Perbaikan Iklim Investasi: Pelebaran Defisit Neraca Perdagangan: Tekanan Defisit APBN: Peningkatan Kualitas dan Percepatan Penyerapan Belanja APBN: Fleksibilitas APBN dan Fiscal Space dalam Antisipasi Ketidakpastian:

1. Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Inklusif:

• Walaupun angka kemiskinan terus menurun, namun koefisien Gini Gini rasio yang makin membesar mengindikasikan meningkatnya ketimpangan antara masyarakat mampu dan kurang mampumiskin.

2. Dinamika Pasar Ketenagakerjaan:

• Sejalan dengan upaya peningkatan kesejahteraan tenaga kerja melalui UMP, munculnya beberapa problematika terkait dengan keamanan tenaga kerja dan unjuk rasa dapat menjadi disinsentif tambahan bagi investor.

3. Perbaikan Iklim Investasi:

• Upaya mendorong kegiatan investasi secara merata di berbagai daerah masih terganggu oleh kurang sinkronnya regulasi pusat dan daerah dan perizinan. 16

4. Pelebaran Defisit Neraca Perdagangan:

• Dampak peningkatan pendapatan dan pertumbuhan telah mendorong peningkatan impor. • Sementara itu, ekspor masih menurun, baik yang disebabkan oleh harga komoditas yang menurun maupun karena lemahnya permintaan mitra dagang. Karena itu, menjadi tantangan adalah mendorong peningkatan dan diversifikasi ekspor dari berbagai daerah, khususnya yang memiliki nilai tambah lebih baik. • Pelebaran defisit neraca perdagangan akan mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran secara keseluruhan  perlu kewaspadaan terhadap tekanan stabilitas nilai tukar Rupiah.

5. Tekanan Defisit APBN:

• Defisit APBN semakin melebar, antara lain disebabkan oleh lebih rendahnya realisasi penerimaan perpajakan dan SDA, serta lebih tingginya realisasi beban subsidi Energi. Pada tahun 2012, untuk pertama kali setelah lebih dari tahun 10 tahun, realisasi APBN mengalami defisit keseimbangan primer. 17

6. Peningkatan Kualitas dan Percepatan Penyerapan Belanja APBN:

• Kualitas belanja hingga saat ini belum cukup mampu memberikan dampak multiplikasi multiplier effect yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini antara lain karena beban anggaran subsidi semakin membengkak, sementara alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur belum cukup memadai dan belum tepat sasaran. • Daya serap belanja Pemerintah belum optimal, sehingga beberapa rencana kegiatan dan program pembangunan belum dapat dilaksanakan dan memberi dampak maksimal bagi pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.

7. Fleksibilitas APBN dan Fiscal Space dalam Antisipasi Ketidakpastian:

Walaupun Pemerintah telah menyiapkan perundang-undangan dan kerangka kerja dalam menghadapi shockgejolakkrisis, dampak peningkatan beban belanja, terutama subsidi energi yang tidak disertai dengan peningkatan pendapatan, menyebabkan pemerintah tidak memiliki cukup dana untuk melakukan maneuver bila terjadi shock. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian subsidi secara signifikan.

8. Stabilitas Sistem Keuangan: