Pembangunan Perangkat Lunak Crimezone Untuk Polrestabes Bandung Pada Platform Windows Phone

(1)

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK

CRIMEZONE UNTUK POLRESTABES BANDUNG

PADA PLATFORM WINDOWS PHONE

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

MUHAMAD NUR AWALUDIN

10110090

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014


(2)

vi

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 2

I.3. Maksud dan Tujuan ... 2

I.4. Batasan Masalah ... 2

I.5. Metodologi Penelitian ... 3

I.5.1. Metode Pengumpulan Data ... 3

I.5.2. Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4

I.6. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

II.1. Tinjauan Tempat Penelitian ... 7

II.1.1. Sejarah Singkat Tempat Penelitian ... 7

II.1.2. Visi dan Misi POLRESTABES Bandung ... 8

II.1.3. Struktur Organisasi ... 10

II.1.4. Deskripsi Kerja... 11

II.2. Landasan Teori ... 12

II.2.1. Sistem Informasi ... 12

II.2.2. Kriminalitas ... 14

II.2.3. Citizen Journalism ... 16


(3)

vii

II.2.5. Object Relational Mapping ... 17

II.2.6. Structure Analysis and Design Technique ... 17

II.2.7. Object Oriented Analysis and Design ... 21

II.2.8. Windows Phone ... 25

II.2.9. API (Application Programming Interface)... 26

II.2.10. JSON (Javascript Object Notation) ... 26

II.2.11. LBS (Location Based Service) ... 26

II.2.12. Skala Likert ... 27

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 29

III.1. Analisis Sistem ... 29

III.1.1. Analisis Masalah ... 29

III.1.2. Analisis Aplikasi Sejenis ... 29

III.1.3. Analisis Arsitektur Sistem ... 37

III.1.4. Analisis Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 38

III.1.5. Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 41

III.1.6. Analisis Data ... 45

III.1.7. Analisis Kebutuhan Fungsional ... 46

III.2. Perancangan Sistem ... 120

III.2.1. Perancangan Data ... 120

III.2.2. Perancangan Arsitektur Menu ... 125

III.2.3. Perancangan Antar Muka ... 126

III.2.4. Jaringan Semantik ... 150

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 153

IV.1. Implementasi Sistem ... 153

IV.1.1. Lingkungan Implementasi ... 153

IV.1.2. Implementasi Data ... 154

IV.1.3. Implementasi Antarmuka ... 159

IV.2. Pengujian Perangkat Lunak ... 160

IV.2.1. Rencana Pengujian ... 160

IV.2.2. Skenario Pengujian ... 161


(4)

viii


(5)

197

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Syaripudin, Interviewee, KAUR SUBBAG BIN OPS POLRESTABES

BANDUNG. [Wawancara]. 10 02 2014.

[2] POLRESTABES Bandung, “ANEV (Analisa dan Evaluasi) Tindak Kriminalitas Bandung,” Bandung, 2014.

[3] Z. H. A, Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007, p. 25.

[4] I. Sommerville, Software Engineering, Eight Edition ed., Addison Wesley, 2007.

[5] H. M. Jogianto, Pengenalan Komputer, Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2000. [6] D. Bgordon, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1,

Jakarata: PT. Pustaka Binawan Presindo, 1992.

[7] A. Gumilang, Kriminalistik Pengetahuan Tentang Teknik dan Taktik Penyidikan, Bandung: Angkasa, 1991.

[8] Z. Habibi, “Citizen Journalism,” Jurnal Komunikasi, vol. 1, no. 2, p. 10, 2007.

[9] J-LAB, “JLAB Knight Community News Network,” Knight Foundation, [Online]. Available: http://www.kcnn.org/principles/. [Diakses 26 04 2014]. [10] C. Janssen, “Techopedia,” Janalta Interactive Inc, [Online]. Available:

http://www.techopedia.com/definition/24200/object-relational-mapping--orm. [Diakses 17 April 2014].

[11] J. HM, Analisis & Disain Sistem Informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, 2nd penyunt., Yogyakarta: ANDI, 2001, p. 809. [12] E. Yourdon, Modern Structured Analysis, United States Of America:


(6)

[13] A. H. Sutopo, Analisis dan Desain Berorientasi Objek, Yogyakarta: J&J Learning, 2002.

[14] D. Irwanto, Perancangan Object Oriented Software dengan UML, Yogyakarta: Andi, 2006.

[15] K. Hamilton dan R. Miles, Learning UML 2.0, O'Reilly, 2006, p. 286.

[16] P. Pramudya, Membuat Aplikasi Untuk Windows Phone, Bandung: ANDI, 2011.

[17] 3scale, “What is an API? Your Guide To The Internet Business [R]evolution,” 3scale, infrastructure for the programmable web, pp. 4-5, 2011.

[18] D. PENG, L. CAO dan W. XU, “Using JSON for Data Exchanging in Web Service Applications,” Journal of Computational Information Systems, vol. 7, no. 16, 2011.

[19] A. Sunyoto, “API LOCATION (JSR 179): STANDAR PENENTUAN POSISI UNTUK TELEPON SELULER BERKEMAMPUAN JAVA,”

JURNAL DASI, vol. 10, no. 1, pp. 1-2, 2009.

[20] T. E. Ruseeffendi, Dasar-dasar penelitian pendidikan dan bidang non-eksakta lainnya, Bandung: Tarsito, 2005.

[21] M. Fowler, UML Distiled Third Edition : A Brief Guide To The Standard Object Modeling Language, Addison-Wesley, 2003.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembangunan Perangkat Lunak Crimezone Untuk POLRESTABES Bandung Pada Platform Windows Phone ” sebagai syarat untuk menyelesaikan program

studi Strata I Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer pada Universitas Komputer Indonesia dengan sebaik-baiknya.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT yang saya cintai, yang telah memberi karunia, hidayah, kesehatan, kesabaran, kekuatan, petunjuk dan kemudahan selama menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah terucap dari hati yang paling dalam. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW.

2. Almarhumah Ibu yang selalu saya cintai, rindukan, banggakan, dan selalu menjadi motivasi terdalam saya untuk melakukan yang terbaik di setiap kesempatan. Beliau yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik di sepanjang hidupnya tidak perduli sesulit, sesakit apapun kondisi dirinya sendiri yang terpenting hanya agar saya bahagia, Beliau yang telah banyak memberikan arti dan ilmu hidup agar saya dapat menjadi seseorang yang bermanfaat kelak, Beliau yang tidak bosan-bosannya mendengar segala keluh kesah dan selalu menenangkan saya di sepanjang hidupnya, Beliau yang terus berusaha untuk menjaga saya hingga akhir hayatnya, Beliau yang tidak akan pernah saya lupakan setiap jasa dan pengorbanannya. Semoga skripsi ini adalah sebuah proses dan hasil yang dapat membuat Ibu bangga dengan perjuangan ibu selama ini membesarkan saya. Ibu walaupun ada dan tiada, engkau akan selalu ada di dalam hati ini. Doa terucap dari hati yang paling


(8)

iv

selalu memberikan masukan dan motivasi bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Doa dan perjuangan kalian bagi saya selama ini adalah sebab saya dapat terus bertahan dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik di setiap kesempatan, termasuk menyelesaikan skripsi ini dengan proses dan hasil yang baik pula.

4. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T. selaku dosen pembimbing dan ketua Divisi Codelabs yang telah sabar membimbing serta memberikan pengarahan selama skripsi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Beliau yang telah banyak memberikan pengalaman dan ilmu baru dalam hidup ini, Beliau yang tidak lelah untuk selalu mengingatkan diri ini ketika salah, Beliau yang selalu ingin memastikan setiap anak didiknya berhasil dan menjadi orang yang bermanfaat bagi keluarga serta masyarakat. 5. Bapak Andri Heryandi, S.T., M.T. selaku dosen reviewer yang telah

memberikan masukan dan arahan yang sangat bermanfaat selama perbaikan perangkat lunak ini.

6. Ibu Ken Kinanti, S.Kom. sebagai dosen penguji tiga selama sidang skripsi berlangsung.

7. Ibu Dian Dharmayanti, S.Kom., M.T. selaku dosen wali IF-2 angkatan 2010. 8. Aditia Rakhmat Sentiaji sebagai senior developer yang telah banyak

memberikan arahan selama proses pengembangan perangkat lunak pada platform windows phone.

9. Mexan Juadha, Rizki Adam Kurniawan, Aditia Rakhmat Sentiaji, Abdu Sofyan Baihaqi, Aldy Ginanjar, Deudi Ramadhan yang telah berjuang bersama-sama dalam skripsi ini.

10. Rekan-rekan developer Unikom Codelabs yang telah memberikan arahan dan masukan dalam proses pembangunan perangkat lunak ini.


(9)

v

11. Seluruh Dosen dan Staf pengajar jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

12. Teman-teman kelas IF-2 angkatan 2010 yang telah bersama-sama melewati masa-masa perkuliahan selama 4 tahun.

13. Semua pihak yang terlibat dan ikut membantu dalam skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

14. Wulan Fitriani sebagai partner hidup yang selalu mendukung di setiap langkah yang saya ambil, mengingatkan serta memberikan motivasi untuk bersama-sama dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Harapan dan semangat yang terus diberikan sangat berdampak besar dan positif dalam pengerjaan skripsi ini.

Sangat disadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk pengembangan ke arah yang lebih baik.

Wassalam.

