Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

̶ 74 ̶ daerah. Hal ini terjadi karena sebagaian APBD pemerintah daerah hanya untuk belanja pegawai gaji, sehingga pemerintah daerah kurang leluasa di dalam mengkreasi program-program pembangunan sebagai akibat keterbatasan pembiayaan. Meningkatnya tuntutan kebutuhan dana sebagai konsekuensi penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, melalui otonomi daerah, menuntut berbagai upaya penyesuaian manajemen keuangan daerah termasuk arah pengelolaan pendapatan dan belanja daerah. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pengelolaan pendapatan daerah telah dilakukan dengan berpedoman pada kebijakan ‐ kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.Ketentuan perundang ‐ undangan yang berlaku juga telah dijadikan acuan untuk menggali potensi sumber penerimaan guna menunjang beban belanja pembangunan daerah. Terkait dengan manajemen keuangan daerah, dalam perencanaan pembangunan keuangan daerah ke depan setidaknya ada dua hal krusial yang mendesak untuk dikelola dan dikembangkan secara profesional. Pertama, sistem informasi manajemen keuangan. Sistem ini diharapkan mampu memberikan informasi secara cepat mengenai kinerja keuangan daerah seperti kegiatan apa saja yang sudah terlaksana, apa hasil dan manfaatnya bagi masyarakat dalam jangka menengah dan jangka panjang. Selain itu, sistem ini juga diperkirakan dapat mempercepat proses perhitungan dan laporan pertanggungjawaban anggaran oleh Pemerintah Daerah. Kedua, pengelolaan aset ‐ aset daerah. Terbatasnya sumbersumber penerimaan fiskal telah menempatkan pengelolaan aset daerah secara profesional pada posisi yang amat potensial untuk menunjang penerimaan pemerintah daerah

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana, yang merupakan hak daerah dalam satu tahjun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah dirinci menurut urusan pemerintah daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan. Pendapatan Daerah dikelompokkan atas Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Kelompok pendapatan asli daerah dibagi menurut jenis pendapatan, yaitu : pajak daerah, retribusidaerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah ̶ 75 ̶ yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pendapatan daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup : a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah BUMN, c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta sekelompok usaha masyarakat. Jenis- jenis lain pendapatan asli daerah yang sah, dipisahkan menurut obyek pendapatan, yang terdiri dari : a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, b. Jasa giro, c. Pendapatan bunga, d. Penerimaan atas tuntunan ganti kerugian daerah, e. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, f. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, h. Pendapatan denda pajak, i. Pendapatan denda retribusi, j. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, k. Pendapatan dari pengembalian, l. Fasilitas sosial dan fasilitas umum, m. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, n. Pendapatan dari angsuran cicilan penjualan. Kelompok dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Jenis dana bagi hasil dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup : bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak. Jenis dana alokasi umum hanya terdiri atas obyek pendapatan dana alokasi umum. Sedangkan jenis dana alokasi khusus dirinci menurut obyek pendapatan menurut jenis yang ditetapkan oleh pemerintah. Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup : a. Hibah dari pemerintah, b. Dana darurat, c. Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab. kota, d. Dana penyesuaian dan otonomi khusus, e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya. Dari berbagai komponen Pendapatan Daerah, sumber utama penerimaan Daerah adalah Pajak Kendaraan Bermotor. Hal ini sebagai pertanda bahwa perlu segera dilakukan upaya ‐ upaya terobosan untuk mencari sumber ‐ sumber alternatif pendapatan lainnya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber penerimaan daerah, sehingga ̶ 76 ̶ mengurangi ketergantungan terhadap penerimaan dari pajak daerah yang bersifat “ limitative”. Realisasi dan target pendapatan daerah dalam kurun waktu tahun 2013 ‐ 2016, tercantum pada tabel 3.9. berikut : ̶ 77 ̶ Tabel 3.9 Realisasi dan Proyeksi Target Pendapatan Daerah Provinsi Jaw a Timur Tahun 2013‐2018 NOMOR URUT URAI AN REALI SASI TARGET RKPD TARGET APBD TARGET RKPD 2016 PERKI RAAN MAJU 2017 PERKI RAAN MAJU 2018 2013 2014 2015 2015

1. PENDAPATAN ASLI DAERAH

11.579.340.719.022,00 14.462.753.136.957,30 14,558,856,495,752.70 14,771,139,275,000.00 15,967,974,754,130.50 17,486,035,907,305.00 19,016,890,049,709.90 1.1 Pajak Daerah 9.404.933.622.356,69 11.517.684.926.168,60 12.541.000.000.000,00 12,591,000,000,000.00 13,807,000,000,000.00 15,173,000,000,000.00 16,539,000,000,000.00 1.2 Retribusi Daerah 106.213.770.751,90 148.638.035.645,33 104,823,449,246.12 136,337,487,000.00 109,041,722,098.80 111,656,597,233.87 115,697,093,937.11 1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 332.020.394.955,52 342.920.271.075,28 353,566,454,883.20 351,344,506,000.00 367,709,113,078.53 382,417,477,601.67 397,714,176,705.74 1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 1.736.172.930.957,86 2.453.509.904.068,12 1,559,466,591,623.35 1,692,457,282,000.00 1,684,223,918,953.22 1,818,961,832,469.48 1,964,478,779,067.04

2. DANA PERI MBANGAN

3.092.884.299.095,00 3.485.336.767.166,00 3,407,812,754,445.26 4,345,684,182,500.00 3,458,769,937,424.29 3,510,746,264,062.90 3,563,762,117,234.28 2.1 Dana Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak 1.374.591.582.095,00 1.516.912.612.166,00 1,503,933,605,745.26 2,692,383,285,500.00 1,516,813,205,750.29 1,529,950,397,755.42 1,543,350,333,600.65 2.2 Dana Alokasi Umum 1.632.648.287.000,00 1.866.548.185.000,00 1.903.879.148.700,00 1,587,261,707,000.00 1,941,956,731,674.00 1,980,795,866,307.48 2,020,411,783,633.63 2.3 Dana Alokasi Khusus 85.644.430.000,00 101.875.970.000,00 - 66,039,190,000.00 - - -

3. LAI N- LAI N PENDAPATAN

DAERAH YANG SAH 2.700.543.525.734,00 2.844.930.590.606,00 2.800.570.060.000,00 3,746,714,308,000.00 2,800,570,060,000.00 2,800,570,060,000.00 2,800,570,060,000.00 3.1 Pendapatan Hibah 39.728.179.934,00 45.478.647.460,00 23.150.000.000,00 45,141,281,000.00 23,150,000,000.00 23,150,000,000.00 23,150,000,000.00 3.4 Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus 2.660.815.345.800,00 2.799.451.943.146,00 2.777.420.060.000,00 3,701,573,027,000.00 2,777,420,060,000.00 2,777,420,060,000.00 2,777,420,060,000.00 PENDAPATAN DAERAH 17.372.768.543.851,00 20.793.020.494.729,30 20,767,239,310,197.90 22,863,537,765,500.00 22,227,314,751,554.80 23,797,352,231,367.90 25,381,222,226,944.20 Keterangan : Data Realisasi 2013 Audit BPKAD, Realisasi tahun 2014 Unaudit Februari 2015 dan Target RKPD 2015, 2016 dan Perkiraan Maju 2017,2018 sesuai RPJMD Tahun 2014-2019 ̶ 78 ̶

3.2.1. Arah