Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) Tim Puskesmas Di DTPK
616.025
Ind
k.
Kementerian Kesellatan
Repub li k Indones ia
qIjセgQ@
ヲpセ@
{pセ`IHゥャスj@
セ`
セQ
@;IAW/Al] {idセゥャQ@
セ
(W[P®@»
[Q)O `tiQ_セ@
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DI REKTOftAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TA HUN 2011
616.025
Ind
k.
Kementerian Kesellatan
Repub li k Indones ia
qIjセgQ@
ヲpセ@
{pセ`IHゥャスj@
セ`
セQ
@;IAW/Al] {idセゥャQ@
セ
(W[P®@»
[Q)O `tiQ_セ@
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DI REKTOftAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TA HUN 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya
kami dapat menyelesaikan Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal , Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK).
Berdasarkan Permenkes No. 1144/MENKES/PERNIII/2010, telah ditetapkan
adanya perubahan struktur organisasi di lingkup Kementerian Kesehatan khususnya
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan , yang bertanggung jawab pada institusi
Pe'layanan dasar Dan Rujukan . Perubahan terse but mengakibatkan Program
Bina Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan Dan Kepulauan
(DTPK) berada di bawah tanggung· j awab Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar,
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, yang akan melanjutkan pelaksanaan
program DTPK yang lalu.
Kegawatdaruratan medis adalah suatu keadaan dimana seseorang teraneam
jiwanya , bila tidak segera dilakukan tindakan medis yang eepat dan tepat.
Kegawatdaruratan medis dapat dialami siapa saja , dimana saja dan kapan saja
baik perorangan maupun massal. Peningkatan kemampuan penanganan kasuskasus kegawatdaruratan perlu dimiliki oleh petugas Puskesmas Terpeneil dan
Sangat Terpeneil di DTPK mengingat adanya hambatan geografi , iklim serta akses
transporatsi dalam melaksanakan rujukan pasien.
Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) Bagi Tim
Puskesmas di DTPK ini, telah terakreditasi tahun 2009 dan telah digunakan pada
pelatihan bagi tim Puskesmas di DTPK yang dilaksanakan pada tahun 2009 dan 2010
Kurikulum ini dieetak ulang dengan sedikit penyesuaian dengan tujuan dapat
digunakan oleh lintas program , lintas sektor dan masyarakat yang membutuhkan
serta telah memiliki dasar hukum.
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI.
616.025
Ind
K.
Pada kesempatan ini perkenankan kami mengueapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggitingginya pada tim penyusun , kontributor dan semua pihak yang telah
membantu penyelesaian kurikulum ini. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat
dan memberi sumbangan dalam pengembangan pelayanan kegawatdaruratan dan
program Safe Community di lingkungan Kementerian Kesehatan
Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.
Kurikulum pelatihan penanggu langan penderita gawat darurat
(PPGD) tim Puskesmas di DTPK . Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI , 2010 .
L
2 .
3.
Kami menyadari adanya perkembangan dan kemajuan tehnologi dalam penanganan
kegawatdaruratan , saran dan masukan bagi penyempurnaan kurikulum ini , kami
terima dengan senang hati.
Judul
1. EMERGENCY MEDICAL SERVICE EDUCATION
PHYSICIANS PATIENT RELATION
COMMUNITY HEALTH SERVICE
Juli 2011
ii
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya
kami dapat menyelesaikan Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal , Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK).
Berdasarkan Permenkes No. 1144/MENKES/PERNIII/2010, telah ditetapkan
adanya perubahan struktur organisasi di lingkup Kementerian Kesehatan khususnya
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan , yang bertanggung jawab pada institusi
Pe'layanan dasar Dan Rujukan . Perubahan terse but mengakibatkan Program
Bina Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan Dan Kepulauan
(DTPK) berada di bawah tanggung· j awab Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar,
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, yang akan melanjutkan pelaksanaan
program DTPK yang lalu.
Kegawatdaruratan medis adalah suatu keadaan dimana seseorang teraneam
jiwanya , bila tidak segera dilakukan tindakan medis yang eepat dan tepat.
Kegawatdaruratan medis dapat dialami siapa saja , dimana saja dan kapan saja
baik perorangan maupun massal. Peningkatan kemampuan penanganan kasuskasus kegawatdaruratan perlu dimiliki oleh petugas Puskesmas Terpeneil dan
Sangat Terpeneil di DTPK mengingat adanya hambatan geografi , iklim serta akses
transporatsi dalam melaksanakan rujukan pasien.
Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) Bagi Tim
Puskesmas di DTPK ini, telah terakreditasi tahun 2009 dan telah digunakan pada
pelatihan bagi tim Puskesmas di DTPK yang dilaksanakan pada tahun 2009 dan 2010
Kurikulum ini dieetak ulang dengan sedikit penyesuaian dengan tujuan dapat
digunakan oleh lintas program , lintas sektor dan masyarakat yang membutuhkan
serta telah memiliki dasar hukum.
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI.
616.025
Ind
K.
Pada kesempatan ini perkenankan kami mengueapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggitingginya pada tim penyusun , kontributor dan semua pihak yang telah
membantu penyelesaian kurikulum ini. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat
dan memberi sumbangan dalam pengembangan pelayanan kegawatdaruratan dan
program Safe Community di lingkungan Kementerian Kesehatan
Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.
Kurikulum pelatihan penanggu langan penderita gawat darurat
(PPGD) tim Puskesmas di DTPK . Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI , 2010 .
L
2 .
3.
Kami menyadari adanya perkembangan dan kemajuan tehnologi dalam penanganan
kegawatdaruratan , saran dan masukan bagi penyempurnaan kurikulum ini , kami
terima dengan senang hati.
Judul
1. EMERGENCY MEDICAL SERVICE EDUCATION
PHYSICIANS PATIENT RELATION
COMMUNITY HEALTH SERVICE
Juli 2011
ii
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
DAFTAR lSI
DAFTAR SINGKATAN
Hal
AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome
BSB
Brigade Siaga Bencana
EKG
Elektrocardiogram
Kata Pengantar
Daftar Singkatan
Daftar lsi
SK Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
GELS
General Emergency Life Support
Bagian I
HCU
High Care Unit
ICU
Intensive Care Unit
IDAI
Ikatan Dokter Anak Indonesia
IDI
Ikatan Dokter Indonesia
IDSAI
Ikatan Dokter Spesialis Anastesi Indonesia
IKABI
Ikatan Ahli Bedah Indonesia
ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
IRD
Instalasi Rawat Darurat
JPL
Jam Pelajaran
NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia
PERKI
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiolovaskuler
iii
Bagian V
POGI
Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia
PPGD
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
PPNI
Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia
RJP
rセウオゥエ。@
SPGDT
Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
TBC
Tuberkulosis
TOT
Trainer Of Training
Jantung Paru
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
5
5
STRUKTUR PROGRAM
A. Untuk Dokter
B. Untuk Perawat
7
8
Bagian VI
ALUR PROSES PEMBELAJARAN
9
Bagian VII
EVALUASI PELATIHAN
A. Evaluasi Hasil Belajar
B. Evaluasi Fasilitator
C. Evaluasi Penyelenggaraan
iv
5
5
PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
A. Pelatih
B. Peserta
Indonesia
3
3
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Bagian IV
1
2
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Kompetensi Dokter
B. Kompetensi Perawat
Bagian III
iv
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Filosofi Pelatihan
Bagian II
ii
m
10
10
10
Bagian VIII SERTIFIKASI PELATIHAN
Bagian IX PENUTUP
11
11
Daftar Pustaka
Lampiran:
GARISGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
12
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
13
DAFTAR lSI
DAFTAR SINGKATAN
Hal
AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome
BSB
Brigade Siaga Bencana
EKG
Elektrocardiogram
Kata Pengantar
Daftar Singkatan
Daftar lsi
SK Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
GELS
General Emergency Life Support
Bagian I
HCU
High Care Unit
ICU
Intensive Care Unit
IDAI
Ikatan Dokter Anak Indonesia
IDI
Ikatan Dokter Indonesia
IDSAI
Ikatan Dokter Spesialis Anastesi Indonesia
IKABI
Ikatan Ahli Bedah Indonesia
ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
IRD
Instalasi Rawat Darurat
JPL
Jam Pelajaran
NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia
PERKI
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiolovaskuler
iii
Bagian V
POGI
Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia
PPGD
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
PPNI
Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia
RJP
rセウオゥエ。@
SPGDT
Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
TBC
Tuberkulosis
TOT
Trainer Of Training
Jantung Paru
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
5
5
STRUKTUR PROGRAM
A. Untuk Dokter
B. Untuk Perawat
7
8
Bagian VI
ALUR PROSES PEMBELAJARAN
9
Bagian VII
EVALUASI PELATIHAN
A. Evaluasi Hasil Belajar
B. Evaluasi Fasilitator
C. Evaluasi Penyelenggaraan
iv
5
5
PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
A. Pelatih
B. Peserta
Indonesia
3
3
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Bagian IV
1
2
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Kompetensi Dokter
B. Kompetensi Perawat
Bagian III
iv
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Filosofi Pelatihan
Bagian II
ii
m
10
10
10
Bagian VIII SERTIFIKASI PELATIHAN
Bagian IX PENUTUP
11
11
Daftar Pustaka
Lampiran:
GARISGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
12
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
13
KEPUTUSAN OIREKTUR JENOERAL BINA UPAYA KESEHATAN
NOMOR HK.02.04/1/2378/2011
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 1144/Menkes/Per/VII/2010
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Meukes/SK/V/2009
tentang Sistem Kcsehatall Nasional;
8. Peraturan Badan Nasional Pellgelola Perbatasan No. I Tahun
2011 tentang Design Besar Pengelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasan Tahun 2011 2025;
9. Peraturan Badan NasioJilal Pengelola Perbatasan No.2 Tahun
2011 ten tang Rcncana Induk Pengelolaall Batas Wilayah
Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 20.11 2014;
10. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan No.3 Tahun
2011 tentang Rencana Aksi Pellgelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasall Tahun 2011.
