Karya Tulis Ilmiah Gema Aplikasi.docx

KARYA TULIS ILMIAH

GEMA APLIKASI
Internalisasi Spirit Membaca dan Nasionalisme Generasi Muda
Berbasis Teknologi

Diusulkan Oleh:
NURIL QOMARIYAH

7704

CITRA RISKI NURHARTANTI

7686

ILMA ROSYIDAH

7694

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) BONDOWOSO
BONDOWOSO

2016

KARYA TULIS ILMIAH

GEMA APLIKASI
Internalisasi Spirit Membaca dan Nasionalisme Generasi Muda
Berbasis Teknologi

Diusulkan Oleh:
NURIL QOMARIYAH

7704

CITRA RISKI NURHARTANTI

7686

ILMA ROSYIDAH

7694


MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) BONDOWOSO
BONDOWOSO
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ilmiah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi kualitas dan kuantitas, oleh sebab itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, sebagai penyempurna pada karya-karya
selanjutnya. Kami sampaikan terima kasih kepada guru pembimbing, teman-teman
serta semua pihak yang memberi dukungan dalam pembuatan makalah ilmiah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi bangsa
Indonesia.

Bondowoso, April 2016


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................v
BIODATA.............................................................................................................vi
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................vii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1 Tinjauan Tentang Membaca, Nasionalisme, dan Perkembangan
Teknologi................................................................................................3
a. Definisi Membaca..........................................................................3

b. Definisi Nasionalisme....................................................................4
c. Perkembangan Teknologi..............................................................5
2.2 Sejarah Perjuangan Bondowoso Melawan Penjajahan Belanda.............6
a. Serbuan Belanda ke Bondowoso...................................................6
b. Peristiwa Gerbong Maut................................................................8
2.3 Implementasi “Gema Aps.” Berbasis Android dalam Menumbuhkan
Spirit Membaca dan Nasionalisme Generasi Muda................................10
a. Tampilan Dasar dan Pengoperasian Gema Aps. di Android.........11
b. Menumbuhkan Spirit Membaca dan Nasionalisme Generasi
Muda Melalui Gema Aps...............................................................15
BAB III
TUJUAN PENULISAN........................................................................................18
3.1 Simpulan..................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
LAMPIRAN..........................................................................................................21

DAFTAR GAMBAR
1.


Gambar 2.3.1 Tampilan awal Gema Aps...................................................11

2.

Gambar 2.3.2 Tampilan membuat akun baru............................................11

3.

Gambar 2.3.3 Tampilan masuk akun Gema Aps.......................................12

4.

Gambar 2.3.4 Tampilan beranda akun Gema Aps.....................................12

5.

Gambar 2.3.5 Tampilan menu Gema Aps.................................................13

6.


Gambar 2.3.6 Tampilan episode/isi Gema Aps........................................13

7.

Gambar 2.3.7 Tampilan komentar teman .................................................14

8.

Gambar 2.3.8 Tampilan untuk mendownload...........................................14

9.

Gambar 2.3.9 Tampilan perpustakaan bacaan (My-Gema).......................14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Pasukan Pejuang di Bawah Pimpinan Mayor Magenda...............21
2. Lampiran 2 Daftar Nama Pejuang yang Gugur dalam Peristiwa
Gerbong Maut..............................................................................22


BIODATA
1. Ketua:
Nama

: Nuril Qomariyah

Tempat tanggal lahir

: Bondowoso, 02 Juni 1998

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Desa Pucanganom 17/04 Jambesari Ds.

Kelas


: XI IPA 2

Prestasi

:- Juara 1 Karya Tulis Ilmiah KNPI Bondowoso 2015
- Juara 1 M2IQ Festival Muharram Bondowoso 2015
- Finalis LKTA Gebyar Brawijaya Qurani III
Universitas Brawijaya 2016
- Juara I KSM Fisika Kab. Bondowoso 2015

2. Anggota:
Nama

:Citra Riski Nurhartanti

Tempat tanggal lahir

: Bondowoso, 05 November 1998

Jenis kelamin


: Perempuan

Alamat

: Jl. Letjen Suprapto Bondowoso

Kelas

: XI IPA 2

Prestasi

: - Juara 1 KSM Biologi Kab. Bondowoso 2015
- Juara 1 KSM Biologi Kab. Bondowoso 2016
- Finalis LKTA Gebyar Brawijaya Qurani III
Universitas Brawijaya 2016

Nama


: Ilma Rosyidah

Tempat tanggal lahir

: Bondowoso, 19 Februari 1999

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. HOS. Cokroaminoto Gg. Griya Cendana.

Kelas

: XI IPA 2

Prestasi


: - Juara 1 Mading 3D Festival Muharram Bondowoso
- Juara III Menulis Cerpen Universitas Airlangga 2015
- Finalis LKTA Gebyar Brawijaya Qurani III
Universitas Brawijaya 2016

LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Karya Tulis

: “Gema Aplikasi: Internalisasi Spirit Membaca dan
Nasionalisme Generasi Muda Berbasis Teknologi.”

2. Ketua
a. Nama Lengkap

: Nuril Qomariyah

b. Kelas

: XI IPA 2

c. NIS

: 7704

d. Alamat

: Desa Pucanganom Kec. Jambesari Kab. Bondowoso

e. Tempat/Tgl Lahir : Bondowoso, 02 Juni 1998
f. No. Telp/Hp

: 085232060506

3. Nama Anggota, Kelas dan NIS
a. Citra Riski Nurhartanti Kelas : XI IPA 2

NIS : 7686

b. IlmaRosyidah

NIS : 7694

Kelas : XI IPA 2

4. Guru pembimbing
a. Nama Lengkap

: Suheri, S.Pd.I, M.Pd.I

b. NIP

:-

c. No. Telp/Hp

: 085236555520

Guru Pembimbing

Ketua Tim

Suheri. S.Pd.I, M.Pd.I

Nuril Qomariyah

NIP.

NIS.7704
Mengetahui,
Kepala Sekolah,

H. Ibrahim, M.Pd.I
NIP. 19680621 200003 1 001

BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Membaca menempati peranan yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Tinggi rendahnya minat membaca dari suatu negara dapat menjadi
salah satu indikasi lahirnya generasi muda bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif,
dan kritis. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh berbagai informasi
dan ilmu pengetahuan dari seluruh penjuru dunia. Bahkan seseorang dapat
menemukan ilmu-ilmu baru melalui kegiatan membaca.1
Melalui membaca seseorang dapat mengetahui sejarah, baik itu sejarah
bangsanya maupun sejarah dunia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tingkat
membaca dapat memengaruhi rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air.
Terdapat banyak faktor penghambat minimnya ketertarikan siswa untuk
membaca. Seperti faktor lingkungan

baik itu lingkungan bermain maupun

lingkungan keluarga yang tidak mendukung kegiatan membaca. Faktor lainnya
yang mempengaruhi minat membaca seseorang adalah keterbatasaan sumber
bacaan yang baik dan menarik, serta ketidak merataan penyebaraan buku bacaan
hingga ke pelosok daerah. Sehingga diperlukan adanya sumber bacaan yang
menarik dan dapat dijangkau hingga pelosok.
Selain itu, di era global yang sangat pesat ini, hampir seluruh generasi
muda tidak terlepas dari gadget. Apalagi melalui gadget tersebut dapat dengan
mudah mengakses berbagai informasi dari dalam dan luar negeri. Tidak dapat
dipungkiri, kebanyakan dari informasi tersebut dapat mempertipis semangat
nasionalisme generasi muda. Apalagi ditambah dengan rendahnya semangat
untuk membaca dan mempelajari sejarah bangsanya, lebih-lebih sejarah
daerahnya sendiri. Secara tidak langsung semangat nasionalisme ditinggalkan
oleh generasi muda kita sendiri.
Alternatif pengembangan minat baca menjadi penting dibicarakan
mengingat membaca menjadi jembatan untuk menguasai informasi yang paling
mutakhir. Di negara-negara maju seperti Jepang kegiatan membaca sudah
menjadi kebiasaan rutin

setiap masyarakat, bahkan ketika dalam perjalanan

orang Jepang senantiasa membawa buku. Salah satu buku kegemaran masyarakat
Jepang terutama kalangan anak-anak dan remaja adalah komik.

1

Franz Magnis-Suseno, dkk. Buku Membangun Kualitas Bangsa.
(Yogyakarta:Kanisius. 1997) hlm.25

Komik dan buku bacaan bergambar (Cergam) menjadi alternatif untuk
menarik siswa melatih kemampuan membaca dan minat dalam membaca. Komik
(Cergam) tidak hanya berisikan tulisan saja, tetapi juga berisi gambar-gambar
yang lucu. Buku pelajaran dalam bentuk komik dapat menjadi sarana pendidikan
efektif untuk membangkitkan motivasi membaca dan belajar bagi siswa sekolah,
mengingat komik sebagai media yang paling banyak digemari dan paling tinggi
peringkatnya dalam memberi motivasi anak untuk gemar membaca.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraiakan di atas, maka penulis
terdorong untuk membuat karya tulis ilmiah berdasarkan penelitian terhadap
sebuah aplikasi berbasis android, dengan judul “Gema Aplikasi: Internalisasi
Spirit Membaca dan Nasionalisme Generasi Muda Berbasis Teknologi”
1.5 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat kita rumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Apa

yang

dimaksud

dengan

membaca,

nasionalisme,

dan

perkembangan teknologi?
b. Bagaimana sejarah perjuangan Bondowoso pada zaman perjuangan
melawan penjajahan Belanda?
c. Bagaimana implementasi “Gema Aplikasi” berbasis android dalam
menumbuhkan spirit membaca dan nasionalisme generasi muda?
1.6 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas kita dapat memperoleh tujuan sebagai
berikut:
a. Untuk

mengetahui

pengertian

membaca,

nasionalisme,

dan

perkembangan teknologi.
b. Untuk

mengetahui

sejarah

perjuangan

Bondowoso

melawan

penjajahan Belanda.
c. Untuk mengetahui implementasi “Gema Aplikasi” berbasis android
dalam menumbuhkan spirit membaca dan nasionalisme generasi muda.

BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Tinjauan Tentang Membaca, Nasionalisme, dan Perkembangan Teknologi
d. Definisi Membaca
Membaca adalah kegiatan dengan panca indra mata yang kemudian
diproses lebih lanjut menggunakan akal. Membaca adalah kegiatan menggali
informasi dari tulisan.
Menurut Poerwadarminta, membaca merupakan suatu kegiatan
melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Tulisan
menjadi aspek penting dalam membaca karena tanpa tulisan seseorang tidak
dapat dikatakan sedang membaca.2
Menurut Sindonews.com, terbitan 19 September 2013. Minat baca
warga negara Indonesia sangat rendah dan memprihatinkan. Hal ini
dibuktikan dengan hasil indeks nasional yang menyebutkan bahwa indeks
baca di Indonesia hanya 0,01. Sedangkan rata-rata indeks baca negara maju
berkisar antara 0,45 sampai dengan 0,62. Hasil tersebut membuktikan bahwa
Indonesia menjadi peringkat ketiga dari bawah untuk minat baca.3
Menurut Anna Yulia4, hambatan dalam menumbuhkan minat baca adalah:
a. Budaya membaca rendah
b. Pengaruh televisi
c. Buku bukan prioritas
d. Kurangnya fasilitas
e. Keluarga
Sedangkan menurut Soeatminah5, faktor-faktor yang mempengaruhi
minat baca adalah sebagai berikut:
a. Faktor dari dalam
1) Pembawaan/ bakat
2) Jenis kelamin
3) Tingkat pendidikan
4) Keadaan kesehatan
5) Keadaan jiwa
2
3

4

5

Rahim Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008)
http://daerah.sindonews.com/read/785115/22/minat-baca-masyarakat-indonesia-ketiga-dari-bawah1379586151
Kholiati. Hubungan antara Frekuensi Kunjungan Perpustakaan Sekolah dengan Minat Baca Siswa
Kelas IV di SD Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo. (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta 2011)
hlm 8
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan.( Yogyakarta : Kanisius. 1991) hlm
29

6) Kebiasaan
b. Faktor dari luar
1) Buku/ bahan bacaan
2) Kebutuhan anak
3) Faktor lingkungan anak
a) Lingkungan keluarga
b) Lingkungan sekolah
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa minat membaca siswa
dapat terbentuk karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut
dapat berasal dari dalam dirinya dan faktor dari luar.
e. Definisi Nasionalisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), nasionalisme
memiliki makna, paham/ ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.6
Lahirnya paham nasionalisme diikuti dengan terbentuknya negara-negara
kebangsaan yang dilatar belakangi oleh faktor-faktor keturunan, bahasa, adat
istiadat, tradisi, dan agama.
Melunturnya rasa nasionalisme pada era sekarang tidak bisa lepas dari
keberadaan media yang mencekoki generasi muda sesuatu yang tidak pas.
Untuk itu, marilah kita menumbuhkan rasa nasionalisme dan rasa cinta tanah
air. Kalau hal ini bisa dilakukan, KKN akan hilang dari bumi Indonesia karena
orang akan sadar bahwa negara ini berdiri bukan dengan tujuan agar negara
ini hancur. Tapi founding father kita mencita-citakan bahwa Bangsa Indoneisa
kelak akan menjadi bangsa yang besar.7
Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah secara keseluruhan pola
pikir dan kehidupan manusia. Pada zaman modern ini kebanyakan dari kita
tidak lagi menghiraukan masa lalu (sejarah) hanya mengedepankan dampak
modernisasi.Dalam hidup bernegara haruslah kita mengetahui sejarah lahirnya
negara kita lebih-lebih daerah tempat kita tinggal. Dengan mempelajari
sejarah

akan

lebih

menumbuhkan

nasionalisme,

serta

kita

dapat

mempersiapkan masa depan melalui pembelajaran dari sejarah tersebut.
Seringkali kita temukan para pemuda yang tidak memahami atau salah
memahami makna nasionalisme. Padahal pemahaman yang benar tentang
makna nasionalisme akan menjadi pemicu semangat untuk berbuat. Ia akan
6

7

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: PT Balai
Pustaka.2002). Hal. 78
http://www.kompasiana.com/lottee1/menumbuhkan-rasa-nasionalisme-dengan-mempelajari-sejarahindonesia

menjadi motivasi bagi para pemuda untuk turut serta membangun negeri.
Untuk itu, semangat nasionalisme tersebut harus ditumbuhkan pada generasi
muda dengan berbagai cara, antara lain:
a. Pendidikan formal
b. Pendidikan non formal
c. Sosial media
d. Film dan Musik8
f. Perkembangan Teknologi
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era
globalisasi yang datangnya lebihcepat dari dugaan semua pihak adalah karena
perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi internet, electronic
commerce, electronic data interchange, virtual office, telemedicine, intranet,
dan lain sebagainya telah menerobos batas-batas fisik antar negara.
Penggabungan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi telah
menghasilkan suatu revolusi di bidang sistem informasi.
Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepatnya telah
membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah
dibayangkan sebelumnya. Secara garis besar, ada empat periode atau era
perkembangan

sistem

informasi,

yang

dimulai

dari

pertama

kali

diketemukannya komputer hingga saat ini9. Keempat era tersebut terjadi tidak
hanya karena dipicu oleh perkembangan teknologi komputer yang sedemikian
pesat,

namun

didukung

pula

oleh

teori-teori

baru

mengenai

manajemenperusahaan modern. Setiap era memiliki karakteristik masingmasing.
Salah satu hasil dari adanya perkembangan tekhnologi tersebut adalah
ditemukannya Android yang merupakan sistem operasi yang berbasis Linux
untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android
menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan
aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak.
Awalnya Google Inc. membeli Android Inc. pendatang baru yang
membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan
Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan
peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC,
8

9

Poetri Anggita. Efektifitas Penggunaan Model Role Playing dengan Model Stor Telling dalam
Pembelajaran PKn untuk Mengembangkan Sikap Nasionalisme Siswa. (Universitas Pendidikan
Indonesia. 2013) hlm.34
Aida Sundusiyah. Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi.(Bandung: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia 2012) hlm. 20

Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia. Android adalah sebuah
kumpulan perangkat lunak untuk perangkat mobile yang mencakup sistem
operasi, middlewaredan aplikasi utama mobile. 10
Perkembangan zaman memang sangat pesat, zaman dulu tidak ada
smartphone sehingga para pelajar mengandalkan perpustakaan untuk
membaca buku, mencari tugas dan lain-lain tapi sekarang pelajar dapat
memanfaat smartphone android sebagai media belajar bahasa inggris, kamus
dan masih banyak lagi. Android memiliki empat karakteristik seperti terbuka,
semua aplikasi dibuat sama, memecahkan hambatan pada aplikasi,
pengembangan aplikasi yang cepat dan mudah.11
2.5 Sejarah Perjuangan Bondowoso Melawan Penjajahan Belanda
c. Serbuan Belanda ke Bondowoso
Pada 20 Juli 1947 pihak Belanda ternyata mengingkari Perjanjian
Linggarjati yang telah disepakati dengan pihak Indonesia.Selama masa
berlakunya perjanjian, diam-diam pihak Belanda menghimpun kekuatan
militer untuk menyerbu dan menghancurkan RI. Pada Aksi Militer I, tepatnya
minggu ke-tiga Juli 1947, tentara Belanda mendarat di pasir putih, daerah
Besuki Kabupaten Situbondo.
Keesoka harinya, 21Juli 1947 Kolone Timur telah melumpuhkan
Situbondo, lantas bergerak mendekati kota Bondowoso yang saat itu menjadi
ibu kota Karesidenan Besuki. Mayor EJ.Magenda memerintahkan anak
buahnya untuk menghadang di Klabang dengan membentuk lima Kompi dan
satu Detasemen (Lamp.1).
Begitu Belanda sampai di Klabang langsung disambut dengan pasukan
tentara dibawah pimpinan Mayor Magenda. Pasukan Belanda yang datang
menggunakan kendaraan lapis baja, pesawat tempur, dan mustang membuat
tentara Republik kewalahan. Melihat musuh yang uggul dalam persenjataan,
Mayor Magenda memerintahkan pasukannya untuk mundur, hal ini
menyebabkan kondisi pasukan nampak cerai berai. Beberapa tentara gugur,
diantaranya: Kopral Subadi, Prajurit Sasmito, Prajurit Djais, Prajurit Emandin
yang gugur di Kali Tapen, dan Prajurit Andin gugur ditembak dari pesawat di
Tenggarang.
Dengan hancurnya penghadangan di Klabang ini secara otomatis
Belanda berhasil menduduki Bondowoso. Tentara Republik menyiapkan basis
10

http://www.android.com/about/
Mohammad Zamroni. Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2009) hlm. 15

11

pertahanan di Kerocok dan Curahdami. Kedua tempat ini menjadi tempat
yang tepat untuk menyusun basis pertahanan gerilya melawan Belanda.
Berbagai cara dilakukan oleh masyarakat untuk menghadang gerakan tentara
Belanda, dari berbagai daerah di Bondowoso. Dalam melakukan serangan
terhadap Belanda masyarakat menyerang dengan menggunakan senjata apa
adanya baik itu hasil rampasan atau penyelundupan dari Mayor Jhon Lee serta
semangat perang gerilya yang mencapai puncaknya membuat pihak tentara
Republik memenangkan pertempuran. Hal ini membuat pasukan musuh yang
menduduki Bondowoso terdesak.
Tatkala keyakinan pejuang merebut kembali Bondowoso dari tangan
Belanda makin memuncak, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan terdengarnya
Perjanjian Renville. Perjanjian ini ditanda-tangani oleh Perdana Menteri Sutan
Sjahrir dari pihak Indonesia dan Prof. Scemerhorn dari pihak Belanda.
membuat harapan merebut kembali Bondowoso pupus. Dengan adanya
perjanjian tersebut maka, seluruh pejuang yang berada di kantong-kantong
pendudukan Belanda harus segara ditarik, hal ini sangat merugikan dan
membuat sedih para pejuang serta keluarganya. Namun, keputusan itu tetap
diterima dan dilaksanakan.
Akibat berlakunya Perjanjian Renville, pada 8 Desember 1947
Batalion IX, terpaksa hijrah dari Bondowoso ke Blitar dan Kediri. Karena jika
tidak, akan ditangkap oleh pihak Belanda. setelah menempuh perjalanan
panjang, akhirnya para pejuang sampai di Blitar. Pasukan lalu dipecah
menjadi dua bagian, yang masing-masing dipimpin Mayor EJ Magenda dan
Mayor Darsan Iru. Pasukan Mayor darsa Iru dari Blitar langsung berangkat
menuju Galuhan, sedagka pasukan Magenda dipecah lagi menjadi dalam
kesatuan-kesatuan kecil. Sebagian menuju Kediri, Sukorami terus ke Galuhan,
untuk dipindah lagi ke Sumber Manjing, Malang Selatan.
Sepeninggal Batalion IX dari Bondowoso, kekhawatiran rakyat
terhadap tindakan semena-mena dari Belanda memuncak. Belanda mulai
mencari dalih untuk menangkap siapa saja yang dicurigai sebagai pejuang.
Penangkapan ini semakin menguat berkat adanya mata-mata yang
memberikan informasi kepada pihak Belanda. Selain itu Belanda juga
menggunakan cara gabungan, yaitu menyerang, menggeledah, serta
menangkap ke semua tempat yang dicurigai sebagai markas pejuang. Markas
di Ardisaeng menjadi sasaran utama dalam operasi seperti itu. Banyak yang
tewas dalam penyerangan Belanda itu, seperti R. Jamal, Akip dan lainnya.

Pada 27 Februari 1947 Patih Arso ditangkap. Semua dokumen dan senjata
yang ada dirampas oleh Belanda.12
d. Peristiwa Gerbong Maut
Setelah penangkapan besar-besaran terhadap TRI, laskar, dan gerakan
bawah tanah, Belanda juga menangkap orang per orang tanpa menghiraukan
apakah yang bersangkutan berperan atau tidak dalam kegiatan perjuangan. Hal
ini berakibat penuhnya rumah tahanan yang ada di setiap kecamatan penuh.
Demikian juga dengan penjara Bondowoso sehingga dalam waktu singkat
penjara Bondowoso tidak mampu lagi menampung tahanan.
Pada waktu itu jumlah tahanan di Bondowoso sudah mencapai 637
orang. Melihat kenyataan ini, Belanda bermaksud mengadakan pemindahan.
Kemudian diputuskan tahana yang termasuk kategori “pelanggaran berat”
akan dipindahkan dari penjara di Bondowoso ke penjara di Surabaya. Selain
karena alasan penuh, Belanda juga bermaksud mempekerjakan mereka di
pertahanan Belanda. Untuk mengangkut para tahanan tersebut digunakan
sarana kereta api.
Setiap tahap pengangkutan memuat sebanyak 100 orang. Pemindahan
tahap pertama dan kedua berjalan dengan baik karena gerbong yang
mengangkut tahanan diberi ventilasi seluas 10-15 cm sehingga ada pertukaran
udara. Tahanan pun tidak merasakan lapar dan haus karena di setiap stasiun
yang dilaluinya mereka mendapat makanan dari rakyat. Namun pada saat
pemindahan tahap ketiga, gerbong tertutup sangat rapat dan selama perjalan
rakyat tidak boleh mendekati gerbong. Akibatnya bisa diduga, semua tahanan
dalam gerbong menderita kelaparan dan kehausan. Pemindahan tahap ketiga
inilah yang dikenal dengan sebutan gerbong maut. Nama-nama yang ikut
dalam gerbong maut ini antara lain: (Lampiran 2)
Setelah mendapat perintah langsung dari Komandan J Van den Dorpe,
Kepala Penjara memerintahkan petugas untuk mengumpulkan semua tawanan
yang telah tercatat namanya. Pada Sabtu, 23 November 1947, jam 04.00 WIB.
Tanpa diberi kesempatan untuk sarapan semua tawanan dipaksa untuk
memasuki tiga gerbong barang yang telah disiapkan. Menurut saksi sejarah
Moesappa begitu diperintahkan masuk gerbong tawanan berebut masuk ke
gerbong yang terakhir karena panjang dan masih baru. Setelah semua tawanan
masuk, gerbong lalu ditutup dan dikunci dari luar.

12

Mashoed. Sejarah dan Budaya Bondowoso. (Surabaya: Papyrus. 2004)

Tepat jam 07.30 WIB kereta bergerak menuju Surabaya. Kira-kira 20
menit setelah pemberangkatan, tepatnya setelah sampai di Stasiun Tamanan,
mulai terjadi peristiwa memilukan. Kiai Samsuri asal Pelalangan Wonosari
dari unsur laskar yang pada waktu itu sudah berumur 50 tahun, membantingbantingkan tubuhnya sambil berteriak kepanasan. Akhirnya ia jatuh pingsan.
Sangat dimaklumi, jangankan satu gerbong diisi 30 orang, 10 orang saja sudah
terbayang rasa panasnya. Tawanan lain yang mulai kepanasan juga berteriak
sambil menggedor-gedor dinding gerbong. Namun gedoran-gedoran itu tidak
digubris bahkan dijawab dengan kata-kata bentakan pedas.
Karena permintaan sudah tidak mungkin dikabulkan, semua tawana
menjadi putus asa. Kini, mereka hanya perlu sekadar dapat bertahan hidup
saja. Untuk mengurangi rasa panas dari arah atap gerbong, mereka
membungkus kepalanya dengan pakaian yang ada. Untuk mengurangi rasa
pengap dan sesak nafas, tawanan berebut sebuah lubang bekas paku tua.
Mendekati daerah Kalisat, mereka tiba-tiba dikejutkan oleh bunyi ledakan
granat dari arah rel. Tampaknya suatu tindakan sabotase akan menggagalkan
pemindahan tawanan. Tetapi karena ledakan granat itu tidak menimbulkan
kerusakan yang berarti, dan kereta tetap jalan terus. Sabotase itu malah
membuat pengawasan menjadi lebih ketat lagi.
Sesampainya di stasiun Kalisat, gerbong tawanan masih harus
menunggu kereta dari Banyuwangi. Mereka sekali lagi mengalami ujian yang
sangat berat. Selama dua jam para tawanan berada dalam gerbong dibawah
terik matahari. Akhirnya pada jam 10.30 WIB kereta baru berangkat dari
Jember menuju Probolinggo. Setelah meninggalkan Jember di siang hari,
suasana didalam gerbong bagaikan di dalam neraka karena atap dan dinding
yang terbuat dari plat baja. Pada saat itulah banyak terjadi peristiwa diluar
batas kemanusiaan. Slamet Soekarno (nomor urut 71) untuk mempertahankan
hidup dari kehausan terpaksa minum kencingnya Singgih(nomor urut 15).
Pada jalur perjalan tersebut mulai banyak jatuh korban. Perjalanan JemberProbolinggo seperti perjalanan maut.
Mendekati

stasiun

Jatiroto,

Allah

SWT

seperti

menebarkan

rahmatNya. Hujan cukup deras menyambut kereta malapetaka itu. Keadaan
ini dimanfaatkan oleh mereka yang masih hidup. Mereka segera menjilat
tetesan air yang berasal dari lubang-lubang kecil. Namun tidak demikian
dengan gerbong ketiga yang bernomor GR 10152. Karena masih baru tawanan
tidak mendapatkan tetesan air sedikitpun. Kelak ketika sampai di Surabaya,
dalam gerbong ini tidak satupun yang hidup.

Setelah memasuki Stasiun Probolinggo, suasana menjadi senyap.
Begitu juga perjalan antara Probolinggo-Surabaya, sangat sepi. Tak ada lagi
teriakan minta tolong. Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 16 jam
tertutup rapat. Gerbong Maut itu sampai di Stasiun Wonokromo. Jam
menunjukkan pukul 20.00 WIB. Petugas lalu membuka kunci dan
memerintahkan para tawanan untuk turun. Namun tak ada yang bergeming.
Karena tidak ada sahutan petugas masuk dan menemukan para
tawanan sebagian besar sudah hidup, sebagian lagi masih hidup. setelah di
data di Gerbong I No. GR 5769 sebanyak 5 orang sakit keras, 27 orang sehat
tapi kondisi lemas lunglai. Gerbong II No. GR 4416 sebanyak 8 orang
meninggal, 6 orang sehat. Gerbong III No. GR 10152 seluruh tawanan
sebanyak 38 orang meninggal semua. Sehingga para tahanan yang masih sehat
diperintahkan untuk mengangkut temannya yang sudah meninggal dengan
sangat hati-hati, khawatir daging jenazah akan mengelupas karena kepanasan.
Untuk mengenang jasa dan perjuangan pahlawan yang mengalami
peristiwa Gerbong Maut ini maka, Pemerintah Bondowoso kemudian
membangun Monumen Gerbong Maut Bondowoso. Pembangunan monumen
ini dicanangkan sejak tahun 1973 dan selesai pada 29 Desember 1976 dengan
peresmian oleh Panglima Daerah Militer VIII Brawijaya Mayor Jenderal
Witarmin.13
2.6 Implementasi “Gema Aps.” Berbasis Android dalam Menumbuhkan Spirit
Membaca dan Nasionalisme Generasi Muda
Karya tulis kami menawarkan sebuah aplikasi berbasis android yakni
Gema Aps (Gerbong Maut Aplication). Adalah sistem aplikasi yang dirancang
untuk memudahkan pengguna utamanya pemuda bangsa untuk mempelajari
sejarah perjuangan bangsanya lebih-lebih di daerahnya sendiri. Aplikasi ini
terinspirasi dari gigihnya para pejuang dari daerah kita, yakni pejuang
Bondowoso dalam melawan Kompeni Belanda. Perlawanan ini bertujuan untuk
mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia yang baru merdeka dari tangan
penjajah.
Aplikasi Gema Aps. hadir dengan tampilan yang modern dan menarik,
serta dapat diinstal dan diakses secara langsung melaui gadget yang kita miliki.
Dengan beberapa kelebihan tersebut Gema Aps. dapat dijadikan salah satu
alternatif untuk menumbuhkan minat membaca sekaligus nasionalisme pada
generasi muda bangsa.
13

Mashoed. Sejarah dan Budaya Bondowoso. (Surabaya: Papyrus. 2004)

c. Tampilan Dasar dan Pengoperasian Gema Aps. di Android
Berikut ini akan dijelaskan cara pengoperasian Gema Aps.
1. Mulai Menggunakan Aplikasi.
Buka aplikasi Gema Aps. dalam android yang anda gunakan, maka
akan muncul tampilan seperti di bawah ini:

Gambar 2.3.1
Tampilan Awal Gema Aps.

Setelah muncul tampilan seperti di atas, maka tekan
“DAFTAR” jika anda belum terdaftar dan memiliki akun. Jika telah
memiliki akun maka langsung saja tekan “MASUK” untuk segera
mengakses Gema Aps. yang anda miliki.
2. Membuat Akun Baru dan Masuk ke Akun.
Setelah menekan “DAFTAR” selanjutnya akan muncul
tampilan seperti di bawah ini:

Gambar 2.3.2
Mendaftar Gema Aps.

Masukkan e-mail, nama pegguna serta kata sandi sesuai data
yang anda miliki kemudian tekan “DAFTAR”. Anda kini telah
memiliki akun Gema Aps.
Jika anda telah memiliki akun, maka di tampilan awal tadi anda
dapat langsung menekan “MASUK” dan akan muncul tampilan
sebagaimana berikut:

Gambar 2.3.3
Masuk Akun Gema Aps.

Pada bagian ini anda tinggal memasukkan kembali nama akun
anda beserta kata sandinya, kemudian tekan “MASUK”.
3. Beranda dan Bagian Dalam Aplikasi
Setelah berhasil masuk ke dalam akun yang telah anda miliki
maka akan langsung masuk ke beranda dari akun yang telah terdaftar,
denga tampilan berikut:
Akun

Menu

Beranda

Gambar 2.3.4
Beranda Akun Gema Aps.

Jika anda menekan MENU akan muncul tampilan, berikut:

Gambar 2.3.5
Tampilan Menu Gema Aps.

Gambar 2.3.6
Tampilan isi cerita episode 01

Kita dapat menyimpan halaman dan membagikannya kepada teman
pada akun kita miliki. Dengan cara menekan bagian kanan atas dan akan
muncul kotak dialog berikut, kemudian tekan download atau bagikan:

Gambar 2.3.7
Tampilan Untuk Mendownload

Pengguna serta beberapa teman di akun kita juga dapat menyukai serta
memberikan komentar dengan cerita yang telah selesai dibaca. Serta halaman
terakhir yang kita buka dapat dilihat pada bagian My Ge-Ma, sebagaimana
berikut:

Gambar 2.3.8
Tampilan Komentar

Gambar 2.3.9
Tampilan Halaman
Terakhir Dibuka

Beberapa gambar di atas merupakan hasil screenshotan dari
penggunaan Gema Aps. di android. Melalui penjelasan di atas pengguna
utamanya remaja dapat dengan mudah menggunakan Aplikasi ini, serta dapat
memeplajari berbagai informasi sejarah, utamanya dari daerah kita sendiri
yakni Bondowoso dan berbagai hal lainnya.

d. Menumbuhkan Spirit Membaca dan Nasionalisme Generasi Muda
Melalui Gema Aps.
1. Gema Aps. menumbuhkan spirit membaca
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini minat baca di negara kita
masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju di
dunia. Kebanyakan dari kita enggan membaca dikarenakan aktivitas yang
sibuk atau karena asik bercengkrama dengan gadget. Untuk itu perlu
adanya sebuah inovasi baru yang mampu merangsang tumbuhnya minat
membaca pada masing-masing individu.
Maka dari itu Gema Aps. hadir sebagai sebuah aplikasi berbasis
android, yang sesuai dengan selera generasi muda bangsa. Terdapat
beberapa kelebihan yang membuat Aplikasi ini, dapat dijadikan sebagai
perantara tumbuhnya minat membaca, yaitu:
a. Dapat diakses menggunakan android/gadget.
Pesatnya perkembangan teknologi di era modern ini tidak dapat
kita hindari, menuntut kita untuk tidak lepas dari hal-hal yang berbau
teknologi, yang dapat bermuara minimnya rasa gemar membaca pada
generasi muda. Oleh sebab itu penulis berinisiatif untuk membuat
aplikasi ini berbasis android, yang dapat diakses dengan mudah
menggunakan android/gadget yang mereka miliki.
b. Tema dan warna tampilan yang modern
Gema Aps. didukung oleh tampilan yang sesuai dengan selera
remaja. Warna hijau cerah mendominasi aplikasi ini dan diimbangi
dengan warna merah menyala. Warna hijau cerah mampu memberikan
kesan ceria yang menggugah remaja untuk membaca sejarah yang
tersedia di Gema Aps. warna yang ceria akan membuat pembaca tidak
mudah bosan ketika menggunakan aplikasi ini. Penulis memberikan
sentuhan warna merah pada aplikasi ini sebagai bentuk keberanian
penulis dalam membuat aplikasi yang diharapkan dapat meningkatkan
rasa gemar membaca pada remaja.
c. Dilengkapi dengan gambar menarik
Terdapat banyak penelitian yang membuktikan bahwa buku cerita
bergambar serta komik mampu meningkatkan minat membaca siswa.
Dengan sendirinya siswa akan menyukai untuk membaca buku-buku
lainnya seperi buku pelajaran.
Hal ini disebabkan karena dengan disertakannya gambar akan
merangsa kemampuan visual setiap individu lebih terasah. Selain itu

dengan adanya gambar yang berwarna dan menarik akan membuat
pembaca tidak mudah bosan, karena hanya melihat barisan tulisan saja.
d. Adanya fitur-fitur yang menarik
Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan generasi muda dalam
memahami sejarah. Maka dari itu, penulis memberikan fitur-fitur yang
memudahkan pembaca dalam menggunakan aplikasi ini. Gema Aps
memberikan fitur menu yang berisi home, populer, My Ge-Ma, dan
setting. Pengguna dapat mengakses cerita terbaru dengan memilih menu
home. Menu populer menyediakan cerita terpopuler di kalangan
pengguna Gema Aps.
Cerita dapat disimpan dengan mendownload cerita tersebut,
sehingga pengguna tetap bisa membaca meski tidak terkoneksi internet.
Cerita yang telah terdownload akan tersimpan di menu My Ge-Ma.
Pengguna aplikasi ini juga dapat membagikan cerita sejarah yang ada
dengan memilih bagikan pada kotak dialog di kanan atas.
Fitur-fitur yang disediakan pada aplikasi ini bertujuan untuk
memudahkan pengguna sehingga pengguna tidak kebingungan dalam
mengoperasikan aplikasi ini. Generasi muda dapat meningkatkan minat
bacanya dengan cara yang lebih mudah dan sesuai dengan
perkembangan zaman.
2.

Gema Aps. menumbuhkan nasionalisme generasi muda
Selain mampu menumbuhkan spirit membaca, aplikasi ini juga
dapat dijadikan sebagai alat untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada
generasi muda yang perlahan luntur di era global ini.
Terdapat beberapa aspek yang mampu membuat aplikasi ini dapat
menumbuhkan semangat nasionalisme, diantaranya:
a. Mengetahui sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Dalam aplikasi ini pengguna disuguhkan dengan rentetan
peristiwa

perjuangan

bangsa

Indonesia

untuk

mempertahankan

kemerdekaan yang telah diraih dari pihak penjajah. Dalam hal ini
khususnya di daerah Bondowoso. Salah satu peristiwa yang sangat
menonjol adalah kejadian Gerbong Maut yang telah menewaskan banyak
pejuang dari pihak Indonesia yakni warga Bondowoso.
Sehingga, akan membuat pengguna/pembaca dapat memahami
dan mengetahui bagaimana perjuangan para pahlawan untuk menegakkan
kemerdekaan di bumi Indonesia yang akan berdampak pada timbulnya

spirit dari dalam diri mereka sendiri akan pentingnya menjaga,
mempertahankan dan mencintai bangsanya atau lebih dikenal dengan
istilah nasionalisme.
b. Merancang masa depan yang gemilang dengan

mempelajari

sejarah
Menurut Dr. Hambali Shafwa14 “Barang siapa melupakan
sejarah maka dia akan kehilangan cermin untuk merancang masa
depan” Dari mengetahui sejarah berdirinya bangsa kita, dapat dengan
mudah untuk merancang masa depan. Hal ini dikarenakan perjuangan
para pejuang bangsa pada saat itu tidak hanya dengan bermalasmalasan saja namun dengan sangat gigih, berani dan bergerilya.
Untuk itu generasi muda saat ini yang hanya tinggal mengisi
kemerdekaan haruslah memiliki semangat nasionalis yang tinggi pula
untuk merancang masa depan, sama halnya semangat para pejuang
terdahulu

yang

memperjuangkan

tanah

air

demi

merancang

kemerdekaan Indonesia yang kita rasakan saat ini. Dengan adanya
semangat nasionalis yang tinggi dari kalangan pemuda akan mudah
bagi bangsa Indonesia menjadi negara yang lebih maju di masa yang
akan datang.

14

Muhammad Hambali Shafwan. 2014. Intisari Sejarah Pendidikan Islam.(Solo:
Pustaka Arofah. 2014) hlm 11

BAB III
TUJUAN PENULISAN
3.3 Simpulan
Dari pembahasan mengenai “Gema Aplikasi: Internalisasi Spirit
Membaca dan Nasionalisme Generasi Muda Berbasis Teknologi” di atas
dapat kita tarik simpulan sebagai berikut:
a.

Minat membaca di negara kita yakni Indonesia masih tertinggal jauh jika
dibandingkan dengan negara maju di dunia. Hal ini juga berdampak pada
menurunnya rasa Nasionalisme atau rasa cinta terhadap bangsanya sendiri
yang kian hari makin menurun. Pesatnya perkembangan teknologi dapat
memengaruhi rasa Nasionalisme generasi muda jika setiap informasi
yang masuk tidak disaring sesuai dengan kultur yang ada di Indonesia.
Untuk itu perkembangan teknologi yang semakin modern haruslah
diarahkan pada hal yang positif seperti untuk kegiatan membaca yang
mampu menumbuhkan semangat Nasionalisme.

b. Sejarah panjang untuk mempertahankan kemerdakaan Indonesia di
berbagai daerah di Indonesia, muncul berbagai perlawanan terhadap
bangsa Belanda, yang ingin kembali menduduki Indonesia setelah
sebelumnya pernah dijadikan negara jajahan selama 3,5 abad. Salah satu
sejarah monumental yang terjadi di Kabupaten Bondowoso, dan masih
bisa kita ketahui melalui sebuah monumen di pusat kota, adalah peristiwa
Gerbong Maut, yang menjadi salah satu bukti betapa biadabnya perlakuan
bangsa Belanda terhadap pribumi salah satunya para pejuang dari tanah
Bodowoso.
c. Melalui Gema Aps. kita dapat memperoleh dua hal yang saat ini mulai
menghilang dari generasi muda bangsa yakni semangat membaca dan
Nasionalisme. Selain penggunaannya yang mudah, dalam aplikasi ini
terdapat beberapa hal yang dapat menumbuhkan semangat membaca pada
generasi

muda,

diantaranya:

1)Dapat

diakses

menggunakan

android/gadget; 2)Tema dan warna tampilan yang modern; 3)Dilengkapi
dengan gambar menarik; dan

4)Adanya fitur-fitur yang menarik.

