Kualitas media budidaya dan produksi ikan lele sangkuriang Clarias sp. yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan kepadatan berbeda.
KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN PRODUKSI IKAN LELE
SANGKURIANG Clarias sp. YANG DIPELIHARA PADA
SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN BERBEDA
REKY MARIAN ABADI
SKRIPSI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
(2)
vi PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN PRODUKSI IKAN LELE SANGKURIANG Clarias sp. YANG DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN BERBEDA
adalah benar merupakan karya sendiri dan belum digunakan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2012
REKY MARIAN ABADI C14070004
(3)
vii
ABSTRAK
REKY MARIAN ABADI. Kualitas media budidaya dan produksi ikan lele sangkuriang Clarias sp. yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan kepadatan berbeda. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan LIES SETIJANINGSIH.
Permintaan lele yang semakin meningkat serta diperlukannya antisipasi terhadap penurunan produksi akuakultur akibat penyusutan lahan budidaya dan penurunan kualitas perairan menyebabkan budidaya lele harus dilakukan secara intensif salah satu alternatifnya melalui pemanfaatan sistem resirkulasi untuk menjaga kualitas air. Untuk itu, penelitian ini akan melihat perubahan kualitas air yang terjadi pada kolam pembesaran ikan lele pada padat tebar berbeda yang menggunakan sistem resirkulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kualitas air terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup dan hasil produksi pembesaran ikan lele sangkuriang Clarias sp. pada sistem resirkulasi outdoor dengan padat tebar yang berbeda sebagai dasar untuk menentukan padat tebar yang optimal. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011, di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan meliputi 50 ekor/m2, 100 ekor/m2 dan 150 ekor/m2. Pengukuran kualitas air dilakukan secara berkala, terdiri dari sifat fisika kimia air media selama pemeliharaan yaitu suhu, pH, DO, amonia, nitrit dan nitrat serta pengukuran parameter biologi ikan meliputi, SR, SGR, pertumbuhan bobot mutlak dan pertumbuhan panjang mutlak. Hasil penelitian menunjukkan padat tebar yang berbeda pada setiap perlakuan yang digunakan menunjukkan perubahan kualitas air yang masih dalam kisaran normal untuk pembesaran ikan lele sangkuriang Clarias sp. Perlakuan yang memberikan hasil pertumbuhan, kelangsungan hidup dan hasil produksi yang terbaik adalah 150 ekor/m2.
(4)
viii
ABSTRACT
REKY MARIAN ABADI. Media culture quality and production of sangkuriang catfish Clarias sp. which maintained in recirculation system with different stocking density. Supervised by EDDY SUPRIYONO and LIES SETIJANINGSIH.
Increasing demand for catfish and the need of anticipation for aquaculture productionadecreasedaasaresultafromashrinkageaofacultivatedaland and deturatio n water quality in catfish media causes catfish cultivation should be done intensively by through improvement of culturing technology, one of them is throught utilization of a recirculation system in order to maintain water quality. Therefore, this experiment will observe at changes of water quality that occur in catfish rearingnponds at different stockingadensity whichausinga recirculation system. The purpose of this experiment was to analyze the changes in water quality, growth, survival and differences in the production growth of Sangkuriang catfish Clarias sp. in the outdoor recirculation system with different stocking density as a base for determining the optimal stocking density. The experimentawasaimplementedafromaAugustato Septembera2011,aatathe Installati on ofaAquacultureaEnvironmental Research and Toxicology, Cibalagung, Bogor. The design of the experiment is Randomized Complete Design with 3 treatments and 3 replications. The treatments include 50 ekor/m2, 100 ekor/m2 dan 150 ekor/m2. Water quality measurements performed on a regular basis, consisting of physical and chemical character of maintenance water media that ware temperature, pH, DO, ammonia, nitrites and nitrates as well as measurement fish biology parameters include, SR, SGR, the absolute growth weight and length. The results showed that different stocking density that used in each treatment produces changes of water quality still within the normal range for rearing Sangkuriang catfish Clarias sp . The treatment that gives the growth, survival and production results of best is the 150 ekor/m2.
(5)
ix
KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN PRODUKSI IKAN LELE
SANGKURIANG
Clarias
sp. YANG DIPELIHARA PADA
SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN BERBEDA
REKY MARIAN ABADI
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
(6)
x
SKRIPSI
Judul : Kualitas media budidaya dan produksi ikan lele sangkuriang Clarias sp. yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan kepadatan berbeda.
Nama : Reky Marian Abadi Nomor Pokok : C14070004
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Edy Supriyono, M.Sc Ir. Lies Setijaningsih, M.Si. NIP. 19630212 198903 1 003 NIP. 19610203 198703 2 004
Mengetahui,
Ketua Departemen Budidaya Perairan
Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc. NIP. 19591222 198601 1 001
(7)
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka Skripsi yang berjudul "Kualitas media budidaya dan produksi ikan lele sangkuriang Clarias sp. yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan kepadatan berbeda” ini dapat diselesaikan. Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc. selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ir. Lies Setijaningsih, M. Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan selama studi dan penyelesaian skripsi.
3. Bapak/Ibu selaku Dosen Penguji Tamu yang telah memberikan banyak masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh staf pengajar, staf tata usaha, staf perpustakaan, dan laboran Departemen BDP atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ayahanda Nizron Ibrahim, Ibunda Mairo dan adik-kakakku tercinta atas kasih sayang, doa, dukungan semangat baik moril maupun materi.
6. Pak Jajang dan Kang Abe atas dukungan, doa dan persahabatannya sehingga penelitian ini berjalan lancar.
7. Shavika Miranti, Peni, Opik, Ruly, Tyas, Agus Prasetiawan, Trian, Arie Kurnianto, Ican, Azis, Ririn, Lita, Wahyu, Bahtiar, dan Comb44t atas dukungan, doa, dan persahabatannya.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi Penulis dan juga bagi semua pihak yang memerlukan informasi yang berhubungan dengan tulisan ini. Amin.
Bogor, Mei 2012
(8)
xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung, 4 Maret 1989, adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari ayah yang bernama Nizron Ibrahim dan ibu Mairo. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu SDN 1 Way Mengaku, lulus tahun 2001, SLTPN 1 Liwa lulus tahun 2004, SMAN 1 Liwa lulus tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan tinggi ke Institut Pertanian Bogor tahun 2007 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Setelah satu tahun melalui program Tingkat Persiapan Bersama (TPB), penulis masuk pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama kuliah di IPB, penulis pernah aktif dalam beberapa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), Merpati Putih tahun 2007/2008 dan KOPMA (Koperasi Mahasiswa) tahun 2007/2008. Penulis juga tergabung dalam organisasi sebagai anggota HIMAKUA (Himpunan Mahasiswa Akuakultur) tahun 2008-2010. Selain itu penulis pernah mengemban amanah sebagai Asisten praktikum mata kuliah Fisika Kimia Perairan (2010/2011). Penulis pun pernah menjalani Praktek Lapangan Akuakultur di BBL Batam, Kepri pada bulan Juli-Agustus 2010, selain itu penulis pernah menjalani magang di BBL Lampung (2009). Tugas akhir di perguruan tinggi penulis selesaikan dengan menulis Skripsi yang berjudul
“KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN PRODUKSI IKAN LELE SANGKURIANG Clarias sp. YANG DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN BERBEDA”.
(9)
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat ... 3
2.2 Metode Penelitian ... 3
2.2.1 Rancangan Penelitian ... 3
2.2.2 Prosedur Penelitian ... 3
2.3 Parameter Penelitian ... 4
2.3.1 Kualitas Air ... 4
2.3.2 Biologi Ikan ... 5
2.3.2.1 Kelangsungan Hidup ... 5
2.3.2.2 SGR ... 5
2.3.2.3 Pertumbuhan Bobot Mutlak ... 6
2.3.2.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak ... 6
2.3.2.5 Hasil Produksi ... 6
2.3.2.6 Feed Convertion Ratio (FCR) ... 6
2.4 Analisa Data ... 7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil ... 8
3.1.1 Parameter Kualitas Air ... 8
3.1.1.1 Suhu ... 8
3.1.1.2 Oksigen Terlarut (DO) ... 9
3.1.1.3 Derajat Keasaman (pH) ... 9
3.1.1.4 Amonia ... 10
3.1.1.5 Nitrit ... 11
3.1.1.6 Nitrat ... 11
3.1.2 Parameter Biologi Ikan ... 12
3.1.2.1 Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) ... 12
3.1.2.2 Specific Growth Rate (SGR) ... 13
3.1.2.3 Pertumbuhan Bobot Mutlak ... 13
3.1.2.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak ... 14
3.1.2.5 Hasil Produksi ... 15
(10)
ii
3.2 Pembahasan ... 16
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 21
4.2 Saran ... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 22
(11)
iii
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Parameter kualitas air, satuan, peralatan dan tempat analisis ... 4
(12)
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Grafik Suhu ... 8
2. Grafik Oksigen Terlarut (DO ... 9
3. Grafik Derajat Keasaman (pH) ... 10
4. Grafik Amonia ... 10
5. Grafik Nitrit ... 11
6. Grafik Nitrat ... 12
7. Grafik Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) ... 12
8. Grafik Specific Growth Rate (SGR) ... 13
9. Grafik Pertumbuhan Bobot Mutlak ... 14
10.Grafik Pertumbuhan Panjang Mutlak ... 14
11.Grafik Hasil Produksi ... 15
(13)
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Pola Aliran Air Sistem Resirkulasi ... 25
2. Data Suhu dan Analisa Statistik Suhu ... 26
3. Data DO dan Analisa Statistik DO ... 28
4. Data pH dan Analisa Statistik pH ... 30
5. Data Amonia dan Analisa Statistik Amonia ... 32
6. Data Nitrit dan Analisa Statistik Nitrit. ... 34
7. Data Nitrat dan Analisa Statistik Nitrat ... 37
8. Data Tingkat Kelangsungan Hidup dan Analisa Statistik ... 39
9. Data Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) dan Analisa Statistik ... 40
10.Data Pertambahan Bobot Mutlak dan Analisa Statistik ... 40
11.Data Pertumbumbuhan Panjang Mutlak dan Analisa Statistik ... 41
12.Data Hasil Produksi dan Analisis Statistik ... 42
(14)
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya warung makan pecel lele yang bermunculan. Untuk pasar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) permintaannya setiap hari tidak kurang dari 75 ton atau 2.250 ton/bulan dengan nilai perputaran uang sekitar Rp 20 miliar/bulan (Mahyuddin, 2010). Hal inilah yang menjadikan lele sebagai komoditas utama yang menjadi target Ditjen Perikanan Budidaya untuk ditingkatkan produktivitasnya mulai tahun 2009-2014 dengan kenaikan rata-rata 35% atau sebesar 450 ton (KKP, 2010). Selain itu, lele dapat dibudidayakan dengan teknologi budidaya yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya relatif mudah, dan modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (Mahyuddin, 2010).
