PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS VIII SMP NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAHMATEMATIS
DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH DI KELAS VIII SMP NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2012/2013

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
WENI WIDYA ASRIATI
NIM. 8106172054

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAHMATEMATIS
DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH DI KELAS VIII SMP NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2012/2013

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

WENI WIDYA ASRIATI
NIM : 8106172054

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2015

ABSTRAK
WENI WIDYA ASRIATI. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah Di Kelas VIII SMP Negeri Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Tesis.
Medan: Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, 2015.
Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis, Motivasi Belajar Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Apakah peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematis melalui Pembelajaran Berbasis Masalah lebih
tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori. (2) Apakah
peningkatan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah lebih
tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori (3) Bagaimana
proses jawaban dari siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah dan
siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini
siswa SMP Negeri 28 Medan dan SMP Negeri 36 Medan. Pemilihan sampel
dilakukan secara random dengan mengacak kelas. Instrumen yang digunakan

terdiri dari: (1) tes kemampuan pemecahan masalah matematis dengan materi
kubus dan balok (2) angket motivasi belajar siswa. Adapun tes yang digunakan
untuk memperoleh data adalah berbentuk uraian. Data dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Analisis statistik data
dilakukan dengan analisis uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematis yang melalui pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi
daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori. Dimana indikator
memahami masalah lebih tinggi dari ketiga indikator lainnya. (2) peningkatan
motivasi belajar siswa yang melalui model pembelajaran berbasis masalah lebih
tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori. Dimana
motivasi intrinsik lebih tinggi daripada motivasi ekstrinsik. (3) Proses
penyelesaian jawaban siswa melalui pembelajaran berbasis masalah lebih baik
dibanding dengan pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat terlihat dari lembar
jawaban siswa pada kelas eksperimen secara keseluruhan siswa pada kelas
eksperimen dapat menyelesaikan soal dengan benar dan lengkap dibandingkan
dengan siswa pada kelas kontrol dapat menyelesaikan soal dengan benar tetapi
kurang lengkap dalam menyelesaikan kemampuan pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan agar pembelajaran berbasis
masalah pada pembelajaran matematika dapat dijadikan alternatif bagi guru

matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan
motivasi belajar siswa sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan
pembelajaran matematika yang inovatif.

ABSTRACT

WENI WIDYA ASRIATI. Improving Students Ability in Mathematic
Problem Solving and Students Motivation through Problem Based Learning
in Class VIII SMP Negeri Medan, Academic Year 2012/2013. Thesis. Medan:
Mathematics Education, Post-Graduate Program, State University of Medan,
2015.

Keywords: Problem Based Learning, Mathematic Problem Solving Ability,
Student Motivation
This study aims to determine: (1) Is the increase in mathematical problem solving
skills through problem-based learning than students who received expository. (2)
Is the increased motivation of student learning through problem-based learning
than students who received expository (3) how does the answer of the students
who received problem-based learning and students who obtain expository.
This study is a quasi-experimental research. Thepopulation of this study is

students of SMP Negeri 28 Medan and SMP Negeri 36 Medan. Sample selection
is done randomly to randomize the class. The instrument used consisted of: (1)
test the ability of solving mathematic problems with the cubes and blocks material
(2) questionnaire motivation student. The tests is used to obtain the data is in the
form of a description. The data were analyzed using descriptive statistics.
Statistical analysis of data was done by t-test analysis.
The results showed that: (1) Improvement in the problem-solving ability in
mathematics through problem-based learning is higher than students who received
expository. (2) Increaseing motivation of student learning through problem-based
learning model is higher than students who received expository. (3) The process
of the students' answers on the percentage of problem-based learning with the
"good" category higher than expository.
Based on these results, the researcher suggest that problem-based learning in the
learning of mathematics can be used as an alternative for math teachers to
improve mathematical problem-solving ability and student motivation as one of
the alternatives for implementing innovative math learning.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan

Karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Sehingga
tesis saya yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
Di Kelas VIII SMP Negeri Medan Tahun Ajaran 20012/2013”
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Pascasarjana Unimed

2.

Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Kms. M.
Amin Fauzi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
masukan dan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam penyusunan tesis ini.

3.

Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd


selaku Sekretaris Program Studi

Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED, serta Bapak Dapot Tua
Manullang, M.Si
selaku Staf Program Studi Pendidikan Matematika.
4. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, Dr. Elvis Napitupulu, M.Pd, Prof. Dr.
Mukhtar M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan saran dan kritik
yang membangun untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.Bapak ibu
dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
UNIMED.
5. Bapak Drs. Horas Pohan, M.M dan Bapak Drs. Bashir selaku Kepala SMP
NEGERI 28 Medan dan SMP NEGERI 36 Medan, yang telah memberikan

izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau
pimpin, termasuk dalam pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, serta
guru-guru dan staf administrasi yang telah banyak membantu penulis dalam
melakukan penelitian ini.
6.

Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Suparlan, Ibunda tercinta Sumarni dan

Suami tercinta Muhammad Sri Wahyudi, S.Pd

yang selalu mendoakan

penulis serta putri tercinta Assyifa Hilm, adinda Vivin Falina, S.Pd, Trisna
Wulandari dan Alvira Amalia Ananda senantiasa memberikan dorongan,
motivasi dan doa sehingga tesis ini diselesaikan dengan baik.
7. Seluruh teman-teman seperjuangan kelas B2/ Eksekutif yang telah memberikan
dorongan, semangat, serta bantuan kepada penulis.
Semoga Allah membahas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta
saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya matematika. Penulis
menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kepentingan tesis ini

Medan, Maret 2015
Penulis

WENI WIDYA ASRIATI

8106172054

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Identitas Masalah .............................................................................. 9
1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................... 9
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 10
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 10
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 11
1.7 Definisi Operasional.......................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 13

2.1 Pembelajaran Matematika ................................................................. 13
2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah..................................................... 15
2.3 Motivasi Belajar ................................................................................ 20
2.3.1 Pengertian Motivasi Belajar ..................................................... 20
2.3.2 Jenis dan Sifat Motivasi ........................................................... 22
2.3.3 Fungsi Motivasi....................................................................... 24
2.3.4 Pentingnya Motivasi Dalam Belajar ....................................... 25
2.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ............. 27
2.4 Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ............. 28
2.4.1 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah .................................. 29
2.4.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah ................................. 30
2.4.3 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ......................... 33
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah ............ 34
2.6 Pembelajaran Ekspositori .................................................................. 35

2.6.1 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Ekspositori .......... 38
2.7 Perbedaan Pedagogik Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
dengan Pembelajaran Ekspositori ....................................................... 40
2.8 Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Kubus dan
Balok ................................................................................................... 41

2.9 Teori Belajar Pendukung Pembelajaran Berbasis Masalah .............. 45
2.10 Penelitian Relevan ............................................................................ 51
2.11 Kerangka Konseptual ....................................................................... 52
2.11.1 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
melalui Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Lebih

tinggi daripada Siswa yang memperoleh Pembelajaran
Ekspositori .............................................................................. 53
2.11.2 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Lebih Tinggi daripada
Siswa yang memperoleh pembelajaran Ekspositori ............... 56
2.12 Hipotesis Penelitian........................................................................... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 59
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 59
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 59
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 59
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 61
3.5 Desaian Penelitian ............................................................................. 61
3.6 Instrumen Penelitian ......................................................................... 62
3.6.1 Uji Coba Instrumen .................................................................. 68
3.7 Teknik Analisis Data ......................................................................... 78
3.8 Prosedur Penelitian ........................................................................... 87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 89
4.1 Hasil Analisis Data ............................................................................. 89
4.1.1 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah ............................. 89
4.1.1.1 Deskripsi Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ............ 90

4.1.1.2 Deskripsi Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ............ 96
4.1.2 Deskripsi Hasil N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................... 102
4.1.3 Deskripsi Hasil Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ....... 109
4.1.4 Deskripsi Hasil Tes Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ....... 110
4.1.5 Deskripsi Hasil N – Gain Motivasi Belajar Siswa di Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................... 112
4.1.6 Proses Penyelesaian Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ...................................................................... 116
4.2 Hasil Penelitian Lembar Observasi Kemampuan Guru
Mengelola Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen (Pembelajaran
Berbasis Masalah)............................................................................... 129
4.3 Pembahasan Penelitian ...................................................................... 130
4.2.1 Faktor Pembelajaran ................................................................... 130
4.2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ............................. 136
4.2.3 Motivasi Belajar .......................................................................... 137
4.3 Diskusi Hasil Penelitian...................................................................... 140

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI dan REKOMENDASI ........................ 142
5.1 Simpulan ............................................................................................. 142
5.2 Implikasi ............................................................................................. 143
5.3 Rekomendasi ...................................................................................... 143

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 149
LAMPIRAN .................................................................................................... 153

DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
2.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah .................................................... 31
2.2 Perbedaan Pedagogik Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran
Ekspositori ................................................................................................. 40
3.1 Desaian Penelitian ...................................................................................... 61
3.2 Tabel Weiner Keterkaitan antara variabel bebas dan variabel terikat ........ 62
3.3 Kisi – kisi Kemampuan Pemecahan Masalah ............................................ 64
3.4 Pedoman Penskoran kemampuan Pemecahan Masalah ............................. 65
3.5 Kategori Jawaban Angket .......................................................................... 66
3.6 Tabel Validasi Perangkat Pembelajaran..................................................... 68
3.7 Tabel Validasi Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah .......................... 69
3.8 Tabel Validasi Postes Kemampuan Pemecahan Masalah .......................... 70
3.9 Tabel Validasi Angket Motivasi Belajar Siswa ......................................... 70
3.10 Analisis Validasi Soal Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ................................................................................................. 73
3.11 Analisis Validasi Soal Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ................................................................................................. 73
3.12 Analisis Reliabilitas Soal Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ................................................................................................. 75
3.13 Analisis Reliabilitas Soal Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis ................................................................................................. 75
3.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis................................................................ 76
3.15 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Pembeda Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis................................................................ 77
3.16 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis................................................................ 78
3.17 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis................................................................ 78
3.18 Kriteria Proses Jawaaban Kemampuan Pemecahan Masalah .................. 80
3.19 Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Alat Uji dan Uji

Statistik ..................................................................................................... 81
3.20 Kategori Gain Ternormalisasi .................................................................. 84
4.1 Data Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah .......................................... 96
4.2 Data Postes Kemampuan Pemecahan Masalah .......................................... 100
4.3 Rataan N – Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis di Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................. 103
4.4 Hasil Uji Normalitas N – Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Tests of Normality) .................................................................................... 105
4.5 Hasil Uji Homogenitas Varians N – Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ....................................................................................................... 107
4.6 Deskripsi Uji Perbedaan Rata-Rata N – Gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa .......................................................................... 108
4.7 Deskripsi Hasil Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ...................... 109
4.8 Deskripsi Hasil Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ............................. 111
4.9 Rataan N – Gain Motivasi Belajar Siswa di Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ........................................................................................................ 112
4.10 Deskripsi Uji Perbedaan Rata-Rata N – Gain Motivasi Belajar Siswa .... 114
4.11 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis dan Motivasi Belajar Siswa ...................................... 115
4.12 Deskripsi Hasil Proses Penyelesaian Masalah Tes Akhir Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa ....................................................................... 128
4.13 Lembar Observasi kelas Eksperimen di SMP Negeri 28 Medan ............. 129
4..14 Lembar Observasi kelas Eksperimen di SMP Negeri 36 Medan ............ 129

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan Alur Kerja Penelitian ..................................................... 88
Gambar 4.1 Skor Rata-Rata Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ................ 95
Gambar 4.2 Skor Rata-Rata Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol................ 101
Gambar 4.3 Diagram Batang N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................... 103
Gambar 4.4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen ...... 110
Gambar 4.4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol.............. 111
Gambar 4.6 Diagram Batang N-Gain Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kontrol .................................................................................. 113

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Matematika adalah salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan

berfikir, logis, kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Sedangkan Hudojo (dalam
Hasratuddin : 2006) menyatakan bahwa: “matematika merupaka ide-ide abstrak
yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya dedukti,
sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi.”
Melihat arti penting matematika maka matematika juga harus mampu menjadi
salah satu sarana untuk meningkatkan daya nalar siswa dan dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengaplikasi matematika untuk menghadapi tantangan hidup
dalam memecahkan masalah.
Masalah merupakan suatu hal yang harus dicari penyelesaiannya. Menurut
Shadiq (2007) masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab. Namun tidak
semua pernyataan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah
hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang
tidak dapat dipecahkan dengan prosedur rutin (routine procedure) yang sudah
diketahui oleh peserta didik. Seiring dengan hal ini Sumardiyono (2007:11)
mengemukakan bahwa secara umum orang memahami masalah (problem) sebagai
adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan.
Para ahli pendidikan dan para perancang kurikulum KBK 2004 (Puskur:
2005) yaitu tujuan pembelajaran matematika jenjang pendidikan dasar dan

menengah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu menghadapi
kehidupan dan didunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, efisien dan efektif . Selain
itu kemampuan berpikir matematik yang relevan untuk menunjang kehidupan di
masyarakat dan dunia kerja serta memungkinkan dikembangkan melalui
pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika beserta sistem evaluasi selama ini kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memunculkan gagasan-gagasan dan
ide-ide selama proses belajar mengajar berlangsung ( Tarwiah, 2011: 3). Sebuah
lembaga musyawarah para guru matematika se Amerika Serikat yaitu National
Council of Teachers of Mathematics (NCTM) merumuskan Standar Proses
pembelajaran matematika sekolah, yaitu: penalaran matematis, komunikasi
matematis, representasi matematis, koneksi matematis, dan pemecahan masalah
matematika.
Kurikulum Matematika 2004 telah merekomendasikan kepada para guru
untuk mencapai pengelolaan kurikulum secara optimal sesuai dengan sumber
daya kebutuhan sekolah. Berkenaan dengan hal tersebut, para guru perlu
pemilihan strategi pembelajaran, metode, model, teknik penilaian, penyediaan
sumber belajar, organisasi kelas dan waktu yang digunakan pada pelaksanaan
pembelajaran untuk suatu permasalahan.
Permendiknas No 22 Tahun 2006, menyatakan bahwa pendekatan
pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika. Hal ini
mencakup masalah tertutup, mempunyai solusi tunggal, terbuka atau masalah

dengan berbagai cara penyelesaian. Seiring dengan hal ini Sumardiyono (2007)
pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Di samping itu menurut
Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus
dilakukan yaitu: (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahannya, (3)
menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua, dan (4) memeriksa kembali
hasil yang diperoleh.
Lebih lanjut, Utari (2002) menjelaskan bahwa pemecahan masalah dalam
pembelajaran matematika merupakan tindakan memberi respon terhadap masalah
untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang. Sementara itu,
Turmudi (2008: 29) mengatakan bahwa “Pemecahan masalah merupakan bagian
tak terpisahkan dalam semua bagian pelajaran matematika, dan juga tidak harus
diajarkan secara terisolasi dari pembelajaran matematika”. Sejalan dengan hal
tersebut, Sugamin (2009) mengatakan bahwa pada Kurikulum 2006 kemampuan
pemecahan masalah terdapat hampir di tiap Standar Kompetensi mata pelajaran
matematika di semua tingkat pendidikan. Sedangkan sebagai tujuan yang
diharapkan agar siswa dapat mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan,
serta kecukupan unsur yang diperlukan, merumuskan masalah, menerapkan
stategi untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam atau luar matematika,
menjelaskan hasil sesuai masalah asal, menyusun model matematika dan
menyelesaikannya untuk masalah nyata dan menggunakan matematika secara
bermakna (Sumarmo, 2003). Jelaslah bahwa kemampuan pemecahan masalah
hendaknya dimiliki oleh semua anak yang belajar matematika.

Penulis melakukan Uji coba soal dalam upaya melihat kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa SMP. Uji coba dilakukan pada tanggal 19
februari 2013 di SMP Negeri 28 Medan di kelas IX. Soal itu berupa soal
pemecahan masalah yang terdiri dari 2 soal uraian pada materi kubus dan balok.
Berikut ini soal yang di ujikan
Soal 1: Risna dan Vira ingin membuat kotak pernak pernik berbentuk kubus.
Kerangka kotak pernak pernik itu dibuat dari kawat dengan panjang rusuk
14 cm. Berapakah biaya yang dikeluarkan Risna dan Vira untuk membuat
kerangka kotak pernak pernik jika harga kawat per meter adalah
Rp.13.000,00?

a. Tuliskan informasi yang dapat kamu ketahui dari soal di atas?
b. Bagaimana cara menghitung biaya yang dikeluarkan Risna dan Vira
untuk membuat kerangka kotak pernak pernik tersebut?
c. Hitunglah biaya yang dikeluarkan Risna dan Vira untuk membuat
kerangka kotak pernak pernik tersebut?
d. Menurut pendapat Risna biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 21.840,00
sedangkan menurut Vira adalah Rp.22.000,00. Menurut pendapat
kamu jawaban siapakah yang benar? Jelaskan!
Soal tersebut diberikan kepada 36 orang siswa. Namun dari hasil jawaban
siswa a) pada langkah memahami masalah ada 13 orang siswa yang mencapai
skor maksimal (mampu menuliskan yang diketahui dan kecukupan data dengan
benar dan lengkap) namun ada 12 orang siswa yang tidak menjawab sama sekali.

Skor total yang diperoleh dari keseluruhan siswa mencapai 61 dengan skor ratarata 1,7, b) pada langkah perencanaan ada 5 orang siswa yang mencapai skor
maksimal (mampu menuliskan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah
dengan lengkap) dan ada 27 orang siswa yang tidak menuliskan cara
pemecahannya sama sekali. Skor total yang diperoleh dari keseluruhan siswa
mencapai 21 dengan skor rata-rata 1, c) pada langkah penyelesaian masalah ada 2
orang siswa yang menjawab skor maksimal (menuliskan prosedur dan
perhitungan yang benar dan lengkap) namun ada 16 orang siswa yang tidak
menuliskan penyelesaian soal sama sekali. Skor total yang diperoleh dari
keseluruhan siswa mencapai 51 dengan skor rata-rata 1,4 dan d) pada langkah
memeriksa kembali belum ada siswa yang mencapai skor maksimal (menuliskan
pemeriksaan secara benar dan lengkap), hanya sampai skor 2 (menuliskan
pemeriksaan yang salah), ada 31 orang siswa yang tidak menuliskan pemeriksaan
sama sekali. Skor total yang diperoleh dari keseluruhan siswa adalah 9 dengan
skor rata-rata 0,3. Dari hasilnya menunjukkan kemampuan pemecahan masalah
rendah. Dalam permasalahan tersebut siswa belum dapat memahami masalah pada
soal yang diberikan. Banyak diperoleh dari hasil pemeriksaan lembar jawaban
siswa tidak membuat yang diketahui serta ditanyakan dari soal tersebut,
merencanakan penyelesaian soal tersebut serta proses perhitungan atau strategi
penyelesain dari jawaban yang dibuat siswa tidak benar. Hal tersebut disebabkan
karena

kelemahan

siswa

dalam

aspek-aspek

menuangkan,

menyatakan,

mengungkapkan dan menghubungkan ke dalam bentuk matematik. Rendahnya
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis siswa karena

kurangnya ketertarikan siswa terhadap pelajaran matematika. Siswa merasa
kesulitan dalam memecahkan suatu masalah matematika.
Secara umum penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa
dikarenakan banyaknya siswa yang beranggapan bahwa matematika itu sukar dan
sulit dimengerti. Hal tersebut juga disebabkan kurangnya minat siswa untuk
belajar matematika. Siswa yang menganggap bahwa pelajaran matematika itu
sukar dan sulit dimengerti, tidak hanya karena dari faktor siswa yang malas
belajar, tetapi bisa juga karena motivasi belajar matematika siswa masih kurang.
Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 19 februari 2013 diperoleh bahwa
motivasi belajar matematika siswa masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan
minimnya siswa yang bertanya , tidak mau mendengarkan, dan tidak bersemangat
dalam kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam suatu proses belajar mengajar guru berperan sebagai motivator dan
fasilitator. Peran guru sebagai motivator artinya dalam rangka meningkatkan
kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat
merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan
potensi siswa, aktivitas, kreatifitas sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar mengajar (A.M. Sardiman,2008:145). Peran sebagai fasilitator artinya guru
dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau memudahkan dalam proses belajar
mengajar (A.M. Sardiman, 2008:146).
Oleh karena itu guru perlu menyingkapi permasalahan yang timbul dalam
pendidikan matematika sekolah perlu dicari model pembelajaran yang mampu
meningkatkan kemampuan pemecahan matematis dan motivasi belajar siswa.

Piaget (Arend, 2008:47) mengatakan pembelajaran yang baik dimana guru
melibatkan berbagai situasi sehingga anak dapat bereksperimen, mengujicobakan
berbagai hal untuk melihat apa yang akan terjadi, memanipulasi benda-benda,
memanipulasi simbol-simbol, melontarkan pertanyaan dan mencari jawaban
sendiri, mengkonsilasikan apa yang ditemukan dan membandingkannya dengan
temuan siswa yang lain.
Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 19 februari 2013 , kurangnya
motivasi belajar siswa dikarenakan sampai saat ini masih banyak guru masih
menggunakan metode pembelajaran ekspositori. Dalam pembelajaran ekspositori
merupakan pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih
dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contohcontoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya
jawab dan penugasan. Dimana pembelajaran yang berorientasi kepada guru yang
umumnya langsung mentransferkan ilmunya kepada siswa sehingga siswa
menjadi pasif. Pembelajaran lebih menekankan pada hasil dimana siswa tinggal
menggunakan rumus ketimbang menekankan pada prosses. Dengan demikian,
sebagian besar aktifitas belajar matematika adalah bersifat melatih menyelesaikan
soal-soal.
Berdasarkan penjelasan tersebut seorang guru harus memberikan masalah
yang mampu memicu belajar berfikir siswa untuk mencari solusi dari masalah
yang diberikan

agar siswa bisa membentuk konsep baru. Seiring dengan

rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis dan motivasi belajar siswa
para peneliti menduga bahwa hal tersebut tidak terlepas dari sistem pembelajaran

yang berlangsung di sekolah. Salah satunya dipengaruhi oleh penggunaan model,
pendekatan, strategi atau metode pembelajaran yang tidak tepat.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis dan motivasi belajar siswa adalah model
pembelajaran berbasis masalah. Dimana penerapan model pembelajaran berbasis
masalah masih belum dilaksanakan dalam pembelajaran matematika disekolah.
Sebagaimana yang dikatakan Silver dalam Wardani (2010) bahwa pendekatan
berbasis masalah dan pemecahan masalah penting dalam disiplin matematika dan
hakekat cara berpikir matematika. Sejalan dengan hal tersebut, Satyasa (2008)
menuliskan bahwa :
“ Pembelajaran berbasis masalah mempunyai karakteristik yaitu : (1) belajar
dimulai dengan suatu masalah,(2) memastikan bahwa permasalahan yang
diberikan berhubungan dengan dunia nyata pebelajar,(3) mengorganisasikan
pelajaran diseputar permasalahan, bukan diseputar disiplin ilmu, (4)
memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada pebelajar dalam mengalami
secara langsung proses belajar mereka sendiri,(5) menggunakan kelompok
kecil dan (6) menuntut pebelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah
meraka pelajari dalam bentuk produk dan kinerja ( performance)”.
Berdasarkan karakteritik dari pembelajaran berbasis masalah ini di yakini bahwa
model pembelajaran ini mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan motivasi belajar siswa. Pada model pembelajaran berbasis masalah
juga mendukung siswa untuk memperoleh struktur pengetahuan yang terintegrasi
dalam masalah dunia nyata, masalah yang akan dihadapi siswa dalam dunia kerja,
komunitas dan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah dapat
dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar siswa. Siswa menyelidiki
sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya
dibawah petunjuk fasilitator (guru). Pembelajaran berbasis masalah juga membuat

siswa menjadi pembelajar yang mandiri, artinya ketika siswa belajar, maka siswa
dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunakan strategi
tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi
untuk menyelesaikan belajarnya itu (Depdiknas, 2003).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin memperbaiki pembelajaran
dengan mengadakan penelitian yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan
Pemecahan

Masalah Matematis Dan Motivasi Belajar Siswa Melalui

Pembelajaran Berbasis Masalah Di Kelas VIII SMP Negeri Medan Tahun Ajaran
2012/2013.
1.2

Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan, antara lain:
1. Kurangnya minat siswa untuk belajar matematika
2. Motivasi belajar matematika siswa masih kurang.
3. Siswa beranggapan bahwa matematika itu sukar dan sulit dimengerti
4. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
5. Penerapan

model

pembelajaran

berbasis

masalah

masih

belum

dilaksanakan dalam pembelajaran matematika.
1.3 Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, agar peneliti lebih fokus, maka penelitian
ini dibatasi pada masalah:
1. Kurangnya minat siswa untuk belajar matematika

2. Motivasi belajar siswa masih kurang
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah
4. Penerapan

model

pembelajaran

berbasis

masalah

masih

belum

dilaksanakan dalam pembelajaran matematika
1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah lebih tinggi daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran ekspositori?
2. Apakah peningkatan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran berbasis
masalah lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
ekspositori?
3. Bagaimana proses penyelesaian jawaban siswa yang mendapatkan
pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang memperoleh pembelajaran
ekspositori?
1.5

Tujuan Penelitian
Rumusan masalah penelitian selalu diiringi dengan target dan tujuan yang

ingin dicapai, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
siswa dalam belajar matematika melalui Pembelajaran Berbasis Masalah
lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori.

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan motivasi belajar siswa melalui
pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran ekspositori.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses jawaban dari siswa
mendapatkan pembelajaran pembelajaran berbasis masalah

yang

dan siswa

yang memperoleh pembelajaran ekspositori?
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan:
1. Bagi siswa : Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa agar dapat
membangun

pengetahuan, meningkatkan motivasi belajar siswa dan

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam belajar matematika
dan belajar menjadi lebih bermakna.
2. Bagi Guru : motivasi yang siswa munculkan dalam pembelajaran akan
bermanfaat bagi guru sebagai alat yang pontesial untuk memperoleh
penilaian.
3. Sebagai informasi tentang alternatif pembelajaran matematika bagi usahausaha perbaikan proses pembelajaran dimasa yang akan mendatang.
1.7 Definisi Operasional
Berikut ini adalah beberapa istilah yang perlu didefinisikan

secara

operasional dengan tujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap beberapa
istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa istilah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu usaha untuk mencari jalan
keluar untuk penyelesaiaan masalah yang dihadapi dengan menggunakan
bekal pengetahuan yang sudah dimiliki. Untuk memecahkan suatu
masalah ada empat langkah yang dapat dilakukan, yakni: memahami
masalah, merencanakan pemecahannya, menyelesaikan masalah sesuai
rencana, dan memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian.
2. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan atau usaha untuk menciptakan
situasi, kondisi, dan aktivitas belajar karena adanya kebutuhan dorongan
untuk mencapai suatu tujuan belajar.
3. Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Dalam pembelajaran berbasis masalah, ada 5 langkah utama
yang disebut sintaks yaitu:
a. Orientasi siswa pada masalah
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
4. Pembelajaran Ekspositori yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan
terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta
memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk
ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya diperoleh beberapa simpulan yang berkaitan
dengan faktor pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah matematis dan
motivasi belajar siswa. Simpulan tersebut sebagai berikut:
1.

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang melalui
pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran ekspositori. Dimana indikator memahami masalah lebih tinggi
dari ketiga indikator lainnya.

2.

Peningkatan motivasi belajar siswa yang melalui model pembelajaran
berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
ekspositori. Dimana motivasi intrinsik lebih tinggi dari pada motivasi
ekstrinsik.

3. Proses penyelesaian jawaban siswa melalui pembelajaran berbasis masalah
lebih baik dibanding dengan pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat terlihat
dari lembar jawaban siswa pada kelas eksperimen secara keseluruhan siswa
pada kelas eksperimen dapat menyelesaikan soal dengan benar dan lengkap
dibandingkan dengan siswa pada kelas kontrol dapat menyelesaikan soal
dengan benar tetapi kurang lengkap dalam menyelesaikan kemampuan
pemecahan masalah.

5.2

Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas diketahui bahwa penelitian ini berfokus pada

pemecahan masalah matematis dan motivasi belajar siswa melalui model
pembelajaran matematika model
Peningkatan

pembelajaran berbasis

masalah (PBM).

kemampuan pemecahan masalah matematis melalui

model

pemelajaran berbasis masalah secara signifikan. Peningkatan motivasi belajar
siswa melalui model pemelajaran berbasis masalah secara signifikan.
Implikasi yang perlu diperhatikan bagi guru sebagai akibat dari
pelaksanaan proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah
(PBM) antara lain :
1.

Model pembelajaran
kemampuan

berbasis

pemecahan

masalah (PBM) dapat

masalah

meningkatkan

dan motivasi belajar siswa. Model

pembelajaran berbasis masalah (PBM) mampu mengubah siswa lebih aktif,
masalah yang diberikan menuntun siswa untuk membuat jawaban atas
dasar pertanyaan penyelidikan sehingga siswa mampu mengkontruksi
pengetahuan sendiri dan mempunyai pengalaman secara matematis
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian, maka disampaikan
beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Rekomendasi tersebut sebagai
berikut:
1.

Untuk Guru
a. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model
berbasis

pembelajaran

masalah (PBM) pada pembelajaran matematika yang

memecahkan masalah dan motivasi siswa dapat dijadikan sabagai salah
satu alternative untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif
khususnya dalam mengajarkan materi kubus dan balok. Dalam setiap
pembelajaran guru harus menciptakan suasana belajar yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasangagasan matematika dalam bahasa dan cara mereka sendiri,
sehingga

dalam

belajar

matematika

siswa

menjadi

berargumentasi, lebih percaya dan kreatif. Serta

berani

memberikan

mampu memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa
untuk berusaha menyelesaikan masalah yang diberikan guru.
b. Dalam menerapkan model pembelajaran berbasis
guru harus berperan sebagai

masalah (PBM)

fasilitator, pemandu diskusi di kelas,

menyimpulkan hasil pembelajaran, melatih tanggung jawab dan kerja
sama antar siswa. Dengan membangun suasana diskusi dan tanya
jawab dalam kelas, suasana kelas yang demikian dapat membantu
membiasakan siswa untuk ikut terlibat aktif dalam kelas serta dapat
menumbuhkan keberanian siswa untuk memberikan pendapatnya.
c. Penggunakan model pembelajaran berbasis

masalah (PBM)

memerlukan waktu yang banyak, maka dalam pelaksanaanya guru
diharapkan dapat mengefektifkan waktu dengan sebaik-baiknya.
2.

Kepada Lembaga terkait
a. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan menekankan
kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa masih asing
bagi guru maupun siswa, oleh karenanya perlu disosialisasikan oleh

sekolah atau lembaga terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil
belajar

matematika

siswa,

khususnya

meningkatkan

kemampuan

pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa.
b. Model pembelajaran berbasis

masalah (PBM) dapat dijadikan

sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah dan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus dan balok
sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan
sebagai model pembelajaran yang efektif untuk pokok bahasan
matematika yang lain.
3. Kepada peneliti Lanjutan
a. Penelitian ini hanya pada satu pokok bahasan yaitu kubus dan balok
SMP/MTs kelas VIII dan terbatas pada kemampuan pemecahan masalah
dan motivasi belajar siswa, oleh karena itu disarankan kepada peneliti lain
dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan dan kemampuan
matematis

yang

lain

dengan

menggunakan

pembelajaran

model

pembelajaran berbasis masalah secara maksimal untuk memperoleh hasil
penelitian yang maksimal.
b. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan model pembelajaran berbasis
masalah dalam meningkatkan kemampuan matematika lain dengan
menerapkan lebih dalam agar implikasi hasil penelitian tersebut dapat
diterapkan di sekolah.
c. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk Lembar Aktivitas
Siswa (LAS) untuk indikator ke empat memeriksa kembali
diharapkan lebih sempurna lagi dan sesuai dengan Polya dalam

pembuatan instrument soal yang diberikan kepada siswa. Karena
dalam penelitian ini pada indikator keempat masih belum
sempurna.
d. Sebaiknya waktu penelitian dilakukan tidak berdekatan dengan
Ujian Nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. (2008). Learning to Teach : Belajar Untuk Mengajar. Edisi
ketujuh Jilid 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arends, Ricard. (2009). Learning to Teach (Belajar Untuk Mengajar). Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Budiningsih, C.A. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Rineka Cipta.
Dimyati dan Mujiyono. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakrata: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum dan Hasil Belajar Rumpun
Pelajaran Matematika. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Depdiknas.(2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta :
Depdiknas.
Fauzi,

Amin.(2011). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa Dengan Pendekatan Pembelajaran
Metakognitif di Sekolah Menengah Pertama. Disertasi pada PPs UPI
Bandung: Tidak diterbitkan.

Hamalik, Oemar. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Hasanah,A (2004).”Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran
Matematika Siswa Sekolah Menegah Pertama Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah Yang Menekankan Pada Reperesentasi Matematik”
Tesis UPI Bandung :Tidak diterbitkan.
Hasratuddin,(2006). Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika.
Paradigma Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.6 No.2. Medan: Program
Studi Pendidikan Matematika PPs UNIMED.
Herman.T. (2006). Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Matematika.
Paradigma Jurnal Pendidikan Matematika. Vol.6 No.2. Medan: Program
Studi Pendidikan Matematika PPs UNIMED.

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-ekspositori.html.(di akses maret
2011)
Ibrahim, M. Dan Nur, M. (2000). Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:
UNESA University Press.
Agustina, Leni (2011). ”Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Koneksi Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Tebing Tinggi”.
Tesis PPS Unimed : Tidak diterbitkan.
Marzuki (2012). Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi
Matematik Antara Siswa yang Di beri Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan pemebalajaran langsung. Tesis
PPS Unimed : Tidak
diterbitkan.
Muzakir. (2013) Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Berbantuan Software CABRI sebagai Upaya
Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Motivasi Belajar Matematik
Siswa MTs Syamsuddhuha Melalui. Tesis PPS Unimed : Tidak
diterbitkan.
NCTM (1989). Curiculum and Evaluation Standards for School Mathematics.
Reston, VA: Authur.
.........., (2000).Principles and Evaluation Standards For Scool Matematics.
Reston. VA: NCTM.
Polya, G. (1985). How to Solve It. Anew Aspect of Mathematical Methods. New
Jersey : Pearson Education,Inc.
Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan
CSBA. Bandung: Penerbit Tarsito.
------------------.(1993). Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung:
IKIP Bandung Press.
-------------------,(1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung :
IKIP Bandung Press.
-------------------. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non
Eksakta Lainnya. Bandung : Tarsito.

Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi
Matematika siswa Sekolah Menengah pertama Melalui Pendekatan
Matematika Realistik , Disertasi UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Sardiman, AM. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
-------------.(2012).
Motivasi
Instrinsik
dan
Ekstrinsik.
(http://.pinterdw.blogspot.com/2012/02/motivasi-instrinsik
ekstrinsik, diakses 15 september 2012)

(Online).
dan

Sari,E.(2011). Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa. Tesis. PPS
UNIMED : Tidak Diterbitkan.
Sari, N. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Kemandirian Belajar Matematis pada Mahasiswa
STMIK di Kota Medan. Tesis UNIMED : Tidak diterbitkan.
Satyasa I Wayan.(2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran
Kooperatif. Nusa Penida : FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.
Shadiq Fajar.(2004). Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : PPPG Matematika.
----------------. (2007). Strategi Pemecahan Masalah pada Olimpiade Matematika
Sekolah Dasar. Yogyakarta : PPPG Matematika.
Slamento. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugamin, K, Y. & Sabandar, J. 2009. Mathematical Problem Solving in
Mathematics Realistic. Jurnal Pendidikan matematika, 2 (1): 179-190.
Sugiyono.(2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suherman,E dan Kusumah, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : UPI.

Sumardiyono. (2007). Tips dalam Penerapan Pembelajaran Problem solving.
Yogyakarta : PPPPTK Matematika.
Sumarmo, U. (2003). Daya dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa dan
Bagaimana Dikembangkan pada Siswa Sekolah Dasar dan Menengah.
Makalah disajikan pada seminar Sehari Jurusan Matematika ITB,
Oktober 2003.
-------------.(1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA di Kodya Bandung.
Laporan Penelitian IKIP Bandung. Tidak dipublikasikan.
Sunarto.

(2009).
Pengertian
Metode
Ekspositori.
(online).
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metodeekspositori/

Suyatno. (2009). Menjelajah Pembela