TENTANG
KURIKULUM PELATIHAN PENANGGULANGAN PENOERITA GAWAT
OARURAT (PPGO) BAGI TIM PUSKESMAS 01 OAERAH TERTINGGAL,
PERBATASAN DAN KEPULAUAN (OTPK)
OIREKTUR JENOERAL BINA UPAYA KESEHATAN
MENIMBANG
MENGINGAT
: a. bahwa sasaran prioritas nasional diarahkan pada Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan khususnya di wilayah
perbatasan dengan negara tetangga;
b. bahwa dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan sangat
diperlukan terlebih dalam pelayanan pasien dengan kasus
kegawatdaruratan medis;
c. bahwa untuk peningkatan kemampuan petugas dalam
menangani masalah kegawatdaruratan medis, diperlukan
pelatihan yang terstruktur;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan tcntang Kurikulum Pelatihan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah
Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
MEMUTUSKAN:
MENt.:;TAPKAN
1. UndangUndang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2004
Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
UndangUndang No. 12 Tahun 2008 tcntang Perubahan
Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tanun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. UndangUndang No.43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No 17,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925);
3. UndangUndang No. 36 Tahun 2009 ten tang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No 144,
Tambahan Lembaran Negara RepubJik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
PulauPulau Kecil Terluar;
5. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana
p・ュ「。ョァオャセ@
Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014;
Kesatu
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TENTANG KURIKULUM PELATIHAN PENANGGULANGAN
PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD) BALI TIM PUSKESMAS
01 DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
(DTPK)
Kedua
KurikuJum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasan
clan Kepulauan (DTPK) sebagaimana terlampir dalam Lampiran
keputusan ini.
Ketiga
Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar
digunakan sebagai acuall bagi semua pemangku kepentingan
dalam rangka Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasall dan
Kepulauan (DTPK).
Keempat
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkall, apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
セ
TUR JENOERAL
Ternhusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
2. Inspektur Jenderal Kementeriall Kesehatan
v
Kuriku/um PPGO Tim Puskesmas di OTPK
Ditetapkan di: Jakarta
Tanggal : 23 Septernber 2011
vi
Kuriku/um PPGO Tim Puskesmas di OTPK
KEPUTUSAN OIREKTUR JENOERAL BINA UPAYA KESEHATAN
NOMOR HK.02.04/1/2378/2011
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 1144/Menkes/Per/VII/2010
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Meukes/SK/V/2009
tentang Sistem Kcsehatall Nasional;
8. Peraturan Badan Nasional Pellgelola Perbatasan No. I Tahun
2011 tentang Design Besar Pengelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasan Tahun 2011 2025;
9. Peraturan Badan NasioJilal Pengelola Perbatasan No.2 Tahun
2011 ten tang Rcncana Induk Pengelolaall Batas Wilayah
Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 20.11 2014;
10. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan No.3 Tahun
2011 tentang Rencana Aksi Pellgelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasall Tahun 2011.
TENTANG
KURIKULUM PELATIHAN PENANGGULANGAN PENOERITA GAWAT
OARURAT (PPGO) BAGI TIM PUSKESMAS 01 OAERAH TERTINGGAL,
PERBATASAN DAN KEPULAUAN (OTPK)
OIREKTUR JENOERAL BINA UPAYA KESEHATAN
MENIMBANG
MENGINGAT
: a. bahwa sasaran prioritas nasional diarahkan pada Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan khususnya di wilayah
perbatasan dengan negara tetangga;
b. bahwa dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan sangat
diperlukan terlebih dalam pelayanan pasien dengan kasus
kegawatdaruratan medis;
c. bahwa untuk peningkatan kemampuan petugas dalam
menangani masalah kegawatdaruratan medis, diperlukan
pelatihan yang terstruktur;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan tcntang Kurikulum Pelatihan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah
Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
MEMUTUSKAN:
MENt.:;TAPKAN
1. UndangUndang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2004
Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
UndangUndang No. 12 Tahun 2008 tcntang Perubahan
Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tanun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. UndangUndang No.43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No 17,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925);
3. UndangUndang No. 36 Tahun 2009 ten tang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No 144,
Tambahan Lembaran Negara RepubJik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
PulauPulau Kecil Terluar;
5. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana
p・ュ「。ョァオャセ@
Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014;
Kesatu
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TENTANG KURIKULUM PELATIHAN PENANGGULANGAN
PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD) BALI TIM PUSKESMAS
01 DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
(DTPK)
Kedua
KurikuJum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasan
clan Kepulauan (DTPK) sebagaimana terlampir dalam Lampiran
keputusan ini.
Ketiga
Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar
digunakan sebagai acuall bagi semua pemangku kepentingan
dalam rangka Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasall dan
Kepulauan (DTPK).
Keempat
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkall, apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
セ
TUR JENOERAL
Ternhusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
2. Inspektur Jenderal Kementeriall Kesehatan
v
Kuriku/um PPGO Tim Puskesmas di OTPK
Ditetapkan di: Jakarta
Tanggal : 23 Septernber 2011
vi
Kuriku/um PPGO Tim Puskesmas di OTPK
serta Pelatihan GELS untuk anggota Brigade Siaga Bencana
(BSB) di beberapa Rumah Sakit Pendidikan , yang dalam
pelaksanaannya telah mengalami beberapa kali penyempurnaan
materi seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran saat ini .
KURJKULUM
PELATIHAN PENANGGULANGAN PENOERITA GAWAT OARURAT
BAGI TIM PUSKESMAS 01 OTPK
Daerah tertinggal , perbatasan dan kepulauan menjadi' perhatian
pemerintah dengan menempatkan salah satunya dalam
kebijakan prioritas pembangunan nasional, baik karena alasan
NKRI maupun pemenuhan hak azazi warga negara untuk
mendapat hak yang sama dengan daerah lainnya , diantaranya
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas.
I. PENOAHULUAN
A. Latar 8elakang
Ditinjau dari segi epidemiologi, Indonesia tengah mengalami
tra nsisi epidemiologi penyakit dimana pad a saat bersamaan
dij umpai "triple burden" masalah kesehatan , yaitu masalah
kesehatan lama seperti diare , ISPA, dll , masalah kesehatan lama
yang muncul kembali seperti TBC dan malaria, dan masalah
kesehatan baru seperti cedera , keracunan , AI DS dll.
Selain menghadapi permasalahan dalam akses dan ja l1gkauan
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu , daerah tertinggal ,
perbatasan dan kepulauan juga menghadapi masalan dalam
pemenuhan kebutuhan, distribusi dan 'kualitas tenaga kesehatan .
Perubah an pola penyakit tersebut telah diikuti dengan
pen ingkatan kasus gawat darurat baik karena kasus gawat
darurat seharihari (kegawatdaru ratan bedah , jantung , anak,
kebidana n, penyakit daia m, dll) maupun karena musibah massal ,
Kejadian Luar Biasa (KLB), ben cana alam atau ulah manusia
sa mpai dengan bencana komple ks.
Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan terhadap penanganan
kedaruratan medik di wilayahwilayah prioritas di daerah
perbatasan dan daerah terpencil adalah meningkatkan
kemampuan penanganan medis dan pengetahuan terkini bagi
tenaga dokter, perawat dan bidan di Puskesmas melalui kegiatan
pelatihan yang dilaksanakan secara regional.
Kegawatdaruratan dapat terjadi kapa n saja , dimana saja dan
menimpa siapa saja sehingga komponenkomponen penting
dalam Sistem Penanggulangan Gawat DaruratTerpadu (SPGDT)
harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari tingkat Pra Rumah
Sa kit, di Ru mah Sa kit yang meliputi IRD, HCU. ICU dan Kamar
Jenazah serta ,rujukan intra RS sampai dengan rujukan antar
rumah sakit. Kesiapan dalam SPGDT dapat mempersingkat
waktu tanggap (response time ) dan penanganan pasien gawat
darurat dapat dilakukan dengan cepat, tepat, ce rmat dan sesuai
standar.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan PPGD ini diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip Andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta
berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada
di dalam konteks pelatihan.
c. Diperlakukan adil, setara dan diakui keberadaannya.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk :
a. Mendapatkan 1 paket modul
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan
menguasai materi pelatihan.
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki , baik
secara visual , aud itorial maupun kinestetik (gerak).
d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masingmasing
Sejak tahu n 2000, Departemen Kesehatan bersama profesi terkait
(IDSAI, IKABI, IDAI , PE RKI , dan POGI) telah mengembangkan
Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) dan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) I General Emergency Life Support (GELS) di
10 propinsi (Su matera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu , Jambi,
Nusa Tengg ara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara)
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
2
Kuriku/um PPGD Tim Puskesmas di DTPK
serta Pelatihan GELS untuk anggota Brigade Siaga Bencana
(BSB) di beberapa Rumah Sakit Pendidikan , yang dalam
pelaksanaannya telah mengalami beberapa kali penyempurnaan
materi seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran saat ini .
KURJKULUM
PELATIHAN PENANGGULANGAN PENOERITA GAWAT OARURAT
BAGI TIM PUSKESMAS 01 OTPK
Daerah tertinggal , perbatasan dan kepulauan menjadi' perhatian
pemerintah dengan menempatkan salah satunya dalam
kebijakan prioritas pembangunan nasional, baik karena alasan
NKRI maupun pemenuhan hak azazi warga negara untuk
mendapat hak yang sama dengan daerah lainnya , diantaranya
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas.
I. PENOAHULUAN
A. Latar 8elakang
Ditinjau dari segi epidemiologi, Indonesia tengah mengalami
tra nsisi epidemiologi penyakit dimana pad a saat bersamaan
dij umpai "triple burden" masalah kesehatan , yaitu masalah
kesehatan lama seperti diare , ISPA, dll , masalah kesehatan lama
yang muncul kembali seperti TBC dan malaria, dan masalah
kesehatan baru seperti cedera , keracunan , AI DS dll.
