Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Terhadap Proses Bisnis Internal Berbasis Statcap Cerdas Menggunakan Cobit 4.1 (Studi Kasus : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat)

(1)

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP PROSES BISNIS INTERNAL

BERBASIS STATCAP CERDAS MENGGUNAKAN COBIT 4.1

(Studi Kasus : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat)

Oleh :

Fikri Aditya Tri Andikaputra 57 101 11 066

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Penelitian Terkait ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Keterkaitan dengan Penelitian Terkait ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Audit Sistem dan Teknologi Informasi .. Error! Bookmark not defined. 2.3.2 Statcap CERDAS ... Error! Bookmark not defined. 2.3.3 Prinsip Dasar Tata Kelola TI di Institusi Pemerintah


(3)

vi

………...Error!

Bookmark not defined.

2.3.4 Model Tata Kelola TI di Institusi Pemerintah ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Balanced Scorecard ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Perspektif Proses Bisnis Internal Balanced Scorecard ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Tujuan Bisnis ... Error! Bookmark not defined. 2.6 COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) .. Error!

Bookmark not defined.

2.7 Audit Teknologi Informasi dari Perspektif Proses bisnis internal Balanced Scorecard ... Error! Bookmark not defined. BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN .... Error! Bookmark not defined.

3.1 Sejarah BPS (Badan Pusat Statistik) ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Tentang Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa BaratError! Bookmark

not defined.

3.3 Bidang Pekerjaan dan Tujuan Perusahaan .... Error! Bookmark not defined. 3.4 Visi Dan Misi ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Visi ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Misi... Error! Bookmark not defined. 3.5 Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Deskripsi Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined.


(4)

vi

3.6 Model Pengembangan ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Analisa Data... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Analisa Kecukupan Control Proses TI Terpilih Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Kompilasi Temuan dan Impact Analysis ... Error! Bookmark not defined.

3.7.3 Rekomendasi Perbaikan ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Tata Kelola Teknologi Informasi Badan Pusat StatistikError! Bookmark not defined.

4.1.1 Struktur dan Peran Tata Kelola Teknologi Informasi BPS ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Tata Kelola Teknolgi Informasi BPS Propinsi Jawa Barat ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Scooping Tata Kelola Teknologi Informasi ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Identifikasi Proses TI Terpilih... Error! Bookmark not defined. 4.3 Analisis ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Perhitungan Maturity Proses – Proses TI Terpilih ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Analisa Kecukupan Kontrol Proses TI Tepilih . Error! Bookmark not defined.


(5)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Gondodiyoto, S., 2007, Audit Sistem Informasi: Pendekatan Cobit, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Indrajit, R. E., 2004, Kajian Strategis Cost Benefit Teknologi Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Information Technology Governance Institute, 2007, COBIT 4.1: Framework, Control Objective, Management Guidelines, Maturity Models, IT Governance Institute. Rolling Meadows.

Information Technology Governance Institute, 2008, Understanding How Business Goals Drive IT Goals, IT Governance Institute. Rolling Meadows.

Kaplan, R., dan Norton, D., 1996, Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Erlangga, Jakarta.

McLeod, R., dan Schell, G. P., 2004, Management Information System, 9th Ed., Pearson Prentice Hall, New Jersey, Terjemahan, Heri Yulianto, 2007, Sistem Informasi Manajemen, Indeks, Jakarta.

Panji, M. D., 2002, Analisis Kinerja Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dengan Pendekatan Balanced Scorecard, Tesis, Program Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmi Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Jakarta.

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Badan Pusat Statistik Tahun 2010 – 2014 Edisi Pertama & Review Kedua.

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.

41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara. Nomor PER-02/1VIBU/2013 tentang Panduan penyusunan pengelolaan teknologi informasi Badan Usaha Milik Negara


(7)

Purnama, Fitra Jaya, 2012, Penyusunan Tata Kelola Teknologi Informasi Untuk Pemerintahan Kabupaten Bengkalis, Program Studi Magister Teknik elektro Bidang Khusus Chief Information Officer (CIO) Institut Teknologi Bandung,Bandung.

Rencana Kinerja Tahunan Badan Pusat Statistik Tahun Anggaran 2013.

Sarno, R., 2009, Audit Sistem & Teknologi Informasi, ITS Press, Surabaya.

Sarno, R., 2009, Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi Berbasis Balanced Scorecard & COBIT, ITS Press, Surabaya.

Sayekti, R., 2007, Evaluasi dan Analisis Penerapan Balanced Scorecard pada NK Indonesia, Tesis, Program Pasca Sarjana, Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Weber, Ron. 1999. Information System Control and Audit, Prentice Hall Inc., America.


(8)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat serta hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister di Program Studi Magister Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya atas segala bantuan dan kerjasama yang diberikan oleh semua pihak sehingga penulis dapt menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini. Ucapan ini penulis haturkan kepada :

1. Dr. Eng Ana Hadiana, selaku pembimbing yang telah memberikan banyak saran, bimbingan serta bantuannya dalam proses penyusunan tesis ini.

2. Direktur dan Sekretaris Pasca Sarjana serta Staf Sekretariat Pasca Sarjana Universitas Komputer Indonesia yang telah membantu dalam kelancaran pengerjaan tesis ini.

3. Pimpinan, Jajaran Manajemen dan Staf di lingkungan Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat yang telah memberikan ijin dan bantuan selama pengerjaan tesis ini.

4. Kedua orang tua penulis yang tidak putusnya memberikan doa dan semangat untuk meraih pendidikan setinggi - tingginya

5. Seluruh rekan – rekan mahasiswa/I Pasca Sarjana Magister Sistem informasi program BU.

6. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu penyusunan tesis ini.

Semoga tesis ini dengan segala kekurangannya dapat bermanfaat bagi pribadi, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya.


(9)

DAFTAR

RIWAYAT HIDUP

BIODATA PRIBADI

Nama Fikri Aditya Tri Andikaputra

Tempat & Tanggal Lahir Bandung, 4 Maret 1989

Umur 24 Tahun

Jenis Kelamin Pria

Alamat Jalan Terusan Cikajang Raya 2 Blok E- 1 Rt.01/Rw.15 Kel. Sukamiskin Kec. Arcamanik Bandung 40293. Jawa Barat.

Nomor Kontak 0852 200 88 5 22 / 022 87243726

E-Mail fikriputra444@gmail.com/fikriandikaputra@yahoo.com

Status Belum Menikah

Agama Islam

PENDIDIKAN FORMAL

1995 – 2001 SD Negeri Merdeka 5/II Bandung

2001 – 2004 SMP Negeri 5 Bandung

2004 – 2007 SMA Negeri 16 Bandung

2007 - September 2011 Universitas Komputer Indonesia Program Studi Strata 1 Sistem Informasi /Manajemen Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (IPK 3.57 Skala 0 – 4 )

PENGALAMAN KERJA &

ORGANISASI

Juni – September 2010 Junior Staf PT PLN (PERSERO) Unit Produksi Citarum Unit Inventory.

Januari 2012 – November 2013 Internal Control Supporting Staf finance pada Yayasan Balai Perguruan Putri Pusat Bandung.

Juli 2013 – Oktober 2013 Publication, Concept & Documentation. Pusat Studi Tata Kelola IT (PSTK3IT) Unikom

November 2013 - 2014 Dosen Luar Biasa di Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Mata kuliah binaan:

Software Terapan (Aplikasi Perkantoran)  Pemrograman Web 1


(10)

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan organisasi baik itu sektor swasta maupun lembaga pemerintahan ketika melaksanakan perencanaan dan operasional Teknologi Informasi yang akan diterapkannya mengeluarkan berbagai sumber daya yang tidak sedikit, baik itu dalam bentuk sumber daya financial, waktu, fisik dan juga sumber daya lainnya. Selain itu keberadaan Teknologi Informasi mengalami perkembangan dan keterkaitan peranan antar operasionalnya didalam menjalankan organisasi, dimana bukan hanya sebagai penunjang dari operasional yang bersifat strategis dalam pengambilan keputusan, akan tetapi konsep operasional pendukung (proses bisnis internal) menjadikannya sebagai salah satu komponen penting dalam menunjang keberhasilan operasional strategis.

Diperlukan kecepatan dan ketepatan informasi ketika berbagai masalah berikut tingkat kompleksitasnya perlu diolah agar bisa mendapatkan solusi yang diperlukan secara efektif, efisien dan sistemik bagi setiap masalah. Seperti yang pada umumnya dipahami, peranan teknologi informasi diperlukan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan tepat.

Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi (Sarno, 2009). Bagaimana teknologi informasi diaplikasikan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi seberapa jauh


(12)

organisasi tersebut telah mencapai visi, misi ataupun tujuan strategisnya (Sarno, 2009).

Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat sebagai Lembaga/ Badan pemerintah milik negara non departemen yang memanfaatkan peranan teknologi informasi dalam proses operasional bisnis strategis dan operasional pendukung internalnya, telah menetapkan keberadaan program reformasi birokrasi STATCAP CERDAS sebagai aspek strategis, dimana dalamnya memuat poin mengenai peningkatan ICT sebagai salah satu komponennya. Seiring berjalannya program tersebut, pihak lembaga belum mengetahui keberadaan dan kedudukan posisi TI yang telah tercapai dikarenakan tidak adanya suatu acuan dan pedoman yang lebih khusus mengenai pengukuran dan pengidentifikasian kecukupan control yang harus dipenuhi. Untuk mengetahui sejauh mana peranan teknologi informasi telah mampu merepresentasikan tujuan bisnis organisasinya, perlu dilakukan evaluasi pengelolaan teknologi informasi melalui kegiatan audit teknologi informasi di Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat sebagai sebuah miniatur fungsi dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

Dalam melakukan audit, diperlukan sebuah standar yang bisa membantu agar terjadi pengukuran yang valid dan realable. Dalam penelitian ini, standar yang digunakan adalah COBIT 4.1 dengan mengacu pada Balanced Scorecard. Standar COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) dipilih karena kerangka kerja COBIT memberikan gambaran paling detail mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi (Sarno,


(13)

2009). Dalam standar COBIT juga terdapat perhitungan nilai Maturity Level yang merepresentasikan tingkat keselarasan tujuan teknologi informasi dan tujuan bisnis organisasi.

