Implementasi TQM dalam Pendidikan

d Sasaran disebarkan ketingkat yang mengambil tindakan. e Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat. f Pengukuran ditetapkan seluruhnya. g Manajer atas sedar teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran. h Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik. i Sistem imbalan reward system diperbaiki 12 .

C. Implementasi TQM dalam Pendidikan

Ketika dikaitkan dengan konteks aplikasinya dalam konsep pendidikan, maka Total Quality Manajement dapat didefinisikan sebagai a philoshophy improvement which can provide any educational institution with a set of practical tools for meeting and exceeding present and future coctumer need, wants and expextations. Definisi Total Quality Management tersebut menekankan pada dua konsep utama. Pertama, sebagai suatu filosofi perbaikan terus menerus continous improvement, dan kedua berhubungan dengan alat-alat dan tekhnik seperti brainstorming dan force field analysis analisis kekuatan lapangan, yang digunakan untuk perbaikan kualitas dalam tindakan manajeen untuk mencapai kebutuha dan harapan pelanggan. 12 Vincent Gaspersz, 2005, Total Quality Management,Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama: 5-6 Soewarso Hardjosoedarmo, 1996, Total Quality Management, Yogjakarta, Andi Offset: 7 Sedangkan Total Quality Management dalam pendidikan telah dinyatakan oleh Sallis, bahwa Total Quality Management is about creating a quality culture where the aim of every member of staff is to delight their customer, and where the stucture of their organizations allow todo so 13 . Hal ini mengandung pengertian bahwa Total Quality Management berhubungan dengan penciptaan budaya kualitas dengan memposisikan tujuan karyawan dan staf untuk menyenangkan konsumen sekaligus didukung oleh organisasi mereka dan melakukan sesuatu yang dikehendaki. Untuk bisa menyenangkan konsumen dalam pendidikan maka perlu perbaikan program sekolah yang mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif, dan yang paling vital adalah bagaimana mutu kualitas dalam programnya dapat mengobah kultur sekolah para pelajar dan orang tuanya menjadi tertarik dengan adanya inovasi yang ditimbulkan oleh TQM. Franklin P. Schargel menegaskan bahwa Total Quality Educations is a process which involves focussing on meeting and exceeding customer expectations, continuous improvement, sharing responsibilities with employees, and reducing scrap and rework 14 bahwa mutu terpadu pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus-menerus, pembagian tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali. 13 Edward Sallis, 1993, Total Quality Management in Education, London, Kogan Page Educational Management Series: 26 14 Franklin P. Schargel, 1994, Transforming Education Through Total Quallity Management: A Practitioners Guide. New York, EYE on Education:2 Sedangkan konsep Total Quality Management in Educations menurut A.R. Tenner Detoro, berupa: adanya tujuan TQM tentang peningkatan kualitas sistem layanan jasa pendidikan secara berkelanjutan, terus-menerus, dan terpadu. Pencapaian tujuan tersebut dapat di wujudkan dengan menggunakan prinsip-prinsip berupa; pemfokusan pada pelanggan sekolah, peningkatan kualitas proses, dan melibatkan semua komponen lembaga 15 . Dalam rangka melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan perlu melaksanakan metode yang dikenal dengan metode PDCA Plan-Do-Chek- Act. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Sheward dan divisualisasikan oleh Deming 16 , berupa siklus PDCA Berangkat dari siklus di atas bisa diambil pengertian dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Plan berisi penentuan proses yang man yang perlu diperbaiki, menentukan perbaikan apa yang dipilih, dan 15 Tunner Detoro, 1992: Total Quality Manajement : Tree Steeps to Continuous Improvement, Massachuset, Addison-Weley Publishing Company: 32 16 Harjo Soedarmo, 1997, Dasar-dasar Total Quality Management, Yogyakarta, Andi: 52 ACT PLAN CHECK DO menentukan data dan informasi yang diperlukwan untuk perbaikan proses. 2. Do, beirisi pengumpulan data dasar tentang jalannya proses, implementasi perubahan yang dikehendaki skala kecil, mengumpulkan data untuk mengetahui perubahan ada perbaikan atau tidak. 3. Check, berisi langkah pemimpin untuk menafsirkan hasil implementasi berhasil atau tidak atau upaya pemimpin untuk memperoleh pengetahuan baru tentang proses yang berada dalam tanggung jawabnya. 4. Act, berupa pengambilan keputusan perubahan mana yang akan diimplementasikan, penyusunan prosedur baku, pelatihan ulang bagi anggota terkait, dan pemantauan secara kontineu 17 . Untuk memperoleh mutu yang diidam-idamkan, tentunya membutuhkan perencaan yang matang, karena total Quality adalah sesuatu yang diraih dengan berkelanjutan. Untukmengejar mutu, maka kesalahan harus dieleminasi untuk mencapai keunggulan kompetitif alumninya dan keunggulan koperatif dengan lulusan yang lain sesuai dinamika dunia kerja. Menurut Joseh C. Field, bahwa ada sepuluh langkah-langkah untuk menerakan Total Quality Management dalam pendidikan: 17 Burhanuddin dkk., Manajemen Pendidikan, Malang, Universitas Negeri Malang: 21 1. Mempelajari dan memahami Total Quality Management secara menyeluruh. 2. Memahami dan mengadopsi jiwa dan filosofi untuk perbaikan terus-menerus. 3. Menilai jaminan kualitas saat ini dan program pengendalian mutu. 4. Membangun sistem kualitas terpadu kebijakan kualitas, rencana strategi mutu, impelmentasi rencana, rencana pelatihan, organisasi dan struktur, prosedur bagi tindakan perbaikan, pendefinisian terhadap nilai tambah tindakan. 5. Mempersiapkan orang-orang untuk perubahan, enilai budaya mutu sebagai tujuan untuk mempersiapkan perbaikan, melatih orang-orang untuk bekerja pada suatu kelompok. 6. Mempelajari teknik untuk menyerang atau mengatasi akar persoalan penyebab dan mengaplikasikan tindakan koreksi dengan menggunakan teknik dan alat Total Quality Management . 7. Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan. 8. Menetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan keberhasilannya. 14 9. Menciptakan komitmen dan strategi yang benar mutu terpadu oleh pemimpin yang akan menggunakannya. 10. Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan dan aplikasi pengetahuan yang amat luas 18 . Dari sepuluh langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai total quality sebagaimana disebut di atas, bagaimana TQM bisa di implementarikan terhadap lembaga pendidikan, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Peningkatan secara berkesinambungan Sebagai suatu pendekatan TQM mencari suatu bentuk permanen dalam lembaga, sehingga fokus bukan diarahkan jangka pendek, melainkan diarahkan pada peningkatan kualitas jangka panjang. Inovasi konstan, peningkatan dan perubahan merupakan inti TQM, dan lembaga-lembaga tersebut dalam pelaksanaan peningkatan secara berlanjut. 2. Perubahan budaya Dalam melaksanakan perubahan budaya kualitas dalam organisasi yang pertama-tama harus dilakukan adalah melelehkan status quo, kemudian menggerakkan ke arah yang baru budaya baru untuk kualitas, dan jika mantap dipermaninkan lagi. 3. Komunikasi organisasi 18 Joseph C. Field, 1993, Total Quality Management, Wisconsin, ASQC Quality Press: 13 Adanya suatu komunikasi yang efektif , baik secara internal maupun secara eksternal, antara pelanggan dan suplier. Semua jaringan dan media komunikasi baik secara vertikal maupun horizontal perlu dioptimalkan.Hal ini sangat diperlukan untuk membentuk iklim kondusif bagi terciptanya budaya kualitas yang diharapkan. 