SPM BDL KESIMPULAN DARI TIM VERIFIKASI LAPANGAN

diidentifikasi mempunyai kasus TK yang sama dengan kasus di RIA. Langkah- langkah berikut telah diambil: a. Pada tanggal 25 Juni 2013, JSC meminta agar Tim Pelaksana FCP menilai situasi di kedua pemasok yang ditandai tersebut. b. Suatu Tim Verifikasi Lapangan yang terdiri dari gabungan antara staf TFT dan APP telah dibentuk dan dikirim ke SPM dan BDL. c. Pada tanggal 9 Juli 2013, Tim Verifikasi Lapangan memulai kegiatan verifikasi dan pengumpulan data, termasuk:  Verifikasi dokumen  Wawancara dengan pihak-pihak terkait  Verifikasi lapangan  Verifikasi pelaporan

3. KESIMPULAN DARI TIM VERIFIKASI LAPANGAN

Berdasarkan hasil dari verifikasi lapangan dan data lapangan yang disusun rincian hasil verifikasi dapat dilihat di Lampiran 01, maka Tim Verifikasi Lapangan menyimpulkan bahwa:

a. SPM

 Tidak terdapat pelanggaran terhadap moratorium. Tidak terjadi pembukaan lahan di SPM. Surat pemberitahuan yang dikirim ke para pemasok APP untuk memastikan bahwa tidak terjadi pembukaan lahan untuk pengembangan TK telah tiba sebelum SPM mulai bekerja di areal TKnya.

b. BDL

 Areal seluas 27,8 hektar telah dibuka di areal TK di dalam konsesi BDL setelah tanggal 1 Pebruari 2013. Situasinya tidak memungkinkan untuk menentukan apakah areal tersebut awalnya adalah HCS, dan oleh karenanya apakah pembukaannya setelah itu merupakan suatu pelanggaran terhadap moratorium.  Areal yang dibuka berada di atas lahan gambut, yang merupakan pelanggaran terhadap kebijakan FCP dari APP tentang pembangunan lahan gambut baru.  Pembukaan lahan 27,8 hektar tersebut dimulai pada tanggal 5 Maret 2013 sampai 17 Maret 2013. Pembukaan di areal TK telah terjadi sebelum surat pemberitahuan diterima oleh BDL pada tanggal 30 Mei 2013.  Lahan 27,8 Ha telah dibuka karena pada tanggal 2 Maret 2013 tim pelaksana APPTFT telah salah menyetujui kelanjutan dari pembangunan areal TK di lapangan tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan JSC. Keputusan ini dibuat karena adanya kesepakatan sebelumnya dengan masyarakat untuk mengembangkan areal tersebut. Lingkup kesepakatan TK telah disetujui oleh masyarakat pada tanggal 24 Nopember 2012 dan perjanjian resmi antara pemasok APP yaitu BDL dengan masyarakat akhirnya ditandatangani pada tanggal 18 Pebruari 2013.  Sebagaimana kasus RIA, Tim Pelaksana FCP telah salah berasumsi bahwa bilamana seluruh kriteria untuk pembangunan TK telah dipenuhi, termasuk kewajiban hukum untuk membangun areal tersebut, maka areal tersebut dapat dibuka.  195,39 m 3 kayu hutan alam telah diproduksi dari pembukaan lahan setelah tanggal 1 Pebruari 2013 di areal TK tersebut. Dengan diberikannya persetujuan untuk membuka areal ini, maka volume kayu ini telah dimasukkan ke dalam sistem SO stok opname dan oleh karenanya dikirim ke pabrik IKPP Perawang pada tanggal 26 Maret 2013.  Penilaian HCS dan HCV sedang berlangsung di areal ini, dan oleh karenanya pada saat verifikasi tidak memungkinkan untuk menentukan apakah HCS telah dibuka. Namun, mengingat bahwa 195,39 m 3 kayu telah diproduksi dari suatu areal seluas 27,8 ha, maka dapat diasumsi bahwa rata-rata per Ha menghasilkan hanya 7m 3 Ha. Oleh karenanya, tidaklah mungkin bahwa areal ini adalah HCS.

4. REKOMENDASI SPM