lag Y ....................................................... 119

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan – perusahaan di Indonesia yang sudah melakukan
penawaran saham kepada publik (go public) wajib menyampaikan laporan
keuangan perusahaan secara periodik. Hal ini dikarenakan laporan
keuangan perusahaan merupakan sumber informasi bagi para investor
untuk mengambil keputusan investasi di pasar modal. Selain itu, laporan
keuangan perusahaan menjadi laporan pertanggungjawaban pihak
manajemen kepada pemegang saham atas pengelolaan sumber daya
perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan laporan
keuangan yaitu menyampaikan informasi yang menyangkut posisi
keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan perusahaan yang disampaikan kepada Bapepam dapat berupa
laporan keuangan maupun laporan tahunan. Laporan keuangan tersebut
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan
ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian
integral laporan keuangan. Sedangkan laporan tahunan adalah laporan
yang diterbitkan setahun sekali, berisi data keuangan (laporan keuangan)
dan informasi non-keuangan (Sudarmadji dan Sularto, 2007:1).

1

1

Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan merupakan suatu
komponen yang signifikan dalam mencapai sarana akuntabilitas publik.
Perusahaan diharapkan

lebih transparan dan akuntabilitas dalam

pengungkapan laporan tahunan perusahaan. Informasi yang ada dalam
laporan tahunan menjadi dasar utama bagi para pengambil keputusan
seperti investor, kreditor dan pengguna informasi lainnya. Informasi
tersebut diharapkan mampu mengurangi tingkat risiko dan ketidakpastian
yang dihadapi para pengambil keputusan. Agar informasi yang terdapat
dalam laporan tahunan dapat dipahami oleh penggunanya, perusahaan
memerlukan pengungkapan (disclosure) secara memadai. Disclosure yang
luas dibutuhkan oleh pengguna informasi khususnya investor dan kreditor
guna mengambil keputusan investasi. Namun, tidak semua informasi yang
dimiliki perusahaan harus diungkapkan secara detail dan transparan.
Menurut Darrough (1993) dalam Almilia dan Retrinasari (2007:1),
pengungkapan laporan tahunan dibagi menjadi dua, yaitu pengungkapan
wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure).

Pengungkapan

wajib

(mandatory

disclosure)

adalah

pengungkapan yang disyaratkan oleh standar akuntansi dan peraturan yang
berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah
pengungkapan yang bebas dilakukan manajemen perusahaan untuk
memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang
relevan untuk pengambilan keputusan para pemakai laporan tahunan.

2

Selama ini, kebijakan luas pengungkapan sukarela dapat berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Perbedaan luas
pengungkapan sukarela tersebut menurut Hardiningsih (2008:67) dapat
dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan seperti budaya perusahaan,
bidang usaha, proses produksi, pasar, sumber daya dan lain-lain. Struktur
meliputi ukuran (size) perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban. Kinerja (performance) meliputi likuiditas perusahaan
dan laba (profitabilitas). Sedangkan dari pendekatan pasar meliputi faktorfaktor kualitatif seperti tipe industri, tipe auditor dan status perusahaan.
Pengungkapan (disclosure) dibutuhkan oleh perusahaan. Perusahaan
terkadang membuat pengungkapan yang lebih luas guna mendapatkan
keuntungan. Tampaknya, kompetisi atas investasi dana merupakan faktor
pendorong utama dalam meningkatkan pengungkapan oleh perusahaan.
Disclosure juga menjadi salah satu upaya mewujudkan transparansi dalam
dunia bisnis sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pengguna laporan
keuangan. Merebaknya skandal akuntansi yang terjadi di dunia menjadi
penyebab menurunnya tingkat kepercayaan para pengguna laporan
tahunan terutama para investor.
Skandal akuntansi yang pernah terjadi menimpa perusahaan tekstil
raksasa Jepang, Kanebo Limited. Perusahaan melambungkan keuntungan
sebesar $2 milyar lebih dari 5 tahun periode. Health South Corporation
juga melakukan kecurangan dengan overstated pendapatan perusahaan
sebesar $14 milyar untuk memenuhi harapan investor. Kasus – kasus ini
3

telah melanggar prinsip corporate governance (www.bizcovering.com/
history). Prinsip ini meliputi prinsip transparansi terutama informasi dalam
mengambil keputusan dan mempengaruhi harga saham. Kasus akuntansi
tersebut