4. Menjaga hubungan dengan pelanggan Lembaga yang unggul akan selalu menjaga kedekatan dengan pelanggan serta memiliki terterik obsesi terhadap kualitas. Pemimpinan lembaga pendidikan harus mempreoritaskan dan memuaskan pelanggan. Hal ini didasarkan pada ciri utama penentu kualitaqs versi TQM bahwa pelangganlah yang akhirnya menentukan kualita. 5. Kolega sebagai pelanggan Fokus TQM terhadap pelanggan bukan sekedar memenuhi kebutuhan dari luar, akan tetapi kolega-koleganya yang ada dalam lembaga juga menrupakan pelanggan. Keseimbangan dalam memenuhi semua pelanggan baik internal maupun eksternal harus dilakukan secara proporsional. 6. Pemasaran internal Pemasaran internal adalah alat untuk mengkomunikasikan berbagai informasi pada staf guna meyakinkan mereka tentang apa yang terjadi di sekolah, sehingga staf memiliki kesempatan untuk membrikan ide umpan balik. Pemasaran internal adalah bentuk ola mengkomunikasikanide. Jika pemasaran internal berjalan dengan baik, niscaya dukungan terhadap implementasi TQM dalam bidang pendidikan dapat berjalan dengan baik pula, justru melalui pemasaran internal itulah nantinya menjadi pendongkrak pada pemasaran eksternal yang lebih luas. 7. Profesionalisme dan fokus pelanggan Menunjukkan kepedulian pada standar akademik yang memadai. Mempersatukan unsur terbaik bagi profesionalisme dengan total quality merupakan modal penting untuk meraih sukses. Fokuskan keprofesionalannya kepada keinginan dan kepuasan pelanggan dalam jangka panjang. Implikasinya, opini pelanggan terhadap sistem layanan jasa pendidikan disekolah menjadi terbentuk dengan baik. 8. Kulitas belajar Dalam menerapkan TQM harus mengantisipasi gaya belajar siswa secara serius, sehingga mendapatkan strategi yang baik untuk melayanimasing- masing invidu yang memiliki perbedaan dalam belajar. Penggunaan TQM dalam kelas pertama harus menetapkan misi yang disepakati antar siswa dan guru. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut timbul keinginan untuk mencapai misi tersebut. Dalam proses menentukan kesepakatan bersama diperlukan adanya ketetapan tentang kualitas dari forum agar dapat diberikan umpan balik serta memberikan kesempatan kepad siswa mengatur cara belajar tersendiri. Selain itu wakil dari orang tua juga diperlukan untuk mengatisipasi kesalahan dan mencari jalan keluar. 17 9. Mengatasi hambatan dalam memperkenalkan TQM Ada beberapa hambatan yang sering timbul dalam pelaksanaan TQM di sekolah, antara lain; 1 pemimpin membutuhkan hasil dri TQM, dipihak lain mereka enggan memberikan dukungan; 2 staf tidak memahami tujuan dan misi lembaga; 3 peran manajer madya, yang memiliki peran sangat penting karena merka bertanggung jawab atas operasional lembaga sehati-hari dan berperan juga sebagai saluran komunikasi yang utama. Manajer madya tidak boleh bertindak sebagai inovator kecuali manajer seniaor sudah mengemukakan misinya dimasa yang akan datang. Manajer senior harus konsisten dalam menasehati dan mengkomunikasikan pesan- pesan untuk meningkatkan kualitas. Bagaimanapun baiknya konsep TQM, memang tidak menjamin sepenuhnya bahwa TQM bisa berhasil diimplimentasikan pada organisasi, beberapa contoh yang gagal mengimplementasikannya antara lain General Motor 19 ,Perum Jasa Tirta Malang dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa konsep TQM masih perlu revitalisasi pengembangan inovasi-inovasi konsep sehingga benar-benar lebih baik, disamping itu kiranya perlu adanya sikap ketelatenan dan kesabaran serta proaktif semua pihak untuk selalu ditingkatkan serta diupayakan perbaikan secara terus menerus untuk optimalisasi keberhasilan. 19 B. Creech, 1996, Lima pilar Manajemen Mutu Terpadu TQM: Cara membuat Total Quality Management Bekerja bagi anda, Alih bahasa: Sindoro. A., Jakarta, Binarupa Aksara: 15

D. Penutup