Universitas Indonesia
Untuk selanjutnya, penulis akan menggunakan istilah tindak pidana di bidang perbankan, karena istilah tindak pidana perbankan dirasakan lebih
mewakili pengertian tindak pidana yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan, dan tindak pidana yang diatur di luar Undang-Undang Perbankan.
Tindak pidana di bidang perbankan biasanya dilakukan dengan proses, prosedur, dan cara yang sangat rumit. Oleh karena itu tindak pidana perbankan
dikategorikan sebagai kejahatan white collar crime. Secara umum, kejahatan white collar crime dapat dikelompokkan dalam :
4
1. Kejahatan yang dilakukan oleh kalangan profesi dalam melakukan pekerjaannya, seperti advokat atau penasihat hum, akuntan, dan dokter.
2. Kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah atau aparatnya, seperti korupsi dan tindakan penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran terhadap hak warga
negara. 3. Kejahatan korporasi.
Selain itu, ciri khas yang terdapat dalam white collar crime adalah bahwa kejahatan tersebut dilakukan si pelaku dengan jalan menyalahgunakan
kepercayaan yang diberikan kepadanya dari perusahaan atau masyarakat.
5
Oleh sebab itu, white collar crime sering terjadi pada lembaga-lembaga tempat
masyarakat menaruh kepercayaan, seperti bank, bursa efek, perusahaan asuransi, dan lainnya.
3.1.1 Dimensi dan Ruang Lingkup Tindak Pidana Di Bidang
Perbankan
6
Dimensi bentuk tindak pidana perbankan bisa berupa tindak kejahatan seorang terhadap bank, tindak kejahatan bank terhadap bank
lain, ataupun kejahatan bank terhadap peorangan sehingga bank dapat menjadi korban ataupun pelaku.
4
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 580.
5
Ibid.
6
Ibid., hal. 582.
Universitas Indonesia
Sedangkan dimensi ruang tindak pidana perbankan tidak terbatas pada suatu tempat tertentu, bisa melewati batas-batas teritorial suatu
negara. Demikian pula dengan dimensi waktu. Tindak pidana perbankan bisa terjadi seketika itu juga, juga bisa berlangsung beberapa lama.
Sementara itu, ruang lingkup terjadinya tindak pidana perbankan dapat terjadi pada keseluruhan lingkup kehidupan dunia perbankan atau yang
sangat berkaitan dengan kegiatan perbankan dan mencakup dengan lembaga keuangan lainnya.
3. 2 Jenis-Jenis Tindak Pidana Di Bidang Perbankan
Semakin banyaknya kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank, semakin banyak pula kesempatan yang akan timbul yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang untuk melakukan perbuatan melawan hukum terhadap dunia perbankan. Semakin luas kesempatan yang muncul, juga akan berbanding lurus
dengan semakin banyaknya jenis dan ruang lingkup tindak pidana di bidang perbankan. Untuk itu akan dikelompokkan tindak pidana di bidang perbankan
berdasarkan peraturan yang dilanggr, yaitu yang diatur umum dalam Undang- Undang Perbankan dan yang diatur khusus dalam perundang-undangan di luar
Undang-Undang Perbankan.
3.2.1 Tindak Pidana Di Bidang Perbankan Menurut Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Tindak pidana di bidang perbankan adalah tindak pidana yang menjadikan bank sebagai sarana Crime through the Bank dan atau
sasaranobyek kejahatan Crime against the Bank.
7
Menurut Undang-
7
Sebagaimana disampaikan Dr. Yunus Hussein dalam kuliah Hukum Perbankan, Kamis, 15 Mei 2009.
Universitas Indonesia
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, tindak pidana di bidang perbankan terdiri dari tiga belas 13
macam. Dari ketiga belas macam tindak pidana di bidang perbankan tersebut, dikelompokkan menjadi 5 kelompok utama , yaitu :
a. Tindak pidana yang berkaitan dengan perizinan