dapat

diminimalisir

apabila

perusahaan

menerapkan

pengungkapan yang lebih transparan dan lebih luas guna melindungi
kepentingan publik dan mampu menjawab kekhawatiran investor.
Di sisi lain pengungkapan sukarela juga menjadi value added di mata
investor. Salah satunya pengungkapan sukarela mengenai pengelolaan
lingkungan hidup yang penting bagi keberlangsungan industri manufaktur.
Isu lingkungan menjadi salah satu pendorong inovasi dan peningkatan
daya saing bagi perusahaan (www.menlh.go.id). Peningkatan daya saing
ini akan berdampak pada nilai perusahaan di mata investor yang
mempengaruhi harga saham perusahaan.
Perusahaan yang menerapkan corporate governance akan menjadi
daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya. Penerapan
corporate governance akan berdampak pada pengungkapan informasi
perusahaan kepada publik sehingga mengurangi asimetri informasi.
Investor menjadi merasa yakin bahwa dana yang diinvestasikannya
digunakan secara efisien dan efektif untuk kepentingan perusahaan, bukan
kepentingan manajemen. Corporate governance yang baik sejatinya akan
memberikan perlindungan bagi para pihak pemangku kepentingan dalam
perusahaan seperti misalnya pemegang saham (investor) dan kreditor,
sehingga mereka akan mendapat feedback atas investasi yang ditanamkan.
4

Selain itu, karakteristik perusahaan juga erat kaitannya dengan
pengungkapan (disclosure) informasi atas perusahaan. Karateristik
perusahaan seperti profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage
menunjukkan posisi keuangan dan kondisi perusahaan. Kondisi ini
mencerminkan bagaimana manejemen mengelola perusahaan dengan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Apabila
kinerja perusahaan baik, manajemen akan melakukan pengungkapan yang
lebih luas, begitu pun sebaliknya.
Penelitian mengenai pengaruh corporate governance telah dilakukan
oleh Linda dan Febrianty (2010). Dalam penelitiannya tersebut
membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris mempunyai hubungan
positif dengan voluntary disclosure. Allegrini dan Greco (2011) serta AlJanadi, et al (2013) juga menemukan bukti adanya korelasi positif antara
ukuran dewan komisaris dengan jumlah pengungkapan sukarela. Namun,
Primastuti dan Achmad (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
jumlah dewan komisaris tidak berhubungan dengan luas pengungkapan
informasi strategis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa proporsi
dewan komisaris independen berpengaruh signifikan dan positif terhadap
luas pengungkapan informasi strategis. Nandi dan Ghosh (2012)
mengemukakan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh
terhadap voluntary disclosure. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Wijaya (2009) dan Achmad (2012) yang menunjukkan bahwa
proporsi dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap
5

pengungkapan sukarela. Hasil yang masih beragam membuat peneliti
tertarik untuk menguji kembali pengaruh ukuran dewan komisaris dan
proporsi dewan komisaris independen terhadap pengungkapan sukarela.
Perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang luas. Hal ini
sejalan dengan penelitian Hardiningsih (2008), Mujiyono dan Nany
(2010), dan Septiani (2011). Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas akan melakukan disclosure
yang lebih luas. Barako (2007) dalam penelitiannya di Kenya
membuktikan adanya korelasi positif antara ROA dan pengungkapan
sukarela. Hal ini sejalan dengan penelitian Rouf (2010) yang menemukan
bukti bahwa profitabilitas mempunyai hubungan dengan pengungkapan
sukarela. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih (2008) dan
Septiani (2011) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan sukarela.
Barako (2007), Nandi dan Ghosh (2012) serta Primastuti dan Achmad
(2012) menemukan bukti adanya pengaruh signifikan antara leverage dan
pengungkapan sukarela. Namun, Mujiyono dan Nany (2010) dan Septiani
(2011) mengungkapkan bahwa leverage perusahaan tidak berpengaruh
terhadap luas voluntary disclosure.
Berdasarkan uraian di atas, penting untuk mencermati penerapan
mekanisme corporate governance sehingga diharapkan pengungkapan
sukarela dapat diterapkan oleh perusahaan. Corporate governance dalam
6

penelitian ini mengacu pada proporsi dewan komisaris independen dan
ukuran dewan komisaris dalam sebuah perusahaan. Karakteristik dari
masing-masing perusahaan juga akan mempengaruhi perusahaan dalam
melakukan voluntary disclosure. Karakteristik perusahaan ini meliputi
ukuran perusahaan, profitabilitas yang diperoleh perusahaan dan leverage
perusahaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Analisis Pengaruh
Karakteristik

Perusahaan

Corporate Governance dan

terhadap

Pengungkapan

Sukarela

(Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011)“.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Primastuti dan Achmad (2012). Adapun perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1.

Penelitian ini menggunakan tiga tahun periode laporan tahunan yaitu
tahun 2009, 2010 dan 2011. Penelitian yang dilakukan sebelumnya
hanya menggunakan dua periode yaitu tahun 2009 dan 2010.

2.

Penelitian ini tidak menggunakan variabel kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, dan jumlah rapat dewan komisaris. Penelitian
ini

hanya

menggunakan

variabel

proporsi

dewan

komisaris

independen dan jumlah dewan komisaris dalam memproksikan
penerapan corporate governance di perusahaan sampel. Hal ini
dikarenakan pada penelitian sebelumnya kepemilikan institusional
7

dan kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap luas pengungkapan sukarela. Selain itu, proporsi dewan
komisaris independen dan jumlah dewan komisaris yang digunakan
dalam penelitian ini sudah mampu mewakili penerapan corporate
governance yang bertindak sebagai dewan komisaris dalam
mengawasi kegiatan agen (manajemen) dan melindungi kepentingan
prinsipal (pemegang saham).
3.

Indeks pengungkapan sukarela dalam penelitian ini menggunakan 47
item

pengungkapan,

sedangkan

penelitian

terdahulu

hanya

menggunakan 8 item indeks pengungkapan informasi strategis.

Peneliti menggunakan variabel corporate governance yang terdiri atas
proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris.
Sedangkan karakteristik perusahaan dalam penelitian ini terdiri atas
ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage. Pemilihan variabel
proporsi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris ini
menjadi menarik perhatian karena kedua komponen ini sangat erat
kaitannya dengan pengungkapan yang akan dilakukan perusahaan.
Karakteristik perusahaan juga menjadi sorotan dalam pengungkapan
karena hal ini menyangkut kondisi perusahaan itu sendiri yang akan
diinformasikan ke publik. Selain itu, penelitian terdahulu yang masih
memberikan hasil beragam membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
8

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.

Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan
perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

2.

Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

3.

Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

4.

Apakah

profitabilitas

perusahaan

berpengaruh

terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan
perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?
5.

Apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?

6.

Apakah proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan
komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage perusahaan
berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia?
9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan:
a.

Menguji pengaruh proporsi dewan komisaris independen tehadap
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan
tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia.

b.

Menguji

pengaruh

ukuran

dewan

komisaris

tehadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan
tahunan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia.
c.

Menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

d.

Menguji pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

e.

Menguji pengaruh leverage terhadap pengungkapan sukarela
(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

f.

Menguji pengaruh proporsi dewan komisaris independen, ukuran
dewan komisaris, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage
perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan sukarela
10

(voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia
2. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a.

Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini berguna untuk memberikan wawasan dalam ilmu
pengetahuan khususnya bidang ekonomi. Hasil penelitian juga
diharapkan memperluas dan memperkuat penelitian sebelumnya.

b.

Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu untuk meningkatkan aspek
pengungkapan

laporan

tahunan

perusahaan

khususnya

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) agar akuntabilitas
publik dan transparansi dapat tercapai.
c.

Investor
Penelitian ini dapat menambah informasi bagi investor sebagai
alat bantu pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

d.

Pemerintah
Penelitian

ini

diharapkan

mampu

mendorong

pemerintah

memperluas item pengungkapan dalam laporan tahunan.

11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur
1. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan
a.

Pengertian Pengungkapan
Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan menjadi ajang
untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata investor terutama
pengungkapan yang bersifat sukarela. Laporan tahunan adalah laporan
yang diterbitkan setahun sekali, berisi data keuangan (laporan
keuangan) dan informasi non-keuangan. Laporan keuangan adalah
informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen suatu perusahaan
kepada pihak eksternal dan internal perusahaan. Sedangkan informasi
non-keuangan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan
pengungkapannya tergantung dari kondisi dan kebutuhan masingmasing perusahaan. Laporan tahunan menjadi media komunikasi
informasi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham,
kreditor, dan stakeholder. Selain itu, laporan tahunan juga dijadikan
media pertanggungjawaban manajer dalam pelaksanaan tugasnya
menjalankan perusahaan.
Hendriksen dan Breda (2002:429) mengemukakan bahwa
pengungkapan diartikan sebagai penyampaian (release) informasi.
Para akuntan cenderung menggunakan dalam batasan yang lebih

12

12

sempit, yaitu penyampaian informasi keuangan tentang perusahaan
dalam laporan keuangan, umumnya laporan tahunan.
Pengungkapan (disclosure) berarti memberikan data yang
bermanfaat kepada pihak yang memerlukan, dalam hal ini
stakeholder. Dalam laporan keuangan, disclosure mengandung arti
bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan
yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha (Chariri, 2001
dalam Hardiningsih, 2008:69). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan adalah penyampaian informasi atau data mengenai
kegiatan perusahaan kepada para pemangku kepentingan, terutama
shareholder (pemegang saham).
Standar dan praktik dalam pengungkapan dipengaruhi oleh
beberapa

faktor

yaitu

undang-undang,

tingkat

perkembangan

ekonomi, politik, pendidikan, budaya, dan faktor lainnya. Perusahaan
go public yang kepemilikannya ada pada pemegang saham
menekankan proteksi terhadap investor. Pengungkapan yang lebih
luas menjadi salah satu upaya dalam merespon akuntabilitas
perusahaan terhadap masyarakat luas (publik). Perlindungan terhadap
investor dilakukan oleh sebagian besar bursa saham dengan lembaga
peraturan professional dan pemerintah dengan menentukan laporan
dan kebutuhan akan adanya pengungkapan informasi perusahaan.
Informasi ini diharapkan mampu dijadikan dasar bagi investor untuk
mengevaluasi kinerja dan prospek perusahaan.

13

Proteksi terhadap investor dilakukan dengan cara penerimaan
informasi dan pengawasan secara berkala. Pengungkapan yang
dilakukan

perusahaan

harus

memadai

agar

investor

dapat

membandingkan antar perusahaan (komparabilitas) sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Selain itu,
pengungkapan

yang

menyeluruh

dan

dapat

dipercaya

akan

meningkatkan kepercayaan investor, di mana akan berdampak pada
peningkatan likuiditas, penurunan biaya transaksi, dan meningkatkan
kualitas pasar secara keseluruhan (Frost dan Lang, 1996 dalam Choi
dan Meek, 2010:179).
b. Tujuan Pengungkapan
Menurut

Belkaoui

dan

Riahi

(2006:338)

tujuan

dari

pengungkapan dinyatakan sebagai berikut:
1)

Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan
pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut di luar
pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan.

2)

Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk memberikan
pengukuran yang bermanfaat bagi hal-hal tersebut.

3)

Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan
kreditor menilai resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui
dan tidak diakui.

4)

Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan melakukan perbandingan dalam

14

satu tahun dan diantara beberapa tahun.
5)

Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk atau
arus kas keluar di masa depan.

6)

Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari
investasi mereka.

c.

Jenis Pengungkapan
Pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan terdiri atas
dua jenis (Meek, et al, 1995 dalam Hardiningsih, 2008:67) antara lain:
1)

Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib adalah pengungkapan informasi yang
diwajibkan dalam laporan tahunan perusahaan yang diwajibkan
dan diatur oleh suatu peraturan pasar modal.

2)

Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan

sukarela

adalah

pengungkapan

informasi

melebihi yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan
kebutuhan pemakai laporan keuangan.

Informasi

yang

terdapat

dalam

laporan

tahunan

harus

diungkapkan yang proporsi pengungkapannya tidak hanya bergantung
pada kemampuan pembacanya, tetapi juga bergantung pada standar
yang ditetapkan. Menurut Hendriksen dan Breda (2002:432) terdapat
tiga konsep pengungkapan yaitu:

15

1)

Pengungkapan cukup (adequate disclosure)
Pengungkapan yang cukup yaitu pengungkapan minimum yang
disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, di mana informasi dan
angka-angka yang disajikan dalam laporan tahuanan dapat
diinterpretasikan

oleh

investor

dan

para

pihak

yang

berkepentingan.
2)

Pengungkapan wajar (fair disclosure)
Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung menyiratkan
suatu etika, yaitu memberikan perlakuan yang sama kepada
semua pemakai laporan keuangan untuk menerima informasi
yang handal sehingga tidak ada ketimpangan informasi antar
para pembacanya.

3)

Pengungkapan penuh (full disclosure)
Pengungkapan penuh menyangkut penyajian informasi yang
relevan. Bagi sebagian orang pengungkapan penuh berarti
penyajian informasi secara berlimpah sehingga tidak tepat.
Menurut mereka terlalu banyak informasi akan membahayakan.
Karena penyajian rinci dan yang tidak penting justru akan
mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan
keuangan sulit ditafsir oleh para penggunanya.

d. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Semua

perusahaan

publik

diwajibkan

untuk

memenuhi

pengungkapan minimum, tetapi secara substansial perusahaan akan

16

berbeda-beda dalam hal jumlah pegungkapan informasinya ke pasar
modal (Healy dan Palepu,1993 dalam Hardiningsih, 2008:70).
Tingkatan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan tergantung
pada tingkatan pengungkapan yang disediakan oleh sumber-sumber
lain. Salah satu pertimbangan manajemen dalam mengungkapkan
informasi perusahaan secara sukarela (voluntary disclosure) lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Perusahaan akan
mengungkapkan informasi secara sukarela apabila manfaat yang
diperoleh perusahaan dari pengungkapan informasi tersebut lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan (cost-benefit consideration). Oleh
karena itu, sebelum manajemen menyebarkan informasi perusahaan,
biaya dan manfaat dari penyediaaan informasi tersebut harus
diperbandingkan.
Informasi dalam laporan keuangan merupakan sinyal bagi para
investor dalam memberikan

prospek atau pandangan terhadap

perusahaan yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan informasi yang
disajikan oleh manajemen harus dapat dipercaya, lengkap, dan tepat
waktu,

sehingga

memungkinkan

investor

untuk

melakukan

pengambilan keputusan investasi yang tepat. Keputusan tepat yang
diambil investor sebelum berinvestasi akan berdampak pada hasil
(feedback) yang sesuai harapan.
Manajemen sebagai agen diberi wewenang oleh pemegang
saham

(principal)

untuk

mengelola

perusahaan.

Manajemen

17

perusahaan mempunyai lebih banyak informasi daripada pihak luar
mengenai kinerja perusahaan saat ini maupun kinerja masa depan.
Padahal, pemegang saham sebagai pihak yang memberikan mandat
membutuhkan informasi yang mendetail dan berkala mengenai
perusahaan. Manajemen berinisiatif untuk mengungkap informasi
perusahaan secara sukarela dalam laporan tahunan. Menurut Choi dan
Meek (2010:176), pengungkapan informasi ini juga dilakukan
manajemen karena:
1)

Voluntary

disclosure

berdampak

pada

likuiditas

saham

perusahaan
2)

Voluntary disclosure dapat mengurangi cost of capital (biaya
modal)

3)

Voluntary disclosure berdampak pada biaya transaksi yang lebih
rendah dalam perdagangan sekuritas perusahaan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

voluntary disclosure sejatinya sangat bermanfaat bagi perusahaan.
Karena dengan adanya voluntary disclosure, maka nilai perusahaan di
mata investor akan meningkat yang tercermin dari harga saham
perusahaan tersebut. Harga saham bagi perusahaan mengindikasikan
kemudahan perusahaan dalam memperoleh dana di pasar modal.
Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) merupakan salah
satu indikator adanya praktek good corporate governance. Beberapa
aspek internal yang dianggap mempengaruhi keputusan voluntary

18

disclosure adalah corporate governane dan culture characteristic.
Perusahaan - perusahaan yang sudah listed di bursa saham bersaing
untuk mendapatkan dana dari para investor dengan cara memberikan
informasi akuntansi. Biasanya, manajemen akan secara sukarela
memberikan informasi kepada para investor sehingga diharapkan
pasar akan meresponnya. Respon pasar ini tercermin melalui harga
saham yang meningkat. Harga saham yang meningkat ini akan
meningkatkan pula nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan
dianggap baik di mata investor. Pemberian informasi akuntansi juga
diharapkan mampu mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara
pihak manajemen (agen) dengan para pemegang saham (prinsipal)
sehingga agency conflict dapat diminimalisir.
Teori keagenan (agency theory) dikemukakan oleh Jensen dan
Meckling pada tahun 1976. Teori ini menganalogikan bahwa
manajemen berlaku sebagai agen dan pemegang saham (shareholder)
berlaku sebagai prinsipal. Prinsipal mendelegasikan wewenangnya
kepada agen untuk mengelola perusahaan dan mengambil keputusan
yang terkait dengan perusahaan guna kepentingan prinsipal. Sebagai
bentuk