Permintaan lele yang semakin meningkat serta diperlukannya antisipasi terhadap penurunan produksi akuakultur akibat penyusutan lahan budidaya dan penurunan kualitas perairan menyebabkan budidaya lele harus dilakukan secara intensif. Salah satunya adalah peningkatan padat tebar ikan pada wadah pemeliharaan. Peningkatan padat tebar tentunya akan menambah permasalahan yang secara tidak langsung memberikan dampak terhadap menurunnya pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele akibat penambahan jumlah pakan yang diberikan sehingga menimbulkan penumpukan limbah di kolam. Limbah budidaya ikan yang merupakan hasil aktivitas metabolisme banyak mengandung amonia (Effendi, 2003). Ikan mengeluarkan 80-90% amonia (N-anorganik) melalui proses osmoregulasi, sedangkan dari feses dan urine sekitar 10-20% dari total nitrogen (Rakocy et al., 1992 dalam Sumoharjo, 2010). Akumulasi amonia pada media budidaya merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas perairan yang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya ikan. Oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi untuk mengatasi permasalahan kualitas air dalam penerapan sistem budidaya tanpa pergantian air (zero water exchange) ini salah satunya dengan mengaplikasikan sistem resirkulasi pada wadah budidaya. Sistem resirkulasi merupakan sistem aliran air yang mengalir secara terus-menerus dalam sebuah wadah pemeliharaan tanpa pergantian atau penambahan air, terdapat
(15)
2 filtrasi sebagai penyaring kotoran/limbah dan menggunakan pompa sebagai energi penggerak (Sumpeno, 2005). Menurut Masser et al (1999) dengan sistem resirkulasi dapat mengontrol faktor lingkungan dan memungkinkan pertumbuhan optimum. Sistem resirkulasi dapat melakukan daur ulang terhadap air wadah budidaya untuk memperbaiki kualitasnya (Stickney, 1993).
Selama ini beberapa penelitian tentang padat tebar ikan lele terutama untuk pembenihan dan pendederan yang dilakukan secara indoor dengan sistem resirkulasi. Berdasarkan hasil penelitian Saptoprabowo (2000) untuk pendederan ikan lele ukuran 2 cm dengan padat tebar 20 ekor/liter menggunakan sistem resirkulasi pada akuarium menghasilkan SR sebesar 98,5%. Berbeda dengan yang dilakukan para petani di daerah Bantul yang menerapkan padat tebar cukup tinggi yaitu 50 ekor/m2 dengan ukuran benih 9 cm dengan target produksi 6-8 kg/ m2 dalam waktu 60 hari pemeliharaan (AGRINA, 2007).
Penelitian padat tebar lele untuk tahap pembesaran di outdoor menggunakan sistem resirkulasi belum pernah dilakukan. Perubahan kualitas air sistem resirkulasi pada indoor tentunya berbeda dengan outdoor. Melalui pengamatan berkala terhadap kualitas air pada outdoor dengan sistem resirkulasi untuk tahap pembesaran ikan lele dapat memberikan informasi berapa lama daya dukung kualitas air pada wadah pemeliharaan dapat bertahan sehingga menghasilkan produksi yang tetap optimal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan kualitas air yang terjadi pada kolam pembesaran ikan lele pada padat tebar berbeda yang menggunakan sistem resirkulasi pada outdoor.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kualitas air, pertumbuhan, kelangsungan hidup dan perbedaan hasil produksi pembesaran ikan lele sangkuriang Clarias sp. Pada sistem resirkulasi outdoor dengan padat tebar yang berbeda sebagai dasar untuk menentukan padat tebar yang optimal.
(16)
3
II.
BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011, di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2 Metode Penelitian 2.2.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu perbedaan padat tebar yang dipelihara pada sistem resirkulasi outdoor. Perlakuan meliputi kontrol 50 ekor/m2 merupakan padat tebar yang biasa dilakukan petani, perlakuan 1 (P1) 100 ekor/m2 dan perlakuan 2 (P2) 150 ekor/m2. Sistem resirkulasi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat melalui Lampiran 1.
2.2.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian melalui tahapan persiapan dan pemeliharaan. Persiapan kolam budidaya ikan lele adalah kolam beton berukuran 3 x 3,25 x 0,75 m3 sebanyak 9 buah. Sebelum digunakan untuk proses pemeliharaan, kolam dibersihkan dengan membuang air yang ada sebelumnya, disikat dan dikeringkan, selanjutnya sumber air yang berasal dari saluran outlet kolam ikan nilem dialirkan ke kolam ikan lele.
Ikan yang akan digunakan yaitu ikan lele sangkuriang Clarias sp. dengan bobot sekitar 10 - 13 g/ekor. Sebelum tebar awal dilakukan, ikan diadaptasikan terlebih dahulu dalam kolam penampungan selama 7 hari. Masa pemeliharaan ikan berlangsung selama 40 hari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari dengan Feeding Rate sebesar 3% (BBAT, 2005). Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein sekitar 30%.
(17)
4
2.3Parameter Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran parameter kualitas air yang meliputi suhu, pH, DO, amonia, nitrit, nitrat dan parameter biologi ikan yang dihitung meliputi kelangsungan hidup (SR), laju pertumbuhan spesifik (SGR), pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, hasil produksi dan Feed Convertion Ratio (FCR).
2.3.1 Kualitas air
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 10 hari sekali pada kolam, terdiri dari sifat fisika kimia air media selama 40 hari masa pemeliharaan yaitu suhu, pH, DO, amonia, nitrit dan nitrat (Tabel 1).
Tabel 1. Parameter kualitas air, satuan, peralatan dan tempat analisis
Parameter Satuan Peralatan Tempat
Analisis Kualitas Air
Fisika Air
1. Suhu air oC DO meter Lapangan
Kimia Air DO pH TAN Nitrit Nitrat
mg/l
mg/l mg/l mg/l
DO meter pH- meter Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer
Lapangan Lapangan Laboratorium Laboratorium Laboratorium
(18)
5
2.3.2 Biologi Ikan
Pengukuran biologi ikan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan jumlah sampel 25 ekor setiap kolam untuk data laju pertumbuhan spesifik (SGR) dengan mengambil data panjang dan bobot dari ikan sampel. Sedangkan untuk perhitungan kelangsungan hidup (SR), pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, hasil produksi dan FCR dilakukan pada akhir penelitian.
2.3.2.1 Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (SR) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Goddard,1996) :
Keterangan : SR = Kelangsungan hidup /Survival Rate (SR)(%) Nt = Jumlah ikan yang hidup di akhir penelitian (ekor) No = Jumlah ikan yang hidup di awal penelitian (ekor)
2.3.2.2 Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (%) dihitung menggunakan rumus dari Huisman (1989) :
Keterangan:
α = Laju pertumbuhan spesifik Wt = Bobot akhir rata-rata (gr)
(19)
6
2.3.2.3 Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1979) :
ΔW = Wt - Wo Keterangan : ΔW = Pertumbuhan bobot mutlak
Wt = Rata-rata bobot individu pada hari ke-t (g) Wo = Rata-rata bobot individu pada hari ke-0 (g)
2.3.2.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Ukuran panjang pada lele adalah antara ujung kepala hingga ujung ekor lele. Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1979) :
Keterangan : Pm = Pertumbuhan panjang mutlak
Lt = Rata-rata panjang individu pada hari ke-t (cm) Lo= Rata-rata panjang individu pada hari ke-0 (cm)
2.3.2.5 Hasil Produksi
Hasil biomassa produksi dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (2004) :
P = w x N Keterangan : P = Produksi biomassa (g)
w= Bobot rata-rata (g/ekor) N= Jumlah populasi (ekor)
2.3.2.6 Feed Convertion Ratio (FCR)
Pada penelitian ini perhitungan parameter FCR digunakan rumus NRC (1993):
(20)
7 keterangan : FCR = Feed Conversion Ratio
Bt = Biomassa ikan akhir (gram) B0 = Biomassa ikan awal (gram)
2.4 Analisis Data
Hasil penghitungan data dianalisis menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 untuk tabulasi data dan penyajian grafik. SPSS 16.0 digunakan untuk Analisis Ragam (ANOVA) dan uji F pada selang kepercayaan 95%. Program tersebut digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan terhadap perbedaan padat tebar, kelangsungan hidup, dan laju pertumbuhan harian ikan lele. Jika berpengaruh nyata, dilakukan uji lanjut antar perlakuan dengan menggunakan uji Tuckey atau beda nyata jujur.
(21)
8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan padat tebar ikan lele menggunakan sistem resirkulasi yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan biologi ikan.
3.1.1 Parameter Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, oksigen terlarut (DO), pH, amonia, nitrit, dan nitrat.
3.1.1.1 Suhu
Suhu air pada kolam pemeliharaan ikan lele berkisar antara 25,7-29,1oC (Gambar 1). Suhu air yang terukur dari H0 sampai H40 cenderung stabil untuk kontrol, P1 dan P2. Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% untuk H0 sampai H40 menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap perubahan suhu (Lampiran 2).
