BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN - Bab III RKPD Kabupaten Purwakarta Tahun 2016

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

3.1. Arah Kebijakan Perekonomian Daerah

  Tahun 2016 adalah merupakan tahun ketiga masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang diimplementasikan dalam RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013

  • – 2018 dalam mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan. Berikut adalah perkembangan indikator makro ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013
  • – 2014 yang mempengaruhi proyeksi arah kebijakan perekonomian di Kabupaten Purwakarta tahun
  • – 2016 :

  Laju Pertumbuhan Ekonomi

  Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) menggambarkan besarnya peningkatan produksi yang terjadi dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang telah berlangsung di Kabupaten Purwakarta dalam periode waktu tertentu. Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta tidak lepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional secara umum. Perekonomian nasional yang terus menunjukkan pertumbuhannya baik dari segi investasi maupun sektor perdagangan memberikan imbas pada nilai investasi di Kabupaten Purwakarta yang semakin meningkat, begitupun pada sektor perdagangan memperlihatkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahunnya. Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2013-2014, dapat dilihat pada

Tabel 3.1 berikut ini :Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 NO. TAHUN JUMLAH (%)

  1. 2013 7,39 2. 2014*) 7,98

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

  Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 ditargetkan sebesar 7,98 % atau menguat 0,59 % dibandingkan Tahun 2013. Peningkatan angka Laju Pertumbuhan Ekonomi tersebut dipicu oleh tiga sektor dominan sebagai penggerak roda perekonomian di Kabupaten Purwakarta, yakni Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan dan Sektor Pertanian.

  Produk Domestik Regional Bruto

  Perkembangan produksi baik barang dan jasa di Kabupaten Purwakarta direfleksikan dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu wilayah. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purwakarta

  

Tahun 2013-2014

TAHUN NO. PDRB 2013 2014*) (Rp,00) (Rp,00)

  1. Atas Dasar Harga Berlaku 22.048.342 24.324.755 (Juta Rupiah)

  2. Atas Dasar Harga Konstan 8.800.252 9.346.102 (Juta Rupiah)

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

  Kinerja pembangunan ekonomi Kabupaten Purwakarta dapat dilihat dari berbagai indikator, seperti pertumbuhan ekonomi makro, struktur perekonomian, pendapatan per-kapita dan indikator ekonomi lainnya yang terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Data PDRB Kabupaten Purwakarta Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014 menunjukan pertumbuhan positif dibandingkan dengan Tahun 2013 yaitu sebesar 10,32 %. Sedangkan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Purwakarta Atas Dasar Harga Konstan pada Tahun 2014 juga menunjukan pertumbuhan positif bila dibandingkan dengan Tahun 2013 yaitu mencapai sebesar 6,20 %. PDRB Kabupaten Purwakarta selain menunjukkan pertumbuhan ekonomi, juga dapat menggambarkan struktur ekonomi. Struktur ekonomi tersebut dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB total, dimana dari Tahun 2013-2014 peranan terbesar didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok Sektor Industri Pengolahan, berikutnya Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan kemudian Sektor Pertanian.

  Pendapatan Per Kapita Penduduk

  Ukuran lain yang digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah atau potensi ekonomi suatu daerah adalah besaran PDRB Per-Kapita Atas Dasar Harga Berlaku. PDRB Per-Kapita merupakan gambaran nilai tambah yang dapat diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi, dapat pula dijadikan gambaran kasar dari rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah. Gambaran kemakmuran tersebut dikatakan kasar karena pada kenyataannya produk yang dihasilkan oleh suatu wilayah belum tentu seluruhnya dinikmati oleh penduduk wilayah yang bersangkutan. Data Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2013-2014, dapat dilihat pada

Tabel 3.3 berikut ini :Tabel 3.3 Data Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 NO. TAHUN JUMLAH (Rp)

  1. 2013 24.572.000,00 2. 2014*) 26.778.000,00

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

  Data Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta menunjukkan pertumbuhan yang positif. PDRB Per-Kapita Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp26.778.000,00, terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan Tahun 2013 sebesar Rp24.572.000,00.

  Kemampuan Daya Beli Masyarakat

  Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Kemampuan daya beli masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti faktor pendapatan, inflasi dan pola konsumsi masyarakat. Data Daya Beli Masyarakat Kabupaten Purwakarta dari Tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4 Data Daya Beli Masyarakat di Kabupaten Purwakarta

  

Tahun 2013-2014

NO. TAHUN

INDEKS DAYA BELI

  1. 2013 65,09 2. 2014*) 65,79

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, Pertumbuhan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun terus meningkat, dengan menghitung tingkat daya beli masyarakat berdasarkan pengeluaran konsumsi per-kapita riil ditargetkankan Tahun 2014 sebesar 65,79 point atau mengalami peningkatan sebesar 0,70 point bila dibanding Tahun 2013. Salah satu alasan peningkatan ini adalah pembangunan ekonomi Kabupaten Purwakarta yang mengalami pertumbuhan positif yang berpengaruh pada kenaikan pendapatan per-kapita masyarakat pada periode yang sama, sehingga hal ini akan mempengaruhi tingkat kemampuan daya beli masyarakat secara umum.