pertanggungjawaban,

agen

akan

melaporkan

keadaan

perusahaan melalui pelaporan keuangan. Dalam teori keagenan
terkadang timbul asimetri informasi antara prinsipal dan agen. Hal ini
disebabkan agen berinteraksi secara langsung dalam kegiatan
operasional perusahaan sehingga mengetahui lebih banyak informasi

19

mengenai perusahaan, sedangkan prinsipal hanya mengandalkan
laporan yang dibuat oleh agen untuk mengetahui informasi
perusahaan.
Pengungkapan

berkaitan

erat

dengan

praktik

corporate

governance dalam sebuah perusahaan. Hal ini tercermin melalui suatu
teori agensi (agency theory). Teori agensi berdasarkan literatur
empiris menyatakan adanya hubungan substitusi dan pelengkap antara
corporate governance dan pengungkapan. Selain itu, tata kelola
perusahaan (corporate governance) dan pengungkapan sukarela
adalah dua mekanisme kontrol yang digunakan untuk melindungi
investor dan mengurangi konflik keagenan (Septiani, 2011:5).
Shareholder hanya mengandalkan laporan tahunan perusahaan
saja untuk mengetahui kondisi dan kinerja manajemen dalam sebuah
perusahaan. Terkadang ada konflik yang timbul antara shareholder
dan manajemen (agency conflict). Oleh karena itu,guna mengurangi
konflik keagenan diperlukan suatu mekanisme eksternal seperti
pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan. Adanya
suatu pengungkapan seyogyanya mampu menjembatani kepentingan
pemegang saham dengan manajemen perusahaan Selain itu, praktik
corporate governance dalam perusahaan juga diharapkan mampu
meminimalisir agency conflict yang terjadi antara agen dan prinsipal.
Pihak manajemen perusahaan berkeinginan untuk memberi
sinyal berupa informasi akuntansi dan pengungkapan sukarela

20

(voluntary disclosure) kepada pasar untuk bersaing mendapatkan dana
dari investor (signalling theory). Signalling theory menyebutkan
bahwa manajemen perusahaan yang bertindak sebagai agen memiliki
dorongan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal sebagai
mekanisme untuk mengurangi asimetri informasi. Untuk mendapatkan
respon

pasar

pengungkapan

maka

perusahaan

informasi

memberikan

perusahaan

yang

sinyal

berupa

menggambarkan

bagaimana perusahaan mampu menjadi investasi yang potensial bagi
investor. Informasi ini meningkatkan ekspektasi investor terhadap
perusahaan dan diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan di
mata publik. Perusahaan dianggap dapat memberikan prospek masa
depan yang lebih menjanjikan sehingga hal ini berimbas terhadap
harga saham yang lebih tinggi (Alvarez, et al, 2008:601).

2. Corporate Governance
Salah satu kriteria suatu perusahaan dikatakan baik apabila
perusahaan itu telah menerapkan corporate governance (CG). Berbagai
atribut CG berguna untuk mengendalikan agency problem dengan
memastikan bahwa para manajer telah bertindak sesuai dengan
kepentingan para pemegang saham (Wijaya, 2009:396).
OECD (2004) dalam Linda dan Febrianty (2010:190), corporate
governance adalah seperangkat tata hubungan di antara manajemen,
direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku

21

kepentingan (stakeholder) lainnya yang mengatur dan mengarahkan
kegiatan perusahaan. Corporate governance memiliki 5 asas, antara lain
akuntabilitas, transparansi, responsibilitas, independensi dan fairness.
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2012)
dalam publikasinya dengan menerapkan corporate governance, ada
beberapa manfaat yang dapat diperoleh, antara lain:
a.

Mudah untuk meningkatkan modal

b.

Menurunkan biaya modal

c.

Meningkatkan kinerja bisnis dan peningkatan kinerja ekonomi

d.

