PEJABAT PENGELOLA ANGGARAN TUGAS DAN WEWENANG PELAKSANA DAN PENGELOLA DIPA

BAB II PEJABAT PENGELOLA ANGGARAN

Pasal 2 1. Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Pengeluaran, Pejabat Penandatangan SPM berikut tugas-tugasnya untuk Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Negara Riset dan Teknologi ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri. 2. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat 1 tidak boleh dirangkap oleh 1 satu0 orang pejabat. 3. Kuasa Pengguna Anggaran menetapkan pejabat-pejabat pengelola anggaran di lingkungan Satuan Kerja satker masing-masing beserta tugas dan tanggungjawabnya, setelah mendapat pendelegasian wewenang dari Menteri negara Riset dan Teknologi selaku Pengguna Anggaran. 4. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Ayat 3 disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Satker dalam rangka kelancaran pelaksanaan dan pertangungjawaban kegiatan, antara lain : a. Pejabat Penanggungjawab Kegiatan; b. Koordinator Kegiatan; c. Pejabat Pembuat Komitmen; d. Pejabat Penguji SPP; e. Pemegang Uang Muka PUM; f. PejabatPanitia Pengadaan BarangJasa; g. Tim Penerima BarangJasa. 5. Penunjukan pejabat-pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat 4 oleh Kuasa Pengguna Anggaran dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III UANG PERSEDIAAN

Pasal 3 Ciri dan Karakteristik Dana Uang Persediaan UP 1. Dana UP merupakan uang muka kerja yang diberikan pemerintah kepada Bendahara Pengeluaran diluar jatah dana dalam DIPA tersebut guna membiayai kegiatan kantor. 2. Belum membebani kredit anggaran bersangkutan, artinya bahwa dana UP yang dibayarkan KPPN melalui SPM-UP belum dibebankan pada DIPA yang bersangkutan. 3. Dana UP berdaur ulang revolving. Dana UP dapat dikatakan sebagai dana talangan yang dititipkan pada Bendahara Pengeluaran yang harus dikembalikan lagi secara utuh diakhir tahun anggaran tersebut. Pada prinsipnya, dana UP dibayarkandiberikan oleh KPPN hanya satu kali dalam satu tahun anggaran. Karena itu, bila dana UP sudah digunakan sebagian atau seluruhnya oleh Bendahara Pengeluaran, harus diganti dengan cara mengajukan SPP-GU. Pasal 4 Uang Persediaan UP dapat diberikan guna keperluan