Selain menghadapi permasalahan dalam akses dan ja l1gkauan
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu , daerah tertinggal ,
perbatasan dan kepulauan juga menghadapi masalan dalam
pemenuhan kebutuhan, distribusi dan 'kualitas tenaga kesehatan .
Perubah an pola penyakit tersebut telah diikuti dengan
pen ingkatan kasus gawat darurat baik karena kasus gawat
darurat seharihari (kegawatdaru ratan bedah , jantung , anak,
kebidana n, penyakit daia m, dll) maupun karena musibah massal ,
Kejadian Luar Biasa (KLB), ben cana alam atau ulah manusia
sa mpai dengan bencana komple ks.
Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan terhadap penanganan
kedaruratan medik di wilayahwilayah prioritas di daerah
perbatasan dan daerah terpencil adalah meningkatkan
kemampuan penanganan medis dan pengetahuan terkini bagi
tenaga dokter, perawat dan bidan di Puskesmas melalui kegiatan
pelatihan yang dilaksanakan secara regional.
Kegawatdaruratan dapat terjadi kapa n saja , dimana saja dan
menimpa siapa saja sehingga komponenkomponen penting
dalam Sistem Penanggulangan Gawat DaruratTerpadu (SPGDT)
harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari tingkat Pra Rumah
Sa kit, di Ru mah Sa kit yang meliputi IRD, HCU. ICU dan Kamar
Jenazah serta ,rujukan intra RS sampai dengan rujukan antar
rumah sakit. Kesiapan dalam SPGDT dapat mempersingkat
waktu tanggap (response time ) dan penanganan pasien gawat
darurat dapat dilakukan dengan cepat, tepat, ce rmat dan sesuai
standar.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan PPGD ini diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip Andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta
berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada
di dalam konteks pelatihan.
c. Diperlakukan adil, setara dan diakui keberadaannya.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk :
a. Mendapatkan 1 paket modul
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan
menguasai materi pelatihan.
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki , baik
secara visual , aud itorial maupun kinestetik (gerak).
d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masingmasing
Sejak tahu n 2000, Departemen Kesehatan bersama profesi terkait
(IDSAI, IKABI, IDAI , PE RKI , dan POGI) telah mengembangkan
Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) dan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) I General Emergency Life Support (GELS) di
10 propinsi (Su matera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu , Jambi,
Nusa Tengg ara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara)
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
2
Kuriku/um PPGD Tim Puskesmas di DTPK
d. Kegawatdaruratan bayi dan an ak kh ususnya penanganan
bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan Neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan Psikiatri khus usnya gaduh gelisah
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara
terbuka.
f. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun
fasilitator) dan dieva luasi tingkat pemahama n dan
kemampuannya
3. Berbasis kompetensl , yang memungkinkan peserta untuk :
a. Mengembangkan ketram pilan langkah dem i langkah
dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan dal am
pelati han .
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil
mendapatkan kompetensi yang diharapkan pada akhir
pelatihar) .
4 . Learning by doing yang memungkinkan peserta untwk :
a. Berkesempatan mela ku kan eksperimentasi dari materi
pelatih an dengan menggunakan metod e pembelajaran
antara lain diskusi kelorn pok, simulasi, role play, dan
praktek baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengu la ngan ataupun perbaikan yang dirasa
perlu .
Yang membedakan kompetensi dokter dan perawat adalah
dokter sebelum melakuka n tindakan harus men diagnosis medis
dan mempunyai kewenang an untuk menentukan jen is obat
yang akan diberikan kepada pasien , sedangkan perawat dalam
melakukan tindakan harus berkolaborasi dengan dokter.
B. Kompetensi perawat kesehatan pelaksana PPGD
Setelah mengikuti pelatihan PPGD , peserta memiliki ko mpetensi
dalam:
1. Melakukan tindakan tekn is medis standar untuk life saving
(ABC ) :
a. Dasardasar PPGD
b. Airway, Breathing, Circulation, Dmg, (A,B,C,D) Problem dan
management
c. Resusitas i Jantung Paru
d. Pembuatan dan penilaian rekaman EKG
e. Pengenalan Defibrilator
II. PERAN, FUNGSI, dan KOMPETENSI
Dalam peranannya sebag ai pelaksana PPGD, mempunyai fungsi
melaksanakan PPGD di tempat tugasnya
2. Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah/penanganan tra uma
b. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/jantu ng
C. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan)
d. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
e. Kegawatdaruratan Neurologi
f. Kegawatdaruratan Psikiatri
g. Stabilisasi dan Transportasi
A. Kompetensi Dokter
Setelah mengikuti pelatihan PPGD, peserta memiliki kompetensi
dalam:
,
1. Melakukan ti ndakan te kn is medis standar untuk life saving:
a. Kegawatan Jalan Nafas
b. Kegawatan Pernafasan
C. Kegawatan Sirkulasi
d. RJP
e. Drug, Disability, Defibrilator, DO
f. Eksposure, EKG
3. Me lakukan Penanganan bencana
2. Melak uka n tin dakan teknis medis kh usus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan trauma
b. Kegawatdaruratan P. Dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri kh ususnya perdarahan dan
kesulitan persalinan
3
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
4
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
d. Kegawatdaruratan bayi dan an ak kh ususnya penanganan
bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan Neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan Psikiatri khus usnya gaduh gelisah
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara
terbuka.
f. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun
fasilitator) dan dieva luasi tingkat pemahama n dan
kemampuannya
3. Berbasis kompetensl , yang memungkinkan peserta untuk :
a. Mengembangkan ketram pilan langkah dem i langkah
dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan dal am
pelati han .
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil
mendapatkan kompetensi yang diharapkan pada akhir
pelatihar) .
4 . Learning by doing yang memungkinkan peserta untwk :
a. Berkesempatan mela ku kan eksperimentasi dari materi
pelatih an dengan menggunakan metod e pembelajaran
antara lain diskusi kelorn pok, simulasi, role play, dan
praktek baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengu la ngan ataupun perbaikan yang dirasa
perlu .
Yang membedakan kompetensi dokter dan perawat adalah
dokter sebelum melakuka n tindakan harus men diagnosis medis
dan mempunyai kewenang an untuk menentukan jen is obat
yang akan diberikan kepada pasien , sedangkan perawat dalam
melakukan tindakan harus berkolaborasi dengan dokter.
B. Kompetensi perawat kesehatan pelaksana PPGD
Setelah mengikuti pelatihan PPGD , peserta memiliki ko mpetensi
dalam:
1. Melakukan tindakan tekn is medis standar untuk life saving
(ABC ) :
a. Dasardasar PPGD
b. Airway, Breathing, Circulation, Dmg, (A,B,C,D) Problem dan
management
c. Resusitas i Jantung Paru
d. Pembuatan dan penilaian rekaman EKG
e. Pengenalan Defibrilator
II. PERAN, FUNGSI, dan KOMPETENSI
Dalam peranannya sebag ai pelaksana PPGD, mempunyai fungsi
melaksanakan PPGD di tempat tugasnya
2. Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah/penanganan tra uma
b. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/jantu ng
C. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan)
d. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
e. Kegawatdaruratan Neurologi
f. Kegawatdaruratan Psikiatri
g. Stabilisasi dan Transportasi
A. Kompetensi Dokter
Setelah mengikuti pelatihan PPGD, peserta memiliki kompetensi
dalam:
,
1. Melakukan ti ndakan te kn is medis standar untuk life saving:
a. Kegawatan Jalan Nafas
b. Kegawatan Pernafasan
C. Kegawatan Sirkulasi
d. RJP
e. Drug, Disability, Defibrilator, DO
f. Eksposure, EKG
3. Me lakukan Penanganan bencana
2. Melak uka n tin dakan teknis medis kh usus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan trauma
b. Kegawatdaruratan P. Dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri kh ususnya perdarahan dan
kesulitan persalinan
3
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
4
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
III. TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melaksanakan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).
B. Tujuan khusus pelatihan :
B. Peserta
Berupa tim yang terdiri dari 2 orang yaitu :
1. Dokter dan bidan atau perawat yang bertugas melakukan
pelayanan kesehatan di DTPK
2. Dokter dan bidan atau perawat yang akan bertugas ditempat
asal minimal 6 bulan setelah pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
1. Melakukan tindakan teknis medis standar untuk life saving :
a. Kegawatdaruratan Jalan Nafas
b. Kegawatdaruratan Pernafasan
c. Kegawatdaruratan Sirkulasi
d. Resusitasi Jantung Paru
e. Drug, Disability, Defibrilatar, 00
f. Ekspasure, EKG
V. STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan maka disusunlah materi
yang akan diberikan secara rinci pada tabel berikut:
2. Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan trauma
b. Kegawatdaruratan penyakit dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri khususnya perdarahan dan
kesulitan persalinan
d. Kegawatdaruratan bayi dan anak khususnya penanganan
bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan psikiatri khususnya gaduh gelisah
IV. PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
A. Pelatih
Kriteria
1. Pendidikan minimal dokter spesialis (Intemis, Cardialagi,
Bedah,Anak, Anastesi, Obgyn, Neuroligy, Psikiatri) dibantu
dokter umum
2. Mempunyai pengalaman melatih/mengajar minimal 2 tahun
3. Menguasai materi yang dilatihkan atau mempunyai
pengetahuan dan pengalaman dalam PPGD
4. Memiliki sertifikat TOT
Ii
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
III. TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melaksanakan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).
