PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA MESIR DEN

PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA
MESIR DENGAN INDONESIA

Perbandingan Hukum Tata Negara
Kelas A
Penyusun:
1. Putu Dhea O.F.

(11010113120006)

2. Dhita Asri Aryani P. (11010113120020)
3. Atika Fitriani

(11010113120044)

4. Grace Trianita S.

(11010113120185)

5. Fariz Ghazian


(11010113120278)

6. Elita Inas Putrihartiwi (11010113130624)
7. Rienny Sihombing

(11010113140459)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh
pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan 1. Syarat primer sebuah
negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang
berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.
Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku

bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Sistem yang berlaku
dalam suatu negara meliputi sistem pemerintahan, bentuk negara, dan bentuk pemerintahan.
Setiap negara memiliki sistem pemerintahan, bentuk negara, bentuk pemerintahan serta
kekuasaan legislative, kekuasaan yudikatif, dan kekuasaan eksekutif yang berbeda-beda.
Begitu pula dengan negara Indonesia dan

negara Indonesia. Keduanya memiliki latar

belakang sejarah dan ideologi yang berbeda.
Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa Arab: ‫مصر‬, Maṣr) adalah
sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Mesir
juga digolongkan negara maju di Afrika.
Negara Mesir sangat terpengaruh oleh ajaran Agama Islam. Hal ini terbukti dari
konstitusi negara Mesir yang menetapkan Islam sebagai agama resmi di Mesir dan Hukum
Islam, atau syariah, sebagai sumber utama legislasi.
Hal tersebut berbeda Republik Indonesia, disingkat RI atau Indonesia yang meskipun
mayoritas penduduknya beragama Islam, negara Indonesia tidak menjadikan ajaran Agama
Islam sebagai sumber utama legislasi. Negara Indonesia menjadikan Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi

wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di
Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India.
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para
1

https://id.wikipedia.org/wiki/Negara

pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur
untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra.
Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia
Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia
mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi,
separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan
agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni
Mongoloid Selatan/Austronesia dan Melanesia di mana bangsa Austronesia yang terbesar
jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Secara lebih spesifik, suku
bangsa Jawa adalah suku bangsa terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh
penduduk Indonesia.[9] Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika"("Berbeda-beda
namun tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi

padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Dibandingkan Negara Indonesia, Negara Mesir terbentuk jauh lebih lama. Peradaban
Mesir yang terkenal dengan peradaban kuno, serta sejarah Mesir yang cukup panjang dan
negara Indonesia yang dipengaruhi oleh banyak negara terutama negara Belanda serta
penduduk Indonesia yang sangat beragam

tentu menjadikan keduanya sangat berbeda.

Menjadi sangat menarik apabila hukum tata negara kedua negara tersebut diperbandingkan.
Atas dasar latar belakang itulah, maka disusunlah makalah “Perbandingan Hukum Tata
Negara Mesir dengan Indonesia”.
1.2.

Rumusan masalah
Melihat dari latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1) Apakah bentuk negara Mesir?
2) Apakah bentuk pemerintahan negara Mesir?
3) Apakah sistem pemerintahan negara Mesir?

4) Bagaimanakah kekuasaan legislative negara Mesir dijalankan?
5) Bagaimanakah kekuasaan eksekutif negara Mesir dijalankan?

6) Bagaimanakah kekuasaan yudikatif negara Mesir dijalankan?
Beberapa hal diatas adalah hal-hal yang menjadi batasan dalam bagian pembahasan
selanjutnya.
1.3.

