Kebijakan Tarif Tenaga Listrik

16 Peluang Investasi Sektor Ketenagalistrikan 2017-2021 jaringan transmisi danatau distribusi setelah mendapat persetujuan harga atas sewa dari Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya. Adapun pemanfaatan bersama jaringan transmisi danatau distribusi tersebut harus memperhatikan kemampuan kapasitas jaringan transmisi danatau disrtribusi. Sebagai pedoman pelaksanaan, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 01 Tahun 2015 tentang Kerjasama Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Bersama Jaringan Tenaga Listrik.

1.3.6. Kebijakan Tarif Tenaga Listrik

Kebijakan Pemerintah mengenai tarif tenaga listrik adalah bahwa tarif tenaga listrik secara bertahap dan terencana diarahkan untuk mencapai nilai keekonomiannya sehingga tarif tenaga listrik dapat menutup biaya pokok penyediaan yang dikeluarkan. Kebijakan ini diharapkan akan dapat memberikan sinyal positif bagi investor dalam berinvestasi di sektor ketenagalistrikan. Penetapan kebijakan tarif tenaga listrik dilakukan sesuai nilai keekonomian, namun demikian tarif tenaga listrik untuk konsumen ditetapkan dengan memperhatikan: 1. Keseimbangan kepentingan nasional, daerah, konsumen, dan pelaku usaha penyediaan tenaga listrik; 2. Kepentingan dan kemampuan masyarakat; 3. Kaidah industri dan niaga yang sehat; 4. Biaya pokok penyediaan tenaga listrik; 5. Efisiensi pengusahaan; 6. Skala pengusahaan dan interkoneksi sistem; dan 7. Tersedianya sumber dana untuk investasi. Kebijakan tarif tenaga listrik regional akan terus dikaji dan dimungkinkan untuk diberlakukan di masa mendatang, hal ini berkaitan dengan perbedaan 17 Peluang Investasi Sektor Ketenagalistrikan 2017-2021 perkembangan pembangunan ketenagalistrikan dari satu wilayah dengan wilayah lainnya. Penerapan tarif tenaga listrik regional dapat mendorong kemandirian wilayah setempat dalam menyediakan dana pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan penerapan tarif tenaga listrik regional antara lain: 1. Kemampuan masyarakat atau pelanggan listrik di wilayah setempat; 2. Kondisi geografis sistem kelistrikan; 3. Kesiapan PLN dan pemegang saham PLN untuk memisahkan wilayah usahanya menjadi institusi atau anak perusahaan yang mandiri; 4. Kesiapan atau dukungan pemerintah daerah dalam penyediaan dana subsidi listrik; 5. Tingkat kewajaran tarif tenaga listrik berdasarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kebijakan tarif tenaga listrik ke depan untuk golongan pelanggan yang tarifnya telah mencapai nilai keekonomian diarahkan pada penerapan “Auto Tariff A djustment”. 18 Peluang Investasi Sektor Ketenagalistrikan 2017-2021

BAB II TINJAUAN KONDISI TENAGA LISTRIK NASIONAL

2.1. Kondisi Permintaan Tenaga Listrik

Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini memerlukan dukungan pasokan energi yang handal termasuk tenaga listrik. Kebutuhan tenaga listrik akan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Semakin meningkatnya ekonomi pada suatu daerah mengakibatkan konsumsi tenaga listrik akan semakin meningkat pula. Kondisi ini tentu harus diantisipasi sedini mungkin agar penyediaan tenaga listrik dapat tersedia dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik dan harga yang wajar. Gambar 2.1. Perkembangan konsumsi tenaga listrik nasional TWh Sumber: Ditjen Ketenagalistrikan 164 178 194 209 221 235 247 - 50 100 150 200 250 300 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Konsumsi TWh