Pemanfaatan Media Kotoran Ayam dan Limbah Ikan Lele pada Budidaya Cacing Sutra (Tubificidae) dengan Sistem Resirkulasi Wadah Bertingkat.

PEMANFAATAN MEDIA KOTORAN AYAM DAN LIMBAH
IKAN LELE PADA BUDIDAYA CACING SUTRA (Tubificidae)
DENGAN SISTEM RESIRKULASI WADAH BERTINGKAT

DIANA SRIWISUDA PUTRI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemanfaatan Media
Kotoran Ayam dan Limbah Ikan Lele pada Budidaya Cacing Sutra (Tubificidae)
dengan Sistem Resirkulasi Wadah Bertingkat adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2014
Diana Sriwisuda Putri
NRP C151120131

RINGKASAN
DIANA SRIWISUDA PUTRI. Pemanfaatan Media Kotoran Ayam dan Limbah
Ikan Lele pada Budidaya Cacing Sutra (Tubificidae) dengan Sistem Resirkulasi
Wadah Bertingkat. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan DANIEL
DJOKOSETIYANTO.
Pakan alami merupakan faktor penting dalam budidaya ikan terutama pada
fase pembenihan. Salah satu jenis pakan alami yang paling disukai oleh benih ikan,
khususnya benih ikan-ikan catfish adalah cacing sutra. Hal ini dikarenakan cacing
sutra memiliki kandungan protein yang tinggi. Cacing sutra di alam, umumnya
diperoleh dari proses penangkapan di sungai, parit dan selokan. Ketersediaan
cacing sutra di alam sebagai pakan hidup relatif terbatas sehingga sangat
diperlukan media kultur cacing sutra yang baik dan dapat memproduksi cacing
dalam jumlah banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh pemanfaatan kotoran ayam fermentasi dan limbah lele terhadap hasil
panen cacing sutra dengan sistem resirkulasi dalam wadah bertingkat.

Pada penelitian ini yang digunakan rancangan acak lengkap dengan 4
perlakuan dan 2 kali ulangan. Jenis perlakuan adalah pemberian kotoran ayam
fermentasi di sedimen dengan pemberian pada awal pemeliharaan (P0), pemberian
kotoran ayam fermentasi di sedimen dan pengulangan pemberiannya setiap 5 hari
sekali (P1), pemberian kotoran ayam fermentasi di sedimen dan pemberian limbah
dari budidaya ikan lele intensif (P2), pemberian kotoran ayam fermentasi di
sedimen dan pengulangan pemberiannya 5 hari sekali dan pemberian limbah dari
budidaya ikan lele intensif (P3). Parameter selama penelitian yang diuji meliputi
kelimpahan individu, biomassa, sedimen yaitu TOM (Total Organic Matter), total
N dan C-Organik sedangkan parameter kualitas air yang diukur yaitu oksigen
terlarut (DO), suhu, pH, TAN (Total Ammonia Nitrogen), TOM (Total Organic
Matter), TSS (Total Suspended Solid), VSS (Volatile Suspended Solid), nitrit,
nitrat dan amonia. Sampel sedimen dan air diambil setiap 10 hari sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kotoran ayam fermentasi di
sedimen dan pemberian limbah dari budidaya lele intensif merupakan perlakuan
yang terbaik apabila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kondisi kualitas air
selama penelitian, secara keseluruhan masih memenuhi standar budidaya untuk
cacing sutra. Pemberian kotoran ayam fermentasi di sedimen dan pemberian
limbah dari budidaya lele intensif pada sistem resirkulasi dalam wadah bertingkat
merupakan perlakuan yang terbaik yang menghasilkan produksi biomassa sebesar

6,47 kg/m2 dan puncak kelimpahan sebesar 1.697 individu/m2, ditinjau dari
parameter kualitas air, kandungan bahan organik dan nilai TOM air selama
penelitian. Pemberian kotoran ayam fermentasi di sedimen dan pemberian limbah
dari budidaya lele intensif merupakan yang terbaik karena menghasilkan
kelimpahan dan biomassa terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Kata Kunci: Cacing Sutra, Resirkulasi, Wadah Bertingkat

