Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan oven pada
suhu160-170 C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak
digunakan untuk pengukuran Bukan alat ukurb. Sterilisasi Radiasi
Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2 :
Radiasi elektromagnetik EM adalah sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet
UV. sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi. keterbatasannya sterilisasi cara ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak
bisa menembuh bahan padat.
Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan sinar gamma untuk
merusak DNA mikroorganisme, kelebihannya bisa menembus zat padat
c. Sterilisasi Gas
Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan
sterilisasi cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air.
d. Sterilisasi Filtrasi
Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaringfilter matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.
2.3 Jenis-jenis sediaan steril
SDF ; 15-18 1. Injeksi
Larutan obat dalam pembawa yang sesuai dengan atau tanpa penambahan bahan-bahan dimaksudkan untuk pemakaian parenteral dibuat sebagai injeksi.
2. Cairan infuse Cairan infuse intravena dibuat sebagai sejumlah karakteristik infuse melalui cara
pemakaiannya. 3. Radiasi Farmasetik
Bahan kimia radio aktif digunakan untuk uji, fungsi bahan-bahan yang kadang dipastikan sejumlah infeksi dibawah radiofarmasetik. Ini berbeda dari infeksi lain dalam obat sebagi
bentuk radioaktif.
4. Steril Padat Beberapa obat tidak mempunyai kestabilan yang cukup dalam larutan untuk dapat
mewadahkannya seperti injeksi maka disediakan sebagai sediaan padat kering dalam larutan ketika digunakan.
5. Suspensi steril Suspensi obat dalam pembawa parenteral yang cocok dibuat sebagai suspensi obat steril
seperti suspensi sediaan Hidrokortison Asetat. Jika obat ini bentuk kering dan suspensi dengan penambahan pembawa parenteral yang cocok disebut obat steril unutk suspensi
seperti Kloramfenikol Steril untuk Suspensi. 6. Tetes Mata, Suspensi dan Salep
Obat-obat dalam larutan atau suspensi digunakan melalui penetesan pada mata sebagai sediaan steril, walaupun tidak umum disebut steril seperti larutan mata Natrium Sulfametasol
atau suspensi mata Hidrokortison asetat. 7. Larutan irigasi
Larutan irigasi yang digunakan untuk mencuci atau menyembuhkan luka terbuka, rongga badan didefinisikan sebagai larutan irigasi dan diguanakn pada pemakaian luar tidak pernah
secara parenteral 8. Bahan Diagnosis
Larutan yang digunakan secara parenteral untuk tujuan diagnosa seperti injeksi yang digunakan unutk menentukan volume darah.
9. Ekstrak Allergenio Ekstrak allergenio adalah konsentrasi steril pada allergen atau bahan-bahan yang tidak bisa
sensitif. Pada beberapa orang digunakan untuk diagnosa atau percobaan pada reaksi alergi. 10. Larutan Dialisis Peritonial
Larutan yang digunakan pada teknik yang dikenal sebagai dialisis peritoneal utnuk menurunkan kelebihan larutan cairan tubuh, serum elektrolit, bahan-bahan toksik seluruh
pencernaan.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sterilisasi Radiasi
Sinar matahari memiliki aktivitas bakterisida dan memainkan peranan penting dalam sterilisasi yang bersifat spontan yang terjadi pada keadaan alami. Peran desinfektan tersebut
terutama karena kandungan sinar ultravioletnya, yang sebagian besar disaring oleh kaca dan adanya ozon pada atmosfer bumi dan polutan atmosfer asap. Sinar elektromagnetik lain
dengan panjang gelombang lebih pendek, seperti sinar-x dan sinar-γ, juga sinar yang dihasilkan dari kerusakan radioaktif dan oleh akselerator ion, juga dapat memperlihatkan
efeknya jika diserap oleh bakteri
3.2 Efek Radiasi.
Hanya cahaya yang diserap diabsorbsi yang membantu reaksi fotokimia. Sebagai molekul pengabsorbsi cahaya, yang menerima energi dalam bentuk unit dengan ciri tersendiri
yang disebut “kuanta”. Energi suatu kuantum berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya. Pada reaksi primer, hanya 1 kuantum cahaya yang diserap oleh setiap
molekul substansi pengabsorbsi. Jumlah kuanta yang diabsorbsi oleh suatu sistem biologi sebanding dengan lamanya dan intensitas produk radiasi, juga sebanding dengan koefisien
absorbsi bahan terirradiasi. Absorbsi kuantum oleh elektron dalam satu atom menyebabkan inaktivasi molekul, yang selanjutnya menggunakan kelebihan energi untuk merubah senyawa
kimia, seperti dekomposisi dan penyusunan-kembali bagian dalam“internal rearrangements” , atau dapat hilang sama sekali sebagai panas atau fluoresensi.Radiasi
memiliki energi yang cukup untuk memindahkan suatu electron secara sempurna dari suatu atom dan menghasilkan muatan listrik ionisasi , atau energi hanya cukup untuk
memindahkan elektron ke tempat energi yang lebih tinggi eksitasi. Energi sebanding dengan 10 elektron volt yang dibutuhkan untuk menarik suatu elektron keluar dari suatu
atom. Hal ini dilakukan oleh sinar-x dan sinar-γ yang mengionisasi atom melalui pemasukan elektron dari beberapa atom melalui radiasi.