Tujuan Penulisan
1) Mengetahui bentuk negara Mesir.
2) Mengetahui sistem pemerintahan negara Mesir.
3) Mengetahui bentuk pemerintahan negara Mesir.
4) Mengetahui bagaimana kekuasaan legislative dijalankan.
5) Mengetahui bagaimana kekuasaan eksekutif dijalankan.
6) Mengetahui bagaimana kekuasaan yudikatif dijalankan.
7) Mengetahui perbedaan hukum tata negara Mesir dengan Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Bentuk Negara Mesir
Negara Mesir menggunakan sistem negara kesatuan bukan negara federal. Karena
negara yang memiliki luas wilayah tidak lebih luas dari 2.000.000 km dirasa tepat dibentuk
negara kesatuan yang berpusat di ibukota. Hal ini juga karena Mesir sejak dahulu adalah
berbentuk satu kerajaan. Sehingga hal ini juga bisa meminimalisir konflik di internal negara
tentang masalah wilayah. Negara Mesir berbentuk kesatuan dimana bentuk negaranya
bersifat tunggal dan tidak tersusun dari beberapa negara yang memiliki kedaulatan, tidak
terbagi, dan kewenangannya berada pada pemerintah pusat.
2.2. Bentuk Pemerintahan Mesir
Mesir menjadi republik sejak tahun 1953, sebelumnya berbentuk kerajaan yang
diperintah oleh Raja Farouk. Presiden pertama republik ini adalah Gamal Abdul Nasser.
Tahun 1958 Mesir dan Suriah bergabung membentuk negara Republik Persatuan Arab.
Namun pada tahun 1961 gabungan ini terpecah karena kemudian Suriah menarik diri.
Sampai sekarang Mesir bernama Republik Arab Mesir, dengan ibu kota Kairo (Cairo).
2.3. Sistem Pemerintahan Mesir
Sistem semipresidensial, adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan dua sistem
pemerintahan, yaitu presidensial dan parlementer. Terkadang sistem ini juga disebut sebagai
dual eksekutif (eksekutif ganda). Dalam sistem ini Presiden dipilih oleh rakyat sehingga
memiliki kekuasaan yang kuat. Presiden melaksanakan kekuasaan bersama-sama dengan
perdana menteri.

2.4. Kekuasaan Legislatif di Negara Mesir
Majelis Rakyat (Majilis

Al-Sha’ab) atau Majelis rendah parlemen Mesir Majelis

merupakan lembaga legislatif di negara Mesir yang merupakan padanan DPR ini dipilih

melalui referendum, dengan masa jabatan 6 tahun. Selain itu dalam parlemen Mesir adapula
Majelis Permusyawaratan (‫ مجلس الشورى‬Majilis Al-Shura)2.
Presiden

berhak

melantik

wakil

presiden,

perdana


menteri

dan

menteri

kabinet, serta membubarkan dewan rakyat, dapat mengambil langkah darurat pada masa luar
biasa. Dewan rakyat (badan legislatif) pada masa tidak bersidang dapat melakukan
penguasaan lewat pengumuman perintah undang-undang.
UUD yang diamandemen melalui referendum pada tanggal 22 Mei tahun 1980
menetapkan pembinaan sistem politik pada dasar sistem multi partai. Presiden dapat terpilih
kembali untuk berkali-kali, dan dalam UUD baru itu ditambah pasal tentang pengadaan
dewan permusyawaratan. Dewan rakyat sebagai badan legislatif tertinggi. Anggotanya
dilahirkan melalui pemilihan umum, dengan masa jabatan 5 tahun.
2.5. Kekuasaan Eksekutif di Negara Mesir
Mesir berbentuk republik sejak 18 Juni1953. Mohamed Hosni Mubarak telah menjabat
sebagai Presiden Mesir selama lima periode, sejak 14 Oktober1981 setelah pembunuhan
Presiden Mohammed Anwar el-Sadat. Selain itu, ia juga pemimpin Partai Demokrat
Nasional. Perdana Menteri Mesir, Dr. Ahmed Nazif dilantik pada 9 Juli2004 untuk

menggantikan Dr. Atef Ebeid. Kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem semipresidensial
multipartai. Secara teoritis, kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri
namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam
pemilu dengan kandidat tunggal.
Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai. Pada akhir Februari 2005,
Presiden Mubarak mengumumkan perubahan aturan pemilihan presiden menuju ke pemilu
multikandidat. Untuk pertama kalinya sejak 1952, rakyat Mesir mendapat kesempatan untuk
memilih pemimpin dari daftar berbagai kandidat. Namun, aturan yang baru juga
menerapkan berbagai batasan sehingga berbagai tokoh, seperti Ayman Nour, tidak bisa
bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun kembali menang dalam pemilu.

2

https://id.wikipedia.org/wiki/Legislatif

Pada akhir Januari 2011 rakyat Mesir menuntut Presiden yang sekarang Berkuasa
Hosni Mubarak untuk meletakan jabatannya. Hingga 18 hari aksi demonstrasi besar-besaran
menuntut Presiden Hosni Mubarak Mundur, akhirnya pada tanggal 11 Februari 2011 Hosni
Mubarak resmi mengundurkan diri.Pengunduran diri Hosni Mubarak ini disambut baik oleh
rakyatnya, dan disambut baik oleh dunia Internasional.

Kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem semipresidensial multipartai. Secara teoritis,
kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya
kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat
tunggal. Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai.
Pada akhir Februari 2005, Presiden Mubarak mengumumkan perubahan aturan
pemilihan presiden menuju ke pemilu multikandidat. Untuk pertama kalinya sejak 1952,
rakyat Mesir mendapat kesempatan untuk memilih pemimpin dari daftar berbagai kandidat.
Namun, aturan yang baru juga menerapkan berbagai batasan sehingga berbagai tokoh,
seperti Ayman Nour, tidak bisa bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun kembali
menang dalam pemilu.
Pada akhir Januari 2011 rakyat Mesir menuntut Presiden yang sekarang
Berkuasa Hosni Mubarak untuk meletakan jabatannya. Hingga 18 hari aksi demonstrasi
besar-besaran menuntut Presiden Hosni Mubarakmundur, akhirnya pada tanggal 11 Februari
2011 Hosni Mubarak resmi mengundurkan diri. Pengunduran diri Hosni Mubarak ini
disambut baik oleh rakyatnya, dan disambut baik oleh dunia Internasional.
Pemerintahan Mesir berbentuk republik dengan Ketua Dewan Tinggi Angkatan
Bersenjata Mesir Mohamed Hussein Tantawi, Perdana Menteri Essam Sharaf.
 Prosedur Pemilihan (Presidential Standard)
Sebelum
presiden

Majelis

amandemen Konstitusi

republik

Mesir

dipilih langsung dalam

Rakyat, majelis rendah

1971 pada

tahun

1980,

sistem dua tahap yang unik.

Parlemen mencalonkan salah

satu

dari

sejumlah calon presiden. Para calon presiden memerlukan setidaknya dua pertiga
mayoritas di Majelis Rakyat dalam rangka untuk melanjutkan ke tahap kedua
pemilu.

 Pengunduran Diri
Presiden dapat mengundurkan diri dengan mengajukan pengunduran
dirinya kepada Majelis Rakyat.
Presiden Gamal Abdel Nasser mengajukan pengunduran diri setelah
Mesir

mengalami kekalahan

pada tahun

1967 ketika

berperang dengan

Israel, sebelum kembali menjabat setelah demonstrasi massal oleh masyarakat
Mesir. Presiden Mubarak juga mengundurkan diri pada tanggal 11 Februari 2011
setelah protes 18 hari terhadap rezimnya.
2.6. Kekuasaan Yudikatif di Negara Mesir
Negara Mesir menganut common law sistem dimana hukum merupakan apa yang
diputuskan oleh hakim. Sistem ini mendasarkan dirinya pada asas kemanfaatan. Adapun
lembaga yudikatif negara Mesir adalah Mahkamah

Konstitusi

Agung

Mesir, Al-

Mahkamah al-Dustūrīyah al-‘Ulyā yang termasuk Mahkamah Agung di Republik Arab
Mesir yang berpusat di Kairo. Yang bertujuan untuk mengontrol hukum agar sesuai dengan
konstitusi dan menghapus hukum yang tidak sesuai dengan konstitusi Mesir. Lembaga ini
merupakan badan kehakiman yang

