Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Evaluasi Lahan di DAS Cimanuk Hulu (Studi Kasus Daerah Sub DAS Cimuara-Cibeureum)

RINGKASAN

HERU SUPFUADI. Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Evaluasi Lahan di
DAS Cimanuk Hulu (Studi Kasus Daerah Sub DAS Cimuara-Cibeureum). Dibawah
bimbingan KOMARSA GANDASASMITA dnn KEURSATUL MUNIBAH.
Pada saat ini konversi dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian
khususnya untuk pemukiman meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Hal
ini menyebabkan sebagian kegiatan pertanian terpaksa bergeser ke lahan-lahan yang
memiliki kualitas dan daya dukung lebih rendah. Penggunaan lahan yang hanya
mementingkan

produksi

tanpa

mempertimbangkan

daya

dukungnya


akan

mengakibatkan lahan terancam rusak dan dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem, sehingga lahan tersebut tidak dapat digunakan lagi oleh generasi
mendatang. Hal seperti ini hams dihindarkan yaitu dengan merencanakan dan menata
lahan berdasarkan pada kualitas dan daya dukungnya serta ditunjang oleh tekhnologi
yang sesuai. Kualitas dan daya dukung lahan diketahui dari hasil evaluasi lahan yaitu
dengan mempertimbangkan karakteristik lahan seperti iklim, topografi, sifat-sifat
fisik, dan kimia tanah yang sifatnya permanen maupun dapat berubah. Evaluasi lahan
yang umumnya dilakukan yaitu evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan.
Evaluasi kemampuan lahan pada dasarnya merupakan evaluasi potensi lahan
bagi penggunaan berbagai sistem pertanian secara luas dan tidak membicarakan
peruntukkan jenis tanaman ataupun tindakan-tindakan pengelolaannya, sedangkan
evaluasi kesesuaian lahan merupakan evaluasi untuk satu penggunaan tertentu, seperti
untuk budidaya padi, jagung, dsb. Evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan telah
banyak dikembangkan dan diterapkan, baik untuk penggunaan yang bersifat spesifik
maupun yang bersifat umum, akan tetapi hasil dari kedua metode tersebut tidak selalu

sejalan sehingga terkadang membingungkan pengguna. Masalah ini dapat diketahui
dengan melihat hubungan antara model-model evaluasi lahan tersebut.

Proses kegiatan evaluasi lahan dapat dilaksanakan jika tersedia data yang
cukup akurat. Data-data tersebut dapat diperoleh dari survei tanah. Untuk survei tanah
kegiatan penginderaan jauh dapat dilakukan untuk memperoleh data tanpa kontak
langsung dengan obyek atau daerah yaitu dengan menggunakan foto udara atau citra.
Data (peta-peta) tersebut dianalisis dan dimanipulasi sehingga menghasilkan peta
baru yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan Sistem Informasi
Geografi untuk : (1) Mengetahui hubungan antara Hasil Evaluasi Kemampuan Lahan
dan Evaluasi Kesesuaian Lahan, (2) Mengetahui Hubungan antara hasil evaluasi
lahan dan Penggunaan Lahan
Melihat hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daerah Sub DAS
Cimuara-Cibeureum memiliki potensi berkembang menjadi areal pemukiman dan
pertanian. Hal ini dapat dilihat dari dominannya lereng- lereng datar pada daerah
tersebut yaitu hampi 70 persen memiliki kelas lereng kurang dari 15 persen. Selain
itu, kelas kemampuan dan kesesuaian lahan secara potensial memiliki daya dukung
dan

kualitas


yang

baik

untuk

lahan-lahan

pertanian,

sehingga

proses

perkembangannya memerlukan biaya dan tenaga yang sedikit terlebih dengan
aksesibilitasnya sangat baik.
Jika hasil kemampuan lahan dibandingkan dengan hasil dari evaluasi
kesesuaian lahan, maka hasil-hasil tersebut akan terbagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Kelompok lahan yang menurut evaluasi kemampuan lahan tergolong cocok untuk
daerah pertanian dan menurut evaluasi kesesuaian lahan sesuai untuk komoditas

padi dan jagung, begitupun sebaliknya lahan yang menurut evaluasi kemampuan

lahan tidak disarankan untuk pertanian dan tidak sesuai untuk komoditas padi dan
jagung
2. Kelompok lahan rnenurut evaluasi kemampuan lahan tergolong cocok untuk

pertanian akan tetapi menurut evaluasi kesesuaian lahan tidak sesuai untuk
kornoditas padi dan jagung
3. Kelornpok lahan yang menurut evaluasi kemarnpuan lahan tidak disarankan untuk
pertanian akan tetapi rnenurut evaluasi kesesuaian lahan sesuai untuk komoditas
padi dan jagung
Dari kelompok-kelompok

tersebut dapat disirnpulkan bahwa evaluasi

kemampuan lahan memiliki selang kriteria yang lebih lebar dibandingkan kriteria
kesesuaian lahan terutama terlihat pada kelas lereng yang toleran terhadap tanarnan
semusim hingga tanaman tahunan yaitu 25%.