b. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu, baik yang hidup ataupun dalam keadaan meninggal. Paritas dapat digolongkan menjadi
3 tiga bagian yaitu : 1.
Golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1 satu 2.
Golongan multipara adalah dengan paritas 2-5 3.
Golongan grande multipara adalah ibu dengan paritas 5 Notoatmodjo, 2003.
2.2. Sikap Attitude
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmodjo, 2007.
Dalam bagian lain Notoatmodjo 2007 Mengutip pendapat Allport 1954 menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni :
a. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional dan evaluasi emosional terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak trend to behave
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan, yakni : 1.
Menerima Receiving, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
2. Merespon Responding, memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai Valuing, mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4. Bertanggung jawab Responsible, bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi Notoatmodjo, 2007.
2.3. Keluarga Berencana 2.3.1. Defenisi Keluarga Berencana
Menurut WHO World Health Organisation expert Committee 1970 adalah keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga Suratun, dkk, 2008.
2.3.2. Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan: 1.
Secara demografis menurunkan tingkat kelahiran sekitar 50 dari angka kelahiran tahun 1970 agar dicapai pada tahun 2000, yang selanjutnya
dipercepat harus tercapai tahun 1990 Melani, dkk, 2010. 2.
Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama
serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. 3.
Marries Conseling atau nasihat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pehaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.
4. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi
sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi Suratun, dkk, 2008.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa baik bentuk, ukuran, bahan, dan
masa aktif fungsi kontrasepsinya, diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam
uterus Suratun, dkk, 2008.
2.4.1. Indikasi pemakaian AKDR:
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Tidak menghendaki metode hormonal
5. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari Saifuddin,
2003.
2.4.2. Kontraindikasi pemakaian AKDR:
1. Sedang hamil Saifuddin, 2003
2. Alergi terhadap komponen AKDR, mis., tembaga Everett, 2007
3. Yang mempunyai kelainan uterus congenital atau mioma yang merubah
bentuk rongga uterus Llewellyn, 2001
2.4.3. Jenis-jenis AKDR:
1. AKDR generasi pertama: disebut Lippesloop, berbentuk spiral atau huruf
S ganda, terbuat dari plastik Hartanto, 2004. 2.
AKDR generasi kedua: a.
Cu T 200 B: berbentuk T yang batangnya dililit tembaga Cu dengan kandungan tembaga
b. Cu 7: berbentuk angka 7 yang batangnya dililit tembaga
c. ML Cu 250: berbentuk 33 lingkaran elips yang bergerigi yang
batangnya dililit tembaga
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. AKDR generasi ketiga:
a. Cu T. 380 A: berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga yang lebih
banyak dan perak. b.
Nova T. Cu 200 A: batang dan lengannya dililit tembaga 4.
AKDR generasi keempat: Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari benang polipropilen monofilamen dengan enam butir tembaga
Suratun, dkk, 2008.
2.4.4. Mekanisme Kerja AKDR:
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi Saifuddin, 2003.
2.4.5. Keuntungan-Keuntungan AKDR:
1. Kontrol medis yang ringan Manuaba, 1998.
2. Efektifitas cukup tinggi Wiknjosastro, 2008.
3. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
4. Tidak mempengaruhi ASI Hidayati, 2009.
2.4.6. Waktu pemasangan AKDR:
1. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
2. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan. 3.
Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi Saifuddin, 2003.
2.4.7. Petunjuk bagi klien
1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan
AKDR
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah benang AKDR
secara rutin terutama setelah haid 3.
Selama bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami:
a. Kramkejang di perut bagian bawah
b. Perdarahan atau spotting diantara haid atau setelah senggama
c. Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman
selama melakukan hubungan seksual 4.
Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan Saifuddin, 2003.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemakaian AKDR merupakan Hasil
“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia,
yakni: indera panglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. a.
Alat ukur: kuesioner b.
Cara ukur: wawancara c.
Hasil ukur: •
Baik, apabila responden menjawab benar 100 4-5 pertanyaan dari 5 pertanyaan yang diajukan.
• Sedang, apabila responden menjawab benar 70 3 pertanyaan dari 5
pertanyaan yang diajukan. •
Buruk, apabila responden menjawab benar 30 ≤ 2 pertanya an dari
5 pertanyaan yang diajukan. Ibu Hamil
• Pengetahuan
• Sikap
tentang Pemakaian AKDR
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Sikap Ibu Hamil Tentang Pemakaian AKDR merupakan Reaksi atau
respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. a.
Alat ukur: kuesioner. b.
Cara ukur: wawancara. c.
Hasil ukur: •
Baik, apabila responden menjawab setuju 70 5-7 pertanyaan dari 7 pertanyaan yang diajukan.
• Sedang, apabila responden menjawab setuju 40 3-4 pertanyaan
dari 7 pertanyaan yang diajukan. •
Buruk, apabila responden menjawab setuju 25 ≤ 2 pertanyaan dari
7 pertanyaan yang diajukan.
3.3. Hipotesis
Ada hubungan antara jumlah paritas dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara jumlah paritas
dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian