Hubungan Ukuran Tubuh dan Kejadian Kecacingan Gnathostoma spinigerum pada Belut Sawah (Monopterus albus).
HUBUNGAN UKURAN TUBUH DAN KEJADIAN
KECACINGAN Gnathostoma spinigerum PADA BELUT
SAWAH (Monopterus albus)
STEPHANUS WAHYU NUGROHO
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Ukuran Tubuh
dan Kejadian Kecacingan Gnathostoma spinigerum pada Belut Sawah (Monopterus
albus) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Stephanus Wahyu Nugroho
NIM B04090093
ABSTRAK
STEPHANUS WAHYU NUGROHO Hubungan Ukuran Tubuh dan Kejadian
Kecacingan Gnathostoma spinigerum pada Belut Sawah (Monopterus albus).
Dibimbing oleh RISA TIURIA dan KHUMAIRA PUSPASARI.
Gnathostomiasis merupakan penyakit zoonotik yang menyerang paru-paru,
mata, dan sistem saraf sehingga dapat mengakibatkan kebutaan, kelumpuhan,
bahkan kematian. Manusia yang mengkonsumsi belut sawah yang terinfeksi oleh
cacing L3 Gnathostoma spinigerum dan belum matang secara sempurna diolah,
akan menderita
Gnathostomiasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui
hubungan
ukuran
tubuh
belut
dengan
kejadian
kecacingan Gnathostoma spinigerum pada belut, sehingga masyarakat yang
mengkonsumsi belut dapat lebih hati-hati dalam mengkonsumsi belut dan waspada
terhadap penyakit Gnathostomiasis. Sebanyak 124 sampel belut ditimbang, dan
dicatat ukuran tubuhnya. Organ-organ visera dari belut tersebut diambil dan
dibersihkan dengan aquades dan diperiksa dengan metode penekanan. Semua
larva yang ditemukan di organ belut dibersihkan, disimpan, dan difiksasi dalam
etanol 70%. Kemudian larva tersebut diidentifikasi secara morfologi dengan
menggunakan mikroskop berdasarkan literatur yang ada untuk menemukan cacing
Gnathostoma spinigerum. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis korelasi spearman. Berdasarkan analisis yang dilakukan
diperoleh nilai korelasi yaitu bobot (r = 0.446; p
KECACINGAN Gnathostoma spinigerum PADA BELUT
SAWAH (Monopterus albus)
STEPHANUS WAHYU NUGROHO
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Ukuran Tubuh
dan Kejadian Kecacingan Gnathostoma spinigerum pada Belut Sawah (Monopterus
albus) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Stephanus Wahyu Nugroho
NIM B04090093
ABSTRAK
STEPHANUS WAHYU NUGROHO Hubungan Ukuran Tubuh dan Kejadian
Kecacingan Gnathostoma spinigerum pada Belut Sawah (Monopterus albus).
Dibimbing oleh RISA TIURIA dan KHUMAIRA PUSPASARI.
Gnathostomiasis merupakan penyakit zoonotik yang menyerang paru-paru,
mata, dan sistem saraf sehingga dapat mengakibatkan kebutaan, kelumpuhan,
bahkan kematian. Manusia yang mengkonsumsi belut sawah yang terinfeksi oleh
cacing L3 Gnathostoma spinigerum dan belum matang secara sempurna diolah,
akan menderita
Gnathostomiasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui
hubungan
ukuran
tubuh
belut
dengan
kejadian
kecacingan Gnathostoma spinigerum pada belut, sehingga masyarakat yang
mengkonsumsi belut dapat lebih hati-hati dalam mengkonsumsi belut dan waspada
terhadap penyakit Gnathostomiasis. Sebanyak 124 sampel belut ditimbang, dan
dicatat ukuran tubuhnya. Organ-organ visera dari belut tersebut diambil dan
dibersihkan dengan aquades dan diperiksa dengan metode penekanan. Semua
larva yang ditemukan di organ belut dibersihkan, disimpan, dan difiksasi dalam
etanol 70%. Kemudian larva tersebut diidentifikasi secara morfologi dengan
menggunakan mikroskop berdasarkan literatur yang ada untuk menemukan cacing
Gnathostoma spinigerum. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis korelasi spearman. Berdasarkan analisis yang dilakukan
diperoleh nilai korelasi yaitu bobot (r = 0.446; p