Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Ekonomi Lingkungan Dan Sosial Di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP
EKONOMI LINGKUNGAN DAN SOSIAL
DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT

T. ADE FACHLEVI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA
PELIMPAHAN HAK CIPTA⃰

Dengan ini saya menyatakan tesis berjudul Dampak Pertambangan
Batubara Terhadap Ekonomi Lingkungan dan Sosial di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

T. Ade Fachlevi
NRP H351114061

RINGKASAN
T. ADE FACHLEVI. Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Ekonomi
Lingkungan dan Sosial di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Dibimbing
oleh EKA INTAN KUMALA PUTRI dan SAHAT MH SIMANJUNTAK.
Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi sumberdaya batubara sebesar 1,7
milyar ton dengan sumberdaya batubara yang telah diketahui sebesar 600 juta ton
dan total cadangan sebesar 400 juta ton. Salah satu kecamatan yang memiliki
cadangan batubara adalah Kecamatan Meureubo. Kegiatan pertambangan batubara
tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif terhadap ekonomi,
lingkungan dan sosial bagi masyarakat sekitar.
Penelitian ini dilakukan pada 5 desa di Kecamatan Mereubo yang
merupakan desa terdekat dengan lokasi kegiatan pertambangan PT MBA. Tujuan

penelitian ini adalah menganalisis seberapa besar dampak ekonomi dari kegiatan
pertambangan batubara terhadap masyarakat lokal dan regional, mengestimasi
seberapa besar nilai dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan batubara
terhadap masyarakat lokal, mengidentifikasi dampak sosial akibat dari kegiatan
pertambangan batubara terhadap masyarakat lokal dan mengevaluasi kebijakan
pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam pemanfaatan dan pengelolaan
pertambangan batubara. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari
dampak ekonomi lokal (local economics impact analysis), perubahan produksi
(change in productivity), biaya kesehatan (cost of illness), kehilangan penghasilan
(loss of earning), analisis kuantitatif deskriptif dan analisis hirarki proses (AHP).
Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pertambangan memberikan
kontribusi positif terhadap perekonomian lokal akan tetapi berdampak negatif
terhadap lingkungan. Dampak ekonomi secara langsung adalah sebesar Rp.
24.873.147.494, dampak ekonomi tidak langsung sebesar Rp. 1.357.976.000 dan
dampak ekonomi imbas sebesar Rp. 3.349.610.256 pada tahun 2013. Dampak
ekonomi terbesar dirasakan oleh Desa Balee dan Desa Sumber Batu. Estimasi
kerugian masyarakat akibat pertambangan batubara yang berpengaruh terhadap
perubahan kualitas lingkungan adalah sebesar Rp. 1.972.833.514. Nilai kerugian
masyarakat terbesar akibat perubahan kualitas lingkungan disebabkan oleh
perubahan penerimaan petani karet akibat perubahan produksi tanaman karet yaitu

sebesar Rp. 1.181.463.429 tahun 2013. Kerugian akibat dampak kegiatan
pertambangan batubara terbesar berada di Desa Balee. Secara sosial, masyarakat
memiliki persepsi yang positif terhadap kehadiran perusahaan pertambangan
batubara. Walaupun demikian, kegiatan pertambangan meningkatkan potensi
konflik antara masyarakat terkait dengan hak penguasaan lahan dan lowongan
pekerjaan. Alternatif strategi dalam evaluasi kebijakan pertambangan batubara
yang lebih diprioritaskan adalah melanjutkan pemberian izin kepada perusahaan
dengan program pertambangan ramah lingkungan dan reklamasi lahan tambang.
Kata Kunci: Pertambangan Batubara, Dampak, Ekonomi, Lingkungan, Sosial

iv

SUMMARY
T. ADE FACHLEVI. Impact of Coal Mining to Economic Enviroment and Social
In Mereubo Sub Distric West Aceh District. Supervised by EKA INTAN
KUMALA PUTRI and SAHAT MH SIMANJUNTAK.
West Aceh District has potential coal resources of 1.7 billion tonnes, coal
resource of 600 million tonnes and total reserves of 400 million tons. One of sub
districts that have coal reserves is Meureubo Sub District. Coal mining activities
will give positive and negative impacts on the economic, environmental and social

for communities.
This research was conducted in five villages in Mereubo Sub District
which is the nearest village to the location of the mining activities (PT MBA). The
purpose of this study are to analyze economic impact of coal mining on the local
and regional, estimate value of the environmental impact of coal mining on local
communities, identifying social impact as a result of coal mining activities on local
communities and evaluate West Aceh government policies in the utilization and
management of coal mining. Analyzer used in this study consisted of economics
impact analysis, change in productivity, cost of illness, loss of earnings, deskrtiptif
quantitative analysis and analytical hierarchy process (AHP).
The results shows that mining activities contribute positively to the local
economy but have a negative impact on the environment. The direct economic
impact IDR. 24.873.147.494, indirect economic impacts of IDR. 1.357.976.000 and
induced economic impact of IDR. 3.349.610.256 in 2013. Highest Economic
Impact are in the Balee and Sumber Batu Village. The estimated loss due to coal
mining community that influence changes in environmental quality is IDR.
1.972.833.514. Most people value losses due to changes in environmental quality
caused by the change of productivity in the amount of IDR. 1.181.463.429. Losses
due to the impact of the largest coal mining activities in the Balee Village. Socially,
the public has a positive perception of the presence of coal mining companies.

However, mining activities increase the potential for conflict between communities
associated with tenure and jobs. Evaluation of alternative strategies in coal mining
policies which take priority is to continue granting permission to companies with
environmentally friendly mining program and mining land reclamation
Keywords: Coal Mining, Impact, Economic, Enviroment, Social

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penulisan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB.

vi

DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP
EKONOMI LINGKUNGAN DAN SOSIAL
DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT


T. ADE FACHLEVI

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc

Judul Tesis

: Dampak Pertambangan Batubara Terhadap Ekonomi
Lingkungan dan Sosial di Kecmatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat

Nama

: T. Ade Fachlevi

NRP

: H351114061

Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing

Kumala Putri M.S

Ir. Sahat M.H. Simanjuntak, M.Sc
Anggota

Diketahui oleh:


Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pasca Sarjana IPB

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Tanggal Ujian: 25 Agustus 2015

Tanggal Lulus:

1 0 SEP 2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan
sejak bulan Januari hingga Februari 2014. Judul penelitian ini adalah Dampak
Pertambangan Batubara Terhadap Ekonomi Lingkungan dan Sosial di
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Terima kasih penulis ucapkan
kepada Ibu Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.S dan Bapak Ir. Sahat M.H.
Simanjuntak, M.Sc selaku pembimbing. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan

kepada seluruh kepala desa tempat penelitian, bapak camat Mereubo, seluruh
kepala dinas terkait dalam penelitian ini dan pihak perusahaan PT MBA yang telah
bersedia memberikan informasi dan data pada penelitian ini. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada papa, mama, serta seluruh keluarga, sahabat dan temanteman sekalian atas do’a, kasih sayang dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.

Bogor, September 2015

T. Ade Fachlevi

i

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 7

Tujuan Penelitian ................................................................................................. 9
Manfaat Penelitian ............................................................................................. 10
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ................................................................ 10
2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 11
Pertambangan Batubara ..................................................................................... 11
Dampak Ekonomi .............................................................................................. 12
Dampak Lingkungan ......................................................................................... 14
Dampak Sosial ................................................................................................... 15
Evaluasi Kebijakan ............................................................................................ 16
3 KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................................. 18
4 METODE PENELITIAN ................................................................................... 21
Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................. 21
Metode Pengambilan Sampel ............................................................................ 21
Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 23
Metode Analisis Data ........................................................................................ 23
Analisis Dampak Ekonomi ............................................................................ 24
Estimasi Nilai Dampak Lingkungan .............................................................. 26
Identifikasi Dampak Sosial ............................................................................ 28
Evaluasi Kebijakan Pertambangan Batubara Pemerintah Aceh Barat........... 29
5 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN .......................................... 31

Profil Perusahaan Pertambangan Batubara ....................................................... 31
Rencana Reklamasi dan Revegetasi .................................................................. 34
Wilayah Penelitian ............................................................................................ 34
Demografi .......................................................................................................... 36
Karakteristik Responden ................................................................................... 37
Jenis Kelamin................................................................................................. 38
Tingkat Usia ................................................................................................... 39
Tingkat Pendidikan ........................................................................................ 39
Jenis Pekerjaan ............................................................................................... 40
Tingkat Penerimaan ....................................................................................... 40
Jumlah Tanggungan ....................................................................................... 41
Asal Responden dan Lama Menetap ............................................................. 41
6 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 43
Analisis Dampak Ekonomi ................................................................................ 43
Dampak Ekonomi Langsung ......................................................................... 43

ii

Dampak Ekonomi Tidak Langsung ............................................................... 50
Dampak Ekonomi Imbas ................................................................................ 54
Dampak Ekonomi Total ................................................................................. 56
Estimasi Nilai Kerugian Akibat Dampak Lingkungan ..................................... 58
Perubahan Produksi dan Penerimaan Petani Karet ........................................ 58
Biaya Kesehatan ............................................................................................. 61
Kehilangan Penerimaan ................................................................................. 66
Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat ............................................................. 66
Identifikasi Dampak Sosial ................................................................................ 67
Konflik Kepemilikan Lahan ........................................................................... 69
Konflik Kesempatan Kerja ............................................................................. 69
Perubahan Sosial Budaya ............................................................................... 70
Evaluasi Kebijakan Pertambangan Batubara Kabupaten Aceh Barat ............... 71
Implikasi ............................................................................................................ 77
7 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 78
Simpulan ............................................................................................................ 78
Saran .................................................................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 80
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 113

iii

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia ........................................ 3
Tabel 2 Realisasi Produksi, Ekspor, Impor dan Kebutuhan Dalam Negeri ............ 4
Tabel 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tiap Sektor Tahun 2009 - 2012 ................... 8
Tabel 4 Komposisi Elemen Dari Beberapa Jenis Batubara .................................. 11
Tabel 5 Matriks Responden Berdasarkan Desa .................................................... 22
Tabel 6 Matriks Tujuan Penelitian ........................................................................ 23
Tabel 7 Cadangan Batubara PT MBA .................................................................. 31
Tabel 8 Realisasi dan Rencana Produksi Batubara PT MBA ............................... 32
Tabel 9 Jumlah Tenaga Kerja PT MBA 2013 ....................................................... 33
Tabel 10 Kemajuan Kegiatan Penambangan PT MBATahun 2013 ..................... 34
Tabel 11 Penerimaan Negara dari PT MBA Tahun 2013 ..................................... 45
Tabel 12 Luas dan Biaya Pembebasan Lahan Hingga Tahun 2013 ...................... 46
Tabel 13 Jumlah Tenaga Kerja dan Rerata Upah.................................................. 47
Tabel 14 Rencana dan Realisasi Program Corporate Social Responsibility
PT MBA Tahun 2013
49
Tabel 15 Penyerapan Dana Corporate Social Responsibility
PT MBA Pada Tahun 2013 .................................................................... 49
Tabel 16 Dampak Ekonomi Langsung .................................................................. 50
Tabel 17 Pendapatan Penyedia Barang dan Jasa Bersumber dari PT MBA ......... 52
Tabel 18 Pendapatan Penyedia Barang dan Jasa Bersumber
dari Tenaga Kerja PT MBA Tahun 2013 ............................................... 53
Tabel 19 Dampak Ekonomi Tidak Langsung ....................................................... 54
Tabel 20 Pengeluaran Tenaga Kerja PT MBA Secara Lokal Tahun 2013 ........... 55
Tabel 21 Pengeluaran Penyedia Barang dan Jasa Secara Lokal Tahun 2013 ....... 55
Tabel 22 Dampak Ekonomi Imbas ........................................................................ 56
Tabel 23 Jumlah Uang Yang Beredar Pada Tahun 2013 ...................................... 57
Tabel 24 Rerata Luas Lahan. Produksi dan Penerimaan Petani Karet
Sebelum Kegiatan Pertambangan Batubara ........................................... 59
Tabel 25 Rerata Luas Lahan. Produksi dan Penerimaan Petani Karet
Sesudah Kegiatan Pertambangan Batubara............................................ 60
Tabel 26 Rerata Perubahan Produksi Tanaman Karet Akibat
Kegiatan Pertambangan Batubara .......................................................... 61
Tabel 27 Rerata Biaya Kesehatan Responden Sebelum
Kegiatan Pertambangan Tahun 2011 ..................................................... 63
Tabel 28 Rerata Biaya Kesehatan Responden Sesudah
Kegiatan Pertambangan Tahun 2013 ..................................................... 64
Tabel 29 Rerata Peningkatan Biaya Kesehatan Responden Tahun 2013 ............. 65
Tabel 30 Rerata Kehilangan Penerimaan Responden ........................................... 66
Tabel 31 Estimasi Nilai Total Kerugian Masyarakat ............................................ 67

iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Konsumsi Batubara Dunia ...................................................................... 1
Gambar 2 Produsen Batubara Dunia ....................................................................... 2
Gambar 3 Dampak Yang Timbul Akibat Pertambangan Batubara ....................... 14
Gambar 4 Kerangka Alur Pemikiran ..................................................................... 20
Gambar 5 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Barat ............................................ 21
Gambar 6 Kerangka Hirarki Evaluasi Kebijakan .................................................. 30
Gambar 7 Peta Lokasi Desa .................................................................................. 35
Gambar 8 Luas Lahan Desa di Wilayah Penelitian ............................................... 36
Gambar 9 Sebaran Jumlah Penduduk di 5 Desa Penelitian ................................... 37
Gambar 10 Sebaran Jumlah Responden Berdasarkan Desa .................................. 38
Gambar 11 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 38
Gambar 12 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia .................................. 39
Gambar 13 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................... 39
Gambar 14 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .............................. 40
Gambar 15 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Penerimaan ...................... 41
Gambar 16 Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ...................... 41
Gambar 17 Sebaran Responden Berdasarkan Daerah Asal ................................... 42
Gambar 18 Penerimaan dari Subsektor Bahan Galian C dan
Pertambangan Umum Kabupaten Aceh Barat 2007-2013 ................. 44
Gambar 19 Jenis Pekerjaan Tenaga Kerja Lokal di PT MBA............................... 47
Gambar 20 Persentase Jumlah Penyedia Barang dan Jasa .................................... 51
Gambar 21 Responden Berdasarkan Kunjungan Medis ........................................ 65
Gambar 22 Persepsi Responden Terhadap Fasilitas Publik .................................. 68
Gambar 23 Persepsi Responden Terhadap Konflik Lahan .................................... 69
Gambar 24 Persepsi Responden Terhadap Konflik Lowongan Pekerjaan ............ 70
Gambar 25 Persepsi Responden Terhadap Perubahan Sosial Budaya .................. 71
Gambar 26 Aktor Kebijakan Pertambangan Batubara .......................................... 72
Gambar 27 Kriteria Berdasarkan Aktor Masyarakat ............................................. 73
Gambar 28 Kriteria Berdasarkan Aktor Pemerintah ............................................. 74
Gambar 29 Kriteria Berdasarkan Aktor PT MBA ................................................. 75
Gambar 30 Alternative Strategi Evaluasi Kebijakan............................................. 76

v

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Primer Biaya dan Luas Pembebasan Lahan ............................. 87
Lampiran 2 Data Primer Tenaga Kerja PT MBA (Masyarakat Lokal) ................. 88
Lampiran 3 Data Primer Pendapatan dan Pengeluaran Pelaku Usaha .................. 91
Lampiran 4 Data Primer Penerimaan Petani Karet Sebelum
Adanya Pertambangan Batubara (2010-2011) .................................. 94
Lampiran 5 Data Primer Penerimaan Petani Karet Sesudah
Adanya Pertambangan Batubara (2013) ............................................ 98
Lampiran 6 Data Primer Biaya Kesehatan Responden ....................................... 102
Lampiran 7 Data Primer Kehilangan Penerimaan .............................................. 108

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumberdaya alam merupakan modal penting dalam pembangunan
perekonomian suatu bangsa. Sumberdaya alam dapat digolongkan menjadi dua
katagori yaitu sumberdaya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) dan
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non renewable resources).
Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui seperti batubara merupakan salah
satu solusi sumber energi alternatif yang saat ini banyak digunakan oleh industri
dunia. Menurut IEA (2011), konsumsi batubara dunia akan mengalami
pertumbuhan rata-rata 2,6 persen/tahun antara periode 2005 hingga 2015 dan
kemudian melambat menjadi rata-rata 1,7 persen/tahun sepanjang periode 2015
hingga 2030. Gambar 1 menunjukan konsumsi batubara dunia dari tahun 1999
hingga 2009.
8000
7000
6684.9

Juta/Ton

6000

5846.8

6118.1

6866.6 6817.9

6395.6

5513.9

5000
4804

4990.5

5012.9

5120.2

4000
3000
2000
1000
0
1999 2000

2001 2002 2003

2004 2005

2006

2007 2008

2009

Tahun
Sumber : IEA (2011)

Gambar 1 Konsumsi Batubara Dunia
Kebutuhan batubara dunia akan semakin meningkat seiring dengan
pesatnya pertumbuhan ekonomi global, dimana batubara merupakan sumber energi
fosil yang tergolong murah. Gambar 1 menunjukan kosumsi batubara dunia selama
10 tahun terakhir, dari periode 1999 hingga 2009 terus mengalami peningkatan.
Peningkatan konsumsi batubara dunia disebabkan oleh tingginya kebutuhan
industri pembangkit listrik dan industri lain yang menggunakan batubara sebagai
sumber energi. Pada tahun 2009, permintaan batubara dunia mengalami penurunan
yang disebabkan oleh krisis ekonomi global, penurunan konsumsi tersebut tidak
terjadi secara signifikan terhadap konsumsi batubara secara global.
Batubara menjadi salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi
global. Hal tersebut dikarenakan fungsi dan ketersediaan batubara yang masih
cukup melimpah, walau tergolong dalam sumberdaya yang tidak dapat diperbarui.

2

Menurut BP (2013) dalam laporan review of world energy menyatakan bahwa
cadangan batubara dunia adalah sebesar 826 milyar ton. Cadangan batubara
terbesar dunia dihasilkan oleh 5 negara yaitu: Amerika Serikat sebesar 28,9 persen,
Rusia 19 persen, Cina 13,9 persen, Australia 9,2 persen dan India 7,1 persen. Total
cadangan dari 5 negara tersebut adalah 83 persen dari cadangan batubara dunia,
cadangan tersebut diperkirakan akan bertahan selama 119 tahun.
Tingginya konsumsi batubara mendorong negara-negara yang memiliki
sumberdaya dan cadangan batubara untuk melakukan meningkatkan produksi. Hal
tersebut dilakukan untuk mencukupi permintaan batubara dunia. Produksi batubara
dunia pada tahun 2009 adalah sebesar 6,9 milyar ton dengan rangking produksi
sebagai berikut: Cina menyumbang produksi terbesar yaitu sebesar 54,6 persen,
Amerika Serikat diurutan kedua dengan produksi 15,8 persen, India dan Australia
menempati urutan ketiga dengan produksi sekitar 5 hingga 6 persen, sedangkan
Indonesia, Afrika Selatan dan Rusia menempati urutan keempat dengan
menyumbang produksi batubara sekitar 4 hingga 5 persen dari total produksi
batubara dunia. Gambar 2 menunjukkan produsen batubara dunia.
3500
3000

2971

Juta/Ton

2500
2000
1500
1000
500

919
526
335

263

247

229

96

78

73

0

Produsen
Sumber : IEA (2011)

Gambar 2 Produsen Batubara Dunia
Indonesia yang masuk dalam jajaran negara produsen batubara terbesar di
dunia, terus melakukan upaya pengembangan dalam memaksimalkan produksi
sumberdaya batubara. Sehingga pemerintah terus memberikan izin usaha
pertambangan batubara kepada perusahaan yang bergerak dibidang industri
pertambangan batubara. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatan produksi
batubara nasional. Pertambangan di Indonesia berkembang sejak ditetapkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 37 Tahun 1960
tentang Pertambangan, selanjutnya diganti dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Pada tahun 2009
pemerintah kembali memperbarui aturan tentang pertambangan dengan

3

diterbitkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara PPRI (2013a).
Menurut kementerian ESDM (2012), sumberdaya batubara Indonesia
sebesar 119.444.56 juta ton dan cadangan batubara Indonesia sebesar 29.078.28
juta ton yang tersebar di 20 propinsi di Indonesia. Besarnya jumlah sumberdaya dan
cadangan batubara merupakan modal bagi pemerintah untuk memanfaatkan potensi
sumberdaya batubara yang tersedia. Pemberian izin usaha pertambangan kepada
pihak swasta merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk memperoleh manfaat
dari sumberdaya batubara. Pihak swasta yang mendapatkan izin usaha
pertambangan akan melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya batubara,
sehingga pemerintah akan memperoleh pajak dan royalty. Hal tersebut tentunya
akan memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sumberdaya
dan cadangan batubara Indonesia secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
berikut:
Tabel 1 Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia
Provinsi

Hipotetik

Sumberdaya (Juta Ton)
Tereka
Terunjuk
Terukur

Total

Cadangan (Juta Ton)
Terkira
Terbukti
Total

Banten

5.47

5.75

4.86

2.72

18.80

0

0

0

Jawa Tengah

0.00

0.82

0

0

0.82

0

0

0

Jawa Timur

0.00

0.08

0

0

0.08

0

0

0

Aceh

0.00

345.35

13.89

90.40

449.64

0

0

0

Sumatera Utara

0.00

7.00

0

19.97

26.97

0

0

0

Riau

12.79

216.19

626.38

896.48

1751.84

32.66

613.01

645.67

Sumatera Barat

24.41

294.50

231.16

245.45

795.52

0

158.43

158.43

494.04

765.37

698.66

424.63

2382.70

57.96

290.52

348.48

0.00

2.12

118.81

71.14

192.07

0

18.95

18.95

19439.95

13279.59

14667.06

10155.61

57542.21

9385.26

2203.45

11588.71

0.00

106.95

0

0.94

107.89

0

0

0

2.06

477.69

6.85

4.70

491.30

0

0

0

197.58

2129.66

869.41

919.04

4115.69

203.32

489.05

692.37

0.00

3892.82

3349.76

3377.18

10619.76

945.35

2661.82

3607.17

12677.60

13796.79

5683.92

8422.53

40580.84

8732.41

3285.99

12018.4

0.00

48.81

129.22

53.09

231.12

0.05

0.05

0.1

0.00

1.98

0

0

1.98

0

0

0

Jambi
Bengkulu
Sumatera
Selatan
Lampung
Kalimantan
Barat
Kalimatan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tengah
Maluku Utara
Papu Barat
Papua
TOTAL

6.69

0.00

0

0

6.69

0

0

0

93.66

32.82

0

0

126.48

0

0

0

0.00

2.16

0

0

2.16

0

0

0

32954.25

35406.45

26399.98

24683.88

119444.56

19357.01

9721.27

29078.28

Keterangan:
Hipotetik: Ukuran data berdasarkan penyelidikan survey tinjaun, Tereka: Ukuran data untuk tahap
penyelidikan prospeksi, Terunjuk: Ukuran data untuk tahapan eksplorasi pendahuluan, Terukur:
Ukuran data untuk tahap eksplorasi rinci.
Sumber : ESDM (2012a)

Data pada Tabel 1 yang diperoleh dari Hand Book of Energy and Economic
(2012) yang diterbitkan oleh Kementerian ESDM, menunjukkan Pulau Sumatera

4

dan Kalimantan memiliki sumberdaya dan cadangan batubara yang sangat besar
serta merupakan pusat produksi batubara nasional.
Peningkatan pertumbuhan ekspor dan konsumsi dalam negeri menjadi
faktor pendorong bagi perusahaan pertambangan batubara untuk meningkatkan
produksi. Menurut data dari kementerian ESDM (2012), produksi batubara
Indonesia meningkat dari 132.352.025 ton pada tahun 2004 menjadi 353.387.341
ton pada tahun 2011. Sementara total ekspor meningkat dari 93.758.806 pada tahun
2004 menjadi 272.671.351 di tahun 2011. Statistik data pasokan batubara dari
Direktorat Jendral Mineral dan Batubara dijabarkan pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2 Realisasi Produksi, Ekspor, Impor dan Kebutuhan Dalam Negeri
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011

Produksi
132.352.025
152.722.438
193.761.311
216.9466.99
240.2499.68
256.181.000
275.164.196
353.387.341

Ekspor
93.578.806
110.789.700
143.632.865
163.000.000
191.430.218
198.366.000
208.000.000
272.671.351

Impor
97.182
98.178
110.682
67.533
106.930
68.804
111.310
42.449

Dalam Negeri
36.081.734
41.350.736
48.995.069
61.470.000
48.926.681
55.790.000
67.000.000
79.557.800

Sumber : DITJEN MINERBA (2012a)

Sektor pertambangan batubara menyumbang devisa negara sebesar 2.57
trilyun pada tahun 2004 dan meningkat pada tahun 2007 yaitu sebesar 8.70 trilyun
dan terus mengalami peningkatan seiring meningkatnya produksi untuk memenuhi
permintaan dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sektor ini selain sebagai
sumber devisa, juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar
sehingga akan berdampak positif dalam ketersediaan pembukaan lapangan kerja.
Sektor pertambangan merupakan sektor yang strategis. Selain itu, bagi daerah yang
kaya sumberdaya mineral dan bahan tambang, pertambangan merupakan tulang
punggung bagi penerimaan daerah tersebut (Djajadiningrat 2007).
Salah satu kabupaten di Propinsi Aceh yang memiliki sumberdaya batubara
yang cukup besar adalah Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan data dari Dinas
Pertambangan Kabupaten Aceh Barat tahun 2011 dalam Wibowo dan Revando
2012, Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi sumberdaya batubara sebesar 1.7
milyar ton dengan sumberdaya batubara yang telah diketahui 600 juta ton dan total
cadangan sebesar 400 juta ton. Batubara di Kabupaten Aceh Barat berkalori rendah
yang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Meureubo, Woyla Induk,
Woyla Barat, Woyla Timur, Kaway XVI, Samatiga dan Pante Ceuremen.
Sesuai UU Nomor 18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus Propinsi NAD,
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 11 Tahun
2006 tentang Pemerintahan Aceh, serta PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai otonom, Kabupaten
Aceh Barat dapat merencanakan program pembangunan yang sesuai kondisi
daerahnya. Sehingga seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat tidak terkecuali
potensi sumberdaya batubara. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memberikan izin

5

usaha pertambangan kepada pihak swasta, salah satu perusahaan pertambangan
yang telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) yaitu PT MBA yang mulai
melakukan kegiatan eksploitasi batubara pada tahun 2012 dan akan berakhir pada
tahun 2031. Luas izin lokasi pertambangan (konsensi lahan) yang dimiliki oleh PT
MBA adalah seluas 3.134 ha. Sumberdaya batubara yang diketahui sebesar 169 juta
ton dan cadangan batubara sebesar 445 juta ton. Lokasi izin usaha pertambangan
PT MBA tersebut secara administratif terletak di Kecamatan Meureubo (Dinas
Pertambangan Kabupaten Aceh Barat dalam Wibowo dan Revando 2012).
Pertambangan batubara merupakan industri yang membutuhkan modal
besar dalam operasinya. Selain itu juga membutuhkan tenaga kerja dengan jumlah
besar. Sehingga kegiatan pertambangan batubara tentunya akan memberikan
manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Bertambahnya
jumlah peredaran uang dan terserapnya tenaga masyarakat lokal sebagai tenaga
kerja merupakan suatu hal yang positif bagi perkembangan ekonomi daerah.
Kegiatan pertambangan meliputi: eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan, pengangkutan penjualan dan pasca tambang
(reklamasi). Bahan galian merupakan modal warisan bagi manusia sehingga
manusia boleh memanfaatkan modal warisan tersebut dengan sangat hati-hati,
semata-mata demi upaya peningkatan kesejahteraan (Simanjuntak 2013).
Pertambangan batubara di Indonesia pada umumnya menggunakan sistem
pertambangan terbuka (open pit) dan merupaka kegiatan pertambangan skala besar
yang menggunakan peralatan berat seperti escavator, ripper dan truck berskala
besar. Metode pertambangan terbuka tentunya akan merubah bentuk bentang alam,
karena melakukan pembersihan lahan dan pengalian tanah penutup untuk
mengambil batubara.
Kebutuhan akan tenaga kerja terampil, menyebabkan perusahaan
pertambangan melakukan perekrutan tenaga kerja dari luar wilayah konsesi. Hal
tersebut akan menimbulkan kecemburuan sosial dikalangan masyarakat. Selain itu
kegiatan industri yang banyak mendatang tenaga kerja dari luar wilayah akan
menyebabkan keragaman sosial dan budaya pada masyarakat.
Keberadaan perusahaan pertambangan yang melakukan kegiatan eksploitasi
batubara akan memberikan dampak positif dan negatif terhadap ekonomi,
lingkungan dan sosial bagi masyarakat di sekitar areal pertambangan. Menurut
Soemarwoto (2009), dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat
suatu aktivitas baik yang bersifat alamiah, kimia, fisik maupun biologi yang
mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.
Akumulasi dampak positif dan negatif dari kegiatan pertambangan batubara
memberikan dampak lanjutan berupa dampak sosial bagi masyarakat sekitar areal
pertambangan. Dampak sosial yang ditimbulkan berupa bertambah atau
berkurangnya akses terhadap pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana umum.
Selain itu dampak sosial juga berpengaruh terhadap perubahan norma dan budaya
lokal, kecemburuan sosial serta konflik antara masyarakat dengan perusahaan
pertambangan.
Besaran dampak positif dan negatif yang dirasakan masyarakat lokal
tersebut harus diketahui secara pasti untuk menentukan arah kebijakan dalam
pengambilan keputusan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya batubara agar
mensejahterahkan masyarakat dan mendorong pembangunan daerah. Selama ini,
kebijakan pemerintah terkait pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam

6

khususnya sumberdaya batubara masih memprioritaskan keuntungan secara
ekonomi dari hasil pajak dan royalty. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
kegiatan pertambangan masih sering diabaikan oleh pemerintah, padahal
lingkungan merupakan aset penting yang harus dipertahankan agar masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Masyarakat pada sekitar areal PT MBA
merupakan masyarakat yang menggantungkan hidup pada sektor
pertanian/perkebunan, produksi sektor pertanian/perkebunan memiliki hubungan
yang erat dengan keadaan lingkungan dimana lingkungan merupakan penyedia
unsur hara sebagai makanan, air dan udara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada dasarnya pemerintah telah mengatur tentang pemanfaatan dan
pengelolaan bahan tambang agar tetap lestari dengan mewajibkan setiap perusahaan
yang memperoleh izin melakukan reklamasi pada saat penutupan tambang seperti
yang tertera pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2010 Tentang
Reklamasi dan Pasca Tambang serta melakukan program Corporate Social
Responsibility (CSR) yang secara implisit tertera pada UU Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1 dan 2 dan selanjutnya kewajiban tentang
tanggung jawab sosial, khsusnya subsektor pertambangan umum telah dijelaskan
dalam
UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
pasal 108 dan 109 yang mewajibkan pemegang IUP dan IUPK untuk menyusun
program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (DITJEN MINERBA
2012b). Pada kenyataannya peraturan tersebut belum sepenuhnya dijalani oleh
seluruh perusahaan pertambangan di Indonesia dan secara umum hanya bersifat
formalitas. Kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang umum dilakukan
oleh perusahaan pertambangan seperti pengobatan gratis, bantuan dana untuk
kegiatan desa dan lainnya. Pada kenyataan, peraturan yang telah ditetapkan
pemerintah tersebut masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya
seperti lemahnya pengawasan lembaga pemerintah terkait terhadap perusahaan
pertambangan dan kurangnya sumberdaya manusia yang memahami tentang
pelaksanaan peraturan tersebut, sehingga merugikan masyarakat yang terkena
dampak yaitu masyarakat sekitar areal pertambangan.
Rumitnya permasalahan tersebut, dimana peningkatan penerimaan daerah
dari sektor pertambangan terus diupayakan dan pertumbuhan ekonomi menjadi
prioritas utama pemerintah Kabupaten Aceh Barat dengan memanfaatkan
sumberdaya batubara yang ada di Kecamatan Meureubo melalui industri dan disisi
lain keberadaan industri juga akan mempengaruhi kualitas lingkungan yang akan
berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. Penurunan kualitas
lingkungan akan berdampak kepada sosial ekonomi masyarakat disekitar lokasi
industri pertambangan yang mayoritas masyarakatnya menggantungkan hidup
kepada sektor pertanian berupa kebun karet. Sehingga perlu dilakukan sebuah
penelitian yang melihat ketiga aspek yaitu aspek ekonomi, lingkungan dan sosial
agar menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan pengelolaan pertambangan
yang berkelanjutan.

7

Perumusan Masalah
Kegiatan pertambangan batubara di Kecamatan Mereubo, Kabupaten Aceh
Barat telah berlangsung sejak tahun 2012. Areal izin pertambangan batubara
tersebut masuk dalam enam wilayah administratif desa yaitu Desa Sumber Batu,
Buloh, Pucok Reudep, Reudep, Balee dan Paya Baroe akan tetapi kegiatan
pertambangan batubara yang sedangkan berlangsung sampai dengan tahun 2013
hanya mencakup 5 desa yaitu Desa Sumber Batu, Buloh, Pucok Reudep, Reudep
dan Balee. Desa-desa tersebut merupakan desa ring satu yaitu desa yang paling
merasakan dampak dari kehadiran pertambangan batubara. Industri pertambangan
batubara memerlukan modal investasi yang besar dalam pelaksanaannya
dikarenakan memerlukan biaya pembebasan lahan, biaya tenaga profesional, biaya
alat, fasilitas dan teknologi tinggi dalam melaksanakan kegiatan operasional
pertambangan. Berdasarkan data nilai investasi pada sektor pertambangan batubara
yang mengacu pada nilai investasi awal PT Arutmin Indonesia di Propinsi
Kalimantan Selatan untuk tahun pertama adalah Rp. 303.495 miliar yang terdiri atas
biaya pembebasan lahan, pembangunan kantor, pembelian kendaraan, perijinan dan
modal kerja operasional untuk empat bulan dengan luas konsesi sebesar 320 ha
(Sujarwanto 2012).
Modal investasi yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan pertambangan
batubara tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pembangunan perekonomian daerah khususnya bagi masyarakat sekitar areal
pertambangan disebabkan besarnya jumlah nilai investasi yang dibutuhkan. Modal
investasi dari perusahaan pertambangan batubara tersebut akan berkontribusi secara
langsung dalam menyumbang Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh
Barat, selain itu kehadiran perusahaan pertambangan batubara tersebut berpotensi
terhadap penyerapan tenaga kerja lokal serta berpotensi dalam membantu
masyarakat secara sosial ekonomi melalui program Corporate Social Responsibility
(CSR). Kehadiran perusahaan pertambangan tersebut memberikan dampak positif
secara ekonomi dengan bertambahnya jumlah arus uang yang beredar yang
diperoleh dari pengeluaran perusahaan pertambangan baik secara lokal maupun
regional sehingga menyebabkan peningkatan terhadap konsumsi dari pengeluaran
konsumen seperti tenaga kerja dan pelaku usaha. Keadaan tersebut menciptakan
suatu hubungan saling berkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya dalam
roda perekonomian sehingga terjadi peningkatan nilai tambah secara makro
(multiplier effect).
Berdasarkan data BPS 2013, laju pertumbuhan ekonomi Aceh Barat setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari
perbandingan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 selama kurun waktu
2009-2012. Pada tahun 2009 dan 2010 pertumbuhan ekonomi Aceh Barat sebesar
5,00 dan 5,04 persen dengan PDRB konstan yang terbentuk mencapai 1,20 trilyun
rupiah dan 1,26 trilyun rupiah. Nilai tersebut terus mengalami pertumbuhan yaitu
pada tahun 2011 sebesar 5,11 persen dan pada tahun 2012 sebesar 5,00 persen
sehingga nilai PDRB Aceh Barat dapat mencapai 1,32 trilyun rupiah pada tahun
2011 dan 1,39 trilyun rupiah pada tahun 2012. Sebelum tahun 2012 terdapat tiga
sektor yang memiliki kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Aceh Barat,
pertama adalah sektor bangunan/kontruksi pasca bencana tsunami hingga tahun
2009, kedua adalah sektor pertanian dan ketiga adalah sektor perdagangan, hotel