SUMMARY
DIANA SRIWISUDA PUTRI. Utilization The Feces of Chicken Media and
Catfish Waste on Blood Worms Cultivation with The Recirculation System in
Multi-Storey Container. Supervised by EDDY SUPRIYONO dan DANIEL
DJOKOSETIYANTO.
Natural feed is an important factor in fish farming, especially in the
hatcheries phase. One type of the most preferred fish, particularly catfish fish seed
is the blood worms. This is because the blood worms have a content of protein
highly. Blood worms that exist in nature, generally obtained from the arrest in
rivers, ditches and gutters. Availability of nature blood worms as live feed is
relatively limited so it is necessary to develop the blood worm culture media and
mass production method. The study objective was to analyze the effect using the
feces of chicken fermented and catfish waste to production of blood worm with

the recirculation system in multi-storey container.
Experimental used completed randomize design with four treatments and
two replications. The treatments were the feces of chicken fermented into
sediment on the first care (P0), the feces of chicken fermented into sediment and
administrated of repetition each 5 days (P1), the feces of chicken fermented into
sediment and the administrated of catfish culture waste intensively (P2), the feces
of chicken fermented into sediment and administrated of repetition each 5 days
also administrated of catfish culture waste intensively (P3). The parameters of
study included individual abundance, biomass, sediment that TOM (Total
Organic Matter), total N and C-Organic while water quality parameters measured
were dissolved oxygen (DO), temperature, pH, TAN (Total Ammonia Nitrogen),
TOM (total Organic Matter), TSS (total Suspended Solid), VSS (Volatile
Suspended Solid), nitrite, nitrate, ammonia. Sediment and water samples were
taken each 10 days.
The results showed that the feces of chicken fermented into sediment and
catfish culture waste intensively was the best treatment among other treatments.
Water quality conditions during the study meet overall standards requirement for
blood worm aquaculture. The feces of chicken fermented into sediment and waste
from intensive catfish farming with multi storey container in recirculation system
was the best medium to increased growth of blood worms with biomass at 6.47

kg/m2 and the highest abundance at 1,697 ind/m2, from the water quality
parameters, organic matter contents and TOM water values during the study. The
feces of chicken fermented into sediment and waste from intensive catfish
farming was the best because the production of its abundance and biomass was
the best when compared among other treatments.
Keywords: Recirculation, blood worms, storey container

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PEMANFAATAN MEDIA KOTORAN AYAM DAN LIMBAH
IKAN LELE PADA BUDIDAYA CACING SUTRA (Tubificidae)
DENGAN SISTEM RESIRKULASI WADAH BERTINGKAT


DIANA SRIWISUDA PUTRI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji Luar Komisi Pada Ujian Tesis: Dr Ir Dinar Tri Soelistyowati, DEA

Judul Tesis : Pemanfaatan Media Kotoran Ayam dan Limbah Ikan Lele pada
Budidaya Cacing Sutra (Tubificidae) dengan Sistem Resirkulasi
Wadah Bertingkat.
Nama

: Diana Sriwisuda Putri
NIM
: C151120131

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Eddy Supriyono, MSc
Ketua

Prof Dr Ir Daniel Djokosetiyanto, DEA
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Akuakultur

Dekan Sekolah Pascasarjana


Dr Ir Widanarni, MSi
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 30 September 2014

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2014
ini adalah “Pemanfaatan Media Kotoran Ayam dan Limbah Ikan Lele pada
Budidaya Cacing Sutra (Tubificidae) dengan Sistem Resirkulasi Wadah
Bertingkat”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Eddy Supriyono, MSc
dan Bapak Prof Dr Ir Daniel Djokosetiyanto selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya ilmiah
ini dapat diselesaikan, serta Ibu Dr Ir Dinar Tri Soelistyowati, DEA selaku dosen
penguji luar komisi pada ujian tesis atas segala saran yang diberikan sehingga tesis
ini lebih berkualitas.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada ayahanda
Prof Dr Ir Syafriadiman dan ibunda Yumna S.Pd yang telah memberikan motivasi
berupa moril dan materil, kesabaran, pengertian, kasih sayang yang tulus dan doa
yang tiada hentinya, serta kakanda Veraminah Sandriosa Putri, adinda Skel;
Hengki Firmanda S.SH, MH, MSi, Edi Yusuf Adiman, dan R Multi KA atas
segala doa, dan kasih sayangnya. Di samping itu, terima kasih juga penulis
sampaikan kepada seluruh keluarga Martini SPd, Hasnidar SPd, Zulfahmi,
Mardiah, Rahmadanis dan Mazda Lena atas doa dan kasih sayangnya selama
penulis menyelesaikan studi.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Rico Andespa, Alisa
Puspita, bang Dedi Pardiansyah, kak Sri Wahyuni, bang Yusuf, Arya Fitriadi,
Faradina, kak Titi, bang Musa, Rodhi, kak Dodi, Eko, Wira, Yeni dan Zizah atas
segala persahabatan dan kekeluargaan yang diberikan kepada penulis. Terima
kasih juga kepada keluarga besar Akuakultur 2012 atas segala semangat,
kerjasama dan dukungan moril maupun spiritual.
Penelitian dan penyusunan tesis ini dapat terlaksana atas bantuan dana dari
ORANG TUA penulis yang tulus.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2014

