Entity Relationship Diagram ERD Diagram Konteks Data Flow Diagram DFD

pemrograman tersebut masih sangat mumpuni sebagai business process. Multi- tier architecture menyuguhkan bentuk three – tier yang diperluas dalam model fisik yang terdistribusi. Application server dapat mengakses Application server yang lain untuk mendapat data dari Data server dan mensuplai servis ke client Application.

2.4.2 Kelebihan arsitektur Multi tier :

1. Dengan menggunakan aplikasi multi-tier database, maka logika aplikasi dapat dipusatkan pada middle-tier, sehingga memudahkan untuk melakukan control terhadap client-client yang mengakses middle server dengan mengatur setting pada dcomcnfg. 2. Dengan menggunakan aplikasi multi-tier, maka database driver seperti BDEODBC untuk mengakses database hanya perlu diinstal sekali pada middle server, tidak perlu pada masing-masing client. 3. Pada aplikasi multi-tier, logika bisnis pada middle-tier dapat digunakan lagi untuk mengembangkan aplikasi client lain, sehingga mengurangi besarnya program untuk mengembangkan aplikasi lain. Selain itu meringankan beban pada tiap-tiap mesin karena program terdistribusi pada beberapa mesin. 4. Memerlukan adaptasi yang sangat luas ruang lingkupnya apabila terjadi perubahan sistem yang besar.

2.4.3 Kekurangan arsitektur Multi tier :

1. Program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier. 2. Lebih mahal.

2.5 Entity Relationship Diagram ERD

Menurut Adelia dan J. Setiawan 2011 ERD adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Dengan ERD, model dapat diuji dengan mengabaikan proses yang dilakukan. ERD pertama kali dideskripsikan oleh Peter Chen yang dibuat sebagai bagian dari perangkat lunak CASE. Menurut Imbar pada penelitian Adelia dan J. Setiawan 2011, komponen – komponen yang termasuk dalam ERD antara lain, adalah: 1. Entitas Entity, yaitu sebuah barang atau obyek yang dapat dibedakan dari obyek lain. 2. Relasi Relationship, yaitu asosiasi 2 atau lebih entitas dan berupa kata kerja. 3. Atribut Attribute, yaitu properti yang dimiliki setiap entitas yang akan disimpan datanya. 4. Kardinalitas Cardinality, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kemunculan suatu obyek terkait dengan kemunculan objek lain pada suatu relasi. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas misalnya A dan B dapat berupa: a. Modalitas Modality adalah partisipasi sebuah entitas pada suatu relasi, 0 jika partisipasi bersifat “optional”parsial, dan 1 jika partisipasi bersifat “wajib”total. b. Total constraint adalah constraint yang mana data dalam entitas yang memiliki constraint tersebut terhubung secara penuh ke dalam entitas dari relasinya.

2.6 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem Saluky, 2013. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary dapat digambarkan dengan garis putus. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses dan tidak boleh ada store dalam diagram konteks.

2.7 Data Flow Diagram DFD

Data Flow Diagram DFD adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi Saluky, 2013. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

2.8 Bahasa Pemrograman HTML