B. Tujuan khusus pelatihan :
B. Peserta
Berupa tim yang terdiri dari 2 orang yaitu :
1. Dokter dan bidan atau perawat yang bertugas melakukan
pelayanan kesehatan di DTPK
2. Dokter dan bidan atau perawat yang akan bertugas ditempat
asal minimal 6 bulan setelah pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
1. Melakukan tindakan teknis medis standar untuk life saving :
a. Kegawatdaruratan Jalan Nafas
b. Kegawatdaruratan Pernafasan
c. Kegawatdaruratan Sirkulasi
d. Resusitasi Jantung Paru
e. Drug, Disability, Defibrilatar, 00
f. Ekspasure, EKG
V. STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan maka disusunlah materi
yang akan diberikan secara rinci pada tabel berikut:
2. Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan trauma
b. Kegawatdaruratan penyakit dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri khususnya perdarahan dan
kesulitan persalinan
d. Kegawatdaruratan bayi dan anak khususnya penanganan
bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan psikiatri khususnya gaduh gelisah
IV. PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
A. Pelatih
Kriteria
1. Pendidikan minimal dokter spesialis (Intemis, Cardialagi,
Bedah,Anak, Anastesi, Obgyn, Neuroligy, Psikiatri) dibantu
dokter umum
2. Mempunyai pengalaman melatih/mengajar minimal 2 tahun
3. Menguasai materi yang dilatihkan atau mempunyai
pengetahuan dan pengalaman dalam PPGD
4. Memiliki sertifikat TOT
Ii
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
A. Untuk Dokter :
DOKTER
MATERI
No
A
B. Untuk Perawat :
T
No
jml
Materi Oas ar;
A
1. Kebijakan Depkes tentang DTPK
2. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
3. Etika & Hukum Kesehatan
B
Prk
Materi Inti;
A. Materi Teknis Medls Stan dar
1. Dasardasar PPGD
2. Airway. Breathing , Circulation , Drug , Disability,
Differential Diagnosis (A,B ,C,D) Problem dan
management
3. Resusitasi Jantung Paru
4. Penilaian rekaman EKG
5. Penggunaan Defibrilator
B. Materi Teknis Medis Khusus
1 Kegawatdaruratan bedah/penanganan trauma
2. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/jantung
3. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan)
4. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
5. Kegawatdaruratan Neurologi
1
0
1
1
0
1
1
0
1
3
0
3
1
3
1
1
1
0
7
2
1
2
9
1
3.
i
2. Airway, Breathing. Circulation , Drug , (A,S, C, D) Problem
dan management
3. Resusitasi Jantung Paru
4 . Pembuatan dan penilalan rekaman EKG
5. Penggunaan Defibrilator
I
I
6
6
6
0
6. Kegawatdaruratan Psikiatri
1
0
1
7. Stabilisasi dan Transportasi
1
2
3
1
28
3
44
4
B. Materi Teknis Medis Khusus
1. Kegawatdaruratan bedah/penanganan trauma
2. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/janlung
3. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan )
4. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
5. Kegawatdaruratan Neurologi
6. Kegawatdaruratan Psikiatri
7. Stabilisasi dan Transportasi
2
I
'-
Materi Penunjang;
1. Dinamika Kelompok
2. Geomedic Mapping
3. Materi lokal spesifik
4 . Komunikasi interpersonal
Jumlah
0
1
C
2
1
2
0
0
0
2
1
4
2
6
35
46
81
2
1
I
Maten Penunjang;
1. Dinamika Kelompok
2. Geomedic Mappi ng
3. Materi lokal spesifik
4. Komunikasi interpersonal
Jumlah
lWrikulum PPGD Tim Puskesmos di DTPK
0
1
1
0
1
1
0
1
3
0
3
1
1
2
3
7
10
2
7
9
1
2
1
0
3
1
5
10
6
7
9
9
9
5
3
2
2
1
1
7
0
0
3
1
24
48
1
1
1
4
3
4
72
0
1
2
1
2
0
0
0
4
2
6
81
2
31__ 50
1
2
1
Catalan
i
1.
2.
7
1
72 I
I
c
jml
i
C. Prinsip Penanganan bencana
C. Prinslp Penanganan bencana
Prk
I
13
10
10
10
4
4
4
4
2
Kebijakan Depkes te ntang DTPK
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
Etika & Hukum Ke sehatan
Materi Intii
A. Materi Teknis Madis Standar
1. Dasardasa r PPGD
10
3
2
3
T
Materi Oasar;
1
2.
B
PE RAWAT
MATERI
8
Perbedildn s(ruk(ur program unluk dokler dan perawatlb,dan Rdalah }I1mlan lam pels}aran UPI) Teon dan
Pm"t9k
Moter! PonUl1jang. Muatan /oka / d,sBsuaikan defll]8n jams penyaklt Ipermasalal1811 d'l'Iilayah setemJUlI
Kvrikulum PPGD Tim Puskesmos di DTPK
A. Untuk Dokter :
DOKTER
MATERI
No
A
B. Untuk Perawat :
T
No
jml
Materi Oas ar;
A
1. Kebijakan Depkes tentang DTPK
2. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
3. Etika & Hukum Kesehatan
B
Prk
Materi Inti;
A. Materi Teknis Medls Stan dar
1. Dasardasar PPGD
2. Airway. Breathing , Circulation , Drug , Disability,
Differential Diagnosis (A,B ,C,D) Problem dan
management
3. Resusitasi Jantung Paru
4. Penilaian rekaman EKG
5. Penggunaan Defibrilator
B. Materi Teknis Medis Khusus
1 Kegawatdaruratan bedah/penanganan trauma
2. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/jantung
3. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan)
4. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
5. Kegawatdaruratan Neurologi
1
0
1
1
0
1
1
0
1
3
0
3
1
3
1
1
1
0
7
2
1
2
9
1
3.
i
2. Airway, Breathing. Circulation , Drug , (A,S, C, D) Problem
dan management
3. Resusitasi Jantung Paru
4 . Pembuatan dan penilalan rekaman EKG
5. Penggunaan Defibrilator
I
I
6
6
6
0
6. Kegawatdaruratan Psikiatri
1
0
1
7. Stabilisasi dan Transportasi
1
2
3
1
28
3
44
4
B. Materi Teknis Medis Khusus
1. Kegawatdaruratan bedah/penanganan trauma
2. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/janlung
3. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan )
4. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
5. Kegawatdaruratan Neurologi
6. Kegawatdaruratan Psikiatri
7. Stabilisasi dan Transportasi
2
I
'-
Materi Penunjang;
1. Dinamika Kelompok
2. Geomedic Mapping
3. Materi lokal spesifik
4 . Komunikasi interpersonal
Jumlah
0
1
C
2
1
2
0
0
0
2
1
4
2
6
35
46
81
2
1
I
Maten Penunjang;
1. Dinamika Kelompok
2. Geomedic Mappi ng
3. Materi lokal spesifik
4. Komunikasi interpersonal
Jumlah
lWrikulum PPGD Tim Puskesmos di DTPK
0
1
1
0
1
1
0
1
3
0
3
1
1
2
3
7
10
2
7
9
1
2
1
0
3
1
5
10
6
7
9
9
9
5
3
2
2
1
1
7
0
0
3
1
24
48
1
1
1
4
3
4
72
0
1
2
1
2
0
0
0
4
2
6
81
2
31__ 50
1
2
1
Catalan
i
1.
2.
7
1
72 I
I
c
jml
i
C. Prinsip Penanganan bencana
C. Prinslp Penanganan bencana
Prk
I
13
10
10
10
4
4
4
4
2
Kebijakan Depkes te ntang DTPK
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
Etika & Hukum Ke sehatan
Materi Intii
A. Materi Teknis Madis Standar
1. Dasardasa r PPGD
10
3
2
3
T
Materi Oasar;
1
2.
B
PE RAWAT
MATERI
8
Perbedildn s(ruk(ur program unluk dokler dan perawatlb,dan Rdalah }I1mlan lam pels}aran UPI) Teon dan
Pm"t9k
Moter! PonUl1jang. Muatan /oka / d,sBsuaikan defll]8n jams penyaklt Ipermasalal1811 d'l'Iilayah setemJUlI
Kvrikulum PPGD Tim Puskesmos di DTPK
VII. EVALUASI PELATIHAN
VI. ALUR PROSES PEMBELAJARAN
Evaluasi pelatihan bagi pelaksana PPGD yaitu :
Alur proses pembelajaran untuk dokter dan perawat sama dan
dapat digambarkan seperti di bawah ini:
A. Evaluasi hasil belajar
Yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap peserta melalui :
1. Penjajagan awal melalui pre test
2. Penilaian terhadap peningkatan kompetensi peserta melalui
post test
3. Evaluasi formatif untuk setiap hasil penugasan
PEMBUKAAN
Dinamika Kelompok
Metode : permainan, diskusi kelompok
.
KETRAMPILAN
WAWASAN & PENGETAHUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Standar minimal evaluasi hasil belajar adalah evaluasi terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran khusus
i
1.
Kebijakan Depkes tentang DTPK
Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT)
Etika & Hukum Kesehatan
Dinamika Kelompok
Geomedic Mapping
Materi lokal spesifik
Komunikasi interpersonal
B. Evaluasi terhadap fasilitator
Melakukan tindakan teknis medis standar untuk life
saving :
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta
terhadap kemampuan fasilitator dalam menyampaikan
pengetahuan dan atau ketrampilan kepada peserta dengan
baik, dapat dipahami dan diserap oleh peserta, yang meliputi :
a. Kegawatan Ja/an Nafas
b. Kegawatan Pernafasan
c. Kegawatan Sirkulasi
d. RJP
e. Drug, Disability, Defibrilator, DD
f. Eksposure, EKG
2.
Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan
trauma
b. Kegawatdaruratan P. Dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri khususnya perdarahan
dan kesulitan persalinan
d. Kegawatdaruratan bayi dan anak khususnya
penanganan bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan Neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan Psikiatri khususnya gaduh
gelisah
METODE:
1. Ceramah tanya jawab
2. Curah pendapat
1. Penguasaan materi
2. Penggunaan metode pembelajaran
3. Hubungan interpersonal dengan
Ind
k.
Kementerian Kesellatan
Repub li k Indones ia
qIjセgQ@
ヲpセ@
{pセ`IHゥャスj@
セ`
セQ
@;IAW/Al] {idセゥャQ@
セ
(W[P®@»
[Q)O `tiQ_セ@
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DI REKTOftAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TA HUN 2011
616.025
Ind
k.