Sedangkan Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara faktor keuangan dan non-keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang serta kondisi internal maupun eksternal (Sarno, 2009). Pengukuran Balanced Scorecard memperhatikan 4 perspektif yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Oleh karena penerapan teknologi informasi di Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat dikelola dan diimplementasikan berdasarkan kebijakan internal lembaga yang ditentukan oleh panduan Lembaga Pusat dengan maksud meningkatkan kualitas proses yang ada, maka pengukuran keselarasan tersebut dilakukan berdasarkan perspektif proses bisnis internalBalanced Scorecard.

Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui sejauh mana peranan teknologi informasi dapat merepresentasikan tujuan bisnis Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat. Sehingga berdasarkan temuan-temuan dari pelaksaanan audit, menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat sebagai sebuah miniatur fungsi dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, sehingga dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan peranan dan pengelolaan teknologi informasi agar kedepannya


(14)

dapat mendukung tujuan bisnis lembaga dengan lebih baik dalam hal ini proses pendukung bisnis lembaga.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik suatu pengidentifikasian masalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisa bagaimana proses tata kelola teknologi informasi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat yang sedang dan sudah berjalan selama ini.

2. Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat belum mempunyai pedoman dalam melakukan penilaian atau audit terhadap tata kelola teknologi informasi yang telah diimplementasi di lembaganya yang sejalan dengan keberadaan STATCAP CERDAS.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini, diantaranya yaitu :

1. Mengetahui tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat yang mengacu kepada standard framework COBIT.

2. Melakukan analisa kecukupan kontrol terhadap proses-proses TI yang berjalan di Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat.


(15)

3. Memberikan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan dan memperbaiki kecukupan kontrol tata kelola teknologi informasi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari dari penelitian ini adalah :

1. Mendapatkan gambaran tentang pengelolaan Teknologi Informasi yang ada di Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat yang diperoleh dari tingkat kematangan/maturity, sehingga dapat diketahui apakah peningkatan ICT berdasarkan STATCAP CERDAS telah terpenuhi..

2. Mendapatkan acuan untuk melakukan perbaikan dan menganalisis kembali antara kebijakan dan strategi organisasi dengan pengelolaan TI yang ada di organisasi.

3. Memberikan rekomendasi dan usulan kepada pihak manajemen instansi dalam pengelolaan Teknologi Informasisehingga Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat memiliki kemampuan yang kompetitif dengan memanfaatkan penggunaan TI tidak hanya dari sisi bisnis strategis namun dari sisi internal proses bisnis pendukung.

1.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Beberapa batasan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini diantaranya sebagai berikut :


(16)

1. Pengukuran keselarasan antara tujuan teknologi informasi dan tujuan bisnis Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat dilakukan melalui audit teknologi informasi.

2. Pemetaan ruang lingkup audit menggunakan pendekatan perspektif proses bisnis internal Balanced Scorecard dengan mengacu pada standar COBIT 4.1. yang dikeluarkan oleh ITGI (Information Technology Governance Institute) sebagai badan atau institusi yang mengatur tata kelola TI.

3. Tingkat keselarasan tujuan teknologi informasi dan tujuan bisnis organisasi direpresentasikan oleh nilai Maturity Level. Dimana Penentuan nilai tingkat kematangan/maturity berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan penyebaran kuisioner kepada pemangku kepentingan di Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat menggunakan COBIT 4.1 - Process Maturity Assessment Tools.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam Bab ini akan menjelaskan mengenai dasar teori-dasar teori yang mendukung dan memiliki hubungan dengan pelaksanaan penelitian tesis ini.

Penelitian ini akan disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini akan menyajikan mengenai latar belakang yang mendasari penulis melakukan penelitian, perumusan masalah, tujuan


(17)

penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

Bab II Dasar Teori/Tinjauan Pustaka

Bab ini akan menguraikan tentang kajian literatur mengenai teori, kajian strategis, maupun penelitian terdahulu yang dilakukan yang mendasari penelitian ini.

Bab III Objek dan Metodologi Penelitian

Bab ini akan menyajikan mengenai objek penelitian yang menjadi kajian serta menguaraikan langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan beserta analisa hasil penelitian yang diperoleh.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang didapatkan dari hasil penelitian ini.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terkait

Sebagai tinnjauan pustaka untuk melakukan penelitian, terdapat penelitian terkait yang berhubungan dengan penelitian tesis ini, diantaranya yaitu :

Penelitian terkait yang pernah dilakukan berdasarkan pendekatan dan analisis dengan menggunakan metode deskriptif yang selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan framework COBIT, sebagai tool analisis. Resume dari hasil penelitian diperoleh, bahwa Penyusunan tata kelola TI untuk Pemerintah Kabupaten Bengkalis ini terdiri dari beberapa langkah yang diawali dengan menumbuhkan kesadaran manajemen tentang pentingnya tata kelola TI melalui diskusi, maupun seminar sehari. Selanjutnya dilakukan identifikasi kondisi TI terkait kepemimpinan, struktur organisasi dan proses TI melalui wawancara terhadap para pimpinan, serta pengumpulan dan pengkajian dokumen yang ada. Hasil dari identifikasi kondisi TI tersebut, maka dapat diidentifikasi proses-proses TI yang ada di Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Proses-proses TI tersebut kemudian dipetakan ke prosesproses TI yang didefinisikan dalam COBIT.

Langkah berikutnya mengukur nilai dan resiko TI. Pengukuran nilai TI dilakukan dengan cara menanyakan tentang pentingnya setiap proses TI yang ada dalam COBIT kepada Pimpinan Pemerintah Kabupaten Bengkalis sedangkan pengukuran resiko dilakukan dengan memeriksa keberadaan kontrol untuk setiap proses TI. Setelah menentukan proses TI yang kritikal bagi Pemerintah Kabupaten


(19)

Bengkalis maka tahap berikutnya adalah mengukur tingkat kematangan dari proses-proses TI tersebut.

Dari hasil penyusunan tata kelola TI didapat bahwa Pemerintah Kabupaten Bengkalis perlu menetapkan Kepala Bagian PDE sebagai Chief Information Officer (CIO); membentuk komite strategi TI yang terdiri dari: Bupati, Sekretaris daerah, Kepala dinas/badan/kantor/bagian, Camat, CIO, dan anggota ahli (bila diperlukan); serta membentuk komite pengarah TI yang terdiri dari: Bupati, Sekretaris daerah, Pimpinan dari unit yang terkait proyek TI, Bagian Hukum, CIO, dan anggota ahli (bila dibutuhkan).

2.2 Keterkaitan dengan Penelitian Terkait

Pada dasarnya penelitian mengenai audit sistem informasi dan proses tata kelola teknologi informasi IT Governance, baik dalam ruang lingkup usaha kecil, menengah maupun usaha dengan berbagai bidang yaitu untuk menentukan apakah sistem informasi dapat melindungi aset dan teknologi informasi yang ada telah memelihara integritas data sehingga keduanya dapat diarahkan pada pencapaian tujuan bisnis secara efektif, dimana poin pentingnya yaitu penyelarasan antara strategi dari sebuah bisnis dengan tujuan teknologi informasi yang akan digunakan sebagai sumber daya pendukung dalam jalannya proses bisnis yang berlangsung dalam organisasi atau perusahaan tersebut.

Persamaan dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu, dilihat dari standard framework yang digunakan adalah COBIT, dimana Cobit ini digunakan baik dari skala untuk penetapan tata kelola teknologi informasi maupun untuk melakukan


(20)

audit sistem dan teknologi informasi. Perbedaan mendasar dari beberapa penelitian sebelumnya yaitu dilihat dari bagaimana penetuan ruang lingkup tujuan bisnis, tujuan teknologi informasi dan proses teknologi informasi yang akan digunakan untuk penelitian ditentukan. Mekanisme penentuan proses teknologi informasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik objek penelitian.

Dalam penelitian ini akan mengambil contoh lain dalam penentuan proses dan komponen tata kelola, dengan menggunakan BSC (Balanced Scorecard) sebagai tool tambahan dan penentuan proses domain COBIT berdasarkan survei ITGI (The IT Governance Institute, Understanding How Business Goal Drive IT Goals, 2008). Survei pendahuluan yang dilakukan oleh ITGI, diterapkan terhadap perusahaan – perusahaan berbagai skala ukuran dan aspek bidang usaha.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Audit Sistem dan Teknologi Informasi

Menurut Ron Weber, audit sistem dan teknologi informasi merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti (evidence) untuk menentukan apakah sistem informasi dapat melindungi aset dan teknologi informasi yang ada telah memelihara integritas data sehingga keduanya dapat diarahkan pada pencapaian tujuan bisnis secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien (Sayana, 2002, dalam Sarno, 2009). Dengan demikian, Aktivitas audit perlu dilakukan untuk mengukur dan memastikan kesesuaian pengelolaan baik sistem maupun teknologi informasi dengan ketetapan dan


(21)

standar yang berlaku pada suatu organisasi, sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan lebih terarah dalam kerangka perbaikan berkelanjutan (Sarno, 2009).

Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa tujuan dari audit sistem dan teknologi informasi adalah untuk mengetahui apakah pengelolaan sistem dan teknologi informasi telah:

1. Asset safeguard,mampu melindungi aset sistem dan teknologi informasi. 2. Data integrity, mampu menjamin integritas data.

3. Effectivity, dalam pengelolaannya untuk mencapai tujuan bisnis organisasi telah berjalan secara efektif (benar, konsisten, dapat dipercaya dan tepat waktu).

4. Efficiency, dalam pengelolaannya untuk mencapai tujuan bisnis organisasi telah menggunakan sumber daya organisasi secara efisien (optimal).

Secara umum dalam proses pelaksanaan audit terdapat beberapa fase, yaitu (Imanuel, 2010, Dewi, 2010,):

1. Perencanaan audit dengan merumuskan langkah-langkah yang sistematis. 2. Pengumpulan bukti-bukti dan menilainya.

3. Analisis dan evaluasi temuan terhadap aturan yang sudah ditetapkan. 4. Penyusunan laporan akhir hasil dari pemeriksaan.

2.3.2 Statcap – CERDAS (Reformasi Birokrasi BPS)

STATCAP CERDAS merupakan kepanjangan dari Statistical Capability Building Change and Reform for Development of Statistics atau Perubahan dan Reformasi Pengembangan Statistik. Merupakan program lima tahun untuk memodernisasi BPS supaya dapat menjawab tantangan masa depan di bidang


(22)

Proyek STATCAP CERDAS mempunyai target untuk meningkatkan system perstatistikan Indonesia yang sekaligus meningkatkan kualitas data statistic yang dihasilkan BPS dan meningkatkan kepercayaan masyarakat akan keakuratan data statistic yang dihasilkan BPS sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan data statistic yang berkualitas melalui keterlibatan yang lebih baik. STATCAP CERDAS dilakukan melalui meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki BPS. Terdapat empat pilar utama reformasi birokrasi yang harus dibangun untuk meningkatkan kualitas data statistic, yakni

1. Peningkatan kualitas data ;

2. Pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. ;

3. Peningkatan ICT (information, communication and technology), serta penunjang sarana kerja baik sumber daya teknologi maupun sumber daya manusia yang diperlukan.

4. Penguatan kelembagaan dan hubungan dengan sumber data dan pengguna data.

Untuk mendukung suksesnya proyek STATCAP CERDAS, Bank dunia memberikan sejumlah dana untuk memulai proyek “Memperkuat Sistem Perstatistikan Indonesia” ini. BPS juga mengundang konsultan untuk membantu BPS dalam membuat perencanaan strategis untuk memperkuat system perstatistikan Indonesia. Proyek ini akan didukung perbaikan infrastruktur (teknologi informasi dan komunikasi) dan pengembangan sumber daya manusia BPS.


(23)

Sejalan dengan Pedoman Umum Reformasi Birokrasi yang diterbitkan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara, pilar kedua (pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia), dan keempat (penguatan kelembagaan dan hubungn dengan sumber data dan pengguna data) dalam Statcap CERDAS merupakan program utama reformasi birokrasi. Sedangkan pilar ketiga (penguatan Teknologi Informasi dan komunikasi serta sarana kerja) merupakan pilar penunjang dan pilar pertama (peningkatan kualitas data ) adalah buah dari pilar - pilar lainnya. Dengan reformasi Birokrasi, peningkatan kualitas data statistik dan pelayanan kepada pengguna data akan meningkat. Oleh sebab itu maka area reformasi birokrasi di BPS berdasarkan urutan prioritas adalah :

1. Penataan organisasi (institusional development);

2. Penyempurnaan proses bisnis (business process improvement); 3. Pemberdayaan SDM (human resources empowerment);

4. Penguatan TIK serta sarana kerja;

5. Penguatan pengawasan internal dan akuntabilitas kinerja; dan 6. Peningkatan kualitas data dan pelayanan kepada pengguna data.

Untuk menciptakan insan statistik yang kompeten dan professional, perlu adanaya dukungan pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia kedepannya, walaupun keberadan penguatan TIK serta sarana kerja berada dalam urutan prioritas ke-empat, akan tetapi keberadaanya tetap menjadi prioritas utama. Dalam penerapannya penguatan TIK dan sarananya ini harus mampu untuk menjawab kebutuhan dari BPS sendiri. Dalam menjawab kebutuhan tersebut perlu diadakannya suatu kajian mengenai bagaimana


(24)

seharusnya tujuan teknologi informasi tersebut harus sejalan dengan aspek strategis yang telah ditetapkan oleh BPS.

Kajian yang dilakukan tidak hanya dilakukan terhadap keberadaan teknologi informasi yang menunjang kegiatan strategis saja, akan tetapi proses kegiatan pendukungpun harus mendapatkan perhatian agar tercipatanya keselarasan antara kegiatan strategis dan kegiatan pendukung. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan dan proses tata kelola teknologi informasi dalam kegiatan pendukung pada BPS propinsi Jawa Barat, dilakukan audit tata kelola sistem dan teknologi informasi terhadap proses bisnis internal, sehingga dapat diketahui sejauh mana penerapan dan proses tata kelola teknologi informasi selama program reformasi birokrasi Statcap CERDAS dilaksanakan.

2.3.3 Prinsip Prinsip Dasar Tata Kelola TI di Institusi Pemerintah

Bagian ini menjelaskan lima prinsip dasar yang menjadi pondasi bangunan Tata Kelola IT Nasional. Prinsip ini mendasari model dan tingkat kedalaman

implementasi model (Peraturan Pemerintah - No.

41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007).

1. Prinsip 1 – Perencanaan TI yang sinergis dan konvergen di level internal institusi dan nasional;

2. Prinsip 2 – Penetapan kepemimpinan dan tanggung jawab TI yang jelas di level internal institusi dan nasional;


(25)

4. Prinsip 4 – Memastikan operasi TI berjalan dengan baik, kapan pun dibutuhkan;

5. Prinsip 5 – Memastikan terjadinya perbaikan berkesinambungan (continuous improvement) dengan memperhatikan faktor manajemen perubahan organisasi dan sumber daya manusia;

2.3.4 Model Tata Kelola TI di Institusi Pemerintah

Model Tata Kelola TI Nasional difokuskan pada pengelolaan proses-proses TI melalui mekanime pengarahan dan monitoring & evaluasi (Model keseluruhan Tata Kelola TI Nasional dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1. Model Tata Kelola TI Nasional


(26)

Dari gambar diatas, model tata kelola TI Nasional dapat dibagi menjadi dua bagian utama (Peraturan Pemerintah - No.41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007) yaitu :

1) Struktur dan Peran Tata Kelola

Yaitu entitas apa saja yang berperan dalam pengelolaan proses-proses TI dan bagaimana pemetaan perannya dalam pengelolaan proses-proses TI tersebut. Struktur dan peran tata kelola ini mendasari seluruh proses tata kelola TI. 2) Proses Tata Kelola

Yaitu proses-proses yang ditujukan untuk memastikan bahwa tujuan-tuuan utama tata kelola dapat tercapai, terkait dengan pencapaian tujuan organisasi, pengelolaan sumber daya, dan manajemen risiko.

a. Mekanisme Proses Tata Kelola

1) Kebijakan Umum : Kebijakan umum ditetapkan untuk memberikan tujuan dan batasan-batasan atas proses TI bagaimana sebuah proses TI dilakukan untuk memenuhi kebijakan yang ditetapkan.

2) Monitoring & Evaluasi : Monitoring & evaluasi ditetapkan untuk memastikan adanya umpan balik atas pengelolaan TIK, yaitu berupa ketercapaian kinerja yang diharapkan. Untuk mendapatkan deskripsi kinerja setiap proses TIK digunakan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan inilah yang akan dapat digunakan oleh manajemen atau auditor, untuk mengetahui apakah proses TIK telah dilakukan dengan baik.


(27)

b. Lingkup Proses Tata Kelola

1) Perencanaan Sistem, proses ini menangani identifikasi kebutuhan organisasi dan formulasi inisiatif-inisiatif TI apa saja yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.

2) Manajemen Belanja/Investasi, proses ini menangani pengelolaan investasi/belanja TI.

3) Realisasi Sistem, proses ini menangani pemilihan, penetapan, pengembangan/akuisisi sistem TI, serta manajemen proyek TI.

4) Pengoperasian Sistem, proses ini menangani operasi TI yang memberikan jaminan tingkat layanan dan keamanan sistem TI yang dioperasikan.

5) Pemeliharaan Sistem, proses ini menangani pemeliharaan aset-aset TI untuk mendukung pengoperasian sistem yang optimal.

2.4 Balanced Scorecard

Balanced Scorecard didefinisikan sebagai “suatu alat manajemen kinerja (performance manegement tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat” (Kaplan, R, 2007). Menurut Sarno (2009), Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara faktor keuangan dan non-keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang serta kondisi internal maupun eksternal.


(28)

Kaplan dan Norton (2007) memberikan kesimpulan bahwa pengukuran kinerja secara umum dapat dilakukan dengan memperhatikan empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keterkaitan satu dengan yang lain dari keempat perspektif tersebut digambarkan dengan cause-effect relationship diagram berikut:

Gambar 2.2. Cause-Effect Relationship Diagram (Kaplan dan Norton , 2007)


(29)

Fungsi Balanced Scorecard menurut Sayekti (2007) adalah:

1. Sebagai sistem pengukuran kinerja yang melihat organisasi secara keseluruhan melalui empat perspektif.

2. Sebagai sistem manajemen strategik yang menyelaraskan antara tujuan jangka pendek dengan strategi tujuan jangka panjang.

3. Sebagai sarana komunikasi bagi perusahaan dengan menerjemahkan strategi kedalam tindakan-tindakan yang seharusnya diambil oleh organisasi.

2.4.1 Perspektif Proses Bisnis Internal Balanced Scorecard

Perspektif proses bisnis internal merupakan salah satu dari empat perspektif yang ada dalam Balanced Scorecard. Fokus dalam perspektif ini adalah proses internal yang seharusnya dilakukan oleh manajemen organisasi, berkaitan dengan penciptaan produk/jasa untuk menarik dan mempertahankan pelanggan sekaligus untuk memberikan peningkatan nilai bagi pemegang saham (Sarno, 2009). Proses tersebut dapat dilakukan melalui evaluasi terhadap apa yang diharapkan pelanggan sesuai dengan kebutuhan bisnisnya pada proses internal organisasi, seperti: kualitas produk/jasa yang dihasilkan, waktu respon maupun pengenalan produk.

Untuk peningkatan proses bisnis internal, Kaplan dan Norton (1996, dalam Sarno, 2009) membagi proses pokok bisnis/internal menjadi tiga fase: 1. Proses inovasi (Innovation Process).

Terdiri dari dua aktivitas yang saling berkelanjutan yakni identifikasi pasar kemudian diiringi dengan penciptaan usulan produk/jasa. Pada fase ini, organisasi mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan masa kini dan masa


(30)

mendatang serta mengembangkan solusi baru untuk kebutuhan pelanggan tersebut.

2. Proses operasional (Operational Process).

Terdiri dari aktivitas pembuatan dan penyampaian produk/jasa yang menitik beratkan pada efisiensi proses, konsistensi serta ketepatan waktu hingga diterima oleh pelanggan. Pengukuran kinerja pada fase ini dilakukan pada tiga dimensi: waktu, kualitas proses dan biaya proses.

3. Proses pelayanan purna jual (Postsale Service Process).

Fase ini merupakan bagian yang berpengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan. Aktivitas yang dilakukan pada fase ini berupa pemberian layanan kepada pelanggan, seperti: garansi, penyelesaian masalah yang timbul pada pelanggan, reparasi dan lain-lain.

2.5 Tujuan Bisnis

Menurut McLeod (2004), tujuan bisnis dapat tercapai apabila dijalankan dengan menggunakan strategi bisnis yang tepat. Strategi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang terintegrasi dan ditujukan untuk meningkatkan faktor-faktor yang menentukan tujuan dan kemampuan organisasi.

COBIT mendefinisikan tujuan bisnis terkait dengan aktivitas teknologi informasi yang umumnya ada di perusahaan. Pada kerangka kerja COBIT hanya menjelaskan tujuan-tujuan bisnis yang berkaitan dengan proses teknologi informasi (Sarno, 2009). Demi memudahkan proses kontrol, COBIT mengelompokkan tujuan tersebut ke dalam perspektif kinerja Balanced Scorecard


(31)

seperti terlihat dalam tabel 2.1 (ITGI, COBIT 4.1, 2007). Perusahaan/organisasi mungkin tidak memiliki semua tujuan bisnis seperti yang dikelompokkan dalam tabel tersebut. Dalam penyusunan tujuan bisnis, perusahaan dapat memilih yang sesuai dengan karakteristik organisasinya masing-masing. Pemilihan tujuan bisnis dapat dilakukan dengan mendefinisikan proses bisnis utama maupun bisnis pendukung organisasi terlebih dahulu. Pada table 2.1. Terdapat tanda centang yang merupakan sepuluh tujuan bisnis paling penting berdasarkan hasil survei ITGI (The IT Governance Institute, Understanding How Business Goal Drive IT Goals, 2008). Survei dilakukan terhadap perusahaan – perusahaan berbagai skala ukuran dari sector keuangan, manufaktur, farmasi, pemerintahan, jasa layanan TI, telekomunikasi dan media, kesehatan, retail, distribusi, dan transportasi di berbagai belahan dunia.

Tabel 2.1. Tujuan Bisnis Dalam COBIT

Perspektif Kinerja No. Tujuan Bisnis

Perspektif Keuangan

1. √

Penyediaan pengembalian investasi yang baik dari bisnis yang dibangkitkan teknologi informasi.

2. √

Pengelolaan resiko bisnis yang terkait dengan teknologi informasi.

3. Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan.

Perspektif Pelanggan 4. √ Peningkatan layanan dan orientasi terhadap pelanggan.

5. √ Penawaran produk dan jasa yang kompetitif.

6. √ Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan.

7. √

Penciptaan ketangkasan (agility) untuk menjawab


(32)

8. Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian layanan.

9. √

Perolehan informasi yang bermanfaat dan handal untuk pembuatan keputusan strategis.

Perspektif

Proses Bisnis/ Internal 10. √

Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses bisnis.

11. Penurunan biaya proses.

12. √

Penyediaan kepatutan terhadap hukum eksternal, regulasi dan kontrak.

13. Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan internal.

14. Pengelolaan perubahan bisnis.

15.

Peningkatan dan pengelolaan produktivitas operasional dan staf.

Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan

16. √ Pengelolaan inovasi produk dan bisnis.

17. √

Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang cakap dan termotivasi.

2.6 COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) IT Governance adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan seluruh proses teknologi informasi perusahaan/organisasi yang strukturnya akan menetapkan pendistribusian hak dan tanggung jawab antara pihak-pihak yang terlibat juga berisikan peraturan serta strategi yang ditetapkan perusahaan/ organisasi (Gondodiyoto, 2007).


(33)

Information System Audit and Control Association (ISACA) memperkenalkan sebuah kerangka untuk mengelola IT Governance di sebuah perusahaan yang dikenal dengan nama COBIT (Indrajit, 2004).

Karakteristik utama kerangka kerja COBIT menurut (Surendro, 2004) adalah pengelompokkan aktivitas teknologi informasi dalam empat domain, yaitu Plan and Organise (PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and Support (DS) serta Monitor and Evaluate (ME). Domain PO menyediakan arahan untuk mewujudkan solusi penyampaian (AI) dan penyampaian jasa (DS). AI menyediakan solusi dan menyalurkannya untuk dapat diubah menjadi jasa. Sementara DS menerima solusi tersebut dan membuatnya lebih bermanfaat bagi pengguna akhir. Sedangkan ME memonitor seluruh proses untuk kepastian bahwa arahan yang diberikan telah diikuti.

Secara jelas, COBIT membagi proses pengelolaan teknologi informasi menjadi empat domain utama dengan total tiga puluh empat proses teknologi informasi. Masing-masing domain dalam COBIT mempunyai beberapa rincian sebagai berikut (Sarno, 2009):

1. Plan and Oganise (PO)

Membahas mengenai strategi, taktik, dan pengidentifikasian teknologi informasi dalam mendukung tercapainya tujuan bisnis. Domain PO ini terdiri dari 10 (sepuluh) proses teknologi informasi seperti terlihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2. Proses Teknologi Informasi dalam Domain PO

PO1 Mendefinisikan rencana strategis TI


(34)

PO3 Menentukan arahan teknologi

PO4 Mendefinisikan proses TI, organisasi dan keterhubungannya

PO5 Mengelola investasi TI

PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen

PO7 Mengelola sumber daya TI

PO8 Mengelola kualitas

PO9 Menaksir dan mengelola resiko TI

PO10 Mengelola proyek

2. Acquire and Implement (AI)

Pada domain Acquire and Implement sebuah solusi teknologi informasi perlu diidentifikasikan, dikembangkan, diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Domain AI ini terdiri dari 7 (tujuh) proses teknologi informasi seperti terlihat pada tabel Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Proses Teknologi Informasi dalam Domain AI

AI1 Mengidentifikasi solusi otomatis

AI2 Memperoleh dan memelihara software aplikasi

AI3 Memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi

AI4 Memungkinkan operasional dan penggunaan

AI5 Memenuhi sumber daya TI

AI6 Mengelola perubahan


(35)

3. Deliver and Support (DS)

Domain ini fokus pada aspek penyampaian teknologi informasi terhadap dukungan dan layanan teknologi informasi mencakup dukungan dan layanan teknologi informasi pada bisnis, mulai dari penanganan keamanan dan kesinambungan, dukungan bagi pengguna serta manajemen data. Domain DS ini terdiri dari 13 (tiga belas) proses teknologi informasi seperti terlihat pada tabel Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Proses Teknologi Informasi dalam Domain DS

DS1 Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan

DS2 Mengelola layanan pihak ketiga

DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas

DS4 Memastikan layanan yang berkelanjutan

DS5 Memastikan keamanan sistem

DS6 Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya

DS7 Mendidik dan melatih pengguna

DS8 Mengelola service desk dan insiden

DS9 Mengelola konfigurasi

DS10 Mengelola permasalahan

DS11 Mengelola data

DS12 Mengelola lingkungan fisik


(36)

4. Monitor and Evaluate (ME)

Pada domain ini akan ditekankan kepada pentingnya semua proses teknologi informasi perlu diakses secara berkala untuk menjaga kualitas dan kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Domain ME ini terdiri dari 4 (empat) proses teknologi informasi seperti terlihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5. Proses Teknologi Informasi dalam Domain ME

ME1 Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI

ME2 Mengawasi dan mengevaluasi kontrol internal

ME3 Memastikan pemenuhan terhadap kebutuhan eksternal

ME4 Menyediakan tata kelola TI

ITGI (Information Technology Governance Institue, 2007) memberikan pemetaan tujuan teknologi informasi dan tujuan bisnis berdasarkan standar COBIT menjadi 28 tujuan teknologi informasi dan 17 tujuan bisnis.