(22)
9
3.1.1.2 Oksigen Terlarut (Disolved Oxygen, DO)
Hasil pengukuran oksigen terlarut menunjukkan kisaran antara 1.36-6,81 mg/l. DO pada air kolam pemeliharaan dari H0-H10 cenderung stabil. Namun, mengalami penurunan yang cukup drastis dari H10-H20 kemudian cenderung stabil kembali sampai H40 (Gambar 2). Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% untuk H0 sampai H40 menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap perubahan DO (Lampiran 3).
Gambar 2. Kadar oksigen terlarut media pemeliharaan ikan lele.
3.1.1.3 Derajat Keasaman (pH)
Nilai pH air kolam pemeliharaan lele yang diukur cenderung mengalami fluktuasi untuk P1 dan kontrol sedangkan untuk P2 cenderung mengalami kenaikan. Kisaran pH untuk P1 sebesar 6,75-7,65, untuk kontrol berkisar antara 6,01-7,57, P2 berkisar antara 6,48-7,05 (Gambar 3). Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% untuk H0 sampai H40 menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap perubahan pH (Lampiran 4).
(23)
10 Gambar 3. Nilai pH media pemeliharaan ikan lele.
3.1.1.4 Amonia
Nilai amonia air kolam pemeliharaan lele cenderung mengalami penurunan untuk semua perlakuan dari H0 sampai H20 namun mengalami fluktuasi menjelang H30 sampai H40 (Gambar 4). Konsentrasi amoniatertinggi pada P1 yaitu sebesar 0,014mg/ℓ terjadi pada H30, pada P2 sebesar 0,012 mg/ℓ yang juga terjadi pada H30 dan pada kontrol sebesar 0,01 mg/ℓ terjadi pada H0. Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) antara kontrol dengan P1 dan P2 terhadap amonia pada H30 dan H40. Pada perlakuan kontrol, P1 dan P2 pada H0 sampai H20 tidak berbeda nyata (P>0,05), demikian halnya pada perlakuan P1 dan P2 pada H30 sampai H40 (Lampiran 5).
Gambar 4. Kandungan amonia pada kolam ikan lele setiap perlakuan selama pemeliharaan.
(24)
11
3.1.1.5 Nitrit
Kandungan nitrit pada air kolam budidaya ikan lele pada setiap perlakuan berkisar antara 0,013-0,069 (Gambar 5). Nilai nitrit semua perlakuan cenderung mengalami kenaikan selama masa pemeliharaan. Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) untuk P1 dan kontrol terhadap nitrit pada H0, tidak berbeda nyata (P>0,05) untuk semua perlakuan pada H10 sampai H40 (Lampiran 6).
Gambar 5. Kandungan nitrit pada kolam ikan lele setiap perlakuan selama pemeliharaan.
3.1.1.6 Nitrat
Kandungan nitrat pada air kolam pemeliharaan ikan lele pada setiap perlakuan berkisar antara 0, 15-7,76 (Gambar 6). Nilai nitrat semua perlakuan cenderung mengalami penurunan selama masa pemeliharaan berlangsung. Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) untuk kontrol dan P2 terhadap nitrat pada H30 dan H40, tidak berbeda nyata (P>0,05) untuk semua perlakuan pada H0 sampai H20 (Lampiran 7).
(25)
12 Gambar 6. Kandungan nitrat pada kolam ikan lele setiap perlakuan selama
pemeliharaan.
3.1.2 Parameter Biologi Ikan
Parameter biologi ikan yang dihitung pada penelitian ini meliputi tingkat kelangsungan hidup (SR), laju pertumbuhan spesifik (SGR), pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, hasil produksi dan FCR.
3.1.2.1 Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate, SR)
Tingkat kelangsungan hidup ikan lele yang dipelihara selama 40 hari berkisar antara 79,98-81,61% (Gambar 7). Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa kontrol, P1 dan P2 memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05)terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan lele (Lampiran 8).
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 7. Tingkat kelangsungan hidup ikan lele pada setiap perlakuan selama pemeliharaan.
81,61±2,94 80,62±3.16
79,98±2,71
(26)
13
3.1.2.2 Specific Grow Rate (SGR)
Laju pertumbuhan spesifik kontrol, P1 dan P2 mengalami kenaikan yang secara berturut-turut adalah sebesar 4,97±0,18%, 5,19±0,1%, dan 5,40±0,14% (Gambar 8). Hasil analisis ragam juga menunjukkan bahwa P1 dan P2 tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap laju pertumbuhan spesifik, namun P2 berbeda nyata (P<0,05) terhadap kontrol (Lampiran 9).
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 8. SGR ikan lele pada setiap perlakuan selama pemeliharaan.
3.1.2.3 Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak pada setiap perlakuan mengalami kenaikan selama masa pemeliharaan (Gambar 9). Hasil pertumbuhan bobot mutlak yang diperoleh pada kontrol, P1, dan P2 secara berturut-turut pada akhir pemeliharaan, yaitu sebesar 68,79±5,02 g, 76,63±2,75 g dan 83,00±3,73 g. Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa kontrol dan P2 memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot (Lampiran 10).
5,40±0,14 5,19±0,1
4,97±18
(27)
14 Gambar 9. Pertumbuhan bobot ikan lele pada setiap perlakuan selama
pemeliharaan.
3.1.2.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak pada setiap perlakuan mengalami kenaikan selama masa pemeliharaan (Gambar 10). Hasil yang diperoleh pada kontrol, P1, dan P2 secara berturut-turut pada akhir pemeliharaan, yaitu sebesar 9,18±0,59 cm, 10,36±0,39 cm dan 11,56±0,18 cm. Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar pada kontrol, P1 dan P2 untuk masing-masung perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05). (Lampiran 11).
Gambar 10. Pertumbuhan panjang ikan lele pada setiap perlakuan selama pemeliharaan.
(28)
15
3.1.2.5 Hasil Produksi
Hasil produksi yang diperoleh pada akhir pemeliharaan untuk kontrol, P1, dan P2 secara berturut-turut, yaitu sebesar 30.1±1.57 kg, 67,5±6,20 kg dan 116,6±1,84 kg (Gambar 11). Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar semua perlakuan berbeda nyata (P<0,05) terhadap hasil produksi ikan lele (Lampiran 12).
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 11. Hasil produksi ikan lele pada setiap perlakuan selama pemeliharaan.
3.1.2.6 Feed Convertion Ratio (FCR)
Nilai Feed Conversion Ratio (FCR) pada kontrol, P1 dan P2 secara berturut-turut adalah 1,37±0,04, 1,52±0,10, dan 1,47±0,03 (Gambar 12). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai Feed Conversion Ratio (FCR). (Lampiran 13).
Keterangan : Huruf yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05)
Gambar 12. Nilai Feed Convertion Ratio (FCR) ikan lele selama pemeliharaan
30.1±1.57
a
67.5±6.20
b
c
116.6±1.84
1.37±0.04
1.52±0.10
1.47±0.03
(29)
16
3.2 Pembahasan
Kisaran kualitas air yang mencakup suhu pada media pemeliharaan ikan lele masih tergolong optimal untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan lele. Suhu pada setiap media pemeliharaan selama penelitian berlangsung berkisar antara 25,7-28,8oC. Menurut Boyd (1990) suhu optimal untuk tumbuh bagi ikan yaitu 25-32 °C. Effendi (2003) menyatakan suhu merupakan faktor yang sangat penting pengaruhnya terhadap aktivitas vital pada tubuh ikan, terutama bernafas, tumbuh dan reproduksi, peningkatan suhu sebesar 10oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 2-3 kali lipat, karena laju metabolisme juga akan meningkat.
Kisaran nilai pH selama penelitian pada semua perlakuan antara 6,01 sampai 7,65. Menurut Effendi (2003), sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan pertumbuhan optimal pada nilai pH sekitar 7-8,5. Menurut Boyd (1982) pH yang optimal untuk pertumbuhan sebagian besar spesies ikan berkisar antara 6,5-9,0.
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 2, oksigen terlarut yang terukur pada setiap perlakuan berkisar antara 1.36-6,8. Pada kandungan oksigen terlarut terjadi kecenderungan penurunan nilai sejalan dengan peningkatan kepadatan dan pertumbuhan ikan lele. Hal ini diduga terjadi karena oksigen terlarut pada setiap perlakuan tidak hanya digunakan untuk respirasi ikan dan proses nitrifikasi yang terjadi dalam kolam, akan tetapi digunakan juga untuk proses nitrifikasi yang terjadi dalam wadah biofilter. Salah satu penyebab menurunnya konsentrasi oksigen terlarut pada wadah pemeliharaan dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya nafsu makan ikan yang semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhannya menyebabkan terjadinya penumpukan produk metabolit ikan dan limbah organik, sehingga oksigen lebih banyak diperlukan oleh bakteri untuk melakukan proses penguraian. Bakteri nitrosomonas dan nitrobacter memerlukan banyak oksigen dalam proses nitrifikasi, minimum 80% saturasi untuk proses yang normal (Kordi & Tancung, 2007). Kandungan oksigen terlarut untuk pemeliharaan budidaya ikan lele >1 ppm (BBAT, 2005). Menurut Boyd (1982) oksigen terlarut yang optimal untuk pertumbuhan ikan harus lebih dari 5 ppm. Menurut Boyd (1990) menurunnya kandungan oksigen di air disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain jumlah dan ukuran ikan yang
(30)
17 diperlihara. Makin tinggi kepadatan ikan maka jumlah ikan yang mengkonsumsi oksigen meningkat dan limbah metabolisme yang dikeluarkan akan semakin banyak, dan sejalan dengan bertambahnya bobot ikan maka tingkat konsumsi oksigen dan limbah metabolisme per ekor ikan pun meningkat pula.
Kadar amonia media pemeliharaan ikan lele pada semua perlakuan perbedaan padat tebar menunjukkan dari awal pemeliharaan sampai hari ke dua puluh mengalami penurunan, namun pada hari ke tiga puluh meningkat lagi untuk P1 dan P2, pada hari ke empat puluh menurun kembali. Peningkatan pada hari ke dua puluh tersebut disebabkan oleh limbah dari aktivitas budidaya ikan seperti sisa pakan, feses dan urin yang merupakan sumber bahan pencemar nitrogen. Limbah dari sisa pakan, feses dan urin ikan sangat nyata dapat memperburuk kualitas air karena dapat meningkatkan konsentrasi total nitrogen yaitu nitrit, nitrat, amonium dan bahan organik terlarut di dalam kolam, sedangkan oksigen terlarut akan mengalami penurunan (Sindilariu et al., 2008). Menurut Chen et al. (2005) proses nitrifikasi dipengaruhi beberapa faktor diantaranya substrat dan konsentrasi kelarutan oksigen, proses nitrifikasi ini memerlukan oksigen yang cukup banyak. Diduga bahwa adanya konsumsi oleh bakteri nitrifikasi menyebabkan kelarutan oksigen rendah sehingga menyebabkan kenaikan nilai amonia. Berkurangnya oksigen terlarut pada media pemeliharan ikan berakibat berkurangnya kemampuan mengosidasi amonia menjadi produk lain (NH3 →
NH4+ → NO2-→NO3-). Pillay (1993) menyebutkan ambang batas maksimum
konsentrasi amonia untuk kegiatan budidaya adalah 0,02 mg/ℓ meskipun tingkat toleransi ikan terhadap amonia berkisar antara 0 - 2,0 mg/ℓ.
Konsentrasi nitrit yang terukur pada setiap perlakuan berkisar antara 0,013-0,069 ppm. Voslarova et al. (2008) menyatakan bahwa nitrit bersifat toksik terhadap ikan, sifat toksik dapat bersifat kronik dan mematikan. Hasil analisis data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) untuk P1 dan kontrol terhadap nitrit pada H0. Konsentrasi nitrit yang berkisar antara 0,003-0,856 ppm masih menghasilkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 70% untuk ikan yang dipelihara dengan sistem resirkulasi (Murtiati et al., 2010). Kisaran konsentrasi nitrit yang diperoleh selama penelitian masih memenuhi kriteria baku mutu air
(31)
18 dimana nilai ambang baku mutu konsentrasi nitrit menurut Pillay (1993) untuk budidaya sebagian besar jenis ikan diupayakan agar lebih kecil dari 0,1 ppm.
Nitrat merupakan senyawa nitrogen mudah larut dalam air dan bersifat stabil (Effendi, 2003). Kandungan nitrat di perairan dipengaruhi kandungan oksigen terlarut, jika oksigen terlarut dalam air tinggi maka nitrit dalam air teroksidasi menjadi nitrat. Proses nitrifikasi oleh bakteri nitrifikasi mengubah sekitar 93-96% amonia menjadi nitrat dalam kondisi yang optimal dalam unit biofiltrasi (Tyson, 2007). Hasil penelitian pemeliharaan ikan lele dengan perlakuan perbedaan padat tebar menunjukkan bahwa sejalan dengan penurunan amonia terjadi peningkatan nitrit diduga proses penguraian nitrit menjadi nitrat tidak berjalan karena adanya akumulasi nitrit sebagai akibat kerja Nitrobacter terganggu , sehingga nitrat tidak mengalami penguraian secara sempurna.
Secara umum peningkatan kepadatan ikan cenderung menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air media budidaya. Perubahan yang terjadi berupa penurunan kualitas air sebagai akibat dari peningkatan padat tebar ikan. Hal ini terlihat dari perubahan nilai parameter kualitas air yang terjadi pada masing-masing kepadatan ikan. Walaupun terjadi penurunan, kualitas air media budidaya masih berada pada kisaran yang memungkinkan ikan lele untuk hidup dengan baik. Namun demikian penurunan kualitas air tersebut cenderung mempengaruhi beberapa parameter kehidupan ikan lele antara lain pertumbuhan, kelangsungan hidup dan konsumsi pakan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan lele yang ditebar cukup tinggi, seperti dapat dilihat pada Gambar 7, rata-rata tingkat kelangsungan hidup kontrol adalah sebesar 79,89% P1 sebesar 80,62% dan P2 sebesar 81,61%. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan padat tebar menunjukan hasil yang tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan lele. Kisaran nilai kelangsungan hidup dari masing-masing perlakuan kepadatan dianggap masih cukup baik. Seperti pada pengamatan pertumbuhan, salah satu faktor yang mungkin dapat menyebabkan penurunan tingkat kelangsungan hidup pada kepadatan ikan yang meningkat adalah kualitas air yang telah menurun. Subagja dan Sulhi (2009), menyatakan bahwa pendederan ikan lele di bak plastik yang menggunakan sistem
(32)
19 resirkulasi dengan memakai biofilter mampu meningkatkan pertumbuhan dan keseragaman ikan, dibanding pendederan pada kolam plastik dengan air yang tergenang. Laju pertumbuhan spesifik menggambarkan persentase pertambahan bobot ikan lele setiap harinya. Laju pertumbuhan spesifik tertinggi dicapai pada P2 sebesar 5,40±0,14%, sedangkan nilai terendah terdapat pada kontrol sebesar 4,97±0,18%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor kualitas air dan pakan pada masing-masing kolam tersebut. Selama kondisi pakan tercukupi dan kondisi perairan terkontrol dan mendukung sistem budidaya, maka peningkatan kepadatan ikan tidak menurunkan laju pertumbuhan harian, sehingga hasil yang akan diperoleh juga akan semakin meningkat dengan meningkatnya kepadatan ikan. Penambahan padat tebar pada penelitian ini juga diiringi penambahan jumlah pakan melalui perhitungan FR yang disesuaikan dengan biomassa. Menurut Hepher dan Pruginin (1981), parameter pemeliharaan ikan pada kepadatan tinggi adalah hasil yang maksimal. Pada pemeliharaan ikan secara intensif peningkatan padat penebaran biasa dilakukan untuk mengetahui hasil maksimal yang dapat dicapai. Jika hasil yang didapat belum mencapai hasil maksimal atau belum terlihat menurun, maka peningkatan kepadatan masih dimungkinkan walaupun pertumbuhan ikan cenderung lambat. Pada penelitian ini belum terlihat titik maksimal, karena itu disimpulkan bahwa dengan kualitas air yang ada, maka kepadatan ikan lele masih mungkin untuk ditingkatkan hingga melebihi 150 ekor/m2.
Nilai Feed Conversion Ratio (FCR) pada control, P1 dan P2 secara berturut-turut adalah 1,37±0,04, 1,52±0,10, dan 1,47±0,03 (Gambar 12). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai Feed Conversion Ratio (FCR). Hal ini diduga karena pemberian pakan berdasarkan perhitungan FR pada ikan akan menghasilkan pertumbuhan yang maksimal tetapi nilai konversi pakannya juga tinggi, sedangkan pemberian pakan dengan jumlah yang lebih sedikit akan menghasilkan pertumbuhan yang optimum dan diikuti dengan nilai konversi pakan yang cenderung lebih baik atau lebih rendah (Goddard, 1996).
(33)
20 Hasil produksi optimal pada pembesaran ikan lele dengan sistem resirkulasi outdoor terbaik yang ditunjukkan pada penelitian ini terdapat pada P2 dengan padat tebar 150 ekor/m2. Hasil produksi yang diperoleh pada kontrol, P1, dan P2 masing–masing , yaitu sebesar 30.1±1.57 kg, 67,5±6,20 kg dan 116,6±1,84 kg. Sistem resirkulasi outdoor yang digunakan pada penelitian ini mampu menjaga kualitas air pada kolam pemeliharaan tetap layak untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele. Hal ini dapat dilihat dari hasil tingkat kelangsungan hidup semua perlakuan yang tidak berbeda nyata, namun jika dilihat dari pertumbuhan bobot dan panjang, perlakuan P2 menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya sehingga hasil produksi terbaik pada pembesaran ikan lele terdapat pada P2 dengan kepadatan 150 ekor/m2.
(34)
21
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa padat tebar yang berbeda pada setiap perlakuan untuk pembesaran ikan lele sangkuriang Clarias sp. dengan sistem resirkulasi outdoor menunjukkan perubahan kualitas air yang masih dalam kisaran yang layak untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan tersebut. Padat penebaran 150 ekor/m2 memberikan hasil produksi yang paling tinggi.
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap penambah kepadatan padat tebar pada kolam dengan sistem resirkulasi untuk kegiatan pembesaran ikan lele ini dalam rangka peningkatan produktivitas, efisiensi lahan serta penghematan sumber daya air yang digunakan.
(35)
22
DAFTAR PUSTAKA
[BBAT]. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. 2005. Budidaya Ikan Lele Sangkuriang. Jakarta: Agromedia Pustaka.
[NRC] Nationsl Research Council. 1993. Nutrient Requirement of Fish, Washington DC : National Academic of Science Perss.
AGRINA. 2007. Jurus Jitu Menggemukkan Lele. http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=10&aid=678 [13 April 2012].
Boyd, C. E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Netherlands: Elsevier Science Publishers.
Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama: Birmingham Publishing Co.
Chen S, Ling J, Blancheton JP. 2005. Nitrification Kinetics of Biofilm as Affected by Water Quality Factor. Aquaculture Engineering 34: 179-197.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta. Kanisius.
Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Jakarta. Penebar Swadaya. Effendie, M. I. 1979. Biologi Perikanan. Jakarta. Penebar Swadaya.
Goddard, S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall. New York.
Hepher, B. dan Y. Pruginin. 1981. Commercial Fish Farming : With Special Reference to Fish Culture in Israel. John Wiley & Sons. New York.
Huisman, E.A. 1989. The Principles of Fish Culture Production. Departemen of Fish Aquaculture. Wageningen University. Netherland
KKP [Kementerian Kelautan dan Perikanan]. 2010. Program Peningkatan Produksi Perikanan tahun 2010-2014 dalam rangka feed the world. [Seminar Nasional]. Jakarta : Jakarta Convention Center.
Kordi, M.G dan Tancung, A.B. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahyuddin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta. Penebar Swadaya.
(36)
23 Masser, MP, J Rakocy and TM Lossordo. 1999. Recirculating Aquaculture Tank Production Systems: Management of Recirculating Systems. SRAC Pub. No 452. Http://www.Texaseft.Tamu.Edu/pubs/efish/452fs. Pdf. [15 November 2011].
Murtiati, et al. 2010. Perekayasaan Teknik Perbaikan Kualitas Air dan Kesehatan Ikan Pada Sistem Resirkulasi. http://www.bbat-sukabumi.tripod.com [25 November 2011].
Pillay, T.V.R. 1993. Aquaculture Principles and Practices. Fishing News (Books) Ltd. London.
Saptoprabowo, H. 2000. Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) pada Pendederan Menggunakan Sistem Resirkulasi dengan Debit air 22 L/menit/m3. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sindilariu P. D., Walter C., and Reiter R. 2008. Constructed Wetland as a Treatment Method for Effluents from Intensive Trout Farms. Aquaculture, 277:179-184
Stickney, R.R. 1993. Culture of Nonsalmoid Freshwater Fisher. 2nd edition. CRC Press. Boca Raton. 331 hal.
Subagja, J dan Sulhi, M. 2009. Optimasi Pendederan I (pertama) Pembenihan Ikan Lele dumbo menggunakan Kolam plastik untuk Pemanfaatan Lahan Pekarangan. Laporan Penelitian Hibah Diknas. 17 hal.
Sumpeno, D. 2005,. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Pada Padat Penebaran 15, 20, 25 dan 30 ekor/liter Dalam Pendederan Secara Indoor Dengan Sistem Resirkulasi. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sumoharjo. 2010. Penyisihan Limbah Nitrogen Pada Pemeliharaan Ikan nila Oreochromis niloticus dalam Sistem Akuaponik : konfigurasi desain bioreaktor. [Tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tyson, R.V. 2007. Reconciling pH for Ammonia Biofiltration in a
Cucumber/tilapia Aquaponics System Using a Perlite medium. [Disertasi]. University of Florida.
Voslarova V, Pistecova V, Svobodova Z, and Bedanova I. 2008. Nitrite toxicity to Danio rerio; Effects of subchronic exposure on fish growth. ACTA VET. BRNO, 77:445-460
(37)
24
LAMPIRAN
(38)
25 Lampiran 1. Pola Aliran Air Sistem Resirkulasi
Pola aliran air pada penelitian ini dilakukan dengan resirkulasi tertutup (close system) pada outdoor, yaitu air dari saluran outlet kolam pemeliharaan ikan lele masuk ke dalam kolam biofilter dan selanjutnya air masuk ke kolam pemeliharan ikan nila BEST dan kolam pemeliharaan ikan nilem, kemudian dari saluran outlet dari kolam nilem merupakan saluran inlet pada kolam ikan lele, dengan menggunakan pompa air dari saluran outlet kolam ikan lele dialirkan kembali ke kolam biofilter dengan debit 0,1 liter/detik.
Inlet
Inlet
Inlet Inlet
Outlet Outlet
Outlet
Outlet 3 m
3,25 m t= 0,75 m
Kolam Kangkung
Kolam Nila
Kolam Nilem
Kolam Lele
Pompa
(39)
26 Lampiran 2. Data Suhu dan Analisis Statistik Suhu
Perlakuan Ulangan Hari 0 Hari 10 Hari 20 Hari 30 Hari 40
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Kontrol 1 28.40 29.50 28.60 26.40 28.30
2 28.50 28.90 28.80 25.50 29.30
3 28.70 27.30 29.90 25.20 27.40
Rataan 28.53 ± 0.15 28.57 ± 1.14 29.10 ± 0.70 25.70 ± 0.62 28.33 ± 0.95
P1 1 27.60 27.50 29.80 26.50 27.60
2 28.90 28.50 27.90 27.40 28.60
3 29.80 29.60 28.90 25.40 29.50
Rataan 28.77 ± 1.11 28.53 ± 1.05 28.87 ± 0.95 26.43 ± 1.00 28.57 ± 0.95
P2 1 27.70 29.50 27.00 26.30 27.10
2 29.60 27.90 28.60 27.80 29.20
3 28.50 27.20 27.30 28.10 28.30
Rataan 28.60 ± 0.95 28.20 ± 1.18 27.63 ± 0.85 27.40 ± 0.96 28.20 ± 1.05
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Hari_0 Antara Grup .087 2 .043 .060 .942
Dalam Grup 4.313 6 .719
Total 4.400 8
Hari_10 Antara Grup .247 2 .123 .098 .908
Dalam Grup 7.573 6 1.262
Total 7.820 8
Hari_20 Antara Grup 3.727 2 1.863 2.641 .150
Dalam Grup 4.233 6 .706
Total 7.960 8
Hari_30 Antara Grup 4.362 2 2.181 2.816 .137
Dalam Grup 4.647 6 .774
Total 9.009 8
Hari_40 Antara Grup .207 2 .103 .106 .901
Dalam Grup 5.833 6 .972
(40)
27
Hari_0
Suhu N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 28.5333
P2 3 28.6000
P1 3 28.7667
Sig. .940
Hari_10
Suhu N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 28.2000
P1 3 28.5333
Kontrol 3 28.5667
Sig. .917
Hari_20
Suhu N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 27.6333
P1 3 28.8667
Kontrol 3 29.1000
Sig. .162
Hari_30
Suhu N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 25.7000
P1 3 26.4333
P2 3 27.4000
(41)
28
Hari_40
Suhu N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 28.2000
Kontrol 3 28.3333
P1 3 28.5667
Sig. .894
Lampiran 3. Data DO dan Analisis Statistik DO
Perlakuan Ulangan Hari 0 Hari 10 Hari 20 Hari 30 Hari 40
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Kontrol 1 6.74 6.95 1.69 1.66 2.08
2 6.59 6.97 1.55 1.60 2.15
3 6.45 6.51 1.52 1.48 1.85
Rataan 6.59 ± 0.15 6.81 ± 0.26 1.59 ± 0.09 1.58 ± 0.09 2.03 ± 0.16
P1 1 6.75 6.82 1.90 1.88 2.01
2 6.71 6.42 1.67 1.45 1.84
3 6.68 6.32 1.82 1.67 2.19
Rataan 6.71 ± 0.04 6.52 ± 0.26 1.80 ± 0.12 1.67 ± 0.22 2.01 ± 0.18
P2 1 6.71 6.52 1.56 1.51 1.85
2 6.36 5.53 1.87 1.25 1.49
3 6.22 5.42 1.64 1.32 1.43
Rataan 6.43 ± 0.25 5.82 ± 0.61 1.69 ± 0.16 1.36 ± 0.13 1.59 ± 0.23
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Hari_0 Antara Grup .121 2 .061 2.117 .201
Dalam Grup .172 6 .029
Total .293 8
Hari_10 Antara Grup 1.543 2 .771 4.586 .062
Dalam Grup 1.009 6 .168
Total 2.552 8
Hari_20 Antara Grup .066 2 .033 2.077 .206
Dalam Grup .096 6 .016
Total .162 8
Hari_30 Antara Grup .150 2 .075 3.093 .119
Dalam Grup .145 6 .024
(42)
29
Hari_40 Antara Grup .370 2 .185 5.194 .049
Dalam Grup .214 6 .036
Total .584 8
Hari_0
DO N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 6.4300
Kontrol 3 6.5933
P1 3 6.7133
Sig. .181
Hari_10
DO N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 5.8233
P1 3 6.5200
Kontrol 3 6.8100
Sig. .058
Hari_20
DO N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 1.5867
P2 3 1.6900
P1 3 1.7967
Sig. .184
Hari_30
DO N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 1.3600
(43)
30
P1 3 1.6667
Sig. .114
Hari_40
DO N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 1.5900
P1 3 2.0133
Kontrol 3 2.0267
Sig. .067
Lampiran 4. Data pH dan Analisis Statistik pH
Perlakuan Ulangan Hari 0 Hari 10 Hari 20 Hari 30 Hari 40
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Kontrol 1 7.34 6.05 6.03 6.93 7.48
2 7.25 5.87 5.92 7.84 7.31
3 6.65 6.13 6.09 7.95 7.02
Rataan 7.08 ± 0.38 6.02 ± 0.13 6.01 ± 0.09 7.57 ± 0.56 7.27 ± 0.23
P1 1 6.52 6.12 5.88 6.94 7.24
2 7.83 8.45 6.75 6.79 7.12
3 7.69 8.37 7.62 6.85 7.01
Rataan 7.35 ± 0.72 7.65 ± 1.32 6.75 ± 0.87 6.86 ± 0.08 7.12 ± 0.12
P2 1 6.82 5.83 5.85 6.93 7.15
2 6.26 7.41 7.65 6.86 6.98
3 6.41 6.19 6.76 7.24 7.02
Rataan 6.50 ± 0.29 6.48 ± 0.83 6.75 ± 0.90 7.01 ± 0.20 7.05 ± 0.09
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Hari_0 Antara Grup 1.134 2 .567 2.292 .182
Dalam Grup 1.484 6 .247
Total 2.618 8
Hari_10 Antara Grup 4.237 2 2.119 2.591 .154
Dalam Grup 4.906 6 .818
Total 9.144 8
Hari_20 Antara Grup 1.090 2 .545 1.039 .410
Dalam Grup 3.149 6 .525
Total 4.239 8
(44)
31
Dalam Grup .720 6 .120
Total 1.569 8
Hari_40 Antara Grup .075 2 .038 1.501 .296
Dalam Grup .150 6 .025
Total .226 8