Kementerian Kesellatan
Repub li k Indones ia
qIjセgQ@
ヲpセ@
{pセ`IHゥャスj@
セ`
セQ
@;IAW/Al] {idセゥャQ@
セ
(W[P®@»
[Q)O `tiQ_セ@
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DI REKTOftAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TA HUN 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya
kami dapat menyelesaikan Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal , Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK).
Berdasarkan Permenkes No. 1144/MENKES/PERNIII/2010, telah ditetapkan
adanya perubahan struktur organisasi di lingkup Kementerian Kesehatan khususnya
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan , yang bertanggung jawab pada institusi
Pe'layanan dasar Dan Rujukan . Perubahan terse but mengakibatkan Program
Bina Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan Dan Kepulauan
(DTPK) berada di bawah tanggung· j awab Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar,
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, yang akan melanjutkan pelaksanaan
program DTPK yang lalu.
Kegawatdaruratan medis adalah suatu keadaan dimana seseorang teraneam
jiwanya , bila tidak segera dilakukan tindakan medis yang eepat dan tepat.
Kegawatdaruratan medis dapat dialami siapa saja , dimana saja dan kapan saja
baik perorangan maupun massal. Peningkatan kemampuan penanganan kasuskasus kegawatdaruratan perlu dimiliki oleh petugas Puskesmas Terpeneil dan
Sangat Terpeneil di DTPK mengingat adanya hambatan geografi , iklim serta akses
transporatsi dalam melaksanakan rujukan pasien.
Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) Bagi Tim
Puskesmas di DTPK ini, telah terakreditasi tahun 2009 dan telah digunakan pada
pelatihan bagi tim Puskesmas di DTPK yang dilaksanakan pada tahun 2009 dan 2010
Kurikulum ini dieetak ulang dengan sedikit penyesuaian dengan tujuan dapat
digunakan oleh lintas program , lintas sektor dan masyarakat yang membutuhkan
serta telah memiliki dasar hukum.
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI.
616.025
Ind
K.
Pada kesempatan ini perkenankan kami mengueapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggitingginya pada tim penyusun , kontributor dan semua pihak yang telah
membantu penyelesaian kurikulum ini. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat
dan memberi sumbangan dalam pengembangan pelayanan kegawatdaruratan dan
program Safe Community di lingkungan Kementerian Kesehatan
Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.
Kurikulum pelatihan penanggu langan penderita gawat darurat
(PPGD) tim Puskesmas di DTPK . Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI , 2010 .
L
2 .
3.
Kami menyadari adanya perkembangan dan kemajuan tehnologi dalam penanganan
kegawatdaruratan , saran dan masukan bagi penyempurnaan kurikulum ini , kami
terima dengan senang hati.
Judul
1. EMERGENCY MEDICAL SERVICE EDUCATION
PHYSICIANS PATIENT RELATION
COMMUNITY HEALTH SERVICE
Juli 2011
ii
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya
kami dapat menyelesaikan Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal , Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK).
Berdasarkan Permenkes No. 1144/MENKES/PERNIII/2010, telah ditetapkan
adanya perubahan struktur organisasi di lingkup Kementerian Kesehatan khususnya
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan , yang bertanggung jawab pada institusi
Pe'layanan dasar Dan Rujukan . Perubahan terse but mengakibatkan Program
Bina Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan Dan Kepulauan
(DTPK) berada di bawah tanggung· j awab Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar,
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, yang akan melanjutkan pelaksanaan
program DTPK yang lalu.
Kegawatdaruratan medis adalah suatu keadaan dimana seseorang teraneam
jiwanya , bila tidak segera dilakukan tindakan medis yang eepat dan tepat.
Kegawatdaruratan medis dapat dialami siapa saja , dimana saja dan kapan saja
baik perorangan maupun massal. Peningkatan kemampuan penanganan kasuskasus kegawatdaruratan perlu dimiliki oleh petugas Puskesmas Terpeneil dan
Sangat Terpeneil di DTPK mengingat adanya hambatan geografi , iklim serta akses
transporatsi dalam melaksanakan rujukan pasien.
Kurikulum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) Bagi Tim
Puskesmas di DTPK ini, telah terakreditasi tahun 2009 dan telah digunakan pada
pelatihan bagi tim Puskesmas di DTPK yang dilaksanakan pada tahun 2009 dan 2010
Kurikulum ini dieetak ulang dengan sedikit penyesuaian dengan tujuan dapat
digunakan oleh lintas program , lintas sektor dan masyarakat yang membutuhkan
serta telah memiliki dasar hukum.
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI.
616.025
Ind
K.
Pada kesempatan ini perkenankan kami mengueapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggitingginya pada tim penyusun , kontributor dan semua pihak yang telah
membantu penyelesaian kurikulum ini. Kami berharap buku ini dapat bermanfaat
dan memberi sumbangan dalam pengembangan pelayanan kegawatdaruratan dan
program Safe Community di lingkungan Kementerian Kesehatan
Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.
Kurikulum pelatihan penanggu langan penderita gawat darurat
(PPGD) tim Puskesmas di DTPK . Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI , 2010 .
L
2 .
3.
Kami menyadari adanya perkembangan dan kemajuan tehnologi dalam penanganan
kegawatdaruratan , saran dan masukan bagi penyempurnaan kurikulum ini , kami
terima dengan senang hati.
Judul
1. EMERGENCY MEDICAL SERVICE EDUCATION
PHYSICIANS PATIENT RELATION
COMMUNITY HEALTH SERVICE
Juli 2011
ii
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
DAFTAR lSI
DAFTAR SINGKATAN
Hal
AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome
BSB
Brigade Siaga Bencana
EKG
Elektrocardiogram
Kata Pengantar
Daftar Singkatan
Daftar lsi
SK Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
GELS
General Emergency Life Support
Bagian I
HCU
High Care Unit
ICU
Intensive Care Unit
IDAI
Ikatan Dokter Anak Indonesia
IDI
Ikatan Dokter Indonesia
IDSAI
Ikatan Dokter Spesialis Anastesi Indonesia
IKABI
Ikatan Ahli Bedah Indonesia
ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
IRD
Instalasi Rawat Darurat
JPL
Jam Pelajaran
NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia
PERKI
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiolovaskuler
iii
Bagian V
POGI
Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia
PPGD
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
PPNI
Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia
RJP
rセウオゥエ。@
SPGDT
Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
TBC
Tuberkulosis
TOT
Trainer Of Training
Jantung Paru
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
5
5
STRUKTUR PROGRAM
A. Untuk Dokter
B. Untuk Perawat
7
8
Bagian VI
ALUR PROSES PEMBELAJARAN
9
Bagian VII
EVALUASI PELATIHAN
A. Evaluasi Hasil Belajar
B. Evaluasi Fasilitator
C. Evaluasi Penyelenggaraan
iv
5
5
PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
A. Pelatih
B. Peserta
Indonesia
3
3
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Bagian IV
1
2
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Kompetensi Dokter
B. Kompetensi Perawat
Bagian III
iv
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Filosofi Pelatihan
Bagian II
ii
m
10
10
10
Bagian VIII SERTIFIKASI PELATIHAN
Bagian IX PENUTUP
11
11
Daftar Pustaka
Lampiran:
GARISGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
12
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
13
DAFTAR lSI
DAFTAR SINGKATAN
Hal
AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome
BSB
Brigade Siaga Bencana
EKG
Elektrocardiogram
Kata Pengantar
Daftar Singkatan
Daftar lsi
SK Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
GELS
General Emergency Life Support
Bagian I
HCU
High Care Unit
ICU
Intensive Care Unit
IDAI
Ikatan Dokter Anak Indonesia
IDI
Ikatan Dokter Indonesia
IDSAI
Ikatan Dokter Spesialis Anastesi Indonesia
IKABI
Ikatan Ahli Bedah Indonesia
ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
IRD
Instalasi Rawat Darurat
JPL
Jam Pelajaran
NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia
PERKI
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiolovaskuler
iii
Bagian V
POGI
Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia
PPGD
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
PPNI
Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia
RJP
rセウオゥエ。@
SPGDT
Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
TBC
Tuberkulosis
TOT
Trainer Of Training
Jantung Paru
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
5
5
STRUKTUR PROGRAM
A. Untuk Dokter
B. Untuk Perawat
7
8
Bagian VI
ALUR PROSES PEMBELAJARAN
9
Bagian VII
EVALUASI PELATIHAN
A. Evaluasi Hasil Belajar
B. Evaluasi Fasilitator
C. Evaluasi Penyelenggaraan
iv
5
5
PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
A. Pelatih
B. Peserta
Indonesia
3
3
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Bagian IV
1
2
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Kompetensi Dokter
B. Kompetensi Perawat
Bagian III
iv
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Filosofi Pelatihan
Bagian II
ii
m
10
10
10
Bagian VIII SERTIFIKASI PELATIHAN
Bagian IX PENUTUP
11
11
Daftar Pustaka
Lampiran:
GARISGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
12
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
13
KEPUTUSAN OIREKTUR JENOERAL BINA UPAYA KESEHATAN
NOMOR HK.02.04/1/2378/2011
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 1144/Menkes/Per/VII/2010
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Meukes/SK/V/2009
tentang Sistem Kcsehatall Nasional;
8. Peraturan Badan Nasional Pellgelola Perbatasan No. I Tahun
2011 tentang Design Besar Pengelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasan Tahun 2011 2025;
9. Peraturan Badan NasioJilal Pengelola Perbatasan No.2 Tahun
2011 ten tang Rcncana Induk Pengelolaall Batas Wilayah
Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 20.11 2014;
10. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan No.3 Tahun
2011 tentang Rencana Aksi Pellgelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasall Tahun 2011.