Tabel 2.6. Tujuan Teknologi Informasi dalam COBIT No. Tujuan Teknologi Informasi

1.√ Respon terhadap kebutuhan bisnis yang selaras dengan strategi bisnis. 2.√ Respon terhadap kebutuhan tata kelola yang sesuai dengan arahan direksi. 3.√ Kepastian akan kepuasan pengguna akhir dengan penawaran dan

tingkatan layanan.

4. Pengoptimasian dari penggunaan informasi.

5. Penciptaan teknologi informasi yang tangkas (IT Agility).


(37)

No. Tujuan Teknologi Informasi

diterjemahkan dalam solusi otomatis yang efektif dan efisien.

7. Perolehan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang standar dan terintegrasi. 8. Perolehan dan pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi yang

strandar dan terintegrasi.

9. Perolehan dan pemeliharaan kemampuran teknologi informasi sebagai respon terhadap strategi teknologi informasi.

10. Jaminan akan kepuasan yang saling menguntungkan dengan pihak ketiga. 11. Jaminan akan konsistensi terhadap integrasi aplikasi ke dalam proses

bisnis.

12. Jaminan transparansi dan pemahaman terhadap biaya teknologi informasi, keuntungan, strategi, kebijakan dan tingkatan layanan.

13. Jaminan akan penggunaan dan kinerja dari aplikasi serta solusi teknologi yang sesuai.

14.√ Kemampuan memberikan penjelasan dan perlindungan terhadap aset-aset teknologi informasi.

15. Pengoptimasian infrastruktur, sumber daya dan kemampuan teknologi informasi.

16. Pengurangan terhadap ketidaklengkapan dan pengolahan kembali dari solusi dan penyampaian layanan.

17. Perlindungan terhadap pencapaian sasaran teknologi informasi.


(38)

No. Tujuan Teknologi Informasi dan sumber daya teknologi informasi.

19. Jaminan bahwa informasi yang kritis dan rahasia disembunyikan dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

20. Kepastian bahwa transaksi bisnis yang secara otomatis dan pertukaran informasi dapat dipercaya.

21. Jaminan bahwa layanan dan infrastruktur teknologi informasi dapat sepatutnya mengatasi dan memulihkan kegagalan karena eror, serangan yang disengaja maupun bencana alam.

22. Kepastian akan minimnya dampak bisnis dalam kejadian gangguan layanan atau perubahan teknologi informasi.

23.√ Jaminan bahwa layanan teknologi informasi yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan.

24.√ Peningkatan terhadap efisiensi biaya teknologi informasi dan kontribusinya terhadap keuntungan bisnis.

25.√ Penyampaian rencangan tepat waku dan sesuai dengan kualitas standar maupun anggaran biaya.

26.√ Pemeliharaan terhadap integritas informasi dan pemrosesan infrastruktur. 27.√ Kepastian bahwa teknologi informasi selaras degan regulasi dan hukum

yang berlaku.

28. Jaminan bahwa teknologi informasi dapat menunjukkan kualitas layanan yang efisien dalam hal biaya, perbaikan yang berkelanjutan dan kesiapan


(39)

No. Tujuan Teknologi Informasi terhadap perubahan di masa mendatang.

ITGI (Information Technology Governance Institue, 2007) memberikan pemetaan tujuan teknologi informasi dan tujuan bisnis berdasarkan standar COBIT menjadi 28 tujuan teknologi informasi dan 17 tujuan bisnis.

Tabel 2.7. Penyelerasan Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi berdasarkan COBIT

No. Tujuan Bisnis

Tujuan Teknologi Informasi

1. √

Penyediaan pengembalian investasi yang baik dari bisnis yang dibangkitkan teknologi informasi.

24

2. √

Pengelolaan resiko bisnis yang terkait dengan teknologi informasi.

2

14

17 18 19 21 22

3.

Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan.

2 18

4. √

Peningkatan layanan dan orientasi terhadap pelanggan.

3

23

5. √

Penawaran produk dan jasa yang kompetitif. 5 24

6. √

Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan. 10 16 22 23

7. √

Penciptaan ketangkasan (agility) untuk

menjawab permintaan bisnis yang berubah.

1

5 25


(40)

8.

Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian layanan.

7 8 10 24

9. √

Perolehan informasi yang bermanfaat dan handal untuk pembuatan keputusan strategis.

2

4 12 20 26

10. √

Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses bisnis.

6

7 11

11. Penurunan biaya proses. 7 8 13 15 24

12. √

Penyediaan kepatutan terhadap hukum eksternal, regulasi dan kontrak.

2

19 20 21 22 26

27

13.

Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan internal.

2 13

14. Pengelolaan perubahan bisnis. 1 5 6 11 28

15.

Peningkatan dan pengelolaan produktivitas operasional dan staf.

7 8 11 13

16. √

Pengelolaan inovasi produk dan bisnis. 5 25

28

17.

Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang cakap dan termotivasi.

9

(Sarno, 2009)

Suatu organisasi dapat dianggap sukses membangun teknologi informasi dalam suatu kerangka sistem informasi yang lengkap apabila telah memenuhi kriteria ukuran informasi (Gondodiyoto, 2007). Kriteria ukuran informasi berdasarkan kerangka kerja COBIT dapat dilihat pada tabel 8. (Gondodiyoto,


(41)

Tabel 2.8. Kriteria Ukuran Informasi berdasarkan COBIT

Efektif Jika sistem informasi sesuai dengan kebutuhan pemakai. Efisien Jika penggunaan sumberdaya optimal.

Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting dari orang yang tidak memiliki hak otoritas.

Integritas Berhubungan dengan akurasi dan kelengkapan informasi. Ketersediaan Berkaitan dengan informasi yang tersedia pada saat yang

diperlukan dalam proses bisnis.

Pemenuhan Sesuai kebijakan organisasi, aturan hukum dan peraturan yang berlaku.

Keandalan Terkait dengan ketentuan kecocokan informasi untuk mengoperasikan perusahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban.

(Sarno, 2009)

Pengukuran informasi melalui audit teknologi informasi dengan mengacu pada contoh yang baik (best prastice) berdasarkan kerangka kerja COBIT (Sarno, 2009) adalah:

1. Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit Teknologi Informasi

Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan ruang lingkup dari audit yang akan dilakukan. Ruang lingkup yang dimaksud adalah area, fungsi dan unit organisasi yang akan diaudit mencakup sistem secara spesifik, fungsi atau unit organisasi yang menjadi tujuan (fokus) dari proses audit untuk


(42)

2. Pengumpulan Bukti

Bukti (evidence) merupakan informasi apapun yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah data yang diaudit sesuai dengan kriteria atau tujuan audit. Pencarian bukti dalam pelaksaan audit teknologi informasi terhadap proses teknologi informasi yang ada dalam suatu organisasi disesuaikan mengacu pada standar proses teknologi informasi yang didefinisikan dalam COBIT. Bukti audit tersebut digunakan untuk melaksanakan uji kepatutan sehingga didapatkan temuan (findings) sebagai kepatutan terhadap standar yang berlaku.

3. Pelaksanaan Uji Kepatutan

Setelah bukti-bukti dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pelaksaan audit. Uji kepatutan (compliance test) dilakukan dengan menguji kepatutan proses teknologi informasi dengan melihat kepatutan proses yang berlangsung terhadap standar dan regulasi yang berlaku. Dari pelaksaan uji kepatutan ini akan menghasilkan temuan-temuan yang nantinya digunakan sebagai bahan penyusunan rekomendasi dalam laporn audit.

4. Penentuan Tingkat Kedewasaan

Tingkat kedewasaan merupakan representasi kedewasaan proses teknologi informasi yang berlangsung pada suatu organisasi. Nilai tingkat kedewasaan akan menunjukkan level kedewasaan proses teknologi informasi dengan pengidentifikasian secara menyeluruh terhadap setiap level. Setelah


(43)

didapatkan nilai tingkat kedewasaan untuk setiap level, dilakukan perhitungan untuk nilai tingkat kedewasaan secara keseluruhan.

Sebelum hasil audit dikomunikasikan, diperlukan suatu diskusi untuk mendapatkan kesepahaman terhadap hasil temuan dan mengembangkan rekomendasi untuk memperbaiki hasil tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan rekomendasi (Sarno, 2009).

1. Penentuan Hasil Audit Teknologi Informasi

Penentuan hasil audit dilakukan dengan mengevaluasi hasil audit yang didapatkan untuk mengembangkan opini audit. Opini-opini berdasarkan hasil temuan tersebut digunakan sebagai landasan penyusunan rekomendasi hasil audit. Rekomendasi yang disusun oleh auditor dikomunikasikan kepada pihak manajemen yang berkepentingan untuk mendapatkan kesepakatan hasil audit. Setelah diperoleh kesepakatan, langkah selanjutnya adalah penyusunan laporan hasil audit.

2. Penyusunan Laporan Hasil Audit Teknologi Infomasi

Laporan audit merupakan hasil akhir dari pelaksanaan audit teknologi informasi yang berisikan temuan dan rekomendasi kepada manajemen. Format laporan bervariasi di setiap organisasi sehingga tidak ada format baku dalam penyusunannya. Laporan yang dibuat seharusnya seimbang dalam mendeskripsikan isu negatif dari temuan dan pernyataan konstruktif positif yang berkaitan dengan peningkatan proses yang sudah dijalankan dan kontrol yang telah berfungsi secara efektif.


(44)

2.7 Audit Teknologi Informasi dari Perspektif Proses bisnis internalBalanced Scorecard

Audit teknologi informasi dilakukan dengan tujuan untuk mengukur apakah informasi yang ada sudah dikelola dengan baik sehingga dapat diketahui seberapa besar peranan teknologi informasi dalam mendukung pencapaian tujuan bisnis organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa audit teknologi informasi dilakukan dalam rangka untuk mengukur sehingga dapat diketahui tingkat keselarasan antara tujuan teknologi informasi dan tujuan bisnis organisasi.

COBIT memberikan kemudahan untuk memahami keterkaitan antara tujuan bisnis dan teknologi informasi. Pemetaan terhadap kedua tujuan tersebut sudah tersedia dan dapat dijadikan acuan bagi perusahaan/organisasi dalam menerjemahkan tujuan bisnis ke dalam tujuan teknologi informasi. Pemetaan tujuan bisnis dan tujuan teknologi informasi dari perspektif proses bisnis internal dapat dilihat dalam tabel 2.9. (ITGI, COBIT 4.1, 2007).

Tabel 2.9. Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi dari Perspektif Proses bisnis internalBalanced Scorecard

Perspektif Kinerja

No. Tujuan Bisnis

Tujuan Teknologi Informasi

Perspektif 10. √

Peningkatan dan pemeliharaan 6


(45)

Bisnis/ Internal

11. Penurunan biaya proses. 7 8 13 15 24

12. √

Penyediaan kepatutan terhadap hukum eksternal, regulasi dan kontrak.

2

19 20 21 22 26

27

13.

Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan internal.

2 13

14. Pengelolaan perubahan bisnis. 1 5 6 11 28

15.

Peningkatan dan pengelolaan produktivitas operasional dan staf.

7 8 11 13

(Sarno, 2009)

Berdasarkan hasil survei ITGI (The IT Governance Institute, Understanding How Business Goals Drive IT Goals, 2008) terhadap perusahaan-perusahaan dunia, terdapat sepuluh tujuan bisnis dan sepuluh tujuan teknologi informasi terpenting (Sarno, 2009). Berdasarkan hasil survei tersebut, didapatkan pemetaan tujuan bisnis dan tujuan teknologi informasi dari perspektif proses bisnis internal.

Tabel 2.10. Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi dari Perspektif Proses bisnis internal Berdasarkan Survei (Breakdown).

Perspektif Kinerja

No. Tujuan Bisnis

Tujuan Teknologi Informasi

Perspektif Proses

10.

Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses bisnis.


(46)

Bisnis/ Internal

12.

Penyediaan kepatutan terhadap hukum eksternal, regulasi dan kontrak.

2 26 27

(Sarno, 2009)

Kerangka kerja COBIT tidak hanya menyediakan pemetaan antara tujuan bisnis dengan tujuan teknologi informasi, namun juga menjelaskan kerangka kerja keterkaitan antara tujuan teknologi informasi dengan proses teknologi informasi. Setiap tujuan teknologi informasi dapat terdiri dari beberapa proses teknologi informasi yang terkait, demikian juga sebaliknya setiap proses teknologi informasi dapat digunakan untuk memenuhi beberapa tujuan teknologi informasi. Pemetaan antara tujuan teknologi informasi dan proses teknologi informasi dari perspektif proses bisnis internal dalam kerangka kerja COBIT dapat dilihat dalam tabel 2.11.

Tabel 2.11. Pemetaan Tujuan Teknologi Informasi dan Proses Teknologi Informasi dari Perspektif Proses bisnis internal Berdasarkan Survei

Tujuan Teknologi Informasi Proses Teknologi Informasi

2.

Respon terhadap kebutuhan tata kelola yang sesuai dengan arahan direksi.

PO1 PO4 PO10 ME1 ME3

6.

Pendefinisian bagaimana kebutuhan fungsional bisnis dan kontrol diterjemahkan dalam solusi otomatis yang efektif dan efisien.

AI1 AI2 AI6

26.

Pemeliharaan terhadap integritas informasi dan pemrosesan infrastruktur.

AI6 DS5

27.

Kepastian bahwa teknologi informasi selaras degan regulasi dan hukum yang berlaku.

DS11 ME2 ME3 ME4


(47)

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Sejarah BPS (Badan Pusat Statistik)

Badan Pusat Statistik merupakan Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik. Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain :

a. Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang

dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan

BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi,

perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama

dengan BPS.

b. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan


(48)

c. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.

d. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan

pertimbangan kepada BPS.

Pada tanggal 26 September 1997 dengan Undang-undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik, Biro Pusat Statistik diubah menjadi “Badan Pusat Statistik” dan sekaligus tanggal 26 September ditetapkan sebagai “HARI STATISTIK”. Tahun 1998, ditetapkan Keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. Berdasarkan KEPPRES tersebut Perwakilan BPS di daerah adalah instansi vertical dengan nama BPS Propinsi, BPS Kabupaten dan BPS Kotamadya.

Tahun 2001, ditetapkan Keputusan Presiden No. 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah non Departemen (LPND). Salah satu LPND adalah Badan Pusat Statistik. Pada tahun 2001, ditetapkan Kepala Badan Pusat Statistik No. 121 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPS di daerah. Perwakilan BPS di daerah terdiri dari BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota. Berdasarkan Keputusan Kepala BPS No. 121 tahun 2001 organisasi BPS Propinsi terdiri dari Kepala, Bagian Tata Usaha, Bidang Statistik Sosial, Bidang Statistik Produksi, Bidang Statistik Distribusi, Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik dan Kelompok Jabatan Fungsional.


(49)

1.2 Tentang Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat

Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat (BPS JABAR) bertempat di Jl. PHH. Mustofa No.43 Bandung. BPS Propinsi Jawa barat dipimpin oleh Kepala BPS Propinsi Jawa Barat yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.

3.3 Bidang Pekerjaan dan Tujuan Perusahaan

Dalam melaksanakan tugas diatas BPS Propinsi Jawabarat menyelenggarakan fungsi :

a. Pengumpulan pengolahan, serta evaluasi dan laporan statistik dasar yang meliputi statistik kependudukan statistik produksi, statistik distribusi, dan neraca wilayah.

b. Koordinasi dan kerjasama statistik dengan instansi pemerintah, swasta, lembaga, organisasi, perseorangan atau unsur masyarakatlain.

c. Penghimpunan, pengolahan dan pengembangan rujukan statistik, serta pemberian rekomendasi penyelenggaraan statistik kepada instansi pemeritah di tingkat propinsi.

d. Penyiapan bahan untuk pengembangan pembakuan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran, serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung penyelenggaraan statistik.

e. Pelayanan informasi statistik dan penyebarluasan hasil statistik kepada pemerintah dan masyarakat serta upaya peningkatan sadar statistik bagi masyarakat.


(50)

f. Pembinaan penyelanggaraan kegiatan statistik, responden, dan pengguna statistik.

3.4 Visi Dan Misi

Visi dan misi Badan Pusat Statistik Rencana Strategis Badan Pusat Statistik (Renstra BPS) Tahun 2010-2014 disusun berlandaskan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 1.4.1 Visi

“Pelopor data statistik terpercaya untuk semua (The Agent of trustworthy statistical data for all)” Terwujudnya informasi statistik yang terpercaya dan tepat

waktu sebagai tulang punggung informasi di Jawa Barat serta menjadi bagian sumber data untuk sistem statistik nasional

3.4.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik

untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung

pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi,

pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.


(51)

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik

yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.5 Struktur Organisasi

Berdasarkan peraturan kepala badan pusat statistik nomor 7 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja badan pusat statistik. Berikut adalah gambaran struktur organisasi jabatan di badan pusat statistik Propinsi Jawa barat secara umum :

JABATAN STRUKTURAL ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI


(52)

1.5.1 Deskripsi Pekerjaan

1. Subbagian Tata Usaha meliputi :

a. Menyusun program kerja tahunan Subbagian Tata Usaha;

b. Melakukan penyiapan bahan dan penyusunan rancangan usulan program kerja dan anggaran tahunan BPS Kabupaten/Kota baik rutin maupun proyek dan menyampaikan ke BPS Propinsi;

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan ketatausahaan;

d. Melakukan penyiapan, penyusunan rencana dan program, serta pengadaan, penyaluran, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan, dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan

e. Melakukan kegiatan tata usaha kepegawaian, pengadaan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai, hukum dan perundang-undangan, organisasi dan tata laksana, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan fungsional, serta penggajian;

2. Seksi Statistik Sosial meliputi:

a. menyusun program kerja tahunan Seksi Statistik Sosial;

b. melakukan penyiapan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk

kegiatan pengumpulan statistik sosial yang mencakup kegiatan

statistik kependudukan, kesejahteraan rakyat, ketahanan sosial, serta

kegiatan statistik sosial lainnya yang ditentukan;

c. mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka


(53)

d. membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program

pelatihan petugas lapangan kegiatan statistik sosial;

e. melakukan pembagian dokumen dan peralatan yang diperlukan untuk

pelaksanaan lapangan kegiatan statistik sosial;

f. melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan

terhadap pelaksanaan kegiatan statistik sosial;

g. melakukan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan

data statistik sosial;

h. melakukan pengolahan data statistik sosial sesuai dengan sistem dan

program yang ditetapkan, bekerja sama dengan satuan organisasi

terkait;

3. Seksi Statistik Produksi meliputi:

a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Statistik Produksi.

b. Melakukan penyiapan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk

kegiatan pengumpulan statistik produksi yang mencakup kegiatan

statistik pertanian, industri, pertambangan, energi, konstruksi, serta

kegiatan statistik produksi lainnya yang ditentukan;

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka

kegiatan statistik produksi;

d. Membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program

pelatihan petugas lapangan;

e. Melakukan pembagian dokumen dan peralatan yang diperlukan untuk


(54)

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan

terhadap pelaksanaan kegiatan statistik produksi;

g. Melakukan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan

data statistik produksi;

h. Melakukan pengolahan data statistik produksi sesuai dengan sistem

dan program yang ditetapkan, bekerja sama dengan satuan organisasi

terkait.