Semangat membaca tersebut dapat berdampak pada munculnya rasa
nasionalisme, yaitu: 1)Mengetahui sejarah perjuangan mempertahankan
kemerdekaan; dan 2) Merancang masa depan yang gemilang dengan
mempelajari sejarah

3.4 Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai “Gema Aplikasi: Internalisasi Spirit
Membaca dan Nasionalisme Generasi Muda Berbasis Teknologi” di atas,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
a. Untuk Masyarakat
Hendaknya masyarakat pada abad yang berbasis teknologi ini, dapat
memanfaatkan teknologi yang ada secara optimal utamanya dalam hal yang
positif. Karena jika masyarakat memanfaatkan teknologi dengan baik
utamanya dalam meningkatkan minat membaca juga akan berdampak pada
tumbuhnya semangat nasionalisme pada masyarakat.
b. Untuk Lembaga
Saran penulis bagi lembaga, dalam hal ini Perpustakaan Daerah Kabupaten
Bondowoso adalah agar bisa membantu dalam mensosialisasikan aplikasi
Gema ini kepada pengunjung, dengan adanya jaringan wi-fi di Perpustakaan
Daerah Kabupaten Bondowoso sehingga pengunjung dapat dengan mudah
mengaksesnya di sana.
c. Untuk Remaja/Siswa
Saran penulis bagi remaja atau siswa, hendaknya setiap siswa dapat
memanfaatkan sebaik mungkin aplikasi ini secara optimal. Sehingga dengan
sendirinya akan tumbuh kebiasaan membaca, yang dalam aplikasi ini
sekaligus dapat menumbuhkan semangat nasionalisme.
d. Untuk Peneliti Selanjutnya
Saran penulis bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih mengembangkan
aplikasi ini menjadi lebih baik lagi, serta dapat dilakukan penelitian mengenai
pengaruh penggunaan aplikasi ini dengan prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Anggita, Poetri. 2013. Efektifitas Penggunaan Model Role Playing dengan Model
Stor Telling dalam Pembelajaran PKn untuk Mengembangkan Sikap
Nasionalisme Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia
Arifin, Samsul. 2015. Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dengan Mempelajari
Sejarah Indonesia. Diakses pada 14 April 2016, jam 12.00 WIB
http://www.kompasiana.com/lottee1/menumbuhkan-rasa-nasionalismedengan-m empelajari-sejarah-indonesia_54f90d3da3331100448b4a9b
Farida, Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
http://daerah.sindonews.com/read/785115/22/minat-baca-masyarakat-indonesiaketiga-dari-bawah-1379586151. Diakses pada 18 April 2016, jam 08.45
WIB
http://www.android.com/about/ . Diakses pada, 14 April 2016, jam 12:30 WIB
Kholiati. 2011. Hubungan antara Frekuensi Kunjungan Perpustakaan Sekolah
dengan Minat Baca Siswa Kelas IV di SD Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Mashoed, 2004. Sejarah dan Budaya Bondowoso. Surabaya: Papyrus
Shafwan, Muhammad Hambali. 2014. Intisari Sejarah Pendidikan Islam. Solo:
Pustaka Arofah.
Soeatminah. 1991. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta :
Kanisius
Sundusiyah, Aida. 2012. Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi.
Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Suseno, Franz Magnis, dkk. 1997.Buku Membangun Kualitas Bangsa.
Yogyakarta:Kanisius
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Balai Pustaka
Zamroni,

Mohammad. 2009. Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan

Dampaknya Terhadap Kehidupan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta

LAMPIRAN
Lampiran 1.
Pasukan Pejuang di Bawah Pimpinan Mayor Magenda
1) Kompi I di bawah pimpinan Kapten Untung
2) Kompi II di bawah pimpinan Kapten Sofian Hadi
3) Kompi III di bawah pimpinan Letda R. Soetedjo
4) Kompi IV di bawah pimpinan Letda RF. Moh. Saleh
5) Kompi V di bawah pimpinan Kapten Samsul Arifin
6) Detasemen Markas di bawah pimpinan Letda R. Azis

No
Lampiran 2.
Usia
Pekerjaan
Daftar Nama. Pejuang Nama
yang Gugur dalam Peristiwa
Gerbong Maut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Moehammad
Alwi
Soewandono
Soeparto
Rasmin
Rasimin
Sidik
Ismail
Satamin
Sami
Abdul Rachman
Soewardi
Singgih
Pasik
Tima
Sedang Rakidin
Hassan Assegaf
Sahar
Endin
Astrodrejo
Ardjomo
Misradin
ABD. Maksar
Armino
Niman
R.Koesmar
Soekawi
Djahya
Tallib
Mohdar
Koestidjo
Oewi
Asmawi
Pengemanan
Soeharto
Kamer
Arijadi
Wiroto
Moegiman
Sajidiman

41
42
43

Sali
Wirjo Pranoto
Sahawi
Awi

44
45
46
47
48
49
50
51
52

Roes
Soerpardjomo
Asboen
Sidin
Roemin
Akmi
Aris
Hun
Soesman

21

50
24
22

Polisi
Polisi
Jawatan Penerangan
Pedagang
Polisi Negara
BPRI
Guru
Petani
Pegawai BAPRA
ALRI
Petani
Petani
Petani
Petani
Pegawai Tenun
Petani
Pemilik Sekolah
Polisi
TRI
TRI
TRI
Petani
Mantri Irigasi
TRI
TRI
Pedagang
Petani
Opas PG Prajekan
TRI
TRI
ALRI
TRI
TRI
TRI
Ajudan Inspektur
Polisi
Juru Tulis AW
Curahdami
Guru Sekolah
Pertanian
Guru Sekolah Rakyat
Pedagang
Pedagang

20
49
45
20
25
25
28
25
35

Pedagang
Kepala Sekolah
Kusir
Pedagang
Pedagang
Petani
Petani
Petani
Petani

21
37
26
42
25
48
20
28
47
24
53
24
30
25
32
25
29
47
48
20
19
20
27
44
30
55
35
35
29
28
32
32
35
35
26
33
33
28
52