Workability Beton Segar Berat Isi Beton

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Workability Beton Segar

Tingkat kemudahan beton untuk dikerjakan workability ditunjukkan dengan nilai slump. Hasil penelitian nilai slump beton disajikan pada Tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1. Nilai Slump Beton dengan Substitusi Limbah Dry Dust Collector Perlakuan Faktor air semen fas Kadar Limbah Nilai Slump mm A0 0,68 0 80 A1 0,68 10 70 A2 0,68 20 70 B0 0,57 0 50 B1 0,57 10 50 B2 0,57 20 50 C0 0,51 0 45 C1 0,51 10 45 C2 0,51 20 40 Salah satu parameter untuk mengukur workability beton adalah nilai slump. Variasi nilai slump disajikan pada Tabel 4.1. Penambahan limbah dry dust collector sebesar 10 dan 20 pada beton dengan fas 0,68 ternyata menurunkan nilai slump dari 80 mm menjadi 70 mm, tetapi pada beton dengan fas 0,57 tidak mempengaruhi nilai slump beton. Untuk beton dengan fas 0,51 kadar limbah 10 menghasilkan nilai slump yang sama dengan beton tanpa limbah tetapi pada kadar limbah 20 nilai slump turun menjadi 40 mm. Penurunan nilai slump beton disebabkan karena bentuk kristal limbah yang cenderung pipih dan tidak conical seperti fly ash sehinnga tidak memberikan efek pelumasan pada agregat. Namun demikian penurunan nilai slump sebesar 5 – 10 mm pada beton dengan substitusi limbah dan fas lebih besar dari 0,51 secara umum tidak mempengaruhi workability beton. Penambahan limbah sebesar 20 pada beton dengan fas 0,51 sangat mempengaruhi workability beton dimana pada saat pencetakan benda uji, beton cepat mengental sehingga sulit untuk dituang dan dipadatkan. Rendahnya workability beton menyebabkan beton keropos sehingga akan sangat berpengaruh terhadap perilaku mekaniknya.

4.2. Berat Isi Beton

Hasil penelitian berat isi beton kaku disajikan pada Tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2. Berat Isi Rata-Rata Beton dengan Substitusi Dry Dust Collector KODE BENDA UJI fas KADAR LIMBAH BERAT ISI RATA- RATA BETON Kgm 3 A0 0,68 0 2483.60 A1 10 2497.44 A2 20 2447.12 B0 0,57 0 2515.06 B1 10 2491.15 B2 20 2491.15 C0 0,51 0 2484.86 C1 10 2510.03 C2 20 2454.67 Untuk memperjelas pengaruh penambahan limbah terhadap berat isi beton dibuat diagram seperti pada Gambar 4.1 sebagai berikut : Dari Gambar 4.1. terlihat penambahan limbah sebesar 10 pada beton dengan fas 0,68 dan 0,51 menyebabkan peningkatan berat isi beton sebesar 13,84 kgm 3 dan 25,16 kgm 3 , sedangkan pada beton dengan fas 0,57 penambahan limbah 10 justru menurunkan berat isi beton sebesar 23,91 kgm 3 . Berat isi pada beton dengan fas 0,68 dan 0,51 kadar limbah 20 nilainya lebih rendah dibandingkan beton tanpa limbah, tetapi pada beton dengan fas 0,57 penambahan limbah 20 mempunyai berat isi sama dengan beton dengan kadar limbah 10 . Berat isi beton berhubungan erat dengan kepadatan beton yang sangat tergantung pada pembuatan dan pemadatan benda uji. Peningkatan nilai berat isi pada beton dengan kadar limbah 10 disebabkan karena butiran halus limbah mengisi secara optimum rongga diantara agregat halus dan semen sehingga beton menjadi lebih padat. Selain itu berat jenis limbah yang cukup tinggi 3,03 juga membuat beton lebih berat. Penurunan berat isi pada beton dengan kadar limbah 20 disebabkan karena proporsi butiran halus pada beton cukup besar justru membuat beton segar cepat mengental sehingga proses pencetakan dan pemadatan benda uji terganggu. Dilihat dari berat isinya beton tanpa limbah maupun dengan penambahan limbah masih termasuk dalam batasan berat isi beton normal yaitu sebesar 2400 – 2500 kgm 3 . Hubungan antara berat isi dengan modulus elastisitas beton menurut SNI 03-2847-2002 pasal 10.5 untuk berat isi beton 1500 kgm 3 – 2500 kgm 3 adalah 1,5 .0, 043. c c E W f c = . Perbandingan antara modulus elastisitas hasil eksperimen dengan formulasi SNI disajikan pada Tabel 4.3. sebagai berikut : Tabel 4.3 Hubungan Antara Modulus Elastisitas E Rata-Rata dengan Berat Isi Beton Limbah Dry Dust Collector KODE BENDA UJI BERAT ISI BETON Kgm 3 MODULUS ELASTISITAS RATA-RATA BETON MPa MODULUS ELASTISITAS BETON MENURUT SNI 03- 2847-2002 Ps 10.5 MPa A0 2483.60 19492.63 26562.79 0.73 A1 2497.44 20211.56 29490.51 0.69 A2 2447.12 20183.46 26755.84 0.75 B0 2515.06 24768.44 32985.44 0.75 B1 2491.15 21015.76 30194.10 0.70 B2 2491.15 22269.40 28726.87 0.78 C0 2484.86 29764.69 35398.80 0.84 C1 2510.03 26889.66 33715.37 0.80 C2 2454.67 18554.67 24040.25 0.77 Dari tabel di atas terlihat hubungan antara berat isi dan modulus elastisitas formulasi SNI nilainya lebih tinggi dibandingkan hasil eksperimen. Dari data hasil penelitian ini dibuat 1,5 c E = W . Fc Exp SNI E E grafik hubungan antara modulus elastisitas dengan berat isi dan akar kuat tekan beton seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1a sampai 4.1c. sebagai berikut : Dari grafik di atas diperoleh persamaan hubungan antara berat isi dan akar kuat tekan dengan modulus elastisitas beton sebagai berikut : Beton tanpa limbah : c c E = 2, 327.W . fc - 9615 , dimana Fc’ ≥ 24,35 MPa dengan tingkat ketelitian 86 R 2 = 0,86. c W . Fc c W . Fc c W . Fc Beton dengan 10 Limbah : c c E = 3, 538.W . fc - 28538 , dimana Fc’ ≥ 24,35 MPa dengan tingkat ketelitian 96,7 R 2 = 0,967. Beton dengan 20 Limbah : c c E = 1, 711.W . fc - 912,1 , dimana Fc’ ≥ 20,38 MPa dengan tingkat ketelitian 95,1 R 2 = 0,951.

4.3. Kuat Tekan Beton