Bandung, Agustus 2014


(10)

NIM : 10110090

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 15 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Tanjung RT. 04 RW. 05 Desa Tanjungsari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

Nomor Telepon : 081322077110

Email : muhamadnurawaludin@outlook.com

PENDIDIKAN

1996 – 2002 : SDN Tanjungsari II Bandung

2002 – 2005 : SMPN 1 Banjaran

2005 – 2008 : SMAN 13 Bandung

2010 – 2014 : Program Strata 1 (S1) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Kriminalitas adalah sebuah permasalahan yang sering disajikan di berbagai media, baik itu media elektronik sampai media cetak. Hal ini terjadi baik di kota besar sampai kota kecil tentunya dari tindak kriminal ringan hingga berat. Bandung adalah satu kota diantaranya yang memiliki tingkat kriminalitas yang cukup tinggi. Hal ini terbukti bahwa rata-rata telah terjadi sekitar 80 kasus tindak kriminalitas konvensional di kota Bandung setiap minggunya, yang salah satunya disebabkan karena kurangnya kewaspadaan masyarakat kota Bandung itu sendiri [1].

Berdasarkan laporan ANEV (analisa dan evaluasi) tindak kriminalitas di POLRESTABES Bandung didapat bahwa dari total 67 kejahatan konvensional seperti pencurian, penganiayaan, pemerasan, serta pembunuhan yang terjadi pada minggu kedua bulan maret 2014, hanya 21 kasus saja yang berhasil diselesaikan oleh pihak POLRESTABES Bandung [2]. Banyaknya korban berjatuhan dan hanya sebagian kecil pelaku yang bisa ditangkap tidak hanya disebabkan oleh karena ada kesempatan, akan tetapi disebabkan juga oleh kurang cepatnya tindakan akan tindak kejahatan yang terjadi dari pihak terkait khususnya POLRESTABES Bandung. Sementara itu proses pelaporan dari masyarakat akan tindak kejahatan diharuskan melalui sebuah prosedur yang memakan waktu cukup lama. Hal ini juga mencerminkan bahwa sosialisasi POLRESTABES Bandung akan tindak kejahatan belum merata di semua lapisan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut timbullah dugaan untuk membangun sebuah media baru yang mudah untuk diakses kapan dan di mana saja seperti smartphone

dengan tujuan agar bisa ikut serta membantu pihak POLRESTABES Bandung untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan tindak kriminalitas yang terjadi di sekitarnya. Adapun platfrom yang digunakan sebagai pilot project

adalah berbasis windows phone dengan pertimbangan bahwa belum adanya aplikasi sejenis di platform tersebut.


(12)

Crimezone adalah sebuah aplikasi mobile dengan sistem operasi windows phone yang akan dibangun untuk menjadi solusi dari permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya. Pengguna dapat mengetahui di mana saja titik rawan kejahatan di kota Bandung berdasarkan data terbaru dari pihak POLRESTABES Bandung ataupun masyarakat lainnya beserta kegiatan penyuluhan terkait pencegahan tindak kejahatan yang dilakukan oleh POLRESTABES Bandung. Selain itu pengguna juga dapat melaporkan tindak kejahatan yang dilihat atau dirasakan sendiri secara lebih cepat tanpa terbatas waktu dan tempat.

I.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana membangun perangkat lunak mobilecrimezone pada platform windows phone.

I.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun perangkat lunak

mobilecrimezone pada platform windows phone. Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mempermudah masyarakat dalam pelaporan tindak kejahatan.

b. Mempermudah masyarakat dalam mengetahui informasi akan tindak kejahatan di sekitarnya.

c. Membantu menyebarluaskan sosialisasi POLRESTABES Bandung akan tindak kejahatan kepada masyarakat kota Bandung.

I.4. Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perangkat lunak yang dibangun bersifat publik akan tetapi data uji yang dilakukan berdasarkan data dari POLRESTABES Bandung.

2. Data kejahatan yang digunakan hanya kejahatan yang bersifat konvensional serta terjadi di tempat umum seperti pemerkosaan, pembunuhan, perampokan, dan sebagainya.


(13)

3

4. Pendekatan rekayasa perangkat lunak yang digunakan adalah Structure Analysis and Design (SAD) untuk sub sistem web, serta Object Oriented

Analysis and Design (OOAD) untuk sub sistem mobile.

I.5. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian terapan. Di mana metode ini bertujuan agar hasilnya dapat dipergunakan atau diimplementasikan langsung dalam mengatasi berbagai masalah nyata di dalam kehidupan. Masalah yang biasanya diangkat adalah masalah yang terdapat di dalam sebuah organisasi, perusahaan ataupun masyarakat. Penelitian ini sendiri dikelompokkan menjadi dua yaitu penelitian rekayasa dan penelitian non rekayasa. Di dalam penelitian rekayasa salah satu produk yang dihasilkan adalah perangkat lunak bukan lagi teori [3]. Hal tersebut sesuai dengan tujuan akhir dari penelitian ini yaitu menghasilkan sebuah perangkat lunak yang dapat mengatasi masalah di dalam masyarakat. Pada penelitian ini sendiri metode yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu metode pengumpulan data dan metode pembangunan perangkat lunak.

I.5.1. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari tiga cara pengumpulan data, yaitu:

1. Studi literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data melalui pengkajian literatur, jurnal, paper, dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian. Studi literatur ini sendiri bertujuan agar teori yang didapatkan bisa membuat penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah dan layak. Adapun literatur yang digunakan terdiri dari buku “Software Engineering” yang ditulis

oleh Ian Sommerville dan buku “Membuat Aplikasi Untuk Windows phone” yang

ditulis oleh Puja Pramudya serta tentunya buku dan jurnal-jurnal lainnya yang berkaitan dengan ilmu informatika maupun yang membahas kriminalitas.


(14)

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil. Di mana observasi ini dilakukan di POLRESTABES Bandung, juga di sekitar wilayah jalan pasopati, stasiun kereta api, jalan pahlawan sampai daerah sekitar mal-mal yang ada di kota Bandung. Observasi ini dilakukan untuk lebih mengetahui kinerja pihak POLRESTABES Bandung dalam upayanya menekan angka kriminalitas di kota Bandung. Serta bagaimana sikap masyarakat kota Bandung untuk ikut berpartisipasi menekan angka kriminalitas tersebut seperti memarkir kendaraannya ditempat yang seharusnya guna mengurangi tindakan pencurian kendaraan bermotor.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil. Adapun dalam penelitian ini responden yang terlibat adalah staff yang berada di lingkungan POLRESTABES Bandung seperti bagian HUMAS, TIPOL, BAG OPS serta BIMNAS. Wawancara yang dilakukan lebih mengarah kepada apa saja yang sudah dilakukan pihak POLRESTABES Bandung guna menekan angka kriminalitas di kota Bandung serta apa saja hambatan yang dirasakan selama ini yang berhubungan dengan kriminalitas yang terjadi di kota Bandung.

I.5.2. Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Dalam pembangunan aplikasi ini menggunakan waterfall model sebagai tahapan pengembangan perangkat lunaknya. Adapun proses tersebut antara lain [4]:

a. Requirement analysis and definition

Tahap requirement analysis and definition adalah tahap di mana pengumpulan kebutuhan telah terdefinisi secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.


(15)

5

b. System and software design

Tahap system and software design merupakan tahap mendesain perangkat lunak yang dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.

c. Implementation and unit testing

Tahap implementation and unit testing merupakan tahap hasil desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji berdasarkan unit-unitnya.

d. Integration and system testing

Tahap integration and system testing merupakan tahap penyatuan unit- unit program kemudian sistem diuji secara keseluruhan.

e. Operation and maintenance

Tahap operation and maintenance merupakan tahap mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi yang sebenarnya.

Keterkaitan tahapan-tahapan pengembangan perangkat lunak tersebut dapat dilihat pada gambar I.1 berikut:

Requirement Defintion

System And Software Design

Operation And Maintetance Integration And

System Testing Implementation

And Unit Testing


(16)

I.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Bab I Pendahuluan

Bab I akan membahas tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan penelitian yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II akan membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik pembangunan aplikasi mobile yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis pembangunan aplikasi mobile crimezone. Bisa disimpulkan bahwa bab ini membahas segala sesuatu yang nantinya bisa dijadikan pegangan dalam pembangunan aplikasi mobile crimezone dimulai dari teori permasalahan yang diangkat hingga konsep dasar pembuatan dokumen juga tools

yang digunakan dalam pembangunan aplikasi mobile crimezone atau bisa juga disebut sebagai bahan dasar untuk menyusun bab III nantinya.

3. Bab III Analisis dan Perancangan Sistem

Bab III akan membahas tentang analisis sistem, pengguna, analisis pemecahan masalah, analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional, serta perancangan sistem untuk pembangunan aplikasi mobile crimezone pada perangkat windows phone.

4. Bab IV Implementasi dan Pengujian Sistem

Bab IV akan memaparkan hasil implementasi analisis pada BAB III dan perancangan sistem yang dilakukan, serta hasil pengujian sistem untuk mengetahui apakah aplikasi mobile crimezone yang dibangun sudah memenuhi kebutuhan.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab V berisi kesimpulan dan saran yang merupakan jawaban yang melatar belakangi masalah pada BAB I, juga saran untuk perbaikan dan menindaklanjuti hasil penelitian yang nantinya akan berguna bagi pengembang perangkat lunak ini kedepannya.


(17)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tinjauan Tempat Penelitian

Tinjauan tempat penelitian adalah untuk mengetahui keadaan di tempat penelitian diantaranya adalah sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi serta deskripsi kerja dari pihak yang nantinya terlibat ke dalam sistem.

II.1.1. Sejarah Singkat Tempat Penelitian

Bangunan gedung MAPOLWILTABES Bandung yang bertempat di Jl. Merdeka No. 16,18 dan 20 Bandung didirikan pada tahun 1866, dulunya berfungsi sebagai sekolah guru (Kweekschool Voor Inlandsche Onderwijerz) yang didirikan atas inisiatif seorang Belanda bernama K.F. Hole sebagai administratur Perkebunan Teh Waspada di Gunung Cikuray, Bayongbong Garut. Di sekolah inilah pernah belajarnya tokoh-tokoh nasional seperti Abdulharis Nasution, Otto Iskandardinata dan lainnya. Sejarah berdirinya POLWILTABES Bandung dimulai pada tahun 1966, di mana belum adanya polsekta-polsekta, kepolisian di Bandung pada tahun tersebut berdiri dengan nama KOMTABES-86 Bandung dengan pembagian wilayah hukum pada saat itu terdiri dari:

1. Seksi I di Jl. Dalam Kaum, Alun-alun Bandung 2. Seksi II di Jl. Sawung Galing Bandung

3. Seksi III di Jl. Pasirkaliki Bandung

4. Seksi IV di Jl. Asia Afrika (Simpang Lima) Bandung

Pada tahun 1970, nama KOMTABES-86 Bandung diganti namanya menjadi POLTABES Bandung dengan pembagian wilayah hukum pada saat itu terdiri dari 16 POLSEKTA.

Setelah 18 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1988 di mana Kotamadya Bandung mengalami pemekaran, nama POLTABES Bandung dirubah menjadi POLWILTABES Bandung (Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung) dan membawahi tiga Kepolisian Resort Kota (POLRESTA), sedangkan masing-masing


(18)

POLRESTA membawahi beberapa POLSEKTA yang dapat dilihat pada tabel II.1 berikut:

Tabel II.1 Tabel Pembagian Wilayah POLWILTABES Bandung

No. POLRESTA Bandung Barat

POLRESTA Bandung Tengah

POLRESTA Bandung Timur 1 POLSEKTA Andir POLSEKTA Regol POLSEKTA Cibiru 2 POLSEKTA Cicendo POLSEKTA Cidadap POLSEKTA Rancasari 3 POLSEKTA Sukasari POLSEKTA Coblong POLSEKTA Antapani 4 POLSEKTA Astana Anyar POLSEKTA Lengkong POLSEKTA Arcamanik 5 POLSEKTA Bandung Kulon POLSEKTA Kiaracondong POLSEKTA Buah Batu 6 POLSEKTA Babakan Ciparay POLSEKTA Bandung

Wetan

POLSEKTA Bandung Kidul

7 POLSEKTA Bojongloa Kidul POLSEKTA Sumur Bandung

POLSEKTA Ujung Berung

8 POLSEKTA Bojongloa Kaler POLSEKTA Cibeuying Kaler

POLSEKTA Gede Bage

9 POLSEKTA Cibeunying

Kidul

Kemudian ada perubahan nama POLSEK di wilayah Bandung Timur berdasarkan surat keputusan KAPOLDA Jawa Barat No. Pol.: SKEP/567/VIII/2007 Tanggal 28 Agustus 2007 tentang Perubahan Nama POLSEK Jajaran POLDA Jabar, sebagai berikut:

1. Nama POLSEK kota Cicadas berubah menjadi POLSEK kota Antapani. 2. Nama POLSEK kota Margacinta berubah menjadi POLSEK kota Buah Batu. 3. Penambahan POLSEKTA yaitu POLSEK kota Gede Bage.

Kemudian pada tahun 2010 ada perubahan lagi POLWILTABES di rubah menjadi POLRESTABES berdasarkan KEP KAPOLRI nomor: KEP/366/VI/2010 tanggal 15 Juni 2010 tentang validasi POLRESTA Bandung Barat, POLRESTA Bandung Tengah, dan POLRESTA Bandung Timur yang membawahi 27 POLSEK.

II.1.2. Visi dan Misi POLRESTABES Bandung


(19)

9

II.1.1.1.Visi POLRESTABES Bandung

Visi dari POLRESTABES Bandung dalam memberikan pelayanan prima adalah:

1. Perlindungan, pengayoman serta pelayanan masyarakat secara mudah serta responsif untuk dukung visi pemerintahan kota Bandung yang BERMARTABAT (bersih, makmur, taat dan bersahabat) dengan memberantas penyakit masyarakat serta perbuatan-perbuatan tercela lainnya yang bertentangan dengan moral, agama, serta budaya masyarakat.

2. Penegakan hukum yang profesional dan proporsional serta bermoral yang selalu menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM.

3. Perbaikan pola sikap dan pola tindak dalam pelaksanaan tugas sesuai kewenangan agar sekaligus dapat mendukung visi dari pemerintah kota Bandung yang aman, tertib, dan disiplin masyarakatnya.

4. Meningkatkan kinerja anggota POLRESTABES Bandung agar lebih profesional serta proporsional sehingga dapat dipercaya dan didukung kuat oleh masyarakat dengan cara menyelesaikan semua perkara yang ditangani secara tuntas juga transparan.

II.1.1.2.Misi POLRESTABES Bandung

Misi dari POLRESTABES Bandung guna meningkatkan kepuasan pelayanan kepada masyarakat adalah:

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM anggota POLRI maupun PNS POLRESTABES Bandung yang profesionalisme, bermoral, dan modern melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh masing-masing fungsi.

2. Mengembangkan potensi keamanan melalui perpolisian masyarakat dengan membangun kemitraan antara Polisi dan masyarakat pada POLRES dan POLSEK jajaran POLRESTABES Bandung.

3. Perlindungan, pengayoman serta pelayanan masyarakat secara mudah serta responsif untuk dukung visi pemerintahan kota Bandung yang BERMARTABAT (bersih, makmur, taat dan bersahabat) dengan memberantas


(20)

penyakit masyarakat serta perbuatan-perbuatan tercela lainnya yang bertentangan dengan moral, agama serta budaya masyarakat.

4. Penegakan hukum yang profesional dan proporsional serta bermoral yang selalu menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM.

5. Perbaikan pola sikap dan pola tindak dalam pelaksanaan tugas sesuai kewenangan agar sekaligus dapat mendukung visi dari Pemerintah Kota Bandung yang aman, tertib, dan disiplin masyarakatnya.

6. Meningkatkan kinerja anggota POLRESTABES Bandung agar lebih profesional serta proporsional sehingga dapat dipercaya dan didukung kuat oleh masyarakat dengan cara menyelesaikan semua perkara yang ditangani secara tuntas juga transparan.

7. Melaksanakan pengembangan strategi keamanan dan ketertiban melalui deteksi dini dan cipta kondisi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat.

8. Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk ikut memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di wilayah hukum POLRESTABES Bandung.

9. Meningkatkan kerjasama dengan semua pihak dalam rangka mewujudkan dukungan positif dari semua pihak.

II.1.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di POLRESTABES Bandung dapat dilihat pada gambar II.2 berikut:


(21)

11

Pada struktur organisasi tersebut bagian yang akan terlibat ke dalam sistem adalah bagian OPS (operasional), di mana bagian ini membawahi tiga bagian yaitu Subbagian Pembinaan Operasi (SUBBAG BIN OPS), Sub bagian Pengendalian Operasi (SUBBAG DAL OPS), dan Sub bagian Hubungan Masyarakat (SUBBAG HUMAS).

II.1.4. Deskripsi Kerja

Deskripsi kerja bagian di dalam struktur organisasi yang nantinya terlibat ke dalam sistem adalah bagian OPS. Di mana tugas bagian OPS ini adalah:

1. Menyelenggarakan administrasi dan pengawasan operasional. 2. Perencanaan dan pengendalian operasi kepolisian.

3. Pelayanan fasilitas dan perawatan tahanan.

4. Pelayanan atas permintaan perlindungan saksi/korban kejahatan.

5. Permintaan bantuan pengamanan proses peradilan dan pengamanan khusus lainnya.

6. Pengelolaan informasi dan dokumentasi kegiatan POLRESTABES Bandung. Adapun deskripsi kerja subbagian yang terdapat di dalam Bag. OPS itu sendiri adalah:

1. Subbagian Pembinaan Operasi (SUBBAG BIN OPS) yang bertugas:

a. Menyusun perencanaan operasi dan pelatihan praoperasi serta menyelenggarakan administrasi operasi.

b. Melaksanakan koordinasi antar fungsi instansi atau lembaga terkait dalam rangka pelaksanaan pengamanan kegiatan masyarakat dan pemerintah. c. Membuat laporan rutin serta insidentil, pengelolaan administrasi fungsi,

rencana kegiatan, penetapan juga kontrak, kinerja fungsi dan melaksanakan tugas dinas kepolisian lainnya.

2. Subbagian Pengendalian Operasi (SUBBAG DAL OPS) yang bertugas: a. Melaksanakan pengendalian operasi dan pengamanan kepolisian.

b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data pelaporan operasi kepolisian serta kegiatan pengamanan.


(22)

c. Mengendalikan pelaksanaan pengamanan markas di lingkungan POLRESTABES Bandung.

d. Melaksanakan tugas dinas kepolisian lainnya.

3. Subbagian Hubungan Masyarakat (SUBBAG HUMAS), yang bertugas:

a. Mengumpulkan dan mengolah data, serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan kepolisian yang berkaitan dengan penyampaian berita di lingkungan POLRESTABES Bandung.

b. Meliput, memantau, memproduksi, dan mendokumentasikan informasi yang berkaitan dengan tugas POLRESTABES Bandung.

c. Melaksanakan tugas dinas kepolisian lainnya.

II.2. Landasan Teori

Subbab ini berisikan teori - teori pendukung yang digunakan dalam proses analisis dan implementasi pada permasalahan yang diangkat dalam pembangunan perangkat lunak mobile crimezone.

II.2.1. Sistem Informasi

Penjelasan bagaimana sampai terbentuknya sebuah sistem informasi atau berbagai komponen di dalam sistem informasi itu sendiri adalah [5]:

1. Konsep Dasar Sistem

Sistem adalah sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry FithGerald pengertian konsep dasar sistem adalah:

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu” [5].

Sistem ini sendiri terdiri dari elemen-elemen pendukung di dalamnya yang berupa komponen fisik seperti orang, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Selain itu sistem juga mempunyai karakteristik atau sifat tertentu yaitu:

1. Komponen: komponen terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama hingga membentuk satu kesatuan. Setiap sistem


(23)

13

tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau sub sistem, di mana subsistem ini berguna untuk menajalankan suatu fungsi tertentu di dalam sistem dan pastinya mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem: batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dilihat sebagai suatu kesatuan. Bisa disimpulkan bahwa batas suatu sistem itu sendiri menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem: lingkungan luar sistem adalah segala sesuatu diluar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem itu sendiri baik itu bersifat menguntungkan ataupun merugikan.

4. Penguhubung Sistem (interface): penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan sub sistem lainnya sehingga dapat terbentuk suatu kesatuan atau sistem, dengan kata lain melalui media penghubung ini output dari suatu sub sistem akan menjadi input dari sub sistem lainnya.

5. Masukan Sistem (input): masukan sistem merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan yang dimaksud dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input itu sendiri adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi sedangkan

signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran (output). 6. Keluaran Sistem (output): keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang

diolah oleh sistem. Contoh sederhananya adalah data merupakan hasil olahan dari suatu program di dalam komputer.

7. Pengolahan Sistem (process): pengolahan sistem merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sasaran Sistem: sasaran ataupun tujuan sistem adalah hal yang pasti harus dimiliki oleh sebuah sistem karena ini akan mempengaruhi input yang dibutuhkan maupun output yang akan dihasilkan nantinya. Di mana


(24)

keberhasilan dari suatu sistem itu sendiri ditentukan dari sasaran atau tujuan yang tercapai.

Ketika tujuan dari sistem telah tercapai sebenarnya perlu dilakukan pengembangan yang terus menerus. Adapun hal mendasar yang mempengaruhi pengembangan sebuah sistem adalah produktifitas, realibilitas, dan maintabilitas.

Di mana ketiga hal tersebut mencakup sumber daya manusia dan teknologi yang berkualitas agar terus bisa melakukan pengembangan dan perawatan secara maksimal terhadap suatu sistem [5].

2. Konsep Dasar Informasi

Secara singkat informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan berguna untuk pengambilan keputusan saat ini atau di masa mendatang, dengan kata lain ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi di dalamnya yaitu input, proses, dan output. Kualitas informasi itu sendiri tergantung dari 3 hal yaitu: akurat, tetap pada waktunya, dan relevan [5]. Di mana bisa disimpulkan bahwa sebuah informasi itu harus berdasarkan fakta, cepat disampaikan, dan memiliki manfaat bagi masyarakat. 3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Menurut Robert A. Leitch pengertian sistem informasi adalah:

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan” [6].

Bisa disimpulkan bahwa sistem informasi dalam suatu organisasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.


(25)

15

II.2.2. Kriminalitas

Kriminalitas adalah suatu perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan penderita (korban), juga sangat merugikan masyarakat, yaitu berupa hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban. Menurut M.A. Elliat kriminalitas adalah:

“Kriminalitas atau kejahatan adalah suatu problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum sehingga dapat dijatuhi hukuman. Hukuman itu sendiri bisa berupa hukuman penjara, hukuman mati, hukuman denda dan lain-lain” [7].

Pengertian kriminalitas menurut Mr. W.A. Bonger adalah:

“Kriminaltias adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh tantangan dengan sadar dari negara berupa pemberian penderitaan” [7]. Kriminalitas atau kejahatan pada hakekatnya timbul karena karakter manusia yang melakukan kejahatan, kemiskinan, kesempatan kerja, dan faktor lain yang membuka peluang seseorang untuk berbuat jahat seperti sedikitnya patroli polisi, keadaan jalan & lingkungan, kepadatan penduduk, nilai harta penduduk, frekuensi ronda, juga efektivitas lembaga kejaksaan dan kehakiman. Pendapat lain mengemukakan bahwa faktor personal, faktor sosial, dan faktor situasional dapat menyebabkan munculnya kejahatan. Faktor personal mencakup faktor biologis (umur, jenis kelamin, mental, dan lain-lain), faktor psikologis (agresivitas, kecerobohan, dan keterasingan), faktor sosial terkait dengan faktor imigran, minoritas, dan pekerjaan sedangkan faktor situasional antara lain situasi konflik, tempat, dan waktu. Selain itu ada juga faktor utama yang cenderung menimbulkan perilaku kriminal yaitu nafsu dan emosi yang tidak terkendali, kemiskinan, dan rendahnya standar nilai-nilai sosial masyarakat. Bahkan kejahatan itu sendiri bisa disebabkan karena bakat, kegemaran atau hobi dari orang itu sendiri.

Salah satu jenis kejahatan yang selalu terjadi hampir setiap hari adalah kejahatan yang bersifat konvensional. Di mana kejahatan ini bercirikan dengan adanya alat bukti fisik serta biasanya pelaku juga korban berada dalam satu tempat kejadian. Bisa disimpulkan bahwa kejahatan ini merupakan jenis kejahatan


(26)

atau tindak kriminal yang dilakukan secara konvensional seperti perampokan, pencurian, pembunuhan, dan sebagainya [7].

II.2.3. Citizen Journalism

Konsep dasar dalam citizen journalism yaitu memposisikan audience

sebagai produsen berita juga, bukan hanya konsumen pasif seperti selama ini berjalan dalam prosedur kerja jurnalisme tradisional berbasis media massa. Di sini berarti posisi antara jurnalis sebagai pencari dan penulis berita, narasumber sebagai sumber berita dan audience sebagai konsumen berita sudah tidak berlaku. Antara produsen dan konsumen berita tidak bisa lagi diidentifikasi secara rinci karena setiap orang dapat memerankan keduanya. Intinya, dalam citizen journalism yang diutamakan adalah peran aktif masyarakat dalam proses untuk mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyajikan berita [8].

II.2.4. Prinsip Citizen Journalism

Prinsip dalam citizen journalism terdiri dari 5 komponen, yaitu sebagai berikut [9]:

1. Akurat: keakuratan dari sebuah berita adalah titik awal dari semua kegiatan jurnalis atau singkatnya adalah kegiatan memeriksa kembali fakta yang sudah didapatkan sebelumnya. Akurat disini berarti juga dapat memisahkan apakah sebuah informasi itu berupa fakta atau fiktif belaka.

2. Ketelitian: kecermatan atau ketelitian dalam penyampaian sebuah berita berarti teliti dalam menerima informasi, teliti dalam mempercayai sumber informasi. Dapat disimpulkan disini bahwa untuk satu berita atau topik yang akan dipublikasikan harus dipelajari dari berbagai sumber informasi, artinya tidak hanya merujuk kepada satu informasi saja.

3. Kejujuran: bagi semua jurnalis yang baik kejujuran adalah suatu keharusan. Di mana satu berita yang dipublikasikan harus seimbang dan pembaca tidak merasa dibohongi karena fakta sebenarnya tidak sesuai dengan berita yang ditampilkan. Kejujuran di sini juga berarti mau mendengarkan orang lain


(27)

17

dalam berpendapat tentang informasi yang disampaikan, sehingga dapat diketahui salah atau benarnya suatu informasi dari sudut pandang orang lain. 4. Transparan: penyajian sebuah berita seharusnya berasal dari berbagai

informasi guna mendukung keakuratan berita tersebut. Oleh karena itu transparan disini berarti berbagai sumber informasi tersebut harus ditampilkan jika memang sebuah keharusan, agar tidak ada permasalahan di kemudian hari.

5. Kebebasan: penyajian sebuah berita seharusnya tidak terikat oleh kelompok mana pun karena tekanan dari pihak lain salah satunya dapat digunakan untuk menghakimi pihak lainnya.

II.2.5. Object Relational Mapping

Object Relational Mapping (ORM) adalah suatu teknik pemrograman

yang digunakan untuk menghubungkan kode objek dengan database relasional. Kode objek ditulis dalam bahasa berorientasi objek pemrograman (OOP) seperti Java atau C#. Konsep ORM adalah melakukan pemetaan dari tabel menjadi objek. Kolom-kolom yang ada pada tabel nantinya akan menjadi variabel-variabel dalam objek tersebut. Satu objek mewakili satu baris. Karena merupakan objek, untuk mengakses beberapa baris sekaligus dapat disamakan dengan mengakses array dari objek tersebut. ORM memiliki kemampuan untuk menciptakan objek

database virtual, yaitu suatu model database yang direpresentasikan ke dalam sebuah objek pada bahasa pemrograman OOP. Adapun kelebihan yang dimiliki oleh ORM adalah mempercepat pengembangan program. Contohnya yaitu mengurangi perulangan kode query, dan memudahkan pemakaian karena tabel yang ada sudah tersusun dalam bentuk objek. Singkatnya ORM ini adalah sebuah konsep untuk menggabungkan metode pemrograman database dengan konsep


(28)

II.2.6. Structure Analysis and Design Technique

Structure analysis and design technique (SADT) merupakan metodologi pengembangan sistem terstruktur yang dikembangkan sejak tahun 1969. SADT memandang suatu sistem terdiri daru dua hal sebagai berikut:

1. Benda (objek, dokumen, atau data).

2. Kejadian (kegiatan yang diakukan oleh orang, mesin, atau perangkat lunak). Kelebihan yang dimiliki SADT adalah mudah dipelajari dan merupakan alat yang baik untuk digunakan sebagai komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem selama proses pengembangan sistem. Selain itu hasil dari desain sistem akan didapatkan dokumentasi yang baik. Sedangkan kekurangannya sendiri adalah gambaran analisis sistem beserta proses di dalam modul kurang terperinci karena metodologi ini hanya bagus untuk tahap analisis dan desain secara umum [11].

Beberapa alat yang dapat digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur adalah [11]:

1. Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. Di mana dalam DFD ini terdapat tiga jenis level yaitu diagram level 0 yang biasa dikenal dengan diagram konteks, diagram level 1 yang merupakan pemecahan dari diagram konteks dan memuat penyimpanan data, serta diagram rinci yang menguraikan proses yang ada di dalam diagram level 1. Kedalaman diagram rinci ini sendiri bersifat dinamis atau sesuai kompleksitas suatu sistem. Berikut adalah contoh dari ketiga jenis level tersebut yang terimplementasi pada aplikasi messenger.

Contoh diagram konteks dapat dilihat pada Gambar II.2 berikut.


(29)

19

Contoh DFD level 1 dapat dilihat pada Gambar II.3 berikut.

Gambar II.3 Contoh DFD level 1

Contoh DFD level 2 atau diagram rinci proses create dapat dilihat pada gambar Gambar II.4 berikut.

Gambar II.4 Contoh DFD level 2

2. Spesifikasi proses merupakan tabel yang menggambarkan deskripsi dan spesifikasi dari setiap proses pada pemodelan DFD sesuai kebutuhan sistem. Di mana penjelasannya itu sendiri dapat berupa naratif ataupun pseudo code tetapi tidak boleh mengkombinasikan kedua bahasa tersebut [12]. Contoh spesifikasi proses dapat dilihat pada Tabel II.2 berikut.


(30)

Tabel II.2 Contoh Spesifikasi Proses [12]

No Proses Keterangan

1. No Proses Menyatakan nomor proses Nama Proses Menyatakan nama proses

Source (Sumber) (Menyatakan sumber data input menuju

proses)

Input (menyatakan isi data yang masuk ke

proses)

Output (menyatakan informasi yang keluar dari

proses)

Destination (menatakan tujuan informasi output dari

proses)

Logika Proses (menyatakan algoritma dari proses)

3. Kamus data atau data dictionary adalah kumpulan fakta tentang data dan berbagai kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan kamus data analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di dalam sistem dengan lengkap. Pada tahap analisis sistem, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir ke sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di

Data Flow Diagram (DFD). Arus data di DFD itu sendiri sifatnya global yang

berarti hanya ditunjukkan nama arus datanya saja, sedangkan di dalam kamus data itu sendiri dapat dilihat keterangan yang lebih terperinci tentang struktur dari suatu arus data di DFD. Contoh kamus data dapat dilihat pada Tabel II.3 berikut.

Tabel II.3 Contoh Kamus Data [11]

Nama aliran data Nama data dari data yang digunakan

Where used/How used Daftar pada poin proses apa data digunakan

Keterangan Uraian singkat dari data yang digunakan

Struktur Data Daftar komponen data yang ada pada data yang digunakan

Deskripsi Jenis data dalam representasi komputer untuk masing-masing data.


(31)

21

II.2.7. Object Oriented Analysis and Design

Analisis dan Desain Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and

Design) adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan

model yang dibuat menurut konsep. Dasar pembuatannya sendiri adalah objek yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Alasan mengapa harus memakai metode beorientasi objek yaitu karena perangkat lunak itu sendiri yang bersifat dinamis, di mana hal ini disebabkan karena kebutuhan pengguna berubah dengan cepat. Selain itu bertujuan untuk menghilangkan kompleksitas transisi antar tahap pada pengembangan perangkat lunak, karena pada pendekatan berorientasi objek, notasi yang digunakan pada tahap analisis perancangan dan implementasi relatif sama tidak seperti pendekatan konvensional yang dikarenakan notasi yang digunakan pada tahap analisisnya berbeda-beda hal itu menyebabkan transisi antar tahap pengembangan menjadi kompleks. Di samping itu dengan pendekatan berorientasi objek membawa pengguna kepada abstraksi atau istilah yang lebih dekat dengan dunia nyata, karena di dunia nyata itu sendiri yang sering pengguna lihat adalah objeknya bukan fungsinya. Beda ceritanya dengan pendekatan terstruktur yang hanya mendukung abstraksi pada level fungsional. Adapun dalam pemrograman berorientasi objek menekankan berbagai konsep seperti: Class, Object, Abstract,

Encapsulation, Polymorphism, Inheritance dan tentunya UML (Unified Modeling

Language). UML (Unified Modeling Language) sendiri merupakan salah satu alat

bantu yang dapat digunakan dalam bahasa pemrograman berorientasi objek. Selain itu UML merupakan standard modeling language yang terdiri dari kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu para pengembang sistem (developer) dan software agar bisa menyelesaikan tugas-tugas seperti: Spesifikasi, Visualisasi, Desain Arsitektur, Konstruksi, Simulasi dan Testing. Dapat disimpulkan bahwa UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented Programming) [13].


(32)

Dokumentasi UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi objek yang 4 diantaranya adalah [14]:

1. Activity Diagram

Activity Diagram adalah sebuah tahapan yang lebih fokus kepada

menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses. Di mana biasanya dipakai pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses bisnis. Activity Diagram ini sendiri memiliki struktur diagram yang mirip flowchart atau data flow diagram pada perancangan terstruktur. Activity Diagram

dibuat berdasarkan sebuah atau beberapa use case pada use case diagram. Contoh activity diagram dapat dilihat pada Gambar II.5 berikut.


(33)

23

2. Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Di dalam use case diagram ini sendiri lebih ditekankan kepada apa yang diperbuat sistem dan bagaimana sebuah sistem itu bekerja. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case

merupakan bentuk dari sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke dalam sistem, posting, dan sebagainya, sedangkan seorang aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu [15]. Adapun komponen-komponen dalam use case diagram diantaranya:

a. Aktor

Aktor merupakan suatu entitas yang berkaitan dengan sistem tapi bukan dari bagian dalam sistem itu sendiri. Aktor berada diluar sistem namun berkaitan erat dengan fungsionalitas didalamnya. Aktor dapat memiliki hubungan secara langsung terhadap fungsi utama baik terhadap salah satu atau semua fungsionalitas utama. Aktor juga dapat dibagi terhadap berbagai jenis atau tingkatan dengan cara digeneralisasi atau dispesifikasi tergantung kebutuhan sistemnya. Aktor biasanya dapat berupa pengguna atau database yang secara pandang berada dalam suatu ruang lingkup sistem tersebut.

b. Use Case

Use case merupakan gambaran umum dari fungsi atau proses utama yang menggambarkan tentang salah satu perilaku sistem. Perilaku sistem ini terdefinisi dari proses bisnis sistem yang akan dimodelkan. Tidak semua proses bisnis digambarkan secara fungsional pada use case, tetapi yang digambarkan hanya fungsionalitas utama yang berkaitan dengan sistem. Use case menitik beratkan bagaimana suatu sistem dapat berinteraksi baik antar sistem maupun diluar sistem.


(34)

Gambar II.6 Contoh Use Case Diagram aktivitas nasabah di atm

3. Sequence Diagram

Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada

sebuah skenario. Diagram jenis ini memberikan kejelasan sejumlah objek dan pesan-pesan yang diletakkan diantaranya di dalam sebuah use case. Komponen utamanya adalah objek yang digambarkan dengan kotak segi empat atau bulat,

message yang digambarkan dengan garis penuh, dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical. Manfaat dari sequence diagram adalah memberikan gambaran detail dari setiap use case diagram yang dibuat sebelumnya [15]. Contoh sequence diagram dapat dilihat pada Gambar II.7 berikut.


(35)

25

4. Class Diagram

Class Diagram adalah sebuah class yang menggambarkan struktur dan penjelasan class, paket, dan objek serta hubungan satu sama lain. Class diagram juga menjelaskan hubungan antar class secara keseluruhan di dalam sebuah sistem yang sedang dibuat dan bagaimana caranya agar mereka saling berkolaborasi untuk mencapai sebuah tujuan [15]. Contoh class diagram dapat dilihat pada Gambar II.8 berikut.

Gambar II.8 Contoh Class Diagram sistem di universitas

II.2.8. Windows Phone

Windows Phone adalah sebuah mobile platform yang dikeluarkan oleh salah satu perusahaan IT ternama di dunia yaitu microsoft sekitar tahun 2010.

Windows phone sendiri disebut-sebut oleh microsoft sebagai a revolutionary new platform. Hal itu bisa dilihat dari antarmuka pengguna yang tampak lebih clean

dan fresh, dengan filosofi desain yang dinamakan metro, terinsiprasi dari tanda-tanda yang terdapat pada metro subway, antarmuka windows phone menunjukan ciri yang jelas, informasi yang mudah diperoleh, intuitif dan menggunakan simbol-simbol yang mudah dipahami. Disisi platform pengembangan sendiri

windows phone memiliki spesifikasi yang cukup mumpuni seperti layar sentuh, sensor GPS, accelerometer, kompas, cahaya, kamera, multimedia, GPU dengan


(36)

directX9, dan tiga hardware button. Adapun dalam pengembangan aplikasi di

windows phone sendiri dapat memilih dua platform yang popular dan modern yaitu Silverlight dan XNA. Selain itu sebuah aplikasi windows phone dapat mengakses web service secara langsung ataupun melalui kelas proxy yang dibangkitkan secara otomatis dari metadata yang melekat pada suatu service. Platform Silverlight itu sendiri dapat bekerja dengan berbagai data format seperti XML, JSON juga RSS, selain itu akses terhadap data dapat dilakukan dengan berbagai skenario seperti serialisasi, LINQ to XML, LINQ to JSON, atau

syndication. Kombinasinya itu sendiri tidak terbatas dan dapat digunakan sebagai kebutuhan [16].

II.2.9. API (Application Programming Interface)

Application Programming Interface (API) merupakan sekumpulan

perintah, fungsi, dan protocol yang dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak untuk sistem operasi tertentu. API memungkinkan programmer untuk menggunakan fungsi standar untuk berinteraksi dengan sistem operasi. API dapat menjelaskan cara sebuah tugas (task) tertentu dilakukan. Dalam pemrograman prosedural seperti bahasa C, aksi biasanya dilakukan dengan media pemanggilan fungsi. Karena itu, API biasanya menyertakan penjelasan dari fungsi/rutin yang disediakannya. Secara singkat API bisa diartikan sebagai abstraksi yang didefinisikan oleh deskripsi antarmuka dan perilaku antarmuka itu sendiri [17].

II.2.10. JSON (Javascript Object Notation)

JSON (JavaScript Object Notation) merupakan format yang ringan untuk memasukan data ke dalam sebuah variabel. Sangat mudah dimengerti dan diimplementasikan oleh manusia, selain itu mudah untuk komputer dalam melakukan parsingnya. JSON adalah struktur data yang universal, dalam artian bisa digunakan dalam berbagai bahasa pemrograman. Hampir semua bahasa pemrograman mendukung penuh JSON dalam berbagai format. Hal ini memungkinkan format data yang dapat dipertukarkan menggunakan bahasa pemrograman juga menggunakan dasar dari struktur JSON. Bisa disimpulkan


(37)

27

bahwa JSON sangat berguna saat kita sering melakukan pertukaran data pada sebuah aplikasi [18].

II.2.11. LBS (Location Based Service)

LBS (Location Based Services) adalah suatu mekanisme layanan yang menyediakan informasi tentang lokasi. Dalam mekanisme ini, pemanfaatan lokasi di mana device itu berada sekaligus berfungsi untuk menyediakan informasi mengenai lokasi di mana pengguna berada. Adapun perangkat yang terkenal untuk menginformasikan posisi adalah GPS (Global Positioning System). GPS itu sendiri menggunakan teknologi satelit yang dikelola oleh departemen pertahanan Amerika Serikat untuk dapat menginformasikan posisi. Informasi posisi juga dapat diperoleh dari perangkat yang digunakan sehari-hari seperti telepon seluler. Informasi posisi yang dimaksud dapat dikembangkan untuk mekanisme layanan membantu menemukan berbagai tempat yang dicari seperti titik rawan kejahatan, restoran maupun rumah sakit terdekat [19].

II.2.12. Skala Likert

Skala likert merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil pengujian angket atau kuesioner. Skala likert sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena. Skala likert meminta kepada responden untuk menjawab suatu pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), belum memutuskan (N), tidak setuju (T), dan sangat tidak setuju (ST). Untuk masing-masing jawaban mempunyai bobot nilai yang berbeda, adapun pemberian bobot nilai itu sendiri tergantung jenis pernyataan yang dapat dilihat pada Tabel II.4 berikut [20].

Tabel II.4 Tabel pemberian bobot nilai pada skala likert

Jenis Pernyataan

Bobot Pendapat

SS S N T ST

Positif 5 4 3 2 1


(38)

Ketika jawaban sudah dihitung berdasarkan bobot nilainya masing-masing, maka dilanjutkan menghitung rata-rata dari setiap konten pernyataan dan indikator pernyataan itu sendiri dengan menggunakan rumus:

Di mana n adalah jumlah responden, sedangkan x adalah jumlah konten nilai ataupun konten pernyataan. Sedangkan untuk menghitung rata-rata dari indikator, n akan berupa jumlah konten pernyataan, sedangkan x adalah jumlah dari konten indikator pernyataan.


(39)

193

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian aplikasi mobile crimezone pada platform

windows phone maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi mobile crimezone pada platform windows phone yang dibangun sebagian besar telah dapat membuat pelaporan tindak kejahatan oleh masyarakat menjadi lebih mudah dari sebelumnya.

2. Aplikasi mobile crimezone pada platform windows phone yang dibangun telah memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi tindak kejahatan yang terjadi di sekitarnya.

3. Aplikasi mobile crimezone pada platform windows phone yang dibangun telah ikut membantu pihak POLRESTABES Bandung dalam menyebarluaskan sosialisasi akan tindak kejahatan kepada masyarakat kota Bandung.

V.2. Saran

Aplikasi mobile crimezone yang dibangun merupakan pengembangan pertama aplikasi berkonsep citizen journalism pada platform windows phone. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengembangan-pengembangan ke arah yang lebih baik guna memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin bertambah. Adapun saran-saran terhadap pengembangan aplikasi mobile crimezone ke depan adalah sebagai berikut:

1. Melengkapi fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi mobile crimezone, seperti fitur filtering laporan kejahatan, serta fitur panggil polisi terdekat pada sub sistem mobile. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat dapat lebih mudah melihat informasi kejahatan berdasarkan jenis dan lokasinya, serta dapat meminta bantuan kepada polisi terdekat jika terjadi hal darurat yang mengancam keselamatan. Selain itu diperlukan fitur print laporan kejahatan pada sub sistem web, sehingga memudahkan pihak kepolisian dalam merekap


(40)

dengan laporan polisi saat ini.

2. Mengembangkan aplikasi mobile crimezone tidak hanya dapat digunakan di wilayah kota Bandung saja, akan tetapi dapat digunakan oleh seluruh wilayah di Indonesia. Tentunya dengan bekerja sama dengan seluruh pihak kepolisian di Indonesia.

3. Mengembangkan aplikasi mobile crimezone tidak hanya dapat digunakan pada platform windows phone saja, akan tetapi dapat digunakan juga pada platform lainnya.


(41)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

1

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK

CRIMEZONE UNTUK POLRESTABES BANDUNG

PADA PLATFORM WINDOWS PHONE

Muhamad Nur Awaludin1, Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T.2 1,2Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

E-mail: muhamadnurawaludin@outlook.com1, adammb@outlook.com2

ABSTRAK

Kriminalitas adalah sebuah permasalahan yang sering disajikan di berbagai media, baik itu media elektronik sampai media cetak. Hal ini terjadi baik di kota besar sampai kota kecil, tentunya dari tindak kriminal ringan hingga berat. Bandung adalah satu kota diantaranya yang memiliki tingkat kriminalitas yang cukup tinggi. Hal ini terbukti bahwa rata-rata telah terjadi sekitar 80 kasus tindak kriminalitas konvensional di kota Bandung setiap minggunya yang disebabkan diantaranya oleh prosedur pelaporan tindak kejahatan yang masih memakan waktu cukup lama, kewaspadaan masyarakat kota Bandung akan tindak kejahatan yang masih kurang, dan kurang sigapnya pihak POLRESTABES Bandung dalam menangani setiap tindak kejahatan yang terjadi.

Berdasarkan hal tersebut timbullah dugaan untuk membangun sebuah media baru yang mudah untuk diakses kapan dan di mana saja seperti smartphone dengan tujuan agar bisa ikut serta membantu pihak POLRESTABES Bandung untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan tindak kriminalitas yang terjadi di sekitarnya. Crimezone adalah sebuah aplikasi mobile berkonsep citizen journalism dengan sistem operasi windows phone yang akan dibangun untuk menjadi solusi dari permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya. Aplikasi mobile crimezone dibangun menggunakan dua pemodelan, yaitu pemodelan terstruktur untuk sub sistem web dan pemodelan berbasis objek untuk sub sistem mobile.

Berdasarkan hasil pengujian yang terdiri dari dari pengujian fungsionalitas dan beta dapat disimpulkan bahwa aplikasi mobile crimezone telah mempermudah pelaporan dan akses informasi tentang tindak kejahatan di sekitar. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa aplikasi mobile crimezone telah membantu sosialisasi pihak POLRESTABES Bandung akan titik rawan kejahatan yang ada di kota Bandung.

Kata Kunci : Kriminalitas, Windows Phone, Citizen Journalism

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kriminalitas adalah sebuah permasalahan yang sering disajikan di berbagai media, baik itu media elektronik sampai media cetak. Hal ini terjadi baik di kota besar sampai kota kecil tentunya dari tindak kriminal ringan hingga berat. Bandung adalah satu kota diantaranya yang memiliki tingkat kriminalitas yang cukup tinggi. Hal ini terbukti bahwa rata-rata telah terjadi sekitar 80 kasus tindak kriminalitas konvensional di kota Bandung setiap minggunya, yang salah satunya disebabkan karena kurangnya kewaspadaan masyarakat kota Bandung itu sendiri [1].

Berdasarkan laporan ANEV (analisa dan evaluasi) tindak kriminalitas di POLRESTABES Bandung didapat bahwa dari total 67 kejahatan konvensional seperti pencurian, penganiayaan, pemerasan, serta pembunuhan yang terjadi pada minggu kedua bulan maret 2014, hanya 21 kasus saja yang berhasil diselesaikan oleh pihak POLRESTABES Bandung [2]. Banyaknya korban berjatuhan dan hanya sebagian kecil pelaku yang bisa ditangkap tidak hanya disebabkan oleh karena ada kesempatan, akan tetapi disebabkan juga oleh kurang cepatnya tindakan akan tindak kejahatan yang terjadi dari pihak terkait khususnya POLRESTABES Bandung. Sementara itu proses pelaporan dari masyarakat akan tindak kejahatan diharuskan melalui sebuah prosedur yang memakan waktu cukup lama. Hal ini juga mencerminkan bahwa sosialisasi POLRESTABES Bandung akan tindak kejahatan belum merata di semua lapisan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut timbullah dugaan untuk membangun sebuah media baru yang mudah untuk diakses kapan dan di mana saja seperti smartphone dengan tujuan agar bisa ikut serta membantu pihak POLRESTABES Bandung untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan tindak kriminalitas yang terjadi di sekitarnya. Adapun platfrom yang digunakan sebagai pilot project adalah berbasis windows phone dengan pertimbangan bahwa belum adanya aplikasi sejenis di platform tersebut.


(42)

dipaparkan sebelumnya. Pengguna dapat mengetahui di mana saja titik rawan kejahatan di kota Bandung berdasarkan data terbaru dari pihak POLRESTABES Bandung ataupun masyarakat lainnya beserta kegiatan penyuluhan terkait pencegahan tindak kejahatan yang dilakukan oleh POLRESTABES Bandung. Selain itu pengguna juga dapat melaporkan tindak kejahatan yang dilihat atau dirasakan sendiri secara lebih cepat tanpa terbatas waktu dan tempat.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun perangkat lunak mobile crimezone pada platform windows phone.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mempermudah masyarakat dalam pelaporan tindak kejahatan.

2. Mempermudah masyarakat dalam mengetahui informasi akan tindak kejahatan di sekitarnya. 3. Membantu menyebarluaskan sosialisasi

POLRESTABES Bandung akan tindak kejahatan kepada masyarakat kota Bandung.

2. ISI PENELITIAN

2.1. Object Relational Mapping

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan menggunakan ORM (Object Relational Mapping) di mana ORM ini adalah sebuah teknik pemrograman yang memetakan sebuah objek dengan

database. ORM ini akan membantu menjadi jembatan antara objek yang didefinisikan dalam kode program dengan database, dengan kata lain bagaimana objek itu disimpan, diambil, dihapus dan sebagainya. Objek-objek yang nantinya terlibat dalam ORM ini meliputi objek administrator, objek petugas, objek pengguna, objek laporan kejahatan, objek jenis kejahatan, objek lokasi kejahatan, dan objek kegiatan POLRESTABES.

Perantara atau jembatan yang digunakan untuk pertukaran data antar objek dengan database

dalam pembangunan perangkat lunak ini adalah JSON dengan format pertukaran datanya yang berupa data object, data array, dan data data null. Adapun analisis format data JSON yang dibutuhkan untuk pembangunan perangkat lunak ini dapat dilihat pada Tabel 1berikut.

Tabel 1. Tabel format data JSON

Nama Format pertukaran

data

Deskripsi Keterangan

Data object

{

key : value } Format JSON ini digunakan ketika mengembalika n data hanya

1. key: field database

2. value: nilai dari field

data objek. report proses pengolahan data dari server 4. item: menandaka n data yang akan dikembalika n berupa array 5. message:

pesan error dari server Data array { result : value ,

item : [{ key : value },{ key : value }]

}

Format JSON ini digunakan ketika mengembalika n data yang berupa data array. Data null { result : value , messa ge :

value } Format JSON ini digunakan ketika mengembalika n data yang berupa data null.

Pembangunan perangkat lunak crimezone

dibagi ke dalam dua sub sistem yaitu sub sistem web dan sub sistem mobile. Adapun untuk sub sistem web digunakan pendekatan terstruktur yang terdiri dari [3]:

2.2. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang menggambarkan secara umum input, proses, dan output yang terjadi dalam sebuah sistem. Diagram konteks untuk perangkat lunak crimezone pada sisi web dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Diagram konteks sub sistem web

crimezone

2.3. Data Flow Diagram

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.

Berikut merupakan beberapa rancangan data flow diagram dari perangkat lunak crimezone yang dapat dilihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4 berikut.


(43)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

3

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Gambar 2. DFD Level 1 sub sistem web crimezone

Gambar 3. DFD level 2 proses login

Gambar 4. DFD level 3 proses penyajian informasi laporan kejahatan

Sedangkan untuk sub sistem mobile

menggunakan pemodelan objek yang terdiri dari [4]: 2.4. Diagram Use Case

Diagram Use Case merupakan pemodelan untuk menggambarkan behavior dari perangkat lunak yang akan dibuat. Diagram Use Case untuk perangkat lunak mobile crimezone dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Gambar 5 Diagram Use Case

2.5.Activity Diagram

Activity diagram adalah sebuah tahap yang menjelaskan aliran kerja aktor pada perangkat lunak yang akan dibangun. Gambar 6 berikut adalah salah satu activity diagram yang terdapat pada proses


(1)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Gambar 6. Activity Diagram proses register

2.6.Class Diagram

Class diagram dapat diartikan sebagai hubungan antar kelas yang terlibat pada sub sistem mobile crimezone. Berikut adalah class diagram dari sub sistem mobile crimezone yang dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Class Diagram sub sistem mobile crimezone

2.7.Sequence Diagram

Sequence Diagram merupakan gambaran interaksi antar masing-masing objek pada setiap use case dalam urutan waktu. Interaksi ini berupa pengiriman serangkaian data antar objek-objek yang saling berinteraksi. Gambar 8 berikut adalah contoh sequence diagram pada proses login dan register.

Gambar 8. Sequence Diagram proses login dan register

Untuk menggambarkan keterhubungan antar tabel dalam sistem, digunakan diagram relasi seperti pada Gambar 9 berikut.

Gambar 9. Diagram relasi perangkat lunak crimezone

2.8.Implementasi Antarmuka

Implementasi antarmuka dilakukan dengan setiap halaman program yang dibuat dan pengkodeannya dalam bentuk file program. Berikut ini adalah implementasi antarmuka yang terdiri dari sub sistem web dan sub sistem mobile.

Implementasi Antarmuka sub sistem web dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Tabel implementasi antarmuka sub sistem web

No Nama Antarmuka

Nama File

1 login

administrator

index.php

2 login petugas index.php 3 dashboard

administrator

dashboard.php

4 dashboard

petugas

dashboard_petugas.php

5 input data laporan kejahatan administrator

inputreport.php

6 input data laporan kejahatan petugas

inputreport_petugas.php

7 view data laporan kejahatan administrator

reportfilter.php

8 hapus data laporan kejahatan administrator

reportfilter.php

9 view data laporan kejahatan petugas

reportfiter_petugas.php

10 hapus data laporan kejahatan petugas

reportfiter_petugas.php

11 statistik laporan kejahatan administrator

statistik.php

12 statistik laporan kejahatan petugas


(2)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

No Nama

Antarmuka

Nama File

13 input data kegiatan POLRESTABES administrator

inputkegiatanpolrestabes.php

14 input data kegiatan POLRESTABES petugas

inputkegiatanpolrestabes_petu gas.php

15 view data kegiatan POLRESTABES administrator

viewkegiatanpolrestabes.php

16 ubah data kegiatan POLRESTABES administrator

viewkegiatanpolrestabes.php

17 hapus data kegiatan POLRESTABES administrator

viewkegiatanpolrestabes.php

18 view data kegiatan POLRESTABES petugas

viewkegiatanpolrestabes_petu gas.php

19 ubah data kegiatan POLRESTABES petugas

viewkegiatanpolrestabes_petu gas.php

20 hapus data kegiatan POLRESTABES petugas

viewkegiatanpolrestabes_petu gas.php

21 input data jenis kejahatan

inputjeniskejahatan.php

22 view data jenis kejahatan

viewjeniskejahatan.php

23 ubah data jenis kejahatan

viewjeniskejahatan.php

24 hapus data jenis kejahatan

viewjeniskejahatan.php

25 input data lokasi kejahatan

inputlokasikejahatan.php

26 view data lokasi kejahatan

viewlokasikejahatan.php

27 ubah data lokasi kejahatan

viewlokasikejahatan.php

28 hapus data lokasi kejahatan

viewlokasikejahatan.php

29 input data wilayah kepolisian

inputwilayahkepolisian.php

30 view data wilayah kepolisian

viewwilayahkepolisian.php

31 ubah data wilayah kepolisian

viewwilayahkepolisian.php

32 hapus data wilayah kepolisian

viewwilayahkepolisian.php

33 view data pengguna

viewpengguna.php

34 hapus data pengguna

viewpengguna.php

35 input data petugas

inputpetugas.php

36 view data petugas viewpetugas.php 37 ubah data

petugas

viewpetugas.php

No Nama Antarmuka

Nama File

38 hapus data petugas

viewpetugas.php

Sedangkan implementasi antarmuka sub sistem mobile dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Tabel implementasi antarmuka sub sistem mobile