4. Seksi Statistik Distribusi meliputi :

a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Statistik Distribusi.

b. Melakukan penyiapan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk

kegiatan pengumpulan statistik distribusi yang mencakup kegiatan

statistik harga konsumen dan perdagangan besar, keuangan dan harga

produsen, niaga dan jasa, serta kegiatan statistik distribusi lainnya

yang ditentukan.

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka

kegiatan statistik distribusi;

d. Membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program

pelatihan petugas lapangan;

e. Melakukan pembagian dokumen dan peralatan yang diperlukan untuk

pelaksanaan lapangan;

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan

terhadap pelaksanaan kegiatan statistik distribusi;

g. Melakukan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan


(55)

5. Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik meliputi :

a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik.

b. Melakukan penyiapan dokumen dan bahan yang diperlukan untuk penyusunan neraca wilayah dan analisis statistik yang mencakup penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi dan neraca lainnya, analisis dan pengembangan statistik, serta penyusunan neraca wilayah dan analisis statistik lainnya yang ditentukan;

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan neraca wilayah dan analisis statistik.

d. Membantu Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program pelaksanaan petugas lapangan;

e. Melakukan pembagian dokumen dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan;

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan penyusunan neraca wilayah;

g. Melakukan penerimaan serta pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data neraca wilayah;

b. Melakukan pengolahan data neraca wilayah sesuai dengan sistem dan program yang ditetapkan, bekerja sama dengan satuan organisasi terkait;


(56)

6. Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik meliputi : a. Menyusun program kerja tahunan Seksi Integrasi Pengolahan dan

Diseminasi Statistik;

b. Melakukan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan, dan penerapan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang ditetapkan serta membantu penerapan teknologi informasi

c. Mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka kegiatan integrasi pengolahan dan diseminasi statistik;

d. Melakukan koordinasi pengelolaan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem pengelolaan data melakukan pengolahan data dan koordinasi pengolahan data bekerjasama dengan satuan organisasi terkait;

e. Melakukan pembuatan, implementasi, serta operasi sistem dan program aplikasi pengolahan dan diseminasi data statistik termasuk sarana pendukungnya;

f. Melakukan penyusunan, pemeliharaan, serta pengembangan sistem basis data statistik dan basis data manajemen sesuai dengan aturan yang ditetapkan;

g. Melakukan kajian dan evaluasi kebutuhan pengolahan data termasuk bahan komputer, bekerja sama dengan satuan organisasi terkait.


(57)

3.6 Model Pengembangan

COBIT memberikan pemetaan 17 tujuan bisnis dan 28 tujuan teknologi informasi dengan melibatkan 34 control objective. Perspektif proses bisnis internal Balanced Scorecard mencakup 6 tujuan bisnis dan 17 tujuan teknologi informasi. Survei yang dilakukan oleh ITGI terhadap perusahaan-perusahaan dunia, terdapat 10 tujuan bisnis dan 10 tujuan teknologi informasi paling penting (Sarno, 2009). Berdasarkan survei tersebut, didapatkan pemetaan tujuan bisnis dan tujuan teknologi informasi dari perspektif proses bisnis internal Balanced Scorecard yang melibatkan 2 tujuan bisnis dan 4 tujuan teknologi informasi yang mencakup 12 control objective. Pemetaan control objective (proses teknologi informasi) disesuaikan dengan survei yang dilakukan oleh ITGI dilihat dari pemetaan balanced scorecard perspektif proses bisnis Internal tampak pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1. Detail Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi dan Proses Teknologi Informasi dari Perspektif Proses bisnis internal Berdasarkan Survei. Perspektif Kinerja No. Tujuan Bisnis No. Tujuan TI

Proses Teknologi Informasi

Perspektif Proses Bisnis/ Internal

10 6

AI1 Mengidentifikasi solusi otomatis.

AI2

Memperoleh dan memelihara software aplikasi.

12 2

PO1 Mendefinisikan rencana strategis TI.

PO4

Mendefinisikan proses TI, organisasi dan keterhubungannya.


(58)

PO10 Mengelola proyek.

ME1 Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI.

26

AI6 Mengelola perubahan.

DS5 Memastikan keamanan sistem.

27

DS11 Mengelola data.

ME2

Mengawasi dan mengevaluasi kontrol internal.

ME3

Memastikan pemenuhan terhadap kebutuhan eksternal.


(59)

Block Diagram model pengembangan pada penelitian ini digambarkan pada gambar 3.2 :

TAHAPAN PROSES PENELITIAN

Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan TI Berdasarkan COBIT

Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan TI dari Perspektif Proses Bisnis Internal

Balanced Socrecard

Pemetaan

2 Tujuan Bisnis dan 4 Tujuan TI dari Perspektif Proses Bisnis Internal

Balanced Socrecard

Berdasarkan Survei ITGI

Scooping Kondisi Tata Kelola Teknologi Informasi dan Pemilihan Control Objective Berdasarkan Survei ITGI Pemilihan 10 Tujuan Bisnis dan 10

Tujuan TI yang Paling Penting Berdasarkan Survei ITGI

INPUT

MULAI

WAWANCARA OBSERVASI OBSERVASI

Pengumpulan Data

Assesment Kondisi Tata Kelola Teknologi Informasi

- Maturity Proses TI Terpilih

- Analisis Kecukupan Control Proses TI Terpilih - Kompilasi Temuan dan Impact Analysis

Strategi Perbaikan

Kesimpulan dan Saran

Selesai


(60)

3.7 Teknik Analisa Data

Perencanaan pelaksanaan audit mengacu pada metodologi yang terarah, step by step sehingga memudahkan dalam pengimplementasiaanya. Secara garis besar, teknik analisa dalam penelitian ini meliputi (Imanuel, 2010):

1. Penentuan Ruang Lingkup Audit Teknologi Informasi

Balanced scorecard memetakan 17 tujuan bisnis dan 28 tujuan teknologi informasi berdasarkan standar COBIT ke dalam empat perspektif kinerja, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif proses bisnis internal Balanced Scorecard mencakup 6 tujuan bisnis dan 17 tujuan teknologi informasi. Berdasarkan hasil survei ITGI, pemetaan tujuan bisnis dan tujuan teknologi informasi dari perspektif proses bisnis internalBalanced Scorecard melibatkan 2 tujuan bisnis dan 4 tujuan teknologi informasi yang mencakup 12 control objective, hingga nanti ditemukan proses teknologi informasi terpilih yang akan digunakan dalam proses audit disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan perusahaan/instansi.

2. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan sebelum pelaksanaan audit. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam survei pendahuluan ini adalah:

 Wawancara untuk mengetahui proses bisnis yang ada di perusahaan.

 Observasi untuk pemrosesan dan pengkonfirmasian hasil dari wawancara serta identifikasi dokumen-dokumen yang perlu untuk analisis lebih lanjut.


(61)

 Pengumpulan bukti pendukung melalui penentuan data-data yang diaudit sesuai dengan kriteria dan tujuan audit pada Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat.

3. Pelaksanaan Uji Kepatutan/ Penentuan Tingkat Maturity Proses TI Terpilih Setelah bukti-bukti terkumpul, selanjutnya dilakukan pelaksanaan audit. Dalam pelaksanaan audit, peneliti melakukan pengujian kepatutan (compliance test) proses teknologi informasi yang sedang berlangsung dengan menggunakan alat bantu kertas kerja audit. Pertanyaan dalam kertas kerja diturunkan berdasarkan standar COBIT 4.1. Masing-masing pertanyaan diberi bobot sesuai dengan tingkat kepentingan dan ruang lingkup Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Barat.

Setelah dilakukan pembobotan pada setiap pertanyaan, dapat dilakukan audit teknologi informasi. Selanjutnya, hasil dari audit dapat digunakan untuk menentukan kriteria yang ada dalam kertas kerja Maturity level dan diimplementasikan dalam kertas kerja audit.

4. Perhitungan Nilai Maturity Level

Tahapan-tahapan untuk menentukan tingkat kematangan/maturity terhadap proses-proses TI terpilih dilakukan berdasarkan kepada COBIT 4.1-Process Maturity Assessment Tools. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : 1) Proses-proses TI terpilih yang akan dilakukan assessment ditentukan

berdasarkan kepada survei yang dilakukan oleh ITGI, yang selanjutnya akan dilakukan assesment dengan cobit 4.1-Process Maturity Assessment Tools.


