A. Hans Kelsen
Teori Positivisme menyatakan bahwa tidak usah mempersoalkan asal mula negara, sifat serta hakekat negara dan sebagainya karena kita tidak mengalami sendiri.
Jadi tanpa menyinggung-menyinggung tentang asal mula negara, sifat serta hakikat negara. Kalau sekarang timbul atau ada negara itu bukanlah merupakan suatu kelahiran asli, tetapi hanya
merupakan kelahiran kembali daripada negara yang ada pada zaman dahulu. Maka aliran positivisme lalu mengatakan kalau kita akan membicarakan negara katakanlah saja
itu sebagaimana adanya. Pada hakikatnya ajaran Hans Kelsen melangkah lebih jauh. Menurut Han kelsen, bahwa ilmu
negara itu harus menarik diri atau melepaskan pemikirannya secara prinsipil. Dari tiap-tiap percobaan yang menerangkan negara serta bentuk-bentuknya secara kausal atau sebab musabab
yang bersifat abstrak. Dan mengalihkan pembicaraannya atau pemikirannya secara yuridis murni. Maka dari itu tiap-tiap negara hanya dapat di pelajari dan dipahami di dalam sistem
hukum itu sendiri.
Jadi kata hans kelsen : ilmu hukum tidak perlu lagi mencari dasar negara, kelahiran negara untuknya hanya merupakan suatu kenyataan belaka, yang tidak dapat di terangkan dan di
tangkap dalam sebutan yuridis. Selanjutnya Hans Kelsen mengatakan bahwa negara itu sebenarnya adalah merupakan suatu
tertib hukum, Tertib hukum mana timbul karena di ciptakannya peraturan-peraturan hukum yang menentukan bagaimana orang di dalam masyarakat atau engara itu harus bertanggung jawab
terhadap perbuatannya. Peraturan-peraturan hukum tadi sifatnya adalah mengikat, artinya bahwa setiap orang itu harus mentaatinya, dan harus menyesuaikan sikap, tingkah laku dan
perbuatannya itu dengan peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Malahan orang dapat di paksa untuk mentaatinya bila tidak mentaatinya ia dapat di jatuhi sangsi, jadi sebenarnya negara itu
adalah suatu tertib hukum yang memaksa. Dengan demikian dapatlah di katakan ada tertib hukum apabila peraturan-peraturan hukum yang beraneka warna itu, serta yang jumlahnya
banyak sekali itu di dasarkan pada satu sumber yang di namakan Norma Dasar
2
.
B. John Austin