1. Belanja Barang Operasional MAK 5211 2. Belanja Barang Non Operasional MAK 5212

DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 4

3. Belanja Jasa MAK 5221 4. Belanja Pemeliharaan MAK 5231

5. Belanja Perjalanan MAK 5241 6. Belanja Lain-lain MAK 5811

7. Selain MAK-MAK sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 Ayat 1 sd 6, pembayaran melalui mekanisme Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS. Namun bila pembayaran dilakukan melalui Uang Persediaan, harus dengan ijin Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan. 8. Untuk membantu pengelolaan Uang Persediaan pada kantorsatker di lingkungan Kementerian Negara Riset dan Teknologi, kepala satkerKuasa Pengguna Anggaran dapat menunjuk Pemegang Uang Muka. 9. Penggunaan Uang Persediaan menjadi tanggung jawab Bendahara Pengeluaran. 10. Sisa Uang Persediaan yang masih ada Bendahara pada akhir tahun anggaran harus disetor kembali ke rekening kas negara selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran tersebut. Setoran sisa UP dimaksud, oleh KPPN dibukukan sebagai pengembalian UP sesuai MAK yang telah ditetapkan. Pasal 5 Besaran Uang Persediaan 1. Uang Persediaan diberikan setinggi-tingginya : a 112 satu per duabelas dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang dijanjikan untuk diberikan UP, maksimal Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah untuk pagu sampai dengan Rp. 900.000.000 sembilan ratus ribu rupiah; b 118 satu per delapan belas dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang dijanjikan untuk diberikan UP, maksimal Rp. 100.000.000,- seratur juta rupiah untuk pagu diatas Rp. 900.000.000,- sembilan ratus juta rupiah sampai dengan Rp. 2.400.000.000,- dua milyar empat ratus juta rupiah; c 124 satu per duapuluh empat dari pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang dijanjikan untuk diberikan UP, maksimal Rp. 200.000.000 dua ratus juta rupiah untuk pagu diatas Rp. 2.400.000.000,- dua milyar empat ratus juta rupiah; 2. Uang Persediaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 Ayat 1 huruf a,b dan c yang belum mencukupi untuk membiayai pelaksanaan kegiatan, dapat dimintakan dispensasi peningkatan besarannya ke Dirjen Perbendaharaan negara Departemen keuangan R.I; 3. Apabila dalam waktu tertentu terdapat peningkatan kegiatan dan Uang Persediaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 auat 1 belum mencukupi maka dapat diajukan permintaan Tambahan Uang Persediaan; 4. Tambahan Uang Persediaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat 3 diajukan kepada a KPPN Wilayah Pembayaran untuk jumlah UP sampai dengan Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah untuk klasifikasi belanja yang diperbolehkan dibiayai dengan UP. b Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk jumlah di atas Rp. 200.000.000,- dua ratus juta rupiah untuk klasifikasi belanja yang diperbolehkan dibiayai dengan UP. 5. Persyaratan Pengajuan Tambahan UP sebagaimana yang dimasud dalam Pasal 6 Ayat 4 adalah sebagai berikut : a Untuk kebutuhan dana yang sangat mendesaktidak dapat ditunda; b Digunakan paling lama satu bulan terhitung tanggal SP2D diterbitkan; DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 5 c Apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada Bendahara, harus disetor ke Rekening Kas Negara; d Apabila ketentuan pada butir c tidak dipenuhi kepada satker yang bersangkutan tidak dapat lagi diberikan TUP sepanjang sisa tahun anggaran tersebut; e Pengecualiaan terhadap butir d diputuskan oleh Kepala kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara atas usul KPPN. 6. Dalam mengajukan permintaan TUP, bendahara wajib menyampaikan : a Rincian rencana penggunaan dana untuk kebutuhan mendesak dan riil serta rincian sisa dana MAK yang dimintakan TUP; b Rekening Koran yang menunjukan saldo terakhir; c Surat Pernyataan bahwa kegiatan yang dibiayai tersebut tidak dapat dilaksanakandibayar melalui penerbitan SPM-LS. 7. SPM UPTambahan UP diterbitkan dengan menggunakan kode kegiatan untuk rupiah murni 0000.0000.825111, pinjaman luar negeri 9999.9999.825112, dan PNBP 0000.0000.825113. 8. Penggantian UP, diajukan ke KPPN dengan SPM-GUP, dilampiri SPTB, dan fotocopi Surat Setoran Pajak SPP yang dilegalisir oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat yang ditunjuk untuk transaksi yang menurut ketentuan harus dipungut PPN dan Pph. 9. Pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu rekanan tidak boleh melebihi Rp. 10.000.000,- sepuluh juta rupiah kecuali untuk pembayaran honor.

BAB III TUGAS DAN WEWENANG PELAKSANA DAN PENGELOLA DIPA

Pasal 3 A. Pengguna Anggaran 1. Menunjukmendelegasikan kewenangan kepada Kuasa Pengguna AnggaranPengguna Barang; 2. Menunjuk Pejabat penguji Perintah Pembayaran PPP dan penandatangan SPM. 3. Menetapkan pejabat yang bertugas sebagai Bendahara Pengeluaran; 4. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai rencana kerja dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA; 5. Menandatangani laporan keuanganneraca yang diajukan para KPA pada akhir tahun anggaran.

B. Kepala Satuan Kerja

1. Bertanggung jawab atas pengelolaan program, anggaran dan Barang Milik Negara BMN pada Satuan Kerja yang bersangkutan; 2. Bertanggungjawab atas penyusunan dan penyampaian laporan keuangan pada Satuan Kerja yang bersangkutan; 3. Melaksanakan program, kegiatan dan anggaran pada Satuan Kerja ybs; 4. Menandatangani laporan keuangan Lap. Realisasi Anggaran, Neraca, dll. DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 6

C. Kuasa Pengguna Anggaran

1. Menetapkan pejabat-pejabat pengelola anggaran di Satuan Kerja yang dipimpinnya PJK, PPK, PUM, Panitia Pengadaan barangJasa, Tim Penerima BarangJasa; 2. Menyusun Petunjuk Operasional Kegiatan POK pada satuan kerja yang dipimpinnya; 3. Melakukan pengawasan terhadap tugas-tugas yang dilakukandilaksanakan oleh pejabat pengelola anggaran di satuan kerja yang dipimpinnya; 4. Menyusun dan menyampaikan laporan keuanganneraca kepada Pengguna Anggaran; 5. Menandatangani cek atas beban anggaran satuan kerja yang dipimpinnya kepada pengguna anggaran.

D. Pejabat Pembuat Komitmen

1. Menyusun rencana pengadaan barangjasa yang telah mendapat persetujuan KPA untuk disampaikan kepada panitia pengadaan barangjasa guna proses lebih lanjut; 2. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitiapejabat pengadaan sesuai kewenangannya; 3. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjiankontrak dengan pihak penyedia barangjasa; 4. Menandatangani perjanjiankontrak dengan pihak penyedia barangjasa; 5. Menandatangani kuitansi yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas kegiatan yang dikelolanya dan bertanggungjawab terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud; 6. Mengendalikan pelaksanaan perjanjiankontrak; 7. Melaporkan pelaksanaanpenyelesaian pengadaan barangjasa kepada Kuasa Pengguna Anggaran; 8. Mengajukan Surat Permintaan Pembayaran SPP: Penggantian Uang Persediaan GU, Langsung LS, kepada Kuasa Pengguna Anggaran; 9. Menyerahkan aset hasil pengadaan barangjasa dan aset lainnya kepada Kuasa Pengguna Anggaran dengan berita acara penyerahan melalui Penanggungjawab Kegiatan; 10. Membuat laporan realisasi anggaran atas dana kegiatan yang dikelolanya kepada Kuasa Pengguna Anggaran guna penyusunan Neraca; 11. Membuat laporan mutasi barang triwulanan yang disampaikan ke Kuasa Pengguna Anggaran melalui Penanggungjawab Kegiatan dan tembusan disampaikan ke Sekretaris Menteri c.q. Biro Umum; 12. Dilarang mengadakan ikatan perjanjian dengan penyedia barangjasa apabila belum tersedia anggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang mengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia; 13. Bertanggungjawab atas dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN, dan bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud .

E. Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaranpenandatanganan SPM

1 Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PAKPA; 2 Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN yang tercantum dalam perintah pembayaran; 3 Menguji ketersediaan dana dalam DIPA pada Kegiatan dan MAK yang ditunjuk dalam SPP; DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 7 4 Menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara PengeluaranPemegang Uang Muka tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan; 5 Melakukan pengujian substansi, meliputi : 1. Memeriksa kebenaran perhitungan atas beban APBN yang tercantum dalam perintah pembayaran; 2. Memeriksa ketersediaan dana dalam DIPA pada Satker yang ditunjuk dlm SPP tsb; 3. Memeriksa kontrakSPK pengadaan barangjasa; 4. Memeriksa bukti pengeluaran danatau SPTB dari PPK terhadap kebenaran dan kelengkapan bukti pertanggungjawaban; 5. Memeriksa kebenaran perhitungan pajak beserta surat setoran pajaknya 6 Melakukan pengujian formal, meliputi : 1. memeriksa tanda tangan PPK dan Bendahara PengeluaranPUM; 2. Memeriksa penulisanpengisian jumlah uang dalam angka dan huruf dlm kuitansi 7 Wajib mencatat SPM yang diterbitkan dalam buku pengawasan, dan mengadministrasikan seluruh dokumen SPM secara tertib;

F. Bendahara Pengeluaran

1 Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN atas anggaran yang dikelolanya; 2 Meneliti kelengkapan perintah pembayaran dari KPA; 3 Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran; 4 Menguji ketersediaan dana dalam DIPA pada Kegiatan dan MAK yang ditunjuk dalam SPP. 5 Wajib menolak perintah bayar dari Kuasa Pengguna Anggaran apabila persyaratan pada butir b,c,d tidak terpenuhi; 6 Menandatangani kuitansi atas pembayaran yang dilakukan yang membebani anggaran yang dikelolanya.; 7 Membukukan semua transaksi keuangan yang dikelolanya kedalam Buku Kas Umum dan Buku Pembantu lainnya; 8 Melakukan pemotongan, pembukuan dan penyetoran pajak serta membuat laporan pemungutan dan penyetoran pajak; 9 Membuat laporan keadaan kas atas mutasi keuangan yang dilakukan setiap bulan; 10 Menandatangani cek atas beban anggaran Satuan Kerja yang dipimpinnya; 11 Bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya.