  Laju Inflasi

  Inflasi merupakan gejala kenaikan harga umum yang terjadi pada suatu wilayah, hal ini dipengaruhi oleh harga barang dan jasa serta kebijakan pemerintah. Pengukuran inflasi bisa dilakukan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen atau dengan menggunakan deflator PDRB. Perkembangan inflasi sebagaimana yang tercermin pada nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan, menunjukkan adanya bentuk keseimbangan antara permintaan (demand) dengan penyediaan (supply). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta inflasi Tahun 2014 mencapai angka 9,35 %. Hal ini disebabkan Kenaikan harga BBM bersubsidi yang naik pada Tahun 2014 menyebabkan capaian inflasi Tahun 2014 cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena BBM bersubsidi memiliki efek yang sangat dominan terhadap perubahan harga dari berbagai komoditas yang diteliti baik ketika pada tahap produksi maupun dalam hal distribusi komoditas tersebut.

  Tingkat Kesempatan Kerja dan Pencari Kerja

  Tingkat kesempatan kerja menunjukkan jumlah ketersediaan lapangan kerja pada suatu daerah, sedangkan tingkat pencari kerja menunjukkan jumlah penduduk yang sedang dalam kondisi mencari pekerjaan. Hal ini tentunya didasarkan kelompok usia tertentu, yaitu kelompok usia penduduk produktif. Data angkatan kerja, kesempatan kerja dan pencari kerja di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini :

Tabel 3.5 Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja dan Pencari Kerja

  

Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

TAHUN

NO. PDRB 2013 2014*)

  1. Angkatan Kerja 391.226 375.455

  2. Kesempatan Kerja 370.139 343.550

  3. Pencari Kerja 21.087 31.905

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Proyeksi Dari tabel di atas terlihat bahwa Angkatan Kerja di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 diproyeksikan mencapai sebanyak 375.455 orang atau mengalami penurunan sebesar 15.771 orang dibandingkan Tahun 2013. Jumlah Kesempatan Kerja Tahun 2014 diproyeksikan mencapai sebanyak 343.550 orang atau mengalami penurunan sebesar 26.589 orang dibandingkan dengan Tahun 2013, sedangkan jumlah pencari kerja Tahun 2014 diproyeksikan mencapai sebanyak 31.905 orang atau mengalami peningkatan sebanyak 10.818 orang dibandingkan dengan Tahun 2013.

  Penduduk Miskin

  Kemiskinan menurut pengertian umum adalah keadaan dimana individu atau sekelompok masyarakat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan yang layak. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Adapun Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini :

Tabel 3.6 Data Penduduk Miskin di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 No. Tahun Jumlah (Jiwa)

  1

  2

  3

  1. 2013 83.600 2. 2014*) 81.367

  Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) data target

  Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk miskin di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 2.233 jiwa atau sebesar 2,67% dibandingkan tahun 2013. Berdasarkan evaluasi kinerja pembangunan daerah yang telah dilakukan maka ditetapkan Isu-Isu Strategis Pembangunan Daerah Tahun 2016, sebagai berikut : 1.

  Masih Perlunya Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Kesehatan; 2. Masih Perlu Ditingkatkannya Pembangunan Infrastruktur Jalan, Jembatan, Irigasi, Jaringan Listrik,

  Drainase Perkotaan serta Pengembangan Sistem dan Jaringan Air Bersih Siap Minum Bagi Masyarakat; 3. Belum Berkembangnya Layanan Administrasi Pemerintahan Yang Berbasis Perdesaan; 4. Masih Perlunya Penguatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengembangan Pasar Tradisional; 5. Diprioritaskannya Pengembangan Purwakarta sebagai Kabupaten Pariwsata. Berikut adalah Tabel Pencapaian Kinerja Target Makro Pembangunan Kabupaten Purwakarta Tahun 2013

  • – 2014, berdasarkan data dari BPS dan estimasi dari Bappeda Kabupaten Purwakarta :

Tabel 3.7 Capaian Kinerja Target Makro Pembangunan

  

Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Tahun No. Indikator Makro

  • +/- 2013 2014*)

  1

  2

  3

  4

  5

  1. Indeks Pembangunan Manusia 72,75 73,30 0,55

  2. Indeks Pendidikan 81,93 82,48 0,55

  3. Indeks Kesehatan 71,24 71,62 0,38

  4. Indeks Daya Beli 65,09 65,79 0,70

  5. Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) 7,71 7,86 0,15 (Tahun)