8

dan jasa. Pada tahun 2012, sektor pertambangan mengalami pertumbuhan tertinggi
dibandingkan dengan sektor lainnya dalam struktur pertumbuhan PDRB Aceh
Barat, hal tersebut disebabkan oleh mulai beroperasinya beberapa perusahaan
pertambangan batubara dan emas di Kabupaten Aceh Barat. Tabel 3 data mengenai
laju pertumbuhan ekonomi tiap sektor di Aceh Barat tahun 2009-2012.
Tabel 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tiap Sektor Tahun 2009 - 2012
Sektor
PDRB Aceh Barat
Jasa-jasa
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Pengangkutan dan Komunikasi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Bangunan/Kontruksi
Listrik dan Air
Industri Pengolahan
Pertambangan dan Penggalian
Pertanian

2009

2010

2011

2012

5.00
6.15
4.59
2.99
1.53
-0.78
20.23
10.96
-0.23
11.16

5.04
4.49
5.12
4.84
2.13
2.27
9.39
9.70
3.97
9.78

5.11
4.47
7.49
2.28
2.98
3.53
11.95
9.63
9.64
8.25

5.00
3.61
7.15
3.94
2.38
9.77
8.85
8.46
21.46
6.49

Sumber : BPS Aceh Barat (2013)

Berdasarkan Tabel 3, pertumbuhan ekonomi tiap sektor pada tahun 2012
tersebut, sektor pertambangan mengalami pertumbuhan sebesar 21,46 persen.
Subsektor pertambangan akan mengalahkan nilai produksi subsektor penggalian
yang selama ini mendominasi sektor pertambangan. Sedangkan terdapat tiga sektor
yang mengalami pertumbuhan dibawah pertumbuhan ekonomi Aceh Barat yaitu
sektor perdanggangan sebesar 2,38 persen, sektor jasa sebesar 3,61 persen dan
sektor pengangkutan yaitu sebesar 3,94 persen. Dengan demikian, sektor
pertambangan akan berpotensi sebagai salah satu sektor yang memberikan
kontribusi besar dalam struktur PDRB Aceh Barat.
Menurut Kartosudjo (1994), kegiatan pertambangan batubara secara umum
meliputi pemotongan pepohonan hutan dan pembersihan lahan (land clearing),
pengupasan lapisan tanah penutup dengan cara berjenjang (benching system),
penggalian, pemuatan (material handling), pengangkutan (hauling), reklamasi dan
pasca tambang.
Kegiatan pertambangan tersebut tentunya berpotensi menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar. Menurut Hesperian (2013),
pertambangan menyebabkan kerusakan lingkungan karena melakukan kegiatan
pembukaan lahan yang luas, menggali lubang yang dalam dan memindahkan tanah
dalam jumlah besar. Sehingga dapat mengakibatkan masyarakat disekitar terkena
gangguan kesehatan berupa ganguan pernafasan akibat debu. Gangguan kesehatan
juga diakibatkan oleh bunyi keras yang menyebabkan gangguan pendengaran.
Kegiatan pertambangan batu bara dapat mencemari air dan penggunaan
sumberdaya air yang berlebihan dapat menyebabkan masyarakat kesulitan dalam
memperoleh air untuk konsumsi dan kegiatan pertanian. Alih fungsi lahan
merupakan salah satu konsekuensi dari kegiatan pertambangan yang akan
berdampak kepada kesejahteraan masyarakat sekitar yang telah lama bertumpu
pada sektor pertanian.