Diana Sriwisuda Putri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian


1
1
3
3

2 METODE PENELITIAN
Budidaya Cacing Sutra
Budidaya Ikan Lele
Rancangan Penelitian
Parameter Pengamatan
Parameter Kualitas Air
Sedimen
Kelimpahan Individu
Biomassa
Analisis Data

3
3
5
6
6
6
6
7
7
7

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Lingkungan Budidaya
Kelimpahan Cacing Sutra
Biomassa Cacing Sutra

7
7
12
13

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

15
15
15

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN

18

RIWAYAT HIDUP

22

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Kisaran nilai kualitas air di dalam wadah pada air budidaya
Nilai TOM (%) pada air budidaya cacing sutra
Pemanfaatan TOM (%) oleh cacing sutra
Kandungan bahan organik total (%) pada sedimen budidaya cacing
sutra
5 Kelimpahan dan biomassa cacing sutra pada saat puncak (hari ke-60)
6 Data parameter produksi cacing sutra

7
9
10
10
13
15

DAFTAR GAMBAR
1 Kelimpahan cacing sutra dalam setiap perlakuan selama penelitian
2 Biomassa cacing sutra dalam setiap perlakuan selama penelitian
3 Kelimpahan dan biomassa cacing sutra dalam setiap perlakuan selama
penelitian

12
13
14

DAFTAR LAMPIRAN
1 Wadah budidaya cacing sutra dengan sistem resirkulasi wadah
bertingkat
2 Kelimpahan cacing sutra (individu/m2) selama penelitian
3 Biomassa cacing sutra (kg/m2) selama penelitian

18
20
21

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakan alami merupakan faktor penting dalam budidaya ikan terutama pada
fase pembenihan. Benih yang berkualitas sangat tergantung kepada manajemen
pakan yang tepat di mana produksi pakan alami untuk pemeliharaan larva ikan di
pusat-pusat pembenihan ikan adalah sangat penting (Syafriadiman dan Masril
2013). Pakan yang diberikan haruslah tepat jumlah, tepat mutu dan tepat ukuran
(Djokosetiyanto et al. 1992). Salah satu jenis pakan alami yang paling disukai
oleh benih ikan, khususnya benih ikan-ikan catfish adalah cacing sutra yang juga
disebut „sludge worms‟ atau cacing rambut atau cacing oligochaeta (Tubifex sp.)
karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Findy (2011) menyatakan cacing
sutra mengandung 65% protein, 15% lemak dan 14% karbohidrat.
Cacing sutra di alam, umumnya diperoleh dari proses penangkapan di
sungai, parit dan selokan. Lingkungan habitat cacing sutra biasanya
berkonduktivitas tinggi, kedalaman air rendah, sedimen liat-berpasir atau liat
berlumpur, kecepatan arus rendah, dan jumlah bahan-bahan organik yang
berubah-ubah (Marchese 1987; Pasteris et al. 1996). Jumlah permintaan cacing
saat ini berasal dari alam yang tidak dapat dipastikan kualitasnya dan dapat
menjadi agen pembawa penyakit, sehingga ketergantungan cacing sutra di alam
kurang mendukung bagi keberlangsungan dan keberlanjutan budidaya ikan
(Sinaga 2012).
Ketersediaan cacing sutra di alam sebagai pakan hidup relatif terbatas maka
sangat diperlukan media kultur cacing sutra yang baik dan dapat memproduksi
cacing yang tinggi dan mampu menyediakan sesuai dengan target produksi
akuakultur nasional sebesar 353% atau 5,26 juta ton pada tahun 2010 menjadi
16,9 juta ton pada tahun 2014 di mana ikan lele merupakan komoditas unggulan
tersebut dengan produksi 900 ton pada tahun 2014 (Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya 2010; Hikmayani et al. 2012). Cacing sutra dapat berkembang biak
pada media yang mempunyai kandungan oksigen terlarut berkisar antara 2,75-5
mg/l, kandungan amonia