  6. Angka Melek Huruf (AMH) (%) 97,19 97,68 0,49

  7. Angka Harapan Hidup (AHH) 67,74 67,97 0,23 (Tahun)

  8. Daya Beli (PPP) (Rp000,00) 641,64 644,47 2,83

  9. Jumlah Penduduk (Susenas 2103) 898.001 913.447 15,446

  10. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,78 1,72 -0,06

  11. Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 83.600 81.367 -2,233

  12. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 7,39 7,98 0,59 (%)

  13. Produk Domestik Regional Bruto 22.048.342 24.324.755 2.276.413 (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

  14. Produk Domestik Regional Bruto 8.800.225 9.346.102 545.877 (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)

  15. PDRB Per kapita ADHB (Ribu 24.572 26.778 2,206 Rupiah)

  16. PDRB Per kapita ADHK (Ribu 9.807 10.270 0,463 Rupiah)

  17. Angkatan Kerja 391.226 375.455 -15,771

  18. Kesempatan Kerja 370.139 343.550 -26,589

  19. Pencari Kerja 21.087 31.905 10,818

  20. Inflasi 9,32 9,35 0,03

  Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Proyeksi

  Dengan melihat di atas, capaian kinerja target makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan hampir disemua indikator makro pembangunan. Peningkatan capaian Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2014 mencapai 0,55 point jika dibandingkan tahun 2013; meningkatnya capaian angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) 0,15 point, meningkatnya capaian Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 0,49 point; meningkatnya capaian Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 0,23; meningkatnya capaian Daya Beli sebesar 2,83 point; menurunnya 15.771 angkatan kerja, berkurangnya -26,589 kesempatan kerja baru sehingga meningkatkan jumlah pencari kerja baru sebanyak 10.818 pencari kerja pada tahun 2014.

  Pada tabel di atas terlihat terjadi penurunan jumlah angkatan kerja sebesar 15.771 angkatan kerja dan penurunan sebesar 26.589 kesempatan kerja jika dibandingkan dengan capaian kinerja indikator makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2013. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: seperti kita ketahui bersama bahwa tingkat kesempatan kerja yang secara langsung mempengaruhi persentase jumlah pengangguran. Tingkat kesempatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah lapangan kerja dan jumlah tenaga kerja. Dimana jumlah tenaga kerja akan dipengaruhi oleh laju peningkatan angkatan kerja. Sedangkan jumlah lapangan kerja dipengaruhi oleh peningkatan lapangan kerja yang disebabkan faktor pertumbuhan ekonomi, peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan jumlah industri, dimana ketersediaan sektor dan jumlah industri pengolahan relatif cukup besar di Kabupaten Purwakarta. Sektor ini mempunyai kontribusi cukup besar dalam lapangan kerja utama masyarakat Purwakarta. Sedangkan pengurangan lapangan kerja dipengaruhi oleh laju penurunan lapangan kerja yang disebabkan oleh fraksi peningkatan harga BBM yang terjadi pada rentang waktu antara tahun 2013-2014 yang berimbas pada sektor industri khususnya manufaktur dan pengolahan. Upaya program keluarga berencana dan keluarga sejahtera membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, dimana pada tahun 2014 terjadi penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Purwakarta sebesar 0,06% dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 1,78%. Hal ini berdampak positif pada peningkatan daya beli dan indeks daya beli di Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan PPP sebesar Rp2.830,00 dibandingkan tahun sebelumnya sehingga turut mendongkrak meningkatnya indeks daya beli sebesar 0,70 point. Sejalan dengan perkembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Cikopo-Cikampek sebagai pintu gerbang wilayah Utara Kabupaten Purwakarta, secara tidak langsung akan berimplikasi pada peningkatan aktivitas perkotaan dan meningkatnya jumlah penduduk melalui migrasi masuk dan fenomena commuter ke Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 15,446 jiwa dibandingkan tahun 2013 sebanyak 898.001 jiwa. Disisi lain, terjadi pergeseran capaian negatif laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,06% dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 2.233 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya dimana sebagian besar disebabkan kebijakan pro poor Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dalam bentuk suplly driven kepada penduduk miskin, pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, pembukaan lapangan kerja melalui masuknya sektor-sektor industri baru dan perbaikan dan penyediaan kegiatan perekonomian tradisional dan listrik bagi warga miskin. Sehingga tidak mengherankan jika pada tahun 2013 lalu Kabupaten Purwakarta menjadi salah satu kabupaten dari 25 kabupaten/kota di Indonesia yang meraih nominator sebagai daerah yang memiliki inovasi dalam program kebijakan pembangunan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dengan meraih nominator Innovative Government Award (IGA). IGA merupakan agenda tahunan Kemendagri dalam memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang memiliki inovasi dalam melahirkan gagasan pembangunan kemudian gagasan tersebut dijalankan dan dianggap berhasil.