Hari_0
pH N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 6.4967
Kontrol 3 7.0800
P1 3 7.3467
Sig. .172
Hari_10
pH N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 6.0167
P2 3 6.4767
P1 3 7.6467
Sig. .148
Hari_20
pH N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 6.0133
P1 3 6.7500
P2 3 6.7533
(45)
32
Hari_30
pH N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P1 3 6.8600
P2 3 7.0100
Kontrol 3 7.5733
Sig. .099
Hari_40
pH N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 7.0500
P1 3 7.1233
Kontrol 3 7.2700
Sig. .280
Lampiran 5. Data Amonia dan Analisis Statistik Amonia
Perlakuan Ulang
an
Hari 0 Hari 10 Hari 20 Hari 30 Hari 40
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Kontrol 1 0.009 0.005 0.005 0.004 0.005
2 0.010 0.007 0.008 0.005 0.006
3 0.011 0.008 0.010 0.007 0.006
Rataan 0.010 ± 0.001 0.007 ± 0.002 0.008 ± 0.003 0.005 ± 0.002 0.006 ± 0.0006
P1 1 0.007 0.006 0.005 0.012 0.007
2 0.013 0.008 0.006 0.016 0.010
3 0.012 0.009 0.008 0.013 0.012
Rataan 0.011 ± 0.003 0.008 ± 0.002 0.006 ± 0.002 0.014 ± 0.002 0.010 ± 0.0025
P2 1 0.008 0.006 0.006 0.010 0.010
2 0.010 0.007 0.006 0.012 0.012
3 0.012 0.009 0.007 0.014 0.014
Rataan 0.010 ± 0.002 0.007 ± 0.002 0.006 ± 5E-04 0.012 ± 0.002 0.012 ± 0.002
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Hari_0 Antara Grup .000 2 .000 .087 .918
Dalam Grup .000 6 .000
Total .000 8
Hari_10 Antara Grup .000 2 .000 .333 .729
(46)
33
Total .000 8
Hari_20 Antara Grup .000 2 .000 .593 .582
Dalam Grup .000 6 .000
Total .000 8
Hari_30 Antara Grup .000 2 .000 16.406 .004
Dalam Grup .000 6 .000
Total .000 8
Hari_40 Antara Grup .000 2 .000 8.656 .017
Dalam Grup .000 6 .000
Total .000 8
Hari_0
Amonia N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 .01000
P2 3 .01000
P1 3 .01067
Sig. .931
Hari_10
Amonia N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 .00667
P2 3 .00733
P1 3 .00767
Sig. .716
Hari_20
Amonia N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P1 3 .00633
P2 3 .00633
Kontrol 3 .00767
(47)
34
Hari_30
Amonia N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
Kontrol 3 .00533
P2 3 .01200
P1 3 .01367
Sig. 1.000 .558
Hari_40
Amonia N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
Kontrol 3 .00567
P1 3 .00967 .00967
P2 3 .01200
Sig. .090 .349
Lampiran 6. Data Nitrit dan Analisis Statistik Nitrit
Perlakuan Ulang
an
Hari 0 Hari 10 Hari 20 Hari 30 Hari 40
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Kontrol 1 0.008 0.033 0.036 0.038 0.039
2 0.013 0.024 0.041 0.043 0.043
3 0.019 0.014 0.062 0.063 0.071
Rataan 0.013 ± 0.006 0.024 ± 0.010 0.046 ± 0.014 0.048 ± 0.013 0.051 ± 0.017
P1 1 0.028 0.052 0.035 0.052 0.045
2 0.034 0.046 0.043 0.054 0.056
3 0.046 0.029 0.071 0.080 0.082
Rataan 0.036 ± 0.009 0.042 ± 0.012 0.050 ± 0.019 0.062 ± 0.016 0.061 ± 0.019
P2 1 0.021 0.014 0.031 0.037 0.069
2 0.018 0.051 0.043 0.056 0.055
3 0.025 0.041 0.062 0.071 0.083
Rataan 0.021 ± 0.004 0.035 ± 0.019 0.045 ± 0.016 0.055 ± 0.017 0.069 ± 0.014
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Hari_0 Antara Grup .001 2 .000 9.389 .014
Dalam Grup .000 6 .000
(48)
35
Hari_10 Antara Grup .001 2 .000 1.336 .331
Dalam Grup .001 6 .000
Total .002 8
Hari_20 Antara Grup .000 2 .000 .059 .944
Dalam Grup .002 6 .000
Total .002 8
Hari_30 Antara Grup .000 2 .000 .622 .568
Dalam Grup .001 6 .000
Total .002 8
Hari_40 Antara Grup .000 2 .000 .850 .473
Dalam Grup .002 6 .000
Total .002 8
Hari_0
Nitrit N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
Kontrol 3 .01333
P2 3 .02133 .02133
P1 3 .03600
Sig. .352 .073
Hari_10
Nitrit N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 .02367
P2 3 .03533
P1 3 .04233
(49)
36
Hari_20
Nitrit N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P2 3 .04533
Kontrol 3 .04633
P1 3 .04967
Sig. .943
Hari_30
Nitrit N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 .04800
P2 3 .05467
P1 3 .06200
Sig. .540
Hari_40
Nitrit N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 .05100
P1 3 .06100
P2 3 .06900
(50)
37 Lampiran 7. Data Nitrat dan Analisis Statistik Nitrat
Perlakuan Ulangan Hari 0 Hari 10 Hari 20 Hari 30 Hari 40
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
Kontrol 1 5.42 4.02 2.41 2.84 1.59
2 5.37 4.23 2.98 2.98 1.86
3 5.91 4.74 3.36 2.22 2.12
Rataan 5.57 ± 0.30 4.33 ± 0.37 2.92 ± 0.48 2.68 ± 0.40 1.86 ± 0.27
P1 1 7.11 5.45 2.13 0.21 0.20
2 7.23 6.51 2.58 0.18 0.12
3 5.86 4.76 1.86 0.25 0.14
Rataan 6.73 ± 0.76 5.57 ± 0.88 2.19 ± 0.36 0.21 ± 0.04 0.15 ± 0.04
P2 1 8.56 5.24 2.71 0.19 0.17
2 8.91 6.42 2.12 0.17 0.31
3 5.82 4.33 1.87 0.22 0.26
Rataan 7.76 ± 1.69 5.33 ± 1.05 2.23 ± 0.43 0.19 ± 0.03 0.25 ± 0.07
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Hari_0 Antara Grup 7.247 2 3.624 3.082 .120
Dalam Grup 7.055 6 1.176
Total 14.303 8
Hari_10 Antara Grup 2.605 2 1.303 1.942 .224
Dalam Grup 4.024 6 .671
Total 6.630 8
Hari_20 Antara Grup .997 2 .498 2.734 .143
Dalam Grup 1.094 6 .182
Total 2.091 8
Hari_30 Antara Grup 12.268 2 6.134 111.216 .000
Dalam Grup .331 6 .055
Total 12.599 8
Hari_40 Antara Grup 5.502 2 2.751 107.185 .000
Dalam Grup .154 6 .026
(51)
38
Hari_0
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 5.5667
P1 3 6.7333
P2 3 7.7633
Sig. .105
Hari_10
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Kontrol 3 4.33000
P2 3 5.33000
P1 3 5.57333
Sig. .230
Hari_20
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05 1
P1 3 2.1900
P2 3 2.2333
Kontrol 3 2.9167
Sig. .173
Hari_30
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
P2 3 .1933
P1 3 .2133
Kontrol 3 2.6800
(52)
39
Hari_40
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
P1 3 .1533
P2 3 .2467
Kontrol 3 1.8567
Sig. .765 1.000
Lampiran 8. Data Tingkat Kelangsungan Hidup dan Analisis Statistik.
Perlakuan Ulangan Tebar Awal Panen SR(%) Rata-rata S.deviasi
Kontrol 1 504 412 81.75
2 504 387 76.79 79, 89 2.71
3 504 409 81.15
P1 1 1.008 834 82.74
2 1.008 828 82.14 80,62 3.16
3 1.008 776 76.98
P2 1 1.512 1190 78.70
2 1.512 1233 81.55 81,61 2.94
3 1.512 1279 84.59
Ulangan Perlakuan
Kontrol P1 P2
1 81.75% 82.74% 78.70%
2 76.79% 82.14% 81.55%
3 81.15% 76.98% 84.59%
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
SR Antara Grup 4.457 2 2.228 .257 .782
Dalam Grup 52.064 6 8.677
(53)
40
SR
Perlakuan_Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Tukey HSDa Kontrol 3 79.8967
P1 3 80.6200
P2 3 81.6133
Sig. .765
Lampiran 9. Data Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) dan Analisis Statistik.
Perlakuan Laju pertumbuhan spesifik (%) Ulangan Ke- Rataan
1 2 3
Kontrol 4,96 5,16 4,80 4,97±0,18%
P1 5,10 5,30 5,16 5,19±0,10%
P2 5,56 5,34 5,30 5,40±0,14%
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
SGR Antara Grup .273 2 .137 6.536 .031
Dalam Grup .125 6 .021
Total .398 8
SGR
Perlakuan_Padat
_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
Tukey HSDa Kontrol 3 4.9733
P1 3 5.1867 5.1867
P2 3 5.4000
Sig. .245 .245
Lampiran 10. Data Pertumbuhan Bobot Mutlak dan Analisis Statistik.
Perlakuan Pertambahan bobot mutlak (gram), Ulangan Ke- Rataan(gr)
1 2 3
Kontrol 70,7 72,6 63,1 68,8±5,02
P1 73,9 79,4 76,6 76,6±2,75
(54)
41
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Bobot_Mutlak Antara Grup 303.536 2 151.768 9.724 .013
Dalam Grup 93.647 6 15.608
Total 397.182 8
Bobot_Mutlak
Perlakuan_Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
Tukey HSDa Kontrol 3 68.8000
P1 3 76.6333 76.6333
P2 3 83.0000
Sig. .112 .199
Lampiran 11. Data Pertumbuhan Panjang Mutlak dan Analisis Statistik.