(62)

2) Sebelum proses assessment untuk setiap proses-proses TI terpilih dilakukan, tentukan juga target score tingkat kematangan/maturity setiap proses TI terpilih untuk jangka pendek dan jangka panjang.

3) Lakukan proses assessment untuk setiap proses-proses TI terpilih dengan format kuisioner yang telah disediakan dari COBIT 4.1-Process Maturity Assessment Tools.

3.7.1 Analisa Kecukupan Control Proses TI Terpilih

Analisa kecukupan control dilakukan bagi setiap proses-proses TI terpilih setelah didapatkan score tingkat kematangannya. Analisa kecukupan control akan mengidentifikasi control-control apa saja yang telah dipenuhi oleh setiap proses-proses TI terpilih sesuai dengan kondisi eksisting proses tata kelola teknologi informasi pada BPS Propinsi Jawa Barat. Analisa kecukupan control dapat meliputi kecukupan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan proses tata kelola teknologi informasitersebut.

3.7.2 Kompilasi Temuan dan Impact Analysis

Berdasarkan proses perhitungan tingkat maturity dan proses analisa kecukupan control untuk setiap proses TI terpilih maka proses selanjutnya adalah melakukan kompilasi temuan/finding untuk tiap proses TI. Temuan menandakan kelemahan atau hal-hal yang negatif dari setiap proses TI yang dapat mendatangkan kerugian kepada pihak pemilik ataupun pengelola TI khususnya dalam halkeberlangsungan proses organisasi.

Dari temuan-temuan yang didapatkan pada setiap proses TI terpilih selanjutnya dapat dianalisa impact/dampaknya terhadap keberlangsungan


(63)

organisasi. Dampak dapat dilihat dari berbagai macam aspek, misalnya dampak kerugian secara pendayagunaan sumber daya organisasi tidak efektif dan efisien, dan masih banyak lagi dampak lainnya. Hasil dari impact analysis kemudian digolongkan ke dalam beberapa tingkatan/level sesuai dengan penting/tidaknya dampak yang akan ditimbulkan. Pengelompokkan tingkatan impact analysis dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2. Tingkatan Impact Analysis No. Tingkatan

Impact Analysis

Keterangan

1. Low Dampak yang dihasilkan dari temuan-temuan tidak/kurang berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi, baik secara financial, citra organisasi, maupun penggunaan sumber daya organisasi.

2. Medium Dampak yang dihasilkan dari temuan-temuan memiliki pengaruh bagi keberlangsungan organisasi, namun masih dalam taraf yang wajar dan tidak mendatangkan kerugian secara financial, namun penggunaan sumber daya organisasi kurang optimal.

3. High Dampak yang dihasilkan dari temuan-temuan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan organisasi. Organisasi akan mengalami kerugian, citra organisasi jadi buruk, dan penggunaaan sumber daya organisasi tidak efektif dan efisien.


(64)

3.7.3 Rekomendasi Perbaikan

Hasil akhir dari proses assessment terhadap proses-proses TI terpilih akan memposisikan organisasi lembaga ini berada dalam tingkatan mana berdasarkan tingkat maturity COBIT. Rekomendasi perbaikan akan diberikan terhadap control-control TI yang tidak berjalan lemah/belum dilakukan yang akan mendatangkan dampak yang serius bagi keberlangsungan organisasi. Rekomendasi perbaikan pengelolaan TI di BPS Propinsi Jawa Barat bisa diberikan misalnya melalui perbaikan struktur organisasi pengelola TI sehingga memiliki kewenangan dan peran yang kuat dalam pengelolaan TI di lembaga, perbaikan pengetahuan dan kemampuan SDM pengelola TI sehingga memiliki kompetensi yang kompetitif, dan penerbitan kebijakan dan regulasi mengenai pengelolaan Teknologi Informasi.


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tata Kelola Teknologi Informasi Badan Pusat Statistik

Model Tata Kelola Teknologi Informasi di Badan Pusat Ststistik secara umum dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, serta dilengkapi atas dasar peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. Model Tata Kelola Teknologi Informasi dibagi kedalam dua bagian, yaitu Struktur dan Peran Tata Kelola, serta untuk Proses Tata Kelola sendiri, disesuaikan dengan Rencana Strategis Review Kedua Badan Pusat Statistik 2010 – 2014 dan Rencana Kinerja Tahunan Badan Pusat Statistik Tahun Anggaran 2013.

4.1.1 Struktur dan Peran Tata Kelola Teknologi Informasi BPS

Secara kelembagaan, BPS telah ditegaskan sebagai instansi vertikal melalui Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2007. BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota merupakan bagian integral dari BPS Republik Indonesia secara keseluruhan. Perpres tersebut menjamin koordinasi vertikal dalam penyelenggaraan kegiatan statistik, terutama untuk menyediakan dan memberikan pelayanan data dan informasi statistik dasar baik di pusat maupun di daerah.

Tata Kelola teknologi informasi yang terlibat didalam pengelolaan proses-proses TI Badan Pusat Statistik meliputi kewenangan dari BPS Pusat


(66)

sebagai komando dan kewenangan tertinggi yang terintegrasi dengan seluruh perwakilan instansi BPS yang berada di daerah, baik itu tingkat propinsi, kota/kabupaten. Pendefinisian dari fungsi pengelola teknologi informasi dari tingkatan propinsi atau kota/kabupaten didasarkan atas struktur instansi BPS Pusat yang disesuaikan dengan keadaan dan kesesuaian instansi daerah. Pembagian struktur dan peran tata kelola Teknologi Informasi di BPS Pusat, propinsi, kabupaten/kota dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Eksekutif Instansi BPS

Dalam hal ini di Badan Pusat Statistik yang menjadi pimpinan eksekutif instansi lembaga adalah Kepala Badan Pusat Statistik dimana mempunyai peran dan tanggungjawab atas seluruh program kegiatan, tugas dan fungsi di Badan Pusat Statistik yang juga meliputi pertanggungjawaban terhadap seluruh implementasi Tata Kelola TI di institusinya.

Selain itu juga terdapat Direktorat Sistem Informasi yang bertanggungjawab secara penuh terhadap arahan strategis dan evaluasi keseluruhan dari inisiatif Tata Kelola TI di institusinya, yang didalamnya terdapat sub. Direktorat dengan tugas fungsi dan kewenangan tertentu sebagaimana terlampir dalam Lampiran A.

b. Satuan Kerja Pengelola Teknologi Informasi

Dalam hal ini untuk instansi pusat di Badan Pusat Statistik yang menjadi pengelola Tata Kelola TI adalah Bagian Direktorat Sistem Informasi dimana mempunyai peran dan tanggungjawab dalam hal pengelolaan Tata Kelola TI dalam lingkup Badan Pusat Statistik sesuai Peraturan Kepala Badan Pusat


(1)

(2)

84 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Audit Tata Kelola teknologi

informasi pada Institusi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat

menggunakan Framework COBIT 4.1, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan, yaitu :

1. Hasil assessment yang dilakukan terhadap tata kelola teknologi

informasi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat didapatkan

tingkat kematangan yang tidak mencukupi atau berada dibawah

baseline COBIT, dimana proses PO1 pada level Initial/Ad Hoc intuitive, PO4 pada level Initial/Ad Hoc, AI1 pada level Repeatable

but intuitive, AI2 pada level Repeatable but intuitive, AI6 pada level

Repeatable but intuitive, ME1 pada level Initial/Ad Hoc, dan ME2

pada level Initial/Ad Hoc.

2. Untuk meningkatkan kematangan dan memperbaiki kecukupan

kontrol Tata Kelola teknologi informasi Badan Pusat Statistik Propinsi

Jawa Barat kebijakan standard operating procedure (SOP) yang

mengatur pengelolaan layanan TI serta mengatur implementasi

teknologi informasi yang melingkupi seluruh institusi di Badan Pusat

Statistik Propinsi Jawa Barat serta Selain dari segi kebijakan, untuk


(3)

85

Kelola teknologi informasi dapat dilakukan perubahan struktur

organisasi pengelola teknologi informasi menjadi bidang khusus

fungsional tidak disatukan dengan fungsionalitas sub bagian lain.

sehingga memiliki kewenangan yang luas mengatur implementasi

teknologi informasi yang melingkupi seluruh institusi di Badan Pusat

Statistik Propinsi Jawa Barat maupun perwakilan BPS daerah lainnya.

5.2 Saran

Berikut saran-saran yang bisa diberikan terkait dengan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk dapat melakukan audit tata kelola teknologi informasi ini

dengan efektif diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan.

Komitmen ini bisa berupa dukungan pimpinan, kedisiplinan dalam

memberikan data dan menjawab pertanyaan wawancara serta

keterbukaan saat dilakukan assessment.

2. Model audit tata kelola teknologi informasi ini, dimana pemetaan

dapat dilakukan berdasarkan survey ITGI tehadap beberapa ruang

lingkup bidang usaha, dapat diterapkan di institusi pemerintahan

manapun untuk mengukur keselarasan antara tujuan dan strategi bisnis

organisasi dengan tujuan teknologi informasi.

3. Penelitian tesis ini dapat ditindaklanjuti dengan cara melakukan audit

tata kelola teknologi informasi untuk proses yang khusus/spesifik,

seperti proses pengelolaan proyek terkait implementasi TI di Badan


(4)

(5)

(6)