TENTANG
KURIKULUM PELATIHAN PENANGGULANGAN PENOERITA GAWAT
OARURAT (PPGO) BAGI TIM PUSKESMAS 01 OAERAH TERTINGGAL,
PERBATASAN DAN KEPULAUAN (OTPK)
OIREKTUR JENOERAL BINA UPAYA KESEHATAN
MENIMBANG
MENGINGAT
: a. bahwa sasaran prioritas nasional diarahkan pada Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan khususnya di wilayah
perbatasan dengan negara tetangga;
b. bahwa dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan sangat
diperlukan terlebih dalam pelayanan pasien dengan kasus
kegawatdaruratan medis;
c. bahwa untuk peningkatan kemampuan petugas dalam
menangani masalah kegawatdaruratan medis, diperlukan
pelatihan yang terstruktur;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan tcntang Kurikulum Pelatihan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah
Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
MEMUTUSKAN:
MENt.:;TAPKAN
1. UndangUndang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2004
Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
UndangUndang No. 12 Tahun 2008 tcntang Perubahan
Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tanun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. UndangUndang No.43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No 17,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925);
3. UndangUndang No. 36 Tahun 2009 ten tang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No 144,
Tambahan Lembaran Negara RepubJik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
PulauPulau Kecil Terluar;
5. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana
p・ュ「。ョァオャセ@
Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014;
Kesatu
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TENTANG KURIKULUM PELATIHAN PENANGGULANGAN
PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD) BALI TIM PUSKESMAS
01 DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
(DTPK)
Kedua
KurikuJum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasan
clan Kepulauan (DTPK) sebagaimana terlampir dalam Lampiran
keputusan ini.
Ketiga
Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar
digunakan sebagai acuall bagi semua pemangku kepentingan
dalam rangka Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasall dan
Kepulauan (DTPK).
Keempat
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkall, apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
セ
TUR JENOERAL
Ternhusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
2. Inspektur Jenderal Kementeriall Kesehatan
v
Kuriku/um PPGO Tim Puskesmas di OTPK
Ditetapkan di: Jakarta
Tanggal : 23 Septernber 2011
vi
Kuriku/um PPGO Tim Puskesmas di OTPK
KEPUTUSAN OIREKTUR JENOERAL BINA UPAYA KESEHATAN
NOMOR HK.02.04/1/2378/2011
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 1144/Menkes/Per/VII/2010
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Meukes/SK/V/2009
tentang Sistem Kcsehatall Nasional;
8. Peraturan Badan Nasional Pellgelola Perbatasan No. I Tahun
2011 tentang Design Besar Pengelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasan Tahun 2011 2025;
9. Peraturan Badan NasioJilal Pengelola Perbatasan No.2 Tahun
2011 ten tang Rcncana Induk Pengelolaall Batas Wilayah
Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun 20.11 2014;
10. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan No.3 Tahun
2011 tentang Rencana Aksi Pellgelolaan Batas Wilayah Negara
dan Kawasan Perbatasall Tahun 2011.
TENTANG
KURIKULUM PELATIHAN PENANGGULANGAN PENOERITA GAWAT
OARURAT (PPGO) BAGI TIM PUSKESMAS 01 OAERAH TERTINGGAL,
PERBATASAN DAN KEPULAUAN (OTPK)
OIREKTUR JENOERAL BINA UPAYA KESEHATAN
MENIMBANG
MENGINGAT
: a. bahwa sasaran prioritas nasional diarahkan pada Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan khususnya di wilayah
perbatasan dengan negara tetangga;
b. bahwa dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan sangat
diperlukan terlebih dalam pelayanan pasien dengan kasus
kegawatdaruratan medis;
c. bahwa untuk peningkatan kemampuan petugas dalam
menangani masalah kegawatdaruratan medis, diperlukan
pelatihan yang terstruktur;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan tcntang Kurikulum Pelatihan Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat (PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah
Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
MEMUTUSKAN:
MENt.:;TAPKAN
1. UndangUndang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2004
Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
UndangUndang No. 12 Tahun 2008 tcntang Perubahan
Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tanun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. UndangUndang No.43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No 17,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925);
3. UndangUndang No. 36 Tahun 2009 ten tang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No 144,
Tambahan Lembaran Negara RepubJik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
PulauPulau Kecil Terluar;
5. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana
p・ュ「。ョァオャセ@
Jangka Menengah Nasional Tahun 20102014;
Kesatu
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
TENTANG KURIKULUM PELATIHAN PENANGGULANGAN
PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD) BALI TIM PUSKESMAS
01 DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN
(DTPK)
Kedua
KurikuJum Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) Bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasan
clan Kepulauan (DTPK) sebagaimana terlampir dalam Lampiran
keputusan ini.
Ketiga
Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar
digunakan sebagai acuall bagi semua pemangku kepentingan
dalam rangka Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD) bagi Tim Puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasall dan
Kepulauan (DTPK).
Keempat
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkall, apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
セ
TUR JENOERAL
Ternhusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
2. Inspektur Jenderal Kementeriall Kesehatan
v
Kuriku/um PPGO Tim Puskesmas di OTPK
Ditetapkan di: Jakarta
Tanggal : 23 Septernber 2011
vi
Kuriku/um PPGO Tim Puskesmas di OTPK
serta Pelatihan GELS untuk anggota Brigade Siaga Bencana
(BSB) di beberapa Rumah Sakit Pendidikan , yang dalam
pelaksanaannya telah mengalami beberapa kali penyempurnaan
materi seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran saat ini .
KURJKULUM
PELATIHAN PENANGGULANGAN PENOERITA GAWAT OARURAT
BAGI TIM PUSKESMAS 01 OTPK
Daerah tertinggal , perbatasan dan kepulauan menjadi' perhatian
pemerintah dengan menempatkan salah satunya dalam
kebijakan prioritas pembangunan nasional, baik karena alasan
NKRI maupun pemenuhan hak azazi warga negara untuk
mendapat hak yang sama dengan daerah lainnya , diantaranya
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas.
I. PENOAHULUAN
A. Latar 8elakang
Ditinjau dari segi epidemiologi, Indonesia tengah mengalami
tra nsisi epidemiologi penyakit dimana pad a saat bersamaan
dij umpai "triple burden" masalah kesehatan , yaitu masalah
kesehatan lama seperti diare , ISPA, dll , masalah kesehatan lama
yang muncul kembali seperti TBC dan malaria, dan masalah
kesehatan baru seperti cedera , keracunan , AI DS dll.
Selain menghadapi permasalahan dalam akses dan ja l1gkauan
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu , daerah tertinggal ,
perbatasan dan kepulauan juga menghadapi masalan dalam
pemenuhan kebutuhan, distribusi dan 'kualitas tenaga kesehatan .
Perubah an pola penyakit tersebut telah diikuti dengan
pen ingkatan kasus gawat darurat baik karena kasus gawat
darurat seharihari (kegawatdaru ratan bedah , jantung , anak,
kebidana n, penyakit daia m, dll) maupun karena musibah massal ,
Kejadian Luar Biasa (KLB), ben cana alam atau ulah manusia
sa mpai dengan bencana komple ks.
Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan terhadap penanganan
kedaruratan medik di wilayahwilayah prioritas di daerah
perbatasan dan daerah terpencil adalah meningkatkan
kemampuan penanganan medis dan pengetahuan terkini bagi
tenaga dokter, perawat dan bidan di Puskesmas melalui kegiatan
pelatihan yang dilaksanakan secara regional.
Kegawatdaruratan dapat terjadi kapa n saja , dimana saja dan
menimpa siapa saja sehingga komponenkomponen penting
dalam Sistem Penanggulangan Gawat DaruratTerpadu (SPGDT)
harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari tingkat Pra Rumah
Sa kit, di Ru mah Sa kit yang meliputi IRD, HCU. ICU dan Kamar
Jenazah serta ,rujukan intra RS sampai dengan rujukan antar
rumah sakit. Kesiapan dalam SPGDT dapat mempersingkat
waktu tanggap (response time ) dan penanganan pasien gawat
darurat dapat dilakukan dengan cepat, tepat, ce rmat dan sesuai
standar.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan PPGD ini diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip Andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta
berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada
di dalam konteks pelatihan.
c. Diperlakukan adil, setara dan diakui keberadaannya.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk :
a. Mendapatkan 1 paket modul
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan
menguasai materi pelatihan.
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki , baik
secara visual , aud itorial maupun kinestetik (gerak).
d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masingmasing
Sejak tahu n 2000, Departemen Kesehatan bersama profesi terkait
(IDSAI, IKABI, IDAI , PE RKI , dan POGI) telah mengembangkan
Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) dan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) I General Emergency Life Support (GELS) di
10 propinsi (Su matera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu , Jambi,
Nusa Tengg ara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara)
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
2
Kuriku/um PPGD Tim Puskesmas di DTPK
serta Pelatihan GELS untuk anggota Brigade Siaga Bencana
(BSB) di beberapa Rumah Sakit Pendidikan , yang dalam
pelaksanaannya telah mengalami beberapa kali penyempurnaan
materi seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran saat ini .
KURJKULUM
PELATIHAN PENANGGULANGAN PENOERITA GAWAT OARURAT
BAGI TIM PUSKESMAS 01 OTPK
Daerah tertinggal , perbatasan dan kepulauan menjadi' perhatian
pemerintah dengan menempatkan salah satunya dalam
kebijakan prioritas pembangunan nasional, baik karena alasan
NKRI maupun pemenuhan hak azazi warga negara untuk
mendapat hak yang sama dengan daerah lainnya , diantaranya
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas.
I. PENOAHULUAN
A. Latar 8elakang
Ditinjau dari segi epidemiologi, Indonesia tengah mengalami
tra nsisi epidemiologi penyakit dimana pad a saat bersamaan
dij umpai "triple burden" masalah kesehatan , yaitu masalah
kesehatan lama seperti diare , ISPA, dll , masalah kesehatan lama
yang muncul kembali seperti TBC dan malaria, dan masalah
kesehatan baru seperti cedera , keracunan , AI DS dll.
Selain menghadapi permasalahan dalam akses dan ja l1gkauan
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu , daerah tertinggal ,
perbatasan dan kepulauan juga menghadapi masalan dalam
pemenuhan kebutuhan, distribusi dan 'kualitas tenaga kesehatan .