No Nama Antarmuka Nama File 1 walktrough Walktrough.xaml 2 register Walktrough.xaml 3 login Walktrough.xaml 4 view laporan

kejahatan

Mainpage.xaml

5 lapor konten laporan kejahatan

DetailPosting.xaml

6 view titik rawan kejahatan

Mainpage.xaml

7 view kegiatan POLRESTABES

Mainpage.xaml

8 posting laporan PostingLaporan.xaml 9 detail posting DetailPosting.xaml 10 detail kegiatan

POLRESTABES

DetailKegiatanPolrestabes.xa ml

Gambar 10 berikut ini adalah tampilan halaman view dan validasi laporan kejahatan pada sub sistem web.

Gambar 10. Halaman view dan validasi laporan kejahatan

Gambar 11 berikut adalah halaman input data laporan kejahatan pada sub sistem web.


(3)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Gambar 12 berikut ini adalah tampilan

halaman timeline laporan kejahatan pada sub sistem mobile.

Gambar 12. tampilan timeline laporan kejahatan Gambar 13 berikut ini adalah tampilan halaman timeline laporan kejahatan pada sub sistem mobile.

Gambar 13. Tampilan posting laporan kejahatan

2.9.Pengujian Fungsional

Pengujian fungsional merupakan tahapan menguji kinerja sistem yang dibangun secara teknis. Adapun di dalamnya terdapat skenario pengujian yang merupakan pemaparan urutan dalam pengujian yang akan dilakukan pada perangkat lunak yang dibangun. Skenario pengujian fungsional terbagi ke dalam dua sub sistem, yaitu sub sistem web dan sub sistem mobile.

Skenario pengujian sub sistem web dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Tabel skenario pengujian sub sistem web Nama Proses Poin Pengujian Jenis Pengujian Detail Jenis Pengujian

Login Isi data login Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field login

Black Box Equivalence Partitioning Menambahkan data laporan kejahatan Mengisi data laporan kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning Nama Proses Poin Pengujian Jenis Pengujian Detail Jenis Pengujian Validasi field

laporan kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning Menghapus data laporan kejahatan Menekan tombol hapus

Black Box Equivalence Partitioning Penyajian informasi laporan kejahatan Memilih data laporan kejahatan sesuai dengan kategori

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol lihat

Black Box Equivalence Partitioning Menambahkan data kegiatan POLRESTABES Mengisi data kegiatan POLRESTABES

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

Kegiatan POLRESTABES

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol kirim

Black Box Equivalence Partitioning Pencarian data kegiatan POLRESTABES Mengisi data judul kegiatan

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

cari

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol cari

Black Box Equivalence Partitioning Menambahkan data jenis kejahatan Mengisi data jenis kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

jenis kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol kirim

Black Box Equivalence Partitioning Pencarian data jenis kejahatan Mengisi data nama jenis kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

cari

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol cari

Black Box Equivalence Partitioning Menambahkan data lokasi kejahatan Mengisi data lokasi kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

lokasi kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol kirim

Black Box Equivalence Partitioning Pencarian data lokasi kejahatan Mengisi data nama lokasi kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

cari

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol cari

Black Box Equivalence Partitioning Menambahkan data wilayah kepolisian Mengisi data wilayah kepolisian

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

wilayah kepolisian

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol kirim

Black Box Equivalence Partitioning


(4)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

Nama Proses Poin Pengujian Jenis Pengujian Detail Jenis Pengujian Pencarian data wilayah kepolisian Mengisi data nama wilayah kepolisian

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

cari

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol cari

Black Box Equivalence Partitioning Pencarian data pengguna Mengisi data nama pengguna

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

cari

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol cari

Black Box Equivalence Partitioning

Menambahkan data petugas

Mengisi data petugas

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

petugas

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol kirim

Black Box Equivalence Partitioning

Pencarian data petugas

Mengisi data nama petugas

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

cari

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol cari

Black Box Equivalence Partitioning

Sementara itu untuk skenario pengujian sub sistem web dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Tabel skenario pengujian sub sistem mobile Nama proses Poin

Pengujian

Jenis Pengujian

Detail Jenis Pengujian

Register dan

Login

Isi data login Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field login

Black Box Equivalence Partitioning Posting data

laporan kejahatan

Mengisi data laporan kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning

Validasi field

laporan kejahatan

Black Box Equivalence Partitioning

Menekan tombol

publish

Black Box Equivalence Partitioning View crime report Tampil timeline laporan kejahatan

Black Box Performance Testing View POLRESTABES activity Tampil data kegiatan POLRESTABES

Black Box Performance Testing

Berdasarkan hasil pengujian fungsionalitas dengan poin pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pengujian fungsionalitas sub sistem web dan sub sistem mobile crimezone yang dibangun sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan baik itu dari segi validasi maupun proses penanganan kesalahan.

2.10.Pengujian Beta

Skenario pengujian beta dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada calon pengguna aplikasi crimezone baik itu pada tingkatan sub sistem web maupun sub sistem mobile. Di mana dari hasil kuesioner tersebut nantinya dapat ditarik kesimpulan apakah aplikasi yang dibangun telah sesuai dengan tujuan atau tidak. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 64 responden dari masyarakat dan 11 responden dari petugas kepolisian kota Bandung. Adapun dari hasil pengolahan kuesioner dengan menggunakan skala likert didapat kesimpulan bahwa sebagian besar responden setuju dengan hasil implementasi perangkat lunak yang telah mencapai tujuan dari perangkat lunak crimezone itu sendiri. Tujuan yang dimaksud yaitu mempermudah pelaporan tindak kejahatan oleh masyarakat, mempermudah masyarakat untuk mengetahui tindak kejahatan yang terjadi di sekitanya, serta membantu

pihak kepolisian kota Bandung dalam

menyebarluaskan sosialisasi akan tindak pencegahan kejahatan kepada masyarakat kota Bandung.

3.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengujian aplikasi mobile crimezone pada platform windows phone maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi mobile crimezone pada platform windows phone yang dibangun sebagian besar telah dapat membuat pelaporan tindak kejahatan oleh masyarakat menjadi lebih mudah dari sebelumnya.

2. Aplikasi mobile crimezone pada platform windows phone yang dibangun telah memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi tindak kejahatan yang terjadi di sekitarnya.

3. Aplikasi mobile crimezone pada platform windows phone yang dibangun telah ikut membantu pihak POLRESTABES Bandung dalam menyebarluaskan sosialisasi akan tindak kejahatan kepada masyarakat kota Bandung. Adapun beberapa saran terhadap pengembangan aplikasi mobile crimezone adalah sebagai berikut: 1. Melengkapi fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi

mobile crimezone, seperti fitur filtering laporan kejahatan, serta fitur panggil polisi terdekat pada sub sistem mobile. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat dapat lebih mudah melihat informasi kejahatan berdasarkan jenis dan lokasinya, serta dapat meminta bantuan kepada polisi terdekat jika terjadi hal darurat yang mengancam keselamatan. Selain itu diperlukan fitur print laporan kejahatan pada sub sistem web sesuai dengan template laporan polisi saat ini, sehingga memudahkan pihak kepolisian dalam merekap laporan kejahatan dari masyarakat setiap harinya tanpa harus membandingkan dengan laporan polisi saat ini.


(5)

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

2. Mengembangkan aplikasi mobile crimezone tidak

hanya dapat digunakan di wilayah kota Bandung saja, akan tetapi dapat digunakan oleh seluruh wilayah di Indonesia. Tentunya dengan bekerja sama dengan seluruh pihak kepolisian di Indonesia.

3. Mengembangkan aplikasi mobile crimezone tidak hanya dapat digunakan pada platform windows phone saja, akan tetapi dapat digunakan juga pada platform lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Syaripudin, Interviewee, KAUR SUBBAG

BIN OPS POLRESTABES BANDUNG.

[Wawancara]. 10 02 2014.

[2] POLRESTABES Bandung, “ANEV (Analisa dan Evaluasi) Tindak Kriminalitas Bandung,” Bandung,

2014.

[3] E. Yourdon, Modern Structured Analysis, United States Of America: Prentice-Hall, 1989.

[4] A. H. Sutopo, Analisis dan Desain Berorientasi Objek, Yogyakarta: J&J Learning, 2002.


(6)