Rumusan Masalah Batasan Masalah

Teti Trinayanti, 2016 PENINGKATAN LITERASI SAINS DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY PADA MATERI GERAK TUMBUHAN KELAS VIII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 laboratorium berbasis inkuiri lebih efisien dan bermakna jika siswa didorong untuk terlibat dalam diskusi menurut pengalaman mereka Yacoubian, H.A. Boujaoude, S. 2010. Aktivitas yang berhubungan dengan inkuiri berbasis laboratorium termasuk mengidentifikasi pertanyaan, merancang melakukan penyelidikan ilmiah, merumuskan, merevisi penjelasan ilmiah, menganalisis penjelasan alternatif, berkomunikasi dan berargumen ilmiah Mandler,et.al,2014. Penggunaan pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dalam proses pembelajaran, karena kunci dari pembelajaran inkuri adalah bertanya, bereksplorasi dan refleksi. Pembelajaran inkuri berbasis laboratorium efektif dalam meningkatkan kemampuan konten, karena pembelajaran ini mampu membawa siswa dalam menghubungkan pelajaran dengan keyakinan siswa dan berusaha memberikan suatu solusi dalam permasalahan dalam pembelajaran. Sehingga, siswa akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik Wolf,et.al,2008 Hasil observasi dari suatu sekolah, materi gerak pada tumbuhan yang biasanya disajikan masih dalam pembelajaran konvensional, dimana guru hanya berceramah didepan dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga proses pembelajaranpun kurang optimal dan harus segera ditemukan langkah yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Penerapan pendekatan inkuiri ilmiah tidak dilaksanakan secara sekaligus kepada seluruh siswa karena tidak semua siswa terbiasa mencari, menemukan, dan mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, pendekatan inkuiri ilmiah sebaiknya diajarkan secara bertahap, dengan sedikit demi sedikit mengurangi bimbingan oleh guru kepada siswa sehingga pada akhirnya siswa mandiri dan sudah dapat terbiasa melakukan proses pencarian dan penemuan. Berdasarkan uraian-uraian diatas, dan dari permasalahan-permasalahan yang telah diungkapkan, maka muncul suatu keinginan untuk melakukan penelitian dimana penelitian ini masih jarang dilakukan oleh para peneliti terhadap peningkatan literasi sains dan berpikir kritis melalui penerapan Levels of inquiry pada materi gerak tumbuhan di kelas VIII.

B. Rumusan Masalah

Teti Trinayanti, 2016 PENINGKATAN LITERASI SAINS DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY PADA MATERI GERAK TUMBUHAN KELAS VIII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan literasi sains dan berpikir kritis siswa setelah penerapan model pembelajaran Levels of inquiry pada materi gerak tumbuhan di kelas VIII. ? ” Masalah tersebut difokuskan melalui pertanyaan penelitian berikut : 1. Bagaimanakah keterlaksanaan model pembelajaran Levels of inquiry pada materi gerak tumbuhan kelas VIII? 2. Bagaimanakah peningkatan literasi sains pada domain kompetensi siswa SMP melalui model pembelajaran Levels of inquiry ? 3. Bagaimanakah peningkatan berpikir kritis siswa SMP melalui model pembelajaran Levels of inquiry ? 4. Bagaimanakah tanggapan siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Levels of inquiry pada materi gerak tumbuhan?

C. Batasan Masalah

Batasan ruang lingkup pada penelitian ini, yaitu: 1. Levels of inquiry merupakan model pembelajaran yang menerapkan pendekatan inkuiri secara sistematik di dalam kelas. Dari enam tahapan Levels of inquiry, peneliti hanya menggunakan empat tahapan saja yang diterapkan dalam pembelajaran gerak pada tumbuhan. Tahapan Levels of inquiry yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi 1 discovery learning , 2 interactive demonstration , 3 inquiry lesson , dan 4 inquiry lab . 2. Aspek kompetensi dan pengetahuan sains pada penelitian ini mengacu pada framework literasi sains PISA 2015 OECD,2013. Aspek kompetensi yang diteliti meliputi domain kompetensi menjelaskan fenomena ilmiah, kompetensi merancang dan mengevaluasi penyelidikan, dan kompetesi menginterpretasikan data dan bukti ilmiah. Pengukuran aspek kompetensi dilakukan menggunakan instrumen tes literasi sains berbentuk soal pilihan ganda. Teti Trinayanti, 2016 PENINGKATAN LITERASI SAINS DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY PADA MATERI GERAK TUMBUHAN KELAS VIII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8 3. Aspek keterampilan berpikir kritis pada penelitian ini mengacu pada aspek penalaran Robert H. Ennis 1985. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti meliputi keterampilan pada indikator memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, memberikan penjelasan lebih lanjut dan mengatur strategi dan taktik. Pengukuran aspek keterampilan berpikir kritis dilakukan menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir kritis berbentuk soal essay .

D. Tujuan penelitian