Perlakuan Pertambahan panjang mutlak (cm), Ulangan Ke- Rataan(cm)
1 2 3
Kontrol 8,79 8,90 9,86 9,18±0,59
P1 10,81 10,10 10,16 10,36±0,39
P2 11,37 11,74 11,57 11,56±0,18
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Panjang_Mutlak Antara Grup 8.473 2 4.237 23.723 .001
Dalam Grup 1.072 6 .179
(55)
42
Panjang_Mutlak
Perlakuan_Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2 3
Tukey HSDa Kontrol 3 9.1833
P1 3 10.3567
P2 3 11.5600
Sig. 1.000 1.000 1.000
Lampiran 12. Data Hasil Produksi dan Analisis Statistik.
Jumlah ikan Bobot Rata-rata (g) Biomasa Panen (Kg)
Kontrol 412 72.6 29.9
387 73.8 28.6
409 77.5 31.7
P1 844 87.6 73.9
818 81.9 67.0
776 79.3 61.5
P2 1190 98.6 117.3
1233 92.8 114.5
1279 92.2 117.9
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Antara Grup 11291.820 2 5645.910 382.169 .000
Dalam Grup 88.640 6 14.773
Total 11380.460 8
Produksi
Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2 3
Tukey HSDa Kontrol 3 30.0667
P1 3 67.4667
P2 3 116.5618
(56)
43 Lampiran 13. Data Feed Convertion Ratio (FCR) dan Analisis Statistik.
Perlakuan
Nilai FCR Pakan Ulangan Ke-
Rataan
1 2 3
Kontrol 1,42 1,37 1,33 1,37 ± 0,04
P1 1,51 1,43 1,62 1,52± 0,10
P2 1,50 1,44 1,46 1,47 ± 0,03
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Antara Grup .033 2 .017 4.110 .075
Dalam Grup .024 6 .004
Total .057 8
FCR
Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05 1
Tukey HSDa Kontrol 3 1.3733
P2 3 1.4667
P1 3 1.5200
(57)
vii
ABSTRAK
REKY MARIAN ABADI. Kualitas media budidaya dan produksi ikan lele sangkuriang Clarias sp. yang dipelihara pada sistem resirkulasi dengan kepadatan berbeda. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan LIES SETIJANINGSIH.
Permintaan lele yang semakin meningkat serta diperlukannya antisipasi terhadap penurunan produksi akuakultur akibat penyusutan lahan budidaya dan penurunan kualitas perairan menyebabkan budidaya lele harus dilakukan secara intensif salah satu alternatifnya melalui pemanfaatan sistem resirkulasi untuk menjaga kualitas air. Untuk itu, penelitian ini akan melihat perubahan kualitas air yang terjadi pada kolam pembesaran ikan lele pada padat tebar berbeda yang menggunakan sistem resirkulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kualitas air terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup dan hasil produksi pembesaran ikan lele sangkuriang Clarias sp. pada sistem resirkulasi outdoor dengan padat tebar yang berbeda sebagai dasar untuk menentukan padat tebar yang optimal. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011, di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan meliputi 50 ekor/m2, 100 ekor/m2 dan 150 ekor/m2. Pengukuran kualitas air dilakukan secara berkala, terdiri dari sifat fisika kimia air media selama pemeliharaan yaitu suhu, pH, DO, amonia, nitrit dan nitrat serta pengukuran parameter biologi ikan meliputi, SR, SGR, pertumbuhan bobot mutlak dan pertumbuhan panjang mutlak. Hasil penelitian menunjukkan padat tebar yang berbeda pada setiap perlakuan yang digunakan menunjukkan perubahan kualitas air yang masih dalam kisaran normal untuk pembesaran ikan lele sangkuriang Clarias sp. Perlakuan yang memberikan hasil pertumbuhan, kelangsungan hidup dan hasil produksi yang terbaik adalah 150 ekor/m2.
(58)
viii
ABSTRACT
REKY MARIAN ABADI. Media culture quality and production of sangkuriang catfish Clarias sp. which maintained in recirculation system with different stocking density. Supervised by EDDY SUPRIYONO and LIES SETIJANINGSIH.
Increasing demand for catfish and the need of anticipation for aquaculture productionadecreasedaasaresultafromashrinkageaofacultivatedaland and deturatio n water quality in catfish media causes catfish cultivation should be done intensively by through improvement of culturing technology, one of them is throught utilization of a recirculation system in order to maintain water quality. Therefore, this experiment will observe at changes of water quality that occur in catfish rearingnponds at different stockingadensity whichausinga recirculation system. The purpose of this experiment was to analyze the changes in water quality, growth, survival and differences in the production growth of Sangkuriang catfish Clarias sp. in the outdoor recirculation system with different stocking density as a base for determining the optimal stocking density. The experimentawasaimplementedafromaAugustato Septembera2011,aatathe Installati on ofaAquacultureaEnvironmental Research and Toxicology, Cibalagung, Bogor. The design of the experiment is Randomized Complete Design with 3 treatments and 3 replications. The treatments include 50 ekor/m2, 100 ekor/m2 dan 150 ekor/m2. Water quality measurements performed on a regular basis, consisting of physical and chemical character of maintenance water media that ware temperature, pH, DO, ammonia, nitrites and nitrates as well as measurement fish biology parameters include, SR, SGR, the absolute growth weight and length. The results showed that different stocking density that used in each treatment produces changes of water quality still within the normal range for rearing Sangkuriang catfish Clarias sp . The treatment that gives the growth, survival and production results of best is the 150 ekor/m2.
(59)
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya warung makan pecel lele yang bermunculan. Untuk pasar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) permintaannya setiap hari tidak kurang dari 75 ton atau 2.250 ton/bulan dengan nilai perputaran uang sekitar Rp 20 miliar/bulan (Mahyuddin, 2010). Hal inilah yang menjadikan lele sebagai komoditas utama yang menjadi target Ditjen Perikanan Budidaya untuk ditingkatkan produktivitasnya mulai tahun 2009-2014 dengan kenaikan rata-rata 35% atau sebesar 450 ton (KKP, 2010). Selain itu, lele dapat dibudidayakan dengan teknologi budidaya yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya relatif mudah, dan modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (Mahyuddin, 2010).
Permintaan lele yang semakin meningkat serta diperlukannya antisipasi terhadap penurunan produksi akuakultur akibat penyusutan lahan budidaya dan penurunan kualitas perairan menyebabkan budidaya lele harus dilakukan secara intensif. Salah satunya adalah peningkatan padat tebar ikan pada wadah pemeliharaan. Peningkatan padat tebar tentunya akan menambah permasalahan yang secara tidak langsung memberikan dampak terhadap menurunnya pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele akibat penambahan jumlah pakan yang diberikan sehingga menimbulkan penumpukan limbah di kolam. Limbah budidaya ikan yang merupakan hasil aktivitas metabolisme banyak mengandung amonia (Effendi, 2003). Ikan mengeluarkan 80-90% amonia (N-anorganik) melalui proses osmoregulasi, sedangkan dari feses dan urine sekitar 10-20% dari total nitrogen (Rakocy et al., 1992 dalam Sumoharjo, 2010). Akumulasi amonia pada media budidaya merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas perairan yang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya ikan. Oleh karena itu, diperlukan inovasi teknologi untuk mengatasi permasalahan kualitas air dalam penerapan sistem budidaya tanpa pergantian air (zero water exchange) ini salah satunya dengan mengaplikasikan sistem resirkulasi pada wadah budidaya. Sistem resirkulasi merupakan sistem aliran air yang mengalir secara terus-menerus dalam sebuah wadah pemeliharaan tanpa pergantian atau penambahan air, terdapat
(60)
2 filtrasi sebagai penyaring kotoran/limbah dan menggunakan pompa sebagai energi penggerak (Sumpeno, 2005). Menurut Masser et al (1999) dengan sistem resirkulasi dapat mengontrol faktor lingkungan dan memungkinkan pertumbuhan optimum. Sistem resirkulasi dapat melakukan daur ulang terhadap air wadah budidaya untuk memperbaiki kualitasnya (Stickney, 1993).
Selama ini beberapa penelitian tentang padat tebar ikan lele terutama untuk pembenihan dan pendederan yang dilakukan secara indoor dengan sistem resirkulasi. Berdasarkan hasil penelitian Saptoprabowo (2000) untuk pendederan ikan lele ukuran 2 cm dengan padat tebar 20 ekor/liter menggunakan sistem resirkulasi pada akuarium menghasilkan SR sebesar 98,5%. Berbeda dengan yang dilakukan para petani di daerah Bantul yang menerapkan padat tebar cukup tinggi yaitu 50 ekor/m2 dengan ukuran benih 9 cm dengan target produksi 6-8 kg/ m2 dalam waktu 60 hari pemeliharaan (AGRINA, 2007).
Penelitian padat tebar lele untuk tahap pembesaran di outdoor menggunakan sistem resirkulasi belum pernah dilakukan. Perubahan kualitas air sistem resirkulasi pada indoor tentunya berbeda dengan outdoor. Melalui pengamatan berkala terhadap kualitas air pada outdoor dengan sistem resirkulasi untuk tahap pembesaran ikan lele dapat memberikan informasi berapa lama daya dukung kualitas air pada wadah pemeliharaan dapat bertahan sehingga menghasilkan produksi yang tetap optimal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan kualitas air yang terjadi pada kolam pembesaran ikan lele pada padat tebar berbeda yang menggunakan sistem resirkulasi pada outdoor.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kualitas air, pertumbuhan, kelangsungan hidup dan perbedaan hasil produksi pembesaran ikan lele sangkuriang Clarias sp. Pada sistem resirkulasi outdoor dengan padat tebar yang berbeda sebagai dasar untuk menentukan padat tebar yang optimal.
(61)
3
II.
BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011, di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2 Metode Penelitian 2.2.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu perbedaan padat tebar yang dipelihara pada sistem resirkulasi outdoor. Perlakuan meliputi kontrol 50 ekor/m2 merupakan padat tebar yang biasa dilakukan petani, perlakuan 1 (P1) 100 ekor/m2 dan perlakuan 2 (P2) 150 ekor/m2. Sistem resirkulasi yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat melalui Lampiran 1.
2.2.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian melalui tahapan persiapan dan pemeliharaan. Persiapan kolam budidaya ikan lele adalah kolam beton berukuran 3 x 3,25 x 0,75 m3 sebanyak 9 buah. Sebelum digunakan untuk proses pemeliharaan, kolam dibersihkan dengan membuang air yang ada sebelumnya, disikat dan dikeringkan, selanjutnya sumber air yang berasal dari saluran outlet kolam ikan nilem dialirkan ke kolam ikan lele.
Ikan yang akan digunakan yaitu ikan lele sangkuriang Clarias sp. dengan bobot sekitar 10 - 13 g/ekor. Sebelum tebar awal dilakukan, ikan diadaptasikan terlebih dahulu dalam kolam penampungan selama 7 hari. Masa pemeliharaan ikan berlangsung selama 40 hari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari dengan Feeding Rate sebesar 3% (BBAT, 2005). Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein sekitar 30%.
(62)
4
2.3Parameter Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran parameter kualitas air yang meliputi suhu, pH, DO, amonia, nitrit, nitrat dan parameter biologi ikan yang dihitung meliputi kelangsungan hidup (SR), laju pertumbuhan spesifik (SGR), pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, hasil produksi dan Feed Convertion Ratio (FCR).
2.3.1 Kualitas air
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 10 hari sekali pada kolam, terdiri dari sifat fisika kimia air media selama 40 hari masa pemeliharaan yaitu suhu, pH, DO, amonia, nitrit dan nitrat (Tabel 1).
Tabel 1. Parameter kualitas air, satuan, peralatan dan tempat analisis
Parameter Satuan Peralatan Tempat
Analisis Kualitas Air
Fisika Air
1. Suhu air oC DO meter Lapangan
Kimia Air DO pH TAN Nitrit Nitrat
mg/l
mg/l mg/l mg/l
DO meter pH- meter Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer
Lapangan Lapangan Laboratorium Laboratorium Laboratorium
(63)
5
2.3.2 Biologi Ikan
Pengukuran biologi ikan dilakukan setiap 10 hari sekali dengan jumlah sampel 25 ekor setiap kolam untuk data laju pertumbuhan spesifik (SGR) dengan mengambil data panjang dan bobot dari ikan sampel. Sedangkan untuk perhitungan kelangsungan hidup (SR), pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, hasil produksi dan FCR dilakukan pada akhir penelitian.
2.3.2.1 Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup (SR) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Goddard,1996) :
Keterangan : SR = Kelangsungan hidup /Survival Rate (SR)(%) Nt = Jumlah ikan yang hidup di akhir penelitian (ekor) No = Jumlah ikan yang hidup di awal penelitian (ekor)
2.3.2.2 Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (%) dihitung menggunakan rumus dari Huisman (1989) :
Keterangan:
α = Laju pertumbuhan spesifik Wt = Bobot akhir rata-rata (gr)
(64)
6
2.3.2.3 Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1979) :
ΔW = Wt - Wo Keterangan : ΔW = Pertumbuhan bobot mutlak
Wt = Rata-rata bobot individu pada hari ke-t (g) Wo = Rata-rata bobot individu pada hari ke-0 (g)
2.3.2.4 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Ukuran panjang pada lele adalah antara ujung kepala hingga ujung ekor lele. Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1979) :
Keterangan : Pm = Pertumbuhan panjang mutlak
Lt = Rata-rata panjang individu pada hari ke-t (cm) Lo= Rata-rata panjang individu pada hari ke-0 (cm)
2.3.2.5 Hasil Produksi
Hasil biomassa produksi dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (2004) :
P = w x N Keterangan : P = Produksi biomassa (g)
w= Bobot rata-rata (g/ekor) N= Jumlah populasi (ekor)
2.3.2.6 Feed Convertion Ratio (FCR)
Pada penelitian ini perhitungan parameter FCR digunakan rumus NRC (1993):
(65)
7 keterangan : FCR = Feed Conversion Ratio
Bt = Biomassa ikan akhir (gram) B0 = Biomassa ikan awal (gram)
2.4 Analisis Data
Hasil penghitungan data dianalisis menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 untuk tabulasi data dan penyajian grafik. SPSS 16.0 digunakan untuk Analisis Ragam (ANOVA) dan uji F pada selang kepercayaan 95%. Program tersebut digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan terhadap perbedaan padat tebar, kelangsungan hidup, dan laju pertumbuhan harian ikan lele. Jika berpengaruh nyata, dilakukan uji lanjut antar perlakuan dengan menggunakan uji Tuckey atau beda nyata jujur.
(1)
38
Hari_0
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05
1
Kontrol 3 5.5667
P1 3 6.7333
P2 3 7.7633
Sig. .105
Hari_10
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05
1
Kontrol 3 4.33000
P2 3 5.33000
P1 3 5.57333
Sig. .230
Hari_20
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05
1
P1 3 2.1900
P2 3 2.2333
Kontrol 3 2.9167
Sig. .173
Hari_30
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
P2 3 .1933
P1 3 .2133
Kontrol 3 2.6800
(2)
39
Hari_40
Nitrat N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
P1 3 .1533
P2 3 .2467
Kontrol 3 1.8567
Sig. .765 1.000
Lampiran 8. Data Tingkat Kelangsungan Hidup dan Analisis Statistik.
Perlakuan Ulangan Tebar Awal Panen SR(%) Rata-rata S.deviasiKontrol 1 504 412 81.75
2 504 387 76.79 79, 89 2.71
3 504 409 81.15
P1 1 1.008 834 82.74
2 1.008 828 82.14 80,62 3.16
3 1.008 776 76.98
P2 1 1.512 1190 78.70
2 1.512 1233 81.55 81,61 2.94
3 1.512 1279 84.59
Ulangan Perlakuan
Kontrol P1 P2
1 81.75% 82.74% 78.70%
2 76.79% 82.14% 81.55%
3 81.15% 76.98% 84.59%
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
SR Antara Grup 4.457 2 2.228 .257 .782
Dalam Grup 52.064 6 8.677
(3)
40
SR
Perlakuan_Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1
Tukey HSDa Kontrol 3 79.8967
P1 3 80.6200
P2 3 81.6133
Sig. .765
Lampiran 9. Data Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) dan Analisis Statistik.
Perlakuan Laju pertumbuhan spesifik (%) Ulangan Ke- Rataan1 2 3
Kontrol 4,96 5,16 4,80 4,97±0,18%
P1 5,10 5,30 5,16 5,19±0,10%
P2 5,56 5,34 5,30 5,40±0,14%
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
SGR Antara Grup .273 2 .137 6.536 .031
Dalam Grup .125 6 .021
Total .398 8
SGR
Perlakuan_Padat
_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
Tukey HSDa Kontrol 3 4.9733
P1 3 5.1867 5.1867
P2 3 5.4000
Sig. .245 .245
Lampiran 10. Data Pertumbuhan Bobot Mutlak dan Analisis Statistik.
Perlakuan Pertambahan bobot mutlak (gram), Ulangan Ke- Rataan(gr)1 2 3
Kontrol 70,7 72,6 63,1 68,8±5,02
P1 73,9 79,4 76,6 76,6±2,75
(4)
41
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Bobot_Mutlak Antara Grup 303.536 2 151.768 9.724 .013
Dalam Grup 93.647 6 15.608
Total 397.182 8
Bobot_Mutlak
Perlakuan_Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2
Tukey HSDa Kontrol 3 68.8000
P1 3 76.6333 76.6333
P2 3 83.0000
Sig. .112 .199
Lampiran 11. Data Pertumbuhan Panjang Mutlak dan Analisis Statistik.
Perlakuan Pertambahan panjang mutlak (cm), Ulangan Ke- Rataan(cm)
1 2 3
Kontrol 8,79 8,90 9,86 9,18±0,59
P1 10,81 10,10 10,16 10,36±0,39
P2 11,37 11,74 11,57 11,56±0,18
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Panjang_Mutlak Antara Grup 8.473 2 4.237 23.723 .001
Dalam Grup 1.072 6 .179
(5)
42
Panjang_Mutlak
Perlakuan_Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2 3
Tukey HSDa Kontrol 3 9.1833
P1 3 10.3567
P2 3 11.5600
Sig. 1.000 1.000 1.000
Lampiran 12. Data Hasil Produksi dan Analisis Statistik.
Jumlah ikan
Bobot Rata-rata (g)
Biomasa Panen (Kg)
Kontrol 412 72.6 29.9
387 73.8 28.6
409 77.5 31.7
P1 844 87.6 73.9
818 81.9 67.0
776 79.3 61.5
P2 1190 98.6 117.3
1233 92.8 114.5
1279 92.2 117.9
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Antara Grup 11291.820 2 5645.910 382.169 .000
Dalam Grup 88.640 6 14.773
Total 11380.460 8
Produksi
Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1 2 3
Tukey HSDa Kontrol 3 30.0667
P1 3 67.4667
P2 3 116.5618
(6)
43
Lampiran 13. Data
Feed Convertion Ratio
(FCR) dan Analisis Statistik.
Perlakuan
Nilai FCR Pakan Ulangan Ke-
Rataan
1 2 3
Kontrol 1,42 1,37 1,33 1,37 ± 0,04 P1 1,51 1,43 1,62 1,52± 0,10 P2 1,50 1,44 1,46 1,47 ± 0,03
ANOVA
Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig.
Antara Grup .033 2 .017 4.110 .075
Dalam Grup .024 6 .004
Total .057 8
FCR
Padat_Tebar N
Subset untuk alpha = 0.05
1
Tukey HSDa Kontrol 3 1.3733
P2 3 1.4667
P1 3 1.5200