bab 2 MP ASI edit

2.2

Air Susu Ibu (ASI)
2.2.1 Pengertian ASI
Menurut Jenny (1997), ASI adalah karunia Tuhan yang sangat berharga karena
di dalam ASI mengandung berbagai zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi dan
mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin (Ig),
lactoferin, dan zat antibodi. ASI memiliki perbandingan komposisi yang tetap
sehingga mudah dicerna dan diserap serta mampu memenuhi kebutuhan bayi
sampai usia enam bulan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
ASI yang keluar pada hari pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum.
Kolostrum berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental karena mengandung
banyak vitamin A, protein, karbohidrat, dan lemak rendah sehingga sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Di samping itu juga
mengandung zat kekebalan yang penting untuk bayi terutama Ig A untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Kolostrum
bermanfaat untuk membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan (Soetjiningsih, 1997, p. 21).
Sejak usia 0-6 bulan, bayi hanya boleh diberikan ASI saja tanpa makanan lain.
Pemberian hanya ASI saja sampai usia 6 bulan disebut dengan menyusui secara
eksklusif (Jenny sr, 2006, p. 62).

2.2.2 Manfaat ASI
Pemberian ASI sangat bermanfaat baik bagi bayi maupun ibunya. Bagi bayi,
ASI sangat bermanfaat karena mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya, mengandung kekebalan terhadap
penyakit infeksi, dapat meningkatkan kecerdasan, menghindari bayi dari diare,
bersih dan tidak pernah basi, mudah dicerna, serta membantu pertumbuhan gigi,
langit-langit, dan rahangnya secara sempurna. Sedangkan bagi ibu, pemberian ASI
sangat bermanfaat karena mudah diberikan, dapat menyehatkan ibu, lebih efisien
karena ASI tidah dibeli, makin lama menyusui menghindari risiko kanker indung
telur, disamping itu memper panjang kehamilan berikutnya dan dapat mendakatkan
ibu dengan bayinya (Proverawati, 2009, pp. 107-109).

2.3

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)
2.3.1 Pengertian MP ASI
MP-ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi atau anak
disampin ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur
6-24 bulan, dan merpakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk

maupun jumlah. Hal ini dimaksud untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi
dalam MP-ASI (Proverawati, 2009, pp. 120-121).
Setelah bayi berusia 6 bulan, maka sudah waktunya memperkenalkan makanan
pendamping ASI pada bayi. Bayi membutuhkan zat-zat gizi tingi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Sering dengan bertambahnya umur anak,
kebutuhan zat gizinya juga meningkat. MP-ASI merupakan makanan tambahan
bagi bayi. Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan
bayi. Hal ini menunjukkan bahwa MP-ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat
gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian, cukup jelas bahwa peranan
makanan tambahan bukan sebagai pendamping ASI tetapi untuk melengkapi atau
mendampingi ASI (Jenny sr, 2006, pp. 100-101).
2.3.2 Manfaat dan Tujuan Pemberian MP ASI
Makanan pendamping ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
anak, penyesuaian alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan
masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Selain untuk memenuhi kebutuhan
bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan tambahan merupakan salah satu
proses pendidikan dimana bayi diajarkan cara mengunyah dan menelan makanan
padat dan membiasakan selera-selera bayi ( Depkes RI, 2006).
Menurut Purwitasari (2009) tujuan pemberian MP ASI pada bayi adalah
sebagai berikut:

a. Melengkapi zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi yang semakin
meningkat sejalan dengan pertambahan umur anak.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai bentuk, tekstur, dan rasa.

c. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang
tinggi.
d. Mengembangkan kemampuan mengunyah dan menelan.
2.3.3 Syarat MP ASI
Syarat MP-ASI menurut Jenny (2006) yang perlu dipenuhi agar kebutuhan zat
gizi bayi atau anak dapat terpenuhi yaitu harus mengandung cukup energi (zat gizi
makro dan mikro yang tepat) baik mutu maupun jumlahnya pada setiap kelompok
umur, memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral
dalam jumlah yang cukup, dapat diterima dengan baik oleh bayi atau anak, harga
relatif murah dan dapat diperoleh atau diproduksi secara lokal.
MP-ASI harus memenuhi persyaratan khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang
diperlukan bayi, seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat
tambahan lainya. MP-ASI hendaknya mengandung protein bermutu tinggi dengan
jumlah yang mencukupi. Bahan makanan hewani seperti telur, daging, susu dan
ikan mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan mutu protein bahan

makanan nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian.
Untuk meningkatkan mutu protein yang terkandung dalam bahan makanan
nabati dapat dilakukan dengan cara mencampurkan bahan makanan sumber protein
hewani dan nabati, atau mencampurkan beberapa jenis biji-bijian dan kacangkacangan. Sebaiknya, makanan bayi harus menghasilkan energi yang cukup tinggi.
Hal ini dapat tercapai dengan melakukan penambahan lemak dan gula. Lemak
dapat diberikan sampai kandungannya dapat menyediakan energi sebanyak 25%
atau maksimum 10g/100g produk. Untuk bayi, sebaiknya digunakan lemak nabati
dan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh. Penambahan vitamin dan
mineral sangat diperlukan untuk memenuhi kelengkapan zat gizi yang dianjurkan.
Tetapi, harus diperhatikan bahwa penggunaan bahan tambahan makanan, seperti
penyedap, pewarna, pengawet, garam, dan pemanis hendaknya dibatasi seminimal
mungkin.
Menurut Jenny (2006), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemberian makanan tambahan untuk bayi, yaitu:

a. Makanan bayi (termasuk ASI harus mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh bayi. Makanan tambahan harus diberikan kepada bayi yang
telah berumur 4-6 bulan sebanyak 4-6 kali/hari.
b. Sebelum berumur 2 tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang
dewasa.

c. Makanan campuran ganda (multi mix) yan terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik ditinjau dari nilai gizinya
maupun sifat fisik makanan tersebut.
d. Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah yang
sedikit. Kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan mengganggu
pencernaan bayi.
e. Makanan bayi tidak boleh memiliki sifat kamba, yaitu volume makanan yang
besar, tetapi kandungan gizinya rendah. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah
kandungan protein secara energi yang terkandung dalam makanan bayi harus
cukup tinggi. Makanan yang bersifat kamba akan cepat memberikan rasa
kenyang sehingga bayi tidak mau meneruskan makanan. Pada sisi lain terdapat
kemungkinan bahwa energi dan zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi belum
terpenuhi. Zat gizi lain yang dibutuhkan oleh bayi adalah lemak. Lemak
berfungsi sebagai sumber energi dan dapat memperbaiki cita rasa (memberikan
rasa gurih).
2.3.4

Tahapan pemberian MP ASI
Menurut Depkes 2007 dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak, pemberian
makanan bayi dan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar adalah sebagai

berikut:
1) Umur 0 – 6 bulan
a. Berikan ASI setiap kali bayi menginginkan, sedikitnya 8 kali sehari, pagi,
siang, sore, maupun malam.
b. Jangan berikan makanan atau miniman lain selain ASI (ASI eksklusif)
c. Susui dengan payudara kiri atau kanan secara bergantian

2) Umur 6-12 bulan
a. Umur 6-9 bulan, kenalkan MP ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur
susu sampai nasi tim lunak dengan frekuensi 2 kali sehari. Setiap kali
makan takarannya diberikan sesuai umur:
1. 6 bulan: 6 sendok makan
2. 7 bulan: 7 sendok makan
3. 8 bulan: 8 sendok makan
b. Untuk umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI dimulai dari bubur
nasi sampai nasi tim sebanyak 3 kali sehari. Setiap kali makan berikan
sesuai umur:
1. 9 bulan : 9 sendok makan
2. 10 bulan : 10 sendok makan
3. 11 bulan : 11 sendok makan

c. Beri ASI terlebih dahulu kemudian MP ASI
d. Pada MP ASI, tambahkan telur / ayam / ikan / tahu / tempe / daging sapi /
wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada bubur nasi.
e. Bila menggunakan MP ASI buatan dari perusahaan pembuat makanan.
Baca cara menyiapkannya, batas umur, dan tanggal kadaluarsa.
f. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti bubur
kacang hijau, biscuit, pisang, nagasari, dan sebagainya.
g. Beri buah-buahan atau sari buah, seperti jeruk, manis dan air tomat saring.
h. Bayi mulai dianjurkan makan dan minum sendiri menggunakan gelas dan
sendok.
3) Umur 1-2 tahun
a. Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun
b. Berikan nasi lembek 3 kali sehari
c. Tambahkan salah satu dari pilihan makanan berikut telur, ayam, ikan,
tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, minyak
pada nasi lembek
d. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti kacang
hijau, biscuit, pisang, nagasari, dan sebagainya.

e. Beri buah-buahan atau sari buah

f. Bantu anak untuk makan sendiri
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP ASI Dini
Menurut Gibney, ML et al (2009) dalam buku “Gizi Kesehatan Masyarakat”
(Hartono Andry & Widyastuti Palupi, Penerjemah) mengatakan bahwa banyak
kepercayaan dan sikap yang tidak mendasar terhadap pemberian MP ASI yang
membuat para ibu tidak melakukan pemberian ASI eksklusif kepada bayi mereka
dalam periode 6 bulan pertama. Alasan umum mengapa mereka memberikan MP
ASI secara dini meliputi:
a. Rasa takut bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup dan atau kualitasnya buruk.
Hal ini diakaitkan dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang terlihat
encer dan menyerupai air. Ibu harus memahami bahwa perubahan pada
komposisi ASI akan terjadi ketika bayinya mulai menghisap putting mereka.
b. Keterlambatan memulai pemberian ASI dan praktek membuang kolostrum.
Banyak masyarakat di negara berkembang percaya bahwa kolostrum yang
berwarna kekuningan merupakan zat beracun yang harus di buang.
c. Teknik pemberian ASI yang salah. Jika bayi tidak digendong dan dipeluk
dengan posisi tepat, kemungkinan ibu akan mengalami nyeri, lecet pada putting
susu, pembekalan payudara dan mastitis karena bayi tidak mampu meminum
ASI secara efektif. Hal ini akana berakibat ibu menghentikan pemberian ASI.
d. Kebiasaan yang keliru bahwa bayi memerlukan cairan tambahan. Pemberian

cairan seperti air teh dan air putih dapat meningkatkan risiko diare pada bayi.
Bayi akan mendapatkan ASI yang lebih rendah dan frekuensi menyusui yang
lebih singkat karena adanya tambahan cairan lain.
e. Dukungan yang kurang dari pelayanan kesehatan. Dirancangnya rumah sakit
sayang bayi akan meningkatkan inisisasi dini ASI terhadap bayi. Sebaliknya
tidak adanya fasilitas rumah sakit dengan rawat gabung dan disediakannya
dapur susu formula akan meningkatan praktek pemberian MP ASI predominan
kepada bayi yang lahir di rumah sakit.

f. Pemasaran formula pengganti ASI hal ini telah menimbulakan anggapan bahwa
formula PASI lebih unggul daripada ASI sehingga ibu akan lebih tertarik
dengan iklan PASI dan memberikan MP ASI secara dini.