G. Penanggungjawab Kegiatan

1 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan triwulan, baik yang menggunakan penyedia baragjasa maupun swakelola untuk disampaikan kepada KPA guna memperoleh persetujuan; 2 Melaksanakan kegiatan yang telah memperoleh persetujuan KPA sesuai jadwal; 3 Melakukan pengawasan terhadap tugas-tugas yang dilakukandilaksanakan oleh Pejabat pembuat komitmen; 4 Menandatangani kuitansi yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas kegiatan yang dikelolanya dan bertanggungjawab terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud; DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 8 5 Mengajukan Surat Permintaan membayar SPP; Penggantian Uang Persediaan GU dan langsung LS kepada Kuasa Pengguna Anggaran KPA; 6 Menerima dan nebguji kebenaran aset hasil pengadaan barangjasa dari Pejabat Pembuat komitmen dan menyerahkannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran dengan berita acara penyerahan barangjasa; 7 Membuat laporan atas hasil pelaksanaan kegiatan kepada Kuasa Pengguna Anggaran; 8 Bertanggungjawab atas kegiatan yang dikelolanya kepada Kuasa Pengguna Anggaran; 9 Bertanggungjawab dari segi administrasi, fisik, dankeuangan terhadap kegiatan yang dikelolanya; 10 Bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

I. Koordinator KegiatanSub Kegiatan

1 Bertanggungjawab atas penyusunan, pelaksanaan, laporan dan kinerja dari kegiatan sub kegiatan yang tercantum dalam dokumen DIPA dan rencana triwulan; 2 membuat pertanggungjawaban administrasi dan keuangan atas pelaksanaan kegiatansub kegiatan sebagaimana programkegiatansub kegiatan yang tercantum dalam dokumen DIPA dan Rencana Triwulan; 3 Menyusun dan mengajukan rencana kegiatan secara triwulanan dan tahunan; 4 Menyusun dan mengajukan laporan hasil pelaksanaan rencana kegiatan secara triwulan dan tahunan; 5 Menyusun dan mengajukan permintaan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program yang tercantum dalam dokumen DIPA dan Rencana Triwulan; 6 Menyusun Organisasi Pelaksanaan Kegiatan yang disetujui oleh Penanggungjawab Program; 7 Struktur organisasi setiap kegiatan yang baku ditetapkan oleh Penanggungjawab Kegiatan dan koordinator KegiatanSub kegiatan diketahui oleh Penanggungjawab Program; 8 Penetapan Surat Keputusan dari KPA DeputiSekretaris Menneg Ristek sebagai Penanggungjawab Program, tentang tugas Koordinator KegiatanSub Kegiatan dalam hal pelaporan hasil kegiatan kepada Penanggungjawab Kegiatan; 9 Didalam melaksanakan program dan kegiatan, Koordinator KegiatanSub Kegiatan harus melakukan koordinasi dengan Penanggungjawab kegiatan dan bertanggungjawab sepenuhnya serta menguasai seluruh kegiatan di dalam programnya.

J. Pemegang Uang Muka

1 Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN atas anggaran yang dikelolanya; 2 Meneliti tersedianya dana pada masing-masing belanja maupun kegiatan; 3 Melakukan pembebanan pengeluaran sesuai dengan belanja dan kegiatan yang dikelolanya; 4 Medistribusikan dana kegiatan kepada penanggungjawab kegiatankoordinator kegiatan; 5 Membukukan semua transaksi keuangan yang dikelolanya kedalam buku kas umum dan buku pembantu lainnya; 6 Melakukan pemotongan, pembukuan dan penyetoran pajak serta membuat laporan pemungutan dan penyetoran pajak; 7 Membuat konsep Surat Permintaan Pembayaran SPP GUP, LS untuk disampaikan kepada Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar SPM; DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM, BAGIAN HUKUM, BIRO HUKUM DAN HUMAS 9 8 Menandatangani kuitansi atas pembayaran yang dilakukan yang membebani anggaran yang dikelolanya; 9 Membuat laporan keadaan kas atas anggaran yang dikelolanya dan disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran c.q Bendahara Pengeluaran dan Pejabat Pembuat Komitmen; 10 Bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilakukan.

K. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

1. Menyusun jadual dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan; 2. Menyusun dan menyiapkan harga perkiraan sendiri HPS; 3. Menyiapkan dokumen pengadaan; 4. Mengumumkan pengadaan barangjasa melalui media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, dan jika memungkinkan melalui media elektronik; 5. Menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi; 6. Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk; 7. Mengusulkan calon pemenang; 8. Membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada pengguna barangjasa; 9. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barangjasa dimulai.

L. Tim Penerima Barang dan Jasa

1. Mengecek dan menghitung volume barangjasa sesuai dengan kontrakSPK; 2. Mencocokkan spesifikasi barangjasa yang diterima dengan spesifikasi dalam kontrakSPK; 3. Membuat berita acara hasil pemeriksaan fisik barangjasa yang diterima dan menyerahkan hasil pemeriksaan barangjasa tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan tembusan disampaikan kepada Biro Umum c.q Bagian Rumah Tangga.

BAB IV PROSEDUR DAN KELENGKAPAN