  Khusus untuk nominator Kabupaten Purwakarta sendiri dinilai dari inovasi kebijakan dalam jaminan perlindungan kesehatan pekerja, baik yang berbentuk penyertaan asuransi pekerja sosial dan informal maupun yang sekarang jaminan kesehatan masyarakat Purwakarta Istimewa (JAMPI). Program ini dinilai berhasil dan baru diterapkan di daerah di seluruh Indonesia. Prospek dan peluang perekonomian di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2016 sangat banyak sekali dipengaruhi oleh kejadian yang berkembang saat ini dan yang akan datang, baik pada pengaruh lingkungan eksternal maupun internal. Perkembangan lingkungan ekternal perekonomian Kabupaten Purwakarta sangat dipengaruhi oleh kebijakan perekonomian Regional, nasional maupun internasional (global). Berdasarkan kondisi tersebut, faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2016 diperkirakan adalah pertama, terjadinya krisis ekonomi dunia yang berpotensi terhadap peningkatan tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, sementara perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia berpotensi menurunkan kinerja ekspor; Kedua, makin beratnya beban pemerintah daerah dalam penyediaan subsidi komoditas seperti energi dan pangan serta produk lainnya yang akan menuntut peran daerah yang lebih besar dalam pengelolaan pembangunan daerahnya; Ketiga, makin beratnya persaingan antar wilayah dalam upaya menarik investasi, ketimpangan daya tarik menyebabkan penyebaran investasi tidak merata. Sedangkan faktor internal yang akan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Purwakarta untuk tahun 2016 diperkirakan adalah pertama, jumlah penduduk; kondisi ini di satu sisi merupakan potensi pasar barang dan jasa, namun di sisi lain merupakan beban pembangunan ekonomi, kedua, ketersediaan infrastruktur wilayah melalui penyediaan sarana dan prasarana yang relatif baik, akan mempengaruhi tingkat efisiensi perekonomian dan peningkatan daya tarik bagi para investor, ketiga, penurunan kontribusi sektor primer yang mengakibatkan terjadinya pengangguran kentara (disguise employment) dan urbanisasi, keempat, iklim ketentraman dan ketertiban yang kondusif; kondisi ini sangat mempengaruhi kelancaran usaha dan aktivitas ekonomi. Tantangan-tantangan tersebut di atas sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Purwakarta. Oleh karena itu, tantangan ini harus dapat diatasi secara proporsional melalui penetapan prioritas pembangunan daerah, penetapan rencana kerja dan pendanaannya, serta penataan hubungan tata kerja dalam pelaksanaannya, sehingga terjadinya sinergitas dan kebersamaan dari semua stakeholders pembangunan di Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan kondisi dan situasi perekonomian daerah di Kabupaten Purwakarta dan melihat prospek ekonomi pada Tahun 2016 maka fokus kebijakan perekonomian di Kabupaten Purwakarta adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan; 2.

  Peningkatan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Jalan, Jembatan, Irigasi, Jaringan Listrik, Drainase Perkotaan serta Pengembangan Sistem dan Jaringan Air Bersih Siap Minum Bagi Masyarakat; 3. Peningkatan Layanan Administrasi Pemerintahan Berbasis Perdesaan; 4. Pengembangan dan Penataan Pasar Tradisional; 5. Mewujudkan Kabupaten Purwakarta sebagai Kabupaten Pariwisata.

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

  Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Purwakarta sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Penyusunannya diawali dengan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), serta penyusunan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) yang akhirnya bermuara pada penyusunan Rancangan dan Penetapan APBD.

  Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Purwakarta secara umum tercermin atas tiga aspek, yaitu: A.

  Aspek Pengelolaan Pendapatan Daerah; B. Aspek Pengelolaan Belanja Daerah; dan C. Aspek Pengelolaan Pembiayaan Daerah.

3.2.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah

  Sebagaimana umumnya bahwa sumber pendapatan pada APBD kabupaten di seluruh Indonesia, sebagian besar didapat dari pemerintah pusat dan provinsi, baik berupa Dana Perimbangan maupun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, sementara kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD relatif kecil. Kondisi ini sama dengan di Kabupaten Purwakarta pada pendapatan di Tahun Anggaran 2015. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya sumber pendapatan daerah yang ada. Kebijakan pendapatan daerah diarahkan melalui upaya peningkatan kapasitas fiskal (fiscal capacity), sebagai pencerminan dari kesungguhan pemerintah daerah melakukan pemberdayaan sumber-sumber potensi daerah untuk mewujudkan otonomi yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang di dukung dengan penguatan keuangan daerah. Selain itu berbagai langkah dan upaya terus dilaksanakan guna meningkatkan pendapatan daerah dengan menempuh berbagai langkah kebijakan, antara lain dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah terutama dalam menyikapi pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab, aspek Pendapatan Asli Daerah adalah sesuatu yang sangat penting dan mendasar bagi terselenggaranya suatu rumah tangga pemerintahan daerah. Oleh karena itu, sejalan dengan kepentingan tersebut Pemerintah Kabupaten Purwakarta setiap tahun selalu berusaha mewujudkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah antara lain : 1.

  Intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah, dengan upaya sosialisasi pemberlakuan dua pajak daerah baru yaitu Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Air Tanah serta berkurangnya jenis retribusi perijinan tertentu menjadi Ijin Mendirikan Bangunan, Ijin Gangguan Keramaian, Ijin Trayek dan Ijin Usaha Perikanan.

  2. Pengkajian dan penyesuaian regulasi (regulation impact assesment) terhadap sektor-sektor potensial yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.

  3. Pengkajian terhadap sistem, mekanisme dan posedur pengelolaan pajak dan retribusi daerah.

  4. Kemudahan dan percepatan proses pelayanan perijinan.

  5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola pendapatan daerah, serta sarana dan prasarana pendukungnya.

  6. Peningkatan pengawasan dan pengendalian pemungutan pajak dan retribusi.

  7. Upaya koordinasi, konsultasi dan komunikasi dengan pemerintah pusat/provinsi guna meningkatkan rasionalisasi, efektivitas dan efisiensi anggaran program/kegiatan. Adapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan sebagai upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut :

  1. Meningkatkan Akurasi Data Sosial Ekonomi Makro maupun Sumber Daya Alam (Kehutanan, Pertambangan Umum, Perikanan) Sebagai Dasar Perhitungan Pembagian Dalam Dana Perimbangan; 2. Meningkatkan Koordinasi Dengan Pemerintah Pusat dan Kabupaten / Kota Dalam Perhitungan

  Alokasi Dana Perimbangan; 3. Untuk Kebijakan Dana Perimbangan Ditambahkan Penggalangan Pendanaan Pembangunan Yang Bersumber Dari APBN / PHLN (Khususnya DAK).

  Sedangkan kebijakan pendapatan untuk mengoptimalkan Pendapatan Daerah dari Pos Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Propinsi untuk memperoleh Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Dana Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah lainnya.

  Pada Tahun 2016, Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah guna menopang kemampuan keuangan daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan sangat mutlak harus ditingkatkan dalam upaya mendukung ketahanan fiskal daerah. Penerimaan pendapatan terutama PAD diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam rangka pencapaian hal tersebut diupayakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah melalui pemungutan dan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan baru yang tidak menghambat iklim investasi, serta tidak memberatkan masyarakat kecil maupun para pelaku usaha lainnya. Perkembangan Target Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purwakarta selama kurun waktu 2 tahun, yaitu Tahun 2015 dan perkiraan Tahun 2016 berdasarkan Data Target Pendapatan Asli Daerah dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta diasumsikan untuk sementara pertumbuhannya mengalami penurunan sebesar 20,35 % yaitu dari sebesar Rp636.943.075.006,00 di Tahun 2015 menjadi sebesar Rp507.332.247.500,00 di Rencana Tahun 2016 atau mengalami penurunan sebesar Rp129.610.827.506,00.

  Berikut adalah Tabel Rencana Perkembangan PAD di Kabupaten Purwakarta Tahun 2015

  • – 2016 dan Tabel Perkembangan PAD dibandingkan dengan APBD Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 :

Tabel 3.1 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  

Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016

Tahun Bertambah / Kode Uraian APBD Rencana Tahun Berkurang Tahun 2015 2016

  1

  2

  3

  4

  5

4.1 Pendapatan Asli Daerah 636.943.075.006,00 507.332.247.500,00 (129.610.827.506,00)

  4.1.01 Pajak Daerah 494.802.964.006,00 341.710.314.250,00 (153.092.649.756,00) 41.022.004.000,00 41.773.133.250,00 751.129.250,00

  4.1.02 Retribusi Daerah

  4.1.03 Hasil Pengelolaan Kekayaan 4.765.217.000,00 4.765.217.000,00 - Daerah Yang Dipisahkan

  96.352.890.000,00 119.083.583.000,00 22.730.693.000,00

  4.1.04 Lain-Lain PAD Yang Sah

  Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015

Tabel 3.2 Perkembangan PAD Dibandingkan dengan APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 Tahun Pendapatan Asli Pertumbuhan APBD Proporsi Daerah

  ( % )

  2015 636.943.075.006,00 104,27 1.979.423.408.052,00 32,18 2016 507.332.247.500,00 (20,35) 2.492.712.616.873,00 20,35

  Rata-Rata Per Tahun 41,96 26,27 Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015

  Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2016 dibandingkan dengan Tahun 2015 diasumsikan sementara mengalami penurunan, akan tetapi kondisi ini berbanding terbalik dengan Pos Belanja Daerah yang diasumsikan mengalami peningkatan yaitu mencapai sebesar 25,93 %. Memperhatikan kemampuan keuangan dari Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Purwakarta pada 2 (dua) tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran 2015 dan Perkiraan Tahun 2016 dengan peningkatan pendapatan yang diasumsikan mencapai sebesar 41,96 % dapat diartikan bahwa kemampuan fiskal Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta masih termasuk kategori belum cukup mampu, sehingga perlu dilakukan ekspansi ke Provinsi dan Pusat dalam rangka meningkatkan Pendapatan Daerah. Apabila dilihat proporsi kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD terasa sangat kecil sekali yaitu sebesar 32,18 % di Tahun 2015 dan diproyeksikan akan mencapai 20,35 % di Rencana Tahun 2016.

  Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015

Tabel 3.4 Perkembangan Pos Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

  4.3.05 Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

  269.161.846.236,00 371.532.985.000,00 102.371.138.764,00

  4.3.04 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

  135.336.102.439,00 181.919.238.997,00 46.583.136.558,00

  4.3.03 Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

  4.3.01 Pendapatan Hibah 1.755.232.000,00 2.493.481.500,00 738.249.500,00

  4.3 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 406.253.180.675,00 793.471.205.497,00 387.218.024.822,00

  5

  4

  3

  2

  1

  

Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016

Kode Uraian Tahun Bertambah / Berkurang APBD Tahun 2015 Rencana Tahun 2016

  Lain-Lain Pendapatan Yang Sah terdiri dari Komponen Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya; Komponen Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; serta Komponen Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Adapun perkembangannya pada Rencana Tahun 2016 diasumsikan sementara mengalami peningkatan sebesar 95,31 % dibandingkan dengan Tahun 2015. Berikut adalah Tabel Perkembangan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 :

  Dana Perimbangan terdiri dari Komponen Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak; Komponen Dana Alokasi Umum (DAU) dan Komponen Dana Alokasi Khusus (DAK). Perkembangan Pos Dana Perimbangan diasumsikan mengalami peningkatan yaitu sebesar 22,17 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya (APBD Murni Tahun 2015). Adapun Perkembangan Pos Dana Perimbangan Pada Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 yang dialokasikan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini :

  Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015

  4.2.03 Dana Alokasi Khusus (DAK) 25.283.720.000,00 143.715.630.000,00 118.431.910.000,00

  4.2.02 Dana Alokasi Umum (DAU) 808.114.494.000,00 857.566.481.000,00 49.451.987.000,00

  100.328.938.371,00 139.470.828.000,00 39.141.889.629,00

  4.2.01 Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak

  4.2 Dana Perimbangan 933.727.152.371,00 1.140.752.939.000,00 207.025.786.629,00

  5

  4

  3

  2

  1

  

Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016

Kode Uraian Tahun Bertambah / Berkurang APBD Tahun 2015 Rencana Tahun 2016

Tabel 3.3 Perkembangan Pos Dana Perimbangan

  • 237.525.500.000,00 237.525.500.000,00
Perkembangan Total Pendapatan Daerah Kabupaten Purwakarta yaitu penerimaan dari Pendapatan Asli

  • – Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dalam kurun waktu 2011 2016 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 17,93 % per tahun dan kontribusinya terhadap APBD rata-rata sebesar 98,66 % per tahun sebagaimana pada Tabel 3.5 dibawah ini :

Tabel 3.5 Perkembangan Total Pendapatan Kabupaten Purwakarta Tahun 2011 – 2016 Tahun Pendapatan Daerah Pertumbuhan APBD Proporsi

  1

  2

  3

  4

  5

  2011 1.034.267.160.304,00 12,30 1.057.355.770.123,00 97,82 2012 1.071.026.842.438,00 3,55 1.089.026.842.438,00 98,35 2013 1.382.064.931.514,00 29,04 1.408.664.931.514,00 98,11 2014 1.656.545.984.901,00 19,86 1.659.045.984.901,00 99,85 2015 1.976.923.408.052,00 19,34 1.979.423.408.052,00 99,87 2016 2.441.556.391.997,00 23,50 2.492.712.616.873,00 97,95

  

Rata-Rata Per Tahun 17,93 98,66

Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015

  Dengan memperhatikan Arah Kebijakan Pendapatan Tahun 2016, maka upaya-upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan Pendapatan Daerah antara lain sebagai berikut:

  1. Meningkatkan koordinasi dengan SKPD penghasil dalam upaya optimalisasi Pendapatan Daerah (baik aspek hukum, administrasi, ketersediaan sarana dan prasarana);

  2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menyempurnakan dan melengkapi sarana prasarana penunjang pada dinas penghasil untuk meningkatkan Pendapatan Daerah;

  3. Melakukan fasilitasi, asistensi, dan koordinasi ke Propinsi untuk menghindari adanya tumpang-tindih pungutan dan optimalisasi Pendapatan Daerah;