Berdampak baik pada harga saham (karena situasi Indonesia saat ini,
privatisasi BUMN dapat berkontribusi secara signifikan terhadap
anggaran negara)
Pemerintah

juga

mengeluarkan

Surat

Keputusan

Menteri

Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha
Milik Negara No. Kep-23/M-PM.PBUMN/2000 tanggal 31 Mei 2000,
yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik CG
pada BUMN. BUMN diwajibkan menjadikan prinsip-prinsip CG sebagai
landasan operasional kegiatan usaha dan memberikan pedoman yang lebih
rinci bagi BUMN untuk menerapkan CG berdasarkan prinsip-prinsip
transparansi, kemandirian, akuntabilitas, responsibilitas, serta kewajaran.
Keberadaan corporate governance menjadi salah satu alat proteksi
bagi kepentingan pemegang saham (prinsipal) yang hanya memiliki sedikit

22

informasi tentang perusahaan. Corporate governance menjadi suatu
mekanisme pengawasan yang mendorong direksi melakukan kegiatan
operasional perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Dalam
penelitian ini hanya ada dua proksi yang menggambarkan corporate
governance, yaitu proporsi dewan komisaris independen dan ukuran
dewan komisaris.
a.

Proporsi Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris dapat terdiri dari komisaris yang tidak berasal
dari pihak terafiliasi yang dikenal sebagai komisaris independen dan
komisaris yang terafiliasi. Komisaris yang terafiliasi adalah pihak
yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan
pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris
lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Mantan anggota direksi dan
dewan komisaris yang terafiliasi serta karyawan perusahaan, untuk
jangka waktu tertentu termasuk dalam kategori terafiliasi (Komite
Nasional Kebijakan Governance, 2006:13).
Unsur

komisaris

independen

dalam

struktur

organisasi

perusahaan beranggotakan dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan berfungsi untuk menyeimbangkan dalam pengambilan
keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang
saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Juniarti dan
Sentosa, 2009:90). Ketentuan mengenai dewan komisaris independen
diatur dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No:Kep-

23

305/BEJ/07-2004 Tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat
Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia harus memiliki dewan komisaris independen yang
jumlahnya sekurang-kurangnya 30% dari seluruh jumlah anggota
dewan komisaris.
Komisaris independen diharapkan dapat bertindak semata-mata
demi kepentingan perusahaan, dalam hal ini pemegang saham.
Komisaris independen menjamin adanya mekanisme pengawasan
terhadap kinerja manejemen dapat berjalan secara efektif. Namun,
komisaris independen memiliki akses yang terbatas terhadap
informasi yang menyangkut perusahaan. Hal ini disebabkan dewan
komisaris independen tidak turut andil dalam kegiatan operasional
perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengungkapan
informasi akuntansi perusahaan agar asimetri informasi dapat
diminimalisir dan agency conflict dapat dicegah. Selain itu, fungsi
pengawasan yang dilakukan dewan komisaris dapat mendorong
terlaksananya good corporate governance (Achmad, 2012:3).
b. Ukuran Dewan Komisaris
Menurut Undang-Undang No 40 Tahun 2007 pasal 108 Tentang
Perseroan

Terbatas,

kebijaksanaan

direksi

dewan
dalam

komisaris

bertugas

menjalankan

mengawasi

perusahaan

serta

memberikan nasehat kepada direksi. Selain itu, ditegaskan kembali

24

dalam UUPT No 40 Tahun 2007 pasal 108 ayat (5) dijelaskan bahwa
perusahaan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada
masyarakat atau berbentuk Perseroan Terbuka wajib memiliki paling
sedikitnya 2 (dua) anggota dewan komisaris. Oleh karena itu, jumlah
anggota dewan komisaris dalam tiap perusahaan berbeda – beda yang
disesuaikan

dengan

komplekstisitas

perusahaan

dengan

tetap

memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan.
Dalam susunan keanggotaan dewan komisaris terdiri atas
komisaris utama, komisaris independen, dan komisaris. Kedudukan
masing-masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama
adalah setara. Komisaris utama sebagai p

Dokumen yang terkait

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

1 76 9

Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap publikasi Sustainability Report (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2011)

3 14 141

Financial Distress, Corporate Governance dan Karakteristik Peruahaan terhadap Pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

0 3 165

Pengaruh Kondisi Financial Distress, Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Luas Voluntary Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)

1 17 96

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI)

0 7 102

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI).

0 6 30

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (Studi Empiri

0 1 12

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ).

0 1 13

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 18

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Go Public (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2011 Sampai 2013)

0 0 18