Perubah an pola penyakit tersebut telah diikuti dengan
pen ingkatan kasus gawat darurat baik karena kasus gawat
darurat seharihari (kegawatdaru ratan bedah , jantung , anak,
kebidana n, penyakit daia m, dll) maupun karena musibah massal ,
Kejadian Luar Biasa (KLB), ben cana alam atau ulah manusia
sa mpai dengan bencana komple ks.
Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan terhadap penanganan
kedaruratan medik di wilayahwilayah prioritas di daerah
perbatasan dan daerah terpencil adalah meningkatkan
kemampuan penanganan medis dan pengetahuan terkini bagi
tenaga dokter, perawat dan bidan di Puskesmas melalui kegiatan
pelatihan yang dilaksanakan secara regional.
Kegawatdaruratan dapat terjadi kapa n saja , dimana saja dan
menimpa siapa saja sehingga komponenkomponen penting
dalam Sistem Penanggulangan Gawat DaruratTerpadu (SPGDT)
harus dipersiapkan dengan baik, mulai dari tingkat Pra Rumah
Sa kit, di Ru mah Sa kit yang meliputi IRD, HCU. ICU dan Kamar
Jenazah serta ,rujukan intra RS sampai dengan rujukan antar
rumah sakit. Kesiapan dalam SPGDT dapat mempersingkat
waktu tanggap (response time ) dan penanganan pasien gawat
darurat dapat dilakukan dengan cepat, tepat, ce rmat dan sesuai
standar.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan PPGD ini diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip Andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta
berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada
di dalam konteks pelatihan.
c. Diperlakukan adil, setara dan diakui keberadaannya.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk :
a. Mendapatkan 1 paket modul
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi
dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan
menguasai materi pelatihan.
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki , baik
secara visual , aud itorial maupun kinestetik (gerak).
d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masingmasing
Sejak tahu n 2000, Departemen Kesehatan bersama profesi terkait
(IDSAI, IKABI, IDAI , PE RKI , dan POGI) telah mengembangkan
Sistem Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) dan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat (PPGD) I General Emergency Life Support (GELS) di
10 propinsi (Su matera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu , Jambi,
Nusa Tengg ara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara)
Kurikulum PPGD Tim Puskesmas di DTPK
2
Kuriku/um PPGD Tim Puskesmas di DTPK
d. Kegawatdaruratan bayi dan an ak kh ususnya penanganan
bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan Neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan Psikiatri khus usnya gaduh gelisah
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara
terbuka.
f. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun
fasilitator) dan dieva luasi tingkat pemahama n dan
kemampuannya
3. Berbasis kompetensl , yang memungkinkan peserta untuk :
a. Mengembangkan ketram pilan langkah dem i langkah
dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan dal am
pelati han .
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil
mendapatkan kompetensi yang diharapkan pada akhir
pelatihar) .
4 . Learning by doing yang memungkinkan peserta untwk :
a. Berkesempatan mela ku kan eksperimentasi dari materi
pelatih an dengan menggunakan metod e pembelajaran
antara lain diskusi kelorn pok, simulasi, role play, dan
praktek baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengu la ngan ataupun perbaikan yang dirasa
perlu .
Yang membedakan kompetensi dokter dan perawat adalah
dokter sebelum melakuka n tindakan harus men diagnosis medis
dan mempunyai kewenang an untuk menentukan jen is obat
yang akan diberikan kepada pasien , sedangkan perawat dalam
melakukan tindakan harus berkolaborasi dengan dokter.
B. Kompetensi perawat kesehatan pelaksana PPGD
Setelah mengikuti pelatihan PPGD , peserta memiliki ko mpetensi
dalam:
1. Melakukan tindakan tekn is medis standar untuk life saving
(ABC ) :
a. Dasardasar PPGD
b. Airway, Breathing, Circulation, Dmg, (A,B,C,D) Problem dan
management
c. Resusitas i Jantung Paru
d. Pembuatan dan penilaian rekaman EKG
e. Pengenalan Defibrilator
II. PERAN, FUNGSI, dan KOMPETENSI
Dalam peranannya sebag ai pelaksana PPGD, mempunyai fungsi
melaksanakan PPGD di tempat tugasnya
2. Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah/penanganan tra uma
b. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/jantu ng
C. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan)
d. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
e. Kegawatdaruratan Neurologi
f. Kegawatdaruratan Psikiatri
g. Stabilisasi dan Transportasi
A. Kompetensi Dokter
Setelah mengikuti pelatihan PPGD, peserta memiliki kompetensi
dalam:
,
1. Melakukan ti ndakan te kn is medis standar untuk life saving:
a. Kegawatan Jalan Nafas
b. Kegawatan Pernafasan
C. Kegawatan Sirkulasi
d. RJP
e. Drug, Disability, Defibrilator, DO
f. Eksposure, EKG
3. Me lakukan Penanganan bencana
2. Melak uka n tin dakan teknis medis kh usus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan trauma
b. Kegawatdaruratan P. Dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri kh ususnya perdarahan dan
kesulitan persalinan
3
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
4
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
d. Kegawatdaruratan bayi dan an ak kh ususnya penanganan
bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan Neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan Psikiatri khus usnya gaduh gelisah
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara
terbuka.
f. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun
fasilitator) dan dieva luasi tingkat pemahama n dan
kemampuannya
3. Berbasis kompetensl , yang memungkinkan peserta untuk :
a. Mengembangkan ketram pilan langkah dem i langkah
dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan dal am
pelati han .
b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil
mendapatkan kompetensi yang diharapkan pada akhir
pelatihar) .
4 . Learning by doing yang memungkinkan peserta untwk :
a. Berkesempatan mela ku kan eksperimentasi dari materi
pelatih an dengan menggunakan metod e pembelajaran
antara lain diskusi kelorn pok, simulasi, role play, dan
praktek baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengu la ngan ataupun perbaikan yang dirasa
perlu .
Yang membedakan kompetensi dokter dan perawat adalah
dokter sebelum melakuka n tindakan harus men diagnosis medis
dan mempunyai kewenang an untuk menentukan jen is obat
yang akan diberikan kepada pasien , sedangkan perawat dalam
melakukan tindakan harus berkolaborasi dengan dokter.
B. Kompetensi perawat kesehatan pelaksana PPGD
Setelah mengikuti pelatihan PPGD , peserta memiliki ko mpetensi
dalam:
1. Melakukan tindakan tekn is medis standar untuk life saving
(ABC ) :
a. Dasardasar PPGD
b. Airway, Breathing, Circulation, Dmg, (A,B,C,D) Problem dan
management
c. Resusitas i Jantung Paru
d. Pembuatan dan penilaian rekaman EKG
e. Pengenalan Defibrilator
II. PERAN, FUNGSI, dan KOMPETENSI
Dalam peranannya sebag ai pelaksana PPGD, mempunyai fungsi
melaksanakan PPGD di tempat tugasnya
2. Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah/penanganan tra uma
b. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/jantu ng
C. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan)
d. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
e. Kegawatdaruratan Neurologi
f. Kegawatdaruratan Psikiatri
g. Stabilisasi dan Transportasi
A. Kompetensi Dokter
Setelah mengikuti pelatihan PPGD, peserta memiliki kompetensi
dalam:
,
1. Melakukan ti ndakan te kn is medis standar untuk life saving:
a. Kegawatan Jalan Nafas
b. Kegawatan Pernafasan
C. Kegawatan Sirkulasi
d. RJP
e. Drug, Disability, Defibrilator, DO
f. Eksposure, EKG
3. Me lakukan Penanganan bencana
2. Melak uka n tin dakan teknis medis kh usus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan trauma
b. Kegawatdaruratan P. Dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri kh ususnya perdarahan dan
kesulitan persalinan
3
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
4
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
III. TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melaksanakan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).
B. Tujuan khusus pelatihan :
B. Peserta
Berupa tim yang terdiri dari 2 orang yaitu :
1. Dokter dan bidan atau perawat yang bertugas melakukan
pelayanan kesehatan di DTPK
2. Dokter dan bidan atau perawat yang akan bertugas ditempat
asal minimal 6 bulan setelah pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
1. Melakukan tindakan teknis medis standar untuk life saving :
a. Kegawatdaruratan Jalan Nafas
b. Kegawatdaruratan Pernafasan
c. Kegawatdaruratan Sirkulasi
d. Resusitasi Jantung Paru
e. Drug, Disability, Defibrilatar, 00
f. Ekspasure, EKG
V. STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan maka disusunlah materi
yang akan diberikan secara rinci pada tabel berikut:
2. Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan trauma
b. Kegawatdaruratan penyakit dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri khususnya perdarahan dan
kesulitan persalinan
d. Kegawatdaruratan bayi dan anak khususnya penanganan
bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan psikiatri khususnya gaduh gelisah
IV. PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
A. Pelatih
Kriteria
1. Pendidikan minimal dokter spesialis (Intemis, Cardialagi,
Bedah,Anak, Anastesi, Obgyn, Neuroligy, Psikiatri) dibantu
dokter umum
2. Mempunyai pengalaman melatih/mengajar minimal 2 tahun
3. Menguasai materi yang dilatihkan atau mempunyai
pengetahuan dan pengalaman dalam PPGD
4. Memiliki sertifikat TOT
Ii
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
III. TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu melaksanakan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).
B. Tujuan khusus pelatihan :
B. Peserta
Berupa tim yang terdiri dari 2 orang yaitu :
1. Dokter dan bidan atau perawat yang bertugas melakukan
pelayanan kesehatan di DTPK
2. Dokter dan bidan atau perawat yang akan bertugas ditempat
asal minimal 6 bulan setelah pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
1. Melakukan tindakan teknis medis standar untuk life saving :
a. Kegawatdaruratan Jalan Nafas
b. Kegawatdaruratan Pernafasan
c. Kegawatdaruratan Sirkulasi
d. Resusitasi Jantung Paru
e. Drug, Disability, Defibrilatar, 00
f. Ekspasure, EKG
V. STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan maka disusunlah materi
yang akan diberikan secara rinci pada tabel berikut:
2. Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan trauma
b. Kegawatdaruratan penyakit dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri khususnya perdarahan dan
kesulitan persalinan
d. Kegawatdaruratan bayi dan anak khususnya penanganan
bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan psikiatri khususnya gaduh gelisah
IV. PELATIH DAN PESERTA PELATIHAN
A. Pelatih
Kriteria
1. Pendidikan minimal dokter spesialis (Intemis, Cardialagi,
Bedah,Anak, Anastesi, Obgyn, Neuroligy, Psikiatri) dibantu
dokter umum
2. Mempunyai pengalaman melatih/mengajar minimal 2 tahun
3. Menguasai materi yang dilatihkan atau mempunyai
pengetahuan dan pengalaman dalam PPGD
4. Memiliki sertifikat TOT
Ii
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
Kurikulum PPGO Tim Puskesmas di OTPK
A. Untuk Dokter :
DOKTER
MATERI
No
A
B. Untuk Perawat :
T
No
jml
Materi Oas ar;
A
1. Kebijakan Depkes tentang DTPK
2. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
3. Etika & Hukum Kesehatan
B
Prk
Materi Inti;
A. Materi Teknis Medls Stan dar
1. Dasardasar PPGD
2. Airway. Breathing , Circulation , Drug , Disability,
Differential Diagnosis (A,B ,C,D) Problem dan
management
3. Resusitasi Jantung Paru
4. Penilaian rekaman EKG
5. Penggunaan Defibrilator
B. Materi Teknis Medis Khusus
1 Kegawatdaruratan bedah/penanganan trauma
2. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/jantung
3. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan)
4. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
5. Kegawatdaruratan Neurologi
1
0
1
1
0
1
1
0
1
3
0
3
1
3
1
1
1
0
7
2
1
2
9
1
3.
i
2. Airway, Breathing. Circulation , Drug , (A,S, C, D) Problem
dan management
3. Resusitasi Jantung Paru
4 . Pembuatan dan penilalan rekaman EKG
5. Penggunaan Defibrilator
I
I
6
6
6
0
6. Kegawatdaruratan Psikiatri
1
0
1
7. Stabilisasi dan Transportasi
1
2
3
1
28
3
44
4
B. Materi Teknis Medis Khusus
1. Kegawatdaruratan bedah/penanganan trauma
2. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/janlung
3. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan )
4. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
5. Kegawatdaruratan Neurologi
6. Kegawatdaruratan Psikiatri
7. Stabilisasi dan Transportasi
2
I
'-
Materi Penunjang;
1. Dinamika Kelompok
2. Geomedic Mapping
3. Materi lokal spesifik
4 . Komunikasi interpersonal
Jumlah
0
1
C
2
1
2
0
0
0
2
1
4
2
6
35
46
81
2
1
I
Maten Penunjang;
1. Dinamika Kelompok
2. Geomedic Mappi ng
3. Materi lokal spesifik
4. Komunikasi interpersonal
Jumlah
lWrikulum PPGD Tim Puskesmos di DTPK
0
1
1
0
1
1
0
1
3
0
3
1
1
2
3
7
10
2
7
9
1
2
1
0
3
1
5
10
6
7
9
9
9
5
3
2
2
1
1
7
0
0
3
1
24
48
1
1
1
4
3
4
72
0
1
2
1
2
0
0
0
4
2
6
81
2
31__ 50
1
2
1
Catalan
i
1.
2.
7
1
72 I
I
c
jml
i
C. Prinsip Penanganan bencana
C. Prinslp Penanganan bencana
Prk
I
13
10
10
10
4
4
4
4
2
Kebijakan Depkes te ntang DTPK
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
Etika & Hukum Ke sehatan
Materi Intii
A. Materi Teknis Madis Standar
1. Dasardasa r PPGD
10
3
2
3
T
Materi Oasar;
1
2.
B
PE RAWAT
MATERI
8
Perbedildn s(ruk(ur program unluk dokler dan perawatlb,dan Rdalah }I1mlan lam pels}aran UPI) Teon dan
Pm"t9k
Moter! PonUl1jang. Muatan /oka / d,sBsuaikan defll]8n jams penyaklt Ipermasalal1811 d'l'Iilayah setemJUlI
Kvrikulum PPGD Tim Puskesmos di DTPK
A. Untuk Dokter :
DOKTER
MATERI
No
A
B. Untuk Perawat :
T
No
jml
Materi Oas ar;
A
1. Kebijakan Depkes tentang DTPK
2. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
3. Etika & Hukum Kesehatan
B
Prk
Materi Inti;
A. Materi Teknis Medls Stan dar
1. Dasardasar PPGD
2. Airway. Breathing , Circulation , Drug , Disability,
Differential Diagnosis (A,B ,C,D) Problem dan
management
3. Resusitasi Jantung Paru
4. Penilaian rekaman EKG
5. Penggunaan Defibrilator
B. Materi Teknis Medis Khusus
1 Kegawatdaruratan bedah/penanganan trauma
2. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/jantung
3. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan)
4. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
5. Kegawatdaruratan Neurologi
1
0
1
1
0
1
1
0
1
3
0
3
1
3
1
1
1
0
7
2
1
2
9
1
3.
i
2. Airway, Breathing. Circulation , Drug , (A,S, C, D) Problem
dan management
3. Resusitasi Jantung Paru
4 . Pembuatan dan penilalan rekaman EKG
5. Penggunaan Defibrilator
I
I
6
6
6
0
6. Kegawatdaruratan Psikiatri
1
0
1
7. Stabilisasi dan Transportasi
1
2
3
1
28
3
44
4
B. Materi Teknis Medis Khusus
1. Kegawatdaruratan bedah/penanganan trauma
2. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam/janlung
3. Kegawatdaruratan obstetri (kebidanan )
4. Kegawatdaruratan bayi baru lahir, bayi dan anak
5. Kegawatdaruratan Neurologi
6. Kegawatdaruratan Psikiatri
7. Stabilisasi dan Transportasi
2
I
'-
Materi Penunjang;
1. Dinamika Kelompok
2. Geomedic Mapping
3. Materi lokal spesifik
4 . Komunikasi interpersonal
Jumlah
0
1
C
2
1
2
0
0
0
2
1
4
2
6
35
46
81
2
1
I
Maten Penunjang;
1. Dinamika Kelompok
2. Geomedic Mappi ng
3. Materi lokal spesifik
4. Komunikasi interpersonal
Jumlah
lWrikulum PPGD Tim Puskesmos di DTPK
0
1
1
0
1
1
0
1
3
0
3
1
1
2
3
7
10
2
7
9
1
2
1
0
3
1
5
10
6
7
9
9
9
5
3
2
2
1
1
7
0
0
3
1
24
48
1
1
1
4
3
4
72
0
1
2
1
2
0
0
0
4
2
6
81
2
31__ 50
1
2
1
Catalan
i
1.
2.
7
1
72 I
I
c
jml
i
C. Prinsip Penanganan bencana
C. Prinslp Penanganan bencana
Prk
I
13
10
10
10
4
4
4
4
2
Kebijakan Depkes te ntang DTPK
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
Etika & Hukum Ke sehatan
Materi Intii
A. Materi Teknis Madis Standar
1. Dasardasa r PPGD
10
3
2
3
T
Materi Oasar;
1
2.
B
PE RAWAT
MATERI
8
Perbedildn s(ruk(ur program unluk dokler dan perawatlb,dan Rdalah }I1mlan lam pels}aran UPI) Teon dan
Pm"t9k
Moter! PonUl1jang. Muatan /oka / d,sBsuaikan defll]8n jams penyaklt Ipermasalal1811 d'l'Iilayah setemJUlI
Kvrikulum PPGD Tim Puskesmos di DTPK
VII. EVALUASI PELATIHAN
VI. ALUR PROSES PEMBELAJARAN
Evaluasi pelatihan bagi pelaksana PPGD yaitu :
Alur proses pembelajaran untuk dokter dan perawat sama dan
dapat digambarkan seperti di bawah ini:
A. Evaluasi hasil belajar
Yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap peserta melalui :
1. Penjajagan awal melalui pre test
2. Penilaian terhadap peningkatan kompetensi peserta melalui
post test
3. Evaluasi formatif untuk setiap hasil penugasan
PEMBUKAAN
Dinamika Kelompok
Metode : permainan, diskusi kelompok
.
KETRAMPILAN
WAWASAN & PENGETAHUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Standar minimal evaluasi hasil belajar adalah evaluasi terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran khusus
i
1.
Kebijakan Depkes tentang DTPK
Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT)
Etika & Hukum Kesehatan
Dinamika Kelompok
Geomedic Mapping
Materi lokal spesifik
Komunikasi interpersonal
B. Evaluasi terhadap fasilitator
Melakukan tindakan teknis medis standar untuk life
saving :
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta
terhadap kemampuan fasilitator dalam menyampaikan
pengetahuan dan atau ketrampilan kepada peserta dengan
baik, dapat dipahami dan diserap oleh peserta, yang meliputi :
a. Kegawatan Ja/an Nafas
b. Kegawatan Pernafasan
c. Kegawatan Sirkulasi
d. RJP
e. Drug, Disability, Defibrilator, DD
f. Eksposure, EKG
2.
Melakukan tindakan teknis medis khusus meliputi :
a. Kegawatdaruratan bedah khususnya penanganan
trauma
b. Kegawatdaruratan P. Dalam khususnya jantung
c. Kegawatdaruratan obstetri khususnya perdarahan
dan kesulitan persalinan
d. Kegawatdaruratan bayi dan anak khususnya
penanganan bayi baru lahir
e. Kegawatdaruratan Neurologi khususnya stroke
f. Kegawatdaruratan Psikiatri khususnya gaduh
gelisah
METODE:
1. Ceramah tanya jawab
2. Curah pendapat
1. Penguasaan materi
2. Penggunaan metode pembelajaran
3. Hubungan interpersonal dengan