dengan mengacu pada karakteristik danatau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Pengembangan diri merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkandan mengekspresikan diri
melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler. 5. Dokumen 1 Kurikulum Madrasah 2013 adalah pedoman umum tentang pokok-pokok
kegiatan kependidikan di madrasah yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peraturan dalam Kurikulum
2013. Pada Permendikbud 81 A dokumen 1 Kurikulum masih disebut KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dokumen 1 Kurikulum Madrasah 2013 terdiri atas 4 bagian
pokok berikut
Bagian 1: visi, misi, tujuan satuan pendidikan Bagian 2: muatan kurikulum nasional, daerah, dan kekhasan satuan
pendidikan Bagian 3: pengaturan beban belajar
Bagian 4: kalender pendidikan Lampiran dokumen 1 ada dua bagian pokok yaitu silabus muatan lokal,
RPP, dan panduan penyelenggaraan ekstrakurikuler.
Komponen Dokumen 1 pada Kurikulum Madrasah
Dokumen 1 pada Kurikulum Madrasah 2013 berisi empat bagian, yaitu;
A. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan
Pada bagian pertama Dokumen 1 berisi tiga hal yaitu a visi yang mendeskripsikan cita-cita yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan, b misi mendeskripsikan indikator-
indikator yang harus dilakukan melalui rencana tindakan dalam mewujudkan visi satuan pendidikan, dan c tujuan pendidikan mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan.
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan tertentu. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian
dari muatan kurikulum. Muatan kurikulum pada Dokumen 1 Kurikulum terdiri atas muatan kurikulum pada
tingkat nasional, muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan pendidikan. Muatan kurikulum pada jenjang MI
dipaparkan berikut. Mata Pelajaran dalam Struktur Kurikulum 2013 pada jenjang MI
Kompetensi dasar matapelajaran dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI1; 2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI2; 3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI3; dan
3
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI4.
Matapelajaran berkaitan dengan muatan kurikulum pada kurikulum tingkat nasional, muatan tngkat daerah, dan muatan berdasarkan kekhsan
satuan pendidikan. Muatan nasional: a untuk SDMI mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum SDMI, b untuk SMPMTs mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMPMTs, dan c untuk SMAMA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMAMA; dan d untuk SMKMAK mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMKMAK; Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam dokumen 1
terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran danatau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan
muatan lokal didasarkan pada kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupatenkota.
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang
berlaku untuk seluruh wilayah kabupatenkota ditetapkan dengan peraturan bupatiwalikota.
Muatan kekhasan satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran danatau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang ditentukan
oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didikBerdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan
alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah Menengah PertamaMadrasah
Tsanawiyah sebagaimana tabel berikut.
Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah MI
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
BELAJAR PER-MINGGU I
II III
IV V
VI Kelompok A
1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur’an Hadis
2 2
2 2
2 2
b. Akidah Akhlak 2
2 2
2 2
2 c. Fikih
2 2
2 2
2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam -
- 2
2 2
2 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarga
negaraan 5
5 6
5 5
5 3. Bahasa Indonesia
8 9
10 7
7 7
4. Bahasa Arab 2
2 2
2 2
2 5. Matematika
5 6
6 6
6 6
6. Ilmu Pengetahuan Alam -
- -
3 3
3 7. Ilmu Pengetahuan Sosial
- -
- 3
3 3
Kelompok B 1. Seni Budaya dan Prakarya
4 4
4 5
5 5
4
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
4 4
4 4
4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 34 36 40 43 43 43
Keterangan: o
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di
dalam struktur kurikulum di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka Wajib,
Usaha Kesehatan Sekolah, Kegiatan Rohani Islam Rohis dan lain sebagainya.
o Kegiatan ekstra kurikuler yaitu, Pramuka utama, Unit Kesehatan
Madrasah, Palang Merah Remaja, Kegiatan Rohani Islam Rohis,Olahraga,Kesenian,Karya Ilmiah Remaja, Olimpiade dan
yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kepribadian, kepemimpinan dan sikap sosial peserta didik,
terutamanya adalah sikap peduli. Di samping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran
berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan
demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
o Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
o Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara
terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk
memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan
tersebut.
o Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam
pelajaran per minggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik
dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
o Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan
jumlah minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah MTs
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.
Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Madrasah Tsanawiyah sebagaimana tabel berikut.
Tabel : Mata Pelajaran Madrasah Tsanawiyah MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU VII
VIII IX
5
Kelompok A
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadis 2
2 2
b. Akidah Akhlak 2
2 2
c. Fiqih 2
2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2
2 2
2. Pedidikan Pancasila dan Kewarga
negaraan 3
3 3
3. Bahasa Indonesia
6 6
6 4.
Bahasa Arab 3
3 3
5. Matematika
5 5
5 6.
Ilmu Pengetahuan Alam 5
5 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4 4
4 8.
Bahasa Inggris 4
4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya
3 3
3 2.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3 3
3 3.
Prakarya 2
2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 46
46 46
Keterangan: •
Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah antara lain Pramuka Wajib, Usaha Kesehatan
Sekolah, dan Palang Merah Remaja dan lain sebagainya.
• Kegiatan ekstra kurikule, yaitu; Pramuka utama, Unit Kesehatan
Sekolah, Palang Merah Remaja, Badan Kegiatan Rohani Islam Rohis dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung
pembentukan sikap kepribadian, kepemimpinan dan sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga
dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha
memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang
sebagai pendukung kegiatan kurikuler.
• Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah.
• Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara
terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk
memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan
tersebut.
• Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam
pelajaran per minggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik
dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
6
• Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan
jumlah minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
• Muatan pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah yang berbasis pada
konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA
dan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS.
• Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata
pelajaran dalam bentuk integrated sciences dan integrated social
studies. Muatan IPA berasal dari disiplin Biologi, Fisika, dan Kimia, sedangkan muatan IPS berasal dari Sejarah, Ekonomi, Geografi,
dan Sosiologi. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam.
• Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang
bangsa, semangat kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau
space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang
lingkungan dan alam sekitar beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam perspektif biologi, fisika,
dan kimia. Integrasi berbagai konsep dalam mata pelajaran IPA dan IPS menggunakan pendekatan
trans-disciplinarity di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan jelas,
karena konsepkonsep disiplin ilmu berbaur danatau terkait dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di sekitarnya.
Kondisi tersebut memudahkan pembelajaran IPA dan IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual.
• Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi
antarruang, dan waktu. Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antarruang menggambarkan mobilitas
manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu menggambarkan masa di mana kehidupan manusia itu terjadi.
• Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan
kimia. Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected,
yakni pembelajaran dilakukan pada konten bidang tertentu misalnya fisika, kemudian konten bidang lain yang relevan ikut
dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu konten fisika, pembahasannya dikaitkan dengan upaya makhluk hidup berdarah
panas mempertahankan suhu tubuh konten biologi, serta senyawa yang digunakan di dalam sistem
Air Condition konten kimia.
C. Pengaturan Beban Belajar