  4. Membuat data base dan pemetaan data tentang potensi Pendapatan Daerah sebagai data dasar penghitungan PAD;

  5. Meningkatkan peran BUMD dalam memberikan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah.

3.2.2. Pengelolaan Belanja Daerah

  Strategi yang dilaksanakan dalam penentuan Belanja Daerah diantaranya adalah belanja disertai tolak ukur yang jelas untuk setiap indikator belanjanya; belanja dititikberatkan pada upaya pencapaian tema dan prioritas pembangunan; alokasi belanja diupayakan dapat mendorong dan memberikan stimulus terhadap masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan; serta alokasi belanja dilaksanakan secara rasional, efektif, efisien dan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Belanja Daerah dikelompokan ke dalam Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Perbedaan antara Belanja Langsung dengan Belanja Tidak Langsung terletak pada keterkaitan penganggaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan. Dalam penetapan Belanja Daerah Kabupaten Purwakarta dilandasi kepada aturan yang mengacu kepada Arah dan Kebijakan Umum dan Strategi Prioritas Pembangunan Kabupaten Purwakarta serta berpedoman kepada Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Belanja Tidak Langsung pada Anggaran Tahun 2016 ditargetkan mencapai sebesar Rp1.251.850.463.309,00 dan Belanja Langsung mencapai sebesar Rp1.240.862.153.564,00. Adapun perkembangan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung serta komposisi Belanja Tidak Langsung dalam APBD Kabupaten Purwakarta Tahun 2011

  • – 2016 dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini :

Tabel 3.6 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2011-2016 Tahun Belanja Tidak Proporsi Belanja Langsung Proporsi Langsung

  1

  2

  3

  4

  5

  2011 667.312.159.426,00 63,11% 390.043.610.697,00 36,89% 2012 738.579.243.874,00 67,82% 350.447.598.564,00 32,18% 2013 861.801.993.514,00 61,18% 546.862.937.958,00 38,82% 2014 922.851.846.977,00 55,63% 736.194.137.924,00 44,37% 2015 1.156.665.935.997,00 58,43% 822.757.472.055,00 41,57% 2016 1.251.850.463.309,00 50,22% 1.240.862.153.564,00 49,78%

  Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015

  Perkembangan alokasi Belanja Daerah Kabupaten Purwakarta selama kurun waktu 2 tahun terakhir, yaitu Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 25,93 %, seperti terlihat pada Tabel 3.7 berikut ini :

Tabel 3.7 Anggaran Belanja Kabupaten Purwakarta

  

Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016 (Rupiah)

Tahun No Uraian APBD Rencana Tahun 2015 Tahun 2016

  1

  2

  3

  4

  1 BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung 1.156.665.935.997,00 1.251.850.463.309,00

  Belanja Pegawai 955.762.377.946,00 963.148.137.395,00

  • Belanja Bunga
  • Belanja Subsidi Belanja Hibah 50.000.000.000,00 10.000.000.000,00 Belanja Bantuan Sosial 6.000.000.000,00 5.000.000.000,00 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi / 11.977.699.055,00 11.977.699.055,00 Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada 132.425.858.996,00 261.224.626.859,00 Provinsi / Kabupaten / Kota Pemerintahan Desa dan Partai Politik Belanja Tidak Terduga 500.000.000,00 500.000.000,00

  

2 Belanja Langsung 822.757.472.055,00 1.240.862.153.564,00

  Belanja Pegawai 102.400.492.400,00 273.670.599.700,00 Belanja Barang dan Jasa 292.225.373.902,00 329.800.927.600,00 Belanja Modal 428.131.605.753,00 637.390.626.264,00

  Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 Data APBD Tahun 2015 adalah Data Perda No. 5 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Purwakarta Tahun 2015

  Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, Belanja Tahun 2016 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan. Kebijakan Belanja Daerah Tahun 2016 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif. Upaya tersebut antara lain melalui :

1. Penggunaan Anggaran untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan; 2.

  Penggunaan Anggaran untuk Peningkatan Sarana dan Prasarana Infrastruktur Jalan, Jembatan, Irigasi, Jaringan Listrik, Drainase Perkotaan serta Pengembangan Sistem dan Jaringan Air Bersih Siap Minum Bagi Masyarakat; 3. Penggunaan Anggaran untuk Peningkatan Layanan Administrasi Pemerintahan Berbasis Perdesaan; 4. Penggunaan Anggaran untu Pengembangan dan Penataan Pasar Tradisional; 5. Penggunaan Anggaran untuk Mewujudkan Kabupaten Purwakarta sebagai Kabupaten Pariwisata.

3.2.3. Pengelolaan Pembiayaan Daerah

  Kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat, dikhawatirkan akan berimplikasi terhadap kemungkinan terjadinya defisit anggaran, untuk itu perlu dilakukan antisipasi melalui Pos Pembiayaan Daerah. Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Anggaran Belanja Daerah dapat mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit anggaran. Surplus anggaran terjadi apabila Anggaran Pendapatan lebih besar dari pada Anggaran Belanja, sedangkan Defisit anggaran terjadi apabila Anggaran Pendapatan lebih kecil dari pada anggaran belanja. Apabila terjadi surplus anggaran dapat dimanfaatkan melalui pengeluaran anggaran pembiayaan untuk transfer ke dana cadangan, pembayaran cicilan utang, penyertaan modal (investasi) dan atau menjadi sisa perhitungan anggaran tahun berkenaan. Sedangkan apabila terjadi defisit anggaran ditutup/dibiayai dari sisa lebih anggaran tahun lalu, pinjaman daerah dan atau transfer/penarikan dana cadangan daerah yang dianggarkan pada penerimaan anggaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SILPA); hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, dengan komponen seperti penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah. Perkembangan Rencana Pembiayaan Daerah di Kabupaten Purwakarta Tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.8 Perkembangan Rencana Pembiayaan Daerah di Kabupaten Purwakarta

  

Tahun 2015 - 2016

No Uraian APBD Rencana Tahun Bertambah/ Persentase

Tahun 2015 2016 Berkurang (%)

  1

  2

  3

  4

  5

  6

3 Pembiayaan Daerah

3.1 Penerimaan Pembiayaan 50.000.000.000,00 65.656.224.876,00 15.656.224.876,00 31,31

  3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan 50.000.000.000,00 65.656.224.876,00 15.656.224.876,00 31,31 Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

  Jumlah Penerimaan 50.000.000.000,00 65.656.224.876,00 15.656.224.876,00 31,31 Pembiayaan

  

No Uraian APBD Rencana Tahun Bertambah/ Persentase

Tahun 2015 2016 Berkurang (%)

  1

  2

  3

  4

  5

  6

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 47.500.000.000,00 14.500.000.000,00 (33.000.000.000,00) (69,47)

  3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) 40.500.000.000,00 7.500.000.000,00 (33.000.000.000,00) (81,48) Pemerintah

  3.2.2 Pembayaran Pokok Utang 7.000.000.000,00 7.000.000.000,00 - -

  Jumlah Pengeluaran 47.500.000.000,00 14.500.000.000,00 (33.000.000.000,00) (69,47) Pembiayaan Pembiayaan Neto 2.500.000.000,00 51.156.224.876,00 48.656.224.876,00 1.946,25 Sumber : DPKAD dan Bappeda Kabupaten Purwakarta Tahun 2015

  Berdasarkan hasil analisis dan perkembangan sumber-sumber pendapatan daerah, belanja daerah, penerimaan dan pengeluaran pembiaayan di Kabupaten Purwakarta, maka dapat diproyeksikan Rencana Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah Tahun 2015 dan Proyeksi Tahun 2016 sebagaimana dituangkan dalam Tabel 3.9 berikut ini :

Tabel 3.9 Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

  

Kabupaten Purwakarta Tahun 2015 dan Rencana Tahun 2016

Jumlah Bertambah / Kode Uraian APBD Rencana Berkurang Rekening Tahun 2015 Tahun 2016

  5

  1

  2

  

3

  4

4 Pendapatan Daerah

  

4.1 Pendapatan Asli Daerah 636.943.075.006,00 507.332.247.500,00 (129.610.827.506,00)

  4.1.1 Pajak Daerah 494.802.964.006,00 341.710.314.250,00 (153.092.649.756,00)

  4.1.2 Retribusi Daerah 41.022.004.000,00 41.773.133.250,00 751.129.250,00

  • 4.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan 4.765.217.000,00 4.765.217.000,00

  Daerah yang dipisahkan

  4.1.4 Lain-lain PAD yang sah 96.352.890.000,00 119.083.583.000,00 22.730.693.000,00

  

4.2 Dana Perimbangan 933.727.152.371,00 1.140.752.939.000,00 207.025.786.629,00

  4.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 100.328.938.371,00 139.470.828.000,00 39.141.889.629,00

  4.2.2 Dana Alokasi Umum 808.114.494.000,00 857.566.481.000,00 49.451.987.000,00

  4.2.3 Dana Alokasi Khusus 25.283.720.000,00 143.715.630.000,00 118.431.910.000,00

  

4.3 Lain-lain Pendapatan Daerah 406.253.180.675,00 793.471.205.497,00 387.218.024.822,00

Yang Sah

  4.3.1 Hibah 1.755.232.000,00 2.493.481.500,00 738.249.500,00

  4.3.2 Dana Darurat

  4.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dan 135.336.102.439,00 181.919.238.997,00 46.583.136.558,00 Retribusi dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

  4.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi 269.161.846.236,00 371.532.985.000,00 102.371.138.764,00 Khusus

  • 4.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi 237.525.500.000,00 237.525.500.000,00 atau Pemerintah Lainnya

  Jumlah Pendapatan Daerah 1.976.923.408.052,00 2.441.556.391.997,00 464.632.983.945,00

  Jumlah Kode Uraian Bertambah / Rekening APBD Rencana Berkurang Tahun 2015 Tahun 2016

  1

  2

  

3

  4

  5

5. Belanja Daerah

  5.1 Belanja Tidak Langsung 1.156.665.935.997,00 1.251.850.463.309,00 95.184.527.312,00

  5.1.1 Belanja Pegawai 955.762.377.946,00 963.148.137.395,00 7.385.759.449,00

  5.1.4 Belanja Hibah 50.000.000.000,00 10.000.000.000,00 (40.000.000.000,00)