9

Masyarakat di sekitar PT MBA merupakan masyarakat dengan
kecenderungan homogen dalam mata pencarian dan pendidikan. Mayoritas
masyarakat di desa sekitar lokasi izin pertambangan merupakan masyarakat dengan
bermata pencaharian sebagai petani karet. Berdasarkan data dari Kecamatan
Meureubo (KM 2013), jumlah penduduk bermata pencaharian sebagai petani di
Kecamatan Mereubo adalah 80 persen dari jumlah masyarakat usia pekerja.
Kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT MBA menyebabkan
terjadinya potensi perubahan penerimaan masyarakat yang bermata pencaharian
sebagai petani karet akibat kerusakan bentang alam dan alih fungsi lahan yang
mempengaruhi produksi karet. Selain itu, kegiatan pertambangan yang
menghasilkan ekternalitas, tentunya akan meningkatkan biaya sosial yang berupa
biaya kesehatan akibat polutan dari ekternalitas yang dihasilkan perusahaan
pertambangan. Sedangkan dampak sosial yang kemungkinan akan terjadi adalah
potensi konflik antara masyarakat dengan perusahaan dan masyarakat terkait
permasasalahan lahan, ketersedian lapangan kerja dan perubahan budaya.
Beranjak dari permasalahan diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Seberapa besar dampak ekonomi lokal dan regional yang ditimbulkan oleh
PT MBA terhadap masyarakat di sekitar areal kerja perusahaan?
2. Seberapa besar dampak lingkungan dari kegiatan PT MBA terhadap
masyarakat di sekitar kawasan pertambangan batubara?
3. Apa dampak sosial yang telah terjadi akibat dari kegiatan PT MBA
terhadap masyarakat di sekitar kawasan pertambangan batubara?
4. Bagaimana kebijakan pemerintah Aceh Barat terkait pengelolaan
sumberdaya batubara yang berpihak kepada masyarakat lokal?
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak
ekonomi, lingkungan dan sosial dari kegiatan pertambangan batubara kepada
masyarakat sekitar kawasan pertambangan. Sedangkan secara khusus penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Menganalisis seberapa besar dampak ekonomi dari kegiatan pertambangan
batubara oleh PT MBA terhadap masyarakat lokal dan regional.
2. Mengestimasi seberapa besar nilai dampak lingkungan dari kegiatan
pertambangan batubara oleh PT MBA terhadap masyarakat lokal.
3. Mengidentifikasi dampak sosial akibat dari kegiatan pertambangan
batubara oleh PT MBA terhadap masyarakat lokal.
4. Mengevaluasi kebijakan pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam
pengelolaan sumberdaya batubara terhadap masyarakat lokal.

10

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bahan informasi bagi masyarakat untuk mengetahui dampak positif dan
negatif dari kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT MBA sehingga
masyarakat dapat menjaga keberlangsungan lingkungan secara partisipatif.
2. Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menentukan besaran biaya
kompensasi kepada masyarakat akibat kegiatan pertambangan yang
dilakukan PT MBA.
3. Informasi dan gagasan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam
pengembangan pertambangan yang berkelanjutan.
4. Sarana pengembangan ilmu dan pengetahuan, khususnya pada kajian
ekonomi, lingkungan dan sosial pada kegiatan pertambangan serta sebagai
bahan referensi untuk akademisi dan peneliti dalam penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
1. Penelitian ini menganalisis nilai manfaat dari dampak ekonomi lokal (local
multiplier effect) dengan menggunakan pendekatan mengukur arus uang
yang beredar akibat dari kegiatan pertambangan khusus di 5 desa terdekat
dari lokasi izin pertambangan.
2. Penelitian ini mengestimasi nilai kerugian dari dampak lingkungan yang
disebabkan oleh kegiatan pertambangan di 5 desa terdekat dari lokasi izin
pertambangan dengan pendekatan change in productivity pada usaha
perkebunan karet, cost of illness dan loss of earning dari masyarakat
terkena dampak langsung.
3. Penelitian ini mengidentifikasi dampak sosial dari kegiatan pertambangan
batubara yang memicu terjadinya konflik antara masyarakat.
4. Penelitian ini mengevaluasi kebijakan pemerintah yang telah berlangsung
terhadap pengelolaan sumberdaya batubara di Kabupaten Aceh Barat.

11

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pertambangan Batubara
Batubara merupakan batuan sendimen berwarna hitam atau hitam kecoklatcoklatan yang mudah terbakar, terbentuk dari endapan batuan organik yang terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah
terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh
tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara.
Secara ringkas ada 2 tahapan proses terbentuknya batubara, tahap pertama adalah
tahap biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdekomposisi hingga
terbentuknya lignit. Unsur utama yang berperan dalam proses ini adalah kadar air,
tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan pembusukan dan
kompaksi material organik serta membentuk gambut. Tahap kedua adalah tahap
geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminous dan akhirnya
antrasit (Kent 1993).
Batubara dapat digolongkan menjadi 4 jenis tergantung dari umur dan lokasi
pengambilan batubara, yaitu (1) Lignit ; disebut juga brown-coal, merupakan
tingkatan batubara yang paling rendah dan umumnya digunakan sebagai bahan
bakar untuk pembangkit listrik. (2) Subbituminous ; umum digunakan sebagai
pembangkit listrik tenaga uap. Subbituminous juga merupakan sumber bahan baku
yang penting dalam pembuatan hokarbon aromatis dalam industri kimia sint

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Pertambangan Emas Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

40 204 117

Pengaruh Praktik Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Status Gizi Balita Di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

1 29 101

Dampak Pemekaran Kecamatan Terhadap Percepatan Pembangunan Masyarakat Di Kecamatan Hatonduhan...

0 29 3

Dampak Kegiatan Pertambangan tanpa Ijin (PETI) Batubara Terhadap Kualitas Sumberdaya Lahan dan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan

0 21 170

Dampak Pertambangan Terhadap Fungsi Ekonomi Lingkungan dan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus Pertambangan Bijih Besi PT Juya Aceh Mining di Kabupaten Aceh Barat Daya Propinsi NAD)

4 37 222

DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT TERHADAP SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DI DESA HUTABARGOT NAULI KECAMATAN HUTABARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL.

7 42 29

ANALISIS RISIKO KARAKTERISTIK, SOSIAL EKONOMI, PERILAKU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP MALARIA (STUDI KASUS DI KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK KABUPATEN ACEH BARAT).

2 8 17

DAMPAK MIGRASI TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI ETNIS BATAK TOBA DI KECAMATAN SEMADAM KABUPATEN ACEH TENGGARA.

0 1 19

Dampak Pertambangan Pasir di Sungai Grindulu terhadap Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pacitan dan Arjosari Kabupaten Pacitan.

1 1 12

DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT SEKITAR PERTAMBANGAN BATUBARA (KAJIAN JASA LINGKUNGAN SEBAGAI PENYERAP KARBON)

0 0 12