independen dari otoritas legislatif dan eksekutif di

Mesir, dan terdiri dari satu Ketua, dan satu Wakil atau lebih serta beberapa penasehat, dan 7
hakim konsitusi, dan keputusan akhir tidak dapat dibanding dengan cara apapun.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Negara Mesir memiliki bentuk negara Kesatuan. Hal ini sama dengan negara Indonesia
yang juga memiliki bentuk negara Kesatuan. Pernyataan yang secara tegas menyatakan
bahwa Indonesia adalah negara kesatuan tertuang dalam UUD 1945 pasal 1 yang
berbunyi ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Pasal-pasal
dalam UUD 1945 telah memperkukuh prinsip NKRI, di antaranya pada pasal 1 ayat (1),
pasal 18 ayat (1), pasal 18B ayat (2), pasal 25A, dan pasal 37 ayat (5). Selain itu, wujud
negara kesatuan tersebut semakin diperkuat setelah dilakukan perubahan atas UUD 1945.
Perubahan tersebut dimulai dari adanya kesepakatan MPR yang salah satunya adalah
tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 dan tetap mempertahankan NKRI sebagai bentuk
final negara bagi bangsa Indonesia.
2) Bentuk pemerintahan negara Mesir adalah Republik. Hal ini sama dengan Indonesia yang
juga berbentuk pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
adalah Republik. Karena sesuai dengan pernyataan pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang
berbunyi ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik” sudah
menunjukkan secara tegas. Indonesia juga dipimpin oleh seorang presiden bukan seorang
Raja.
3) Sistem Pemerintahan Negara Mesir adalah semi Presidensial sedangkan Negara
Indonesia, berdasarkan pada UUD yang dimilikinya menganut sistem pemerintahan
presidensial yakni sistem pemerintahan Negara republik di dalamnya, kekuasaan
eksekutif dipilih melalui pemilihan umum dan terpisah dari kekuasaan legislatif. Selain
itu menurut UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia tidak menganut sistem pemisahan
kekuasaan atau trias politika murni sebagaimana yang diajarkan oleh Montesquieu.
Namun, Indonesia menganut sistem pembagian kekuasaan
4) Lembaga legislative di Mesir terdiri dari Majelis Permusyawaratan (‫ مجلس الشورى‬Majilis

Al-Shura) dan Majelis Rakyat (Majilis Al-Sha’ab) atau Majelis Rendah. Hal ini berarti
Mesir memiliki sistem dua kamar (bikameral). Sedangkan Indonesia menggunakan

sistem satu kamar, karena Indonesia hanya memiliki Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
lembaga legislative.
5) Kekuasaan Eksekutif Mesir dijalankan oleh Presiden dan Perdana Menteri. Mesir apabila
dilihat bukanlah fixed executive murni, karena meskipun Presiden memiliki masa jabatan
dalam suatu periode, namun presiden dipilih langsung dalam sistem dua tahap yang unik.
Majelis Rakyat, majelis rendah

Parlemen mencalonkan salah satu dari

sejumlah

calon presiden. Para calon presiden memerlukan setidaknya dua pertiga mayoritas di
Majelis Rakyat dalam rangka untuk melanjutkan ke tahap kedua pemilu. Hal ini
menyebabkan ada pengaruh atau dapat dikatakan eksekutif memerlukan dukungan
legislative. Maka dapat dikatakan bahwa kekuasaan eksekutif Mesir bersifat semifixed
executive.
Sedangkan kekuasaan eksekutif Indonesia dijalankan oleh Presiden dibantu oleh
Wakil Presiden (Pasal 4 ayat (2) UUD 1945). Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa
Indonesia menganut fixed executive dimana eksekutif tidak tergantung pada legislative,
hal ini diperkuat dengan adanya masa jabatan Presiden Republik Indonesia yang tertuang
dalam Pasal 7 UUD 1945 sebelum diamendemen yang menyebutkan, presiden dan wakil
presiden memegang jabatannya selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
6) Mesir menganut common law sistem (positive legislatoir) dimana hukum diciptakan oleh
hakim melalui putusannya. Adapun lembaga yudikatif di Mesir terdiri dari Mahkamah
Konstitusi

Agung

Mesir, Al-Mahkamah al-Dustūrīyah al-‘Ulyā yang merupakan

Mahkamah Agung di Republik Arab Mesir yang berpusat di Kairo. Hal ini berbeda
dengan Indonesia yang menganut civil law sistem dimana hakim merupakan corong
undang-undang yang berarti hakim pada putusannya didasarkan pada kodifikasi. Adapun
lembaga yudikatif di Indonesia terdiri dari Mahkamah Agung beserta peradilan
dibawahnya dan Mahkamah Konstitusi.
Berikut tabel perbandingan Hukum Tata Negara Mesir dengan Indonesia
No
.
1.
2.
3.

Objek Kajian

Mesir

Indonesia

Bentuk Negara
Bentuk Pemerintahan
Sistem Pemerintahan

Kesatuan
Republik
Semipresidensiil

Kesatuan
Republik
Presidensiil

4.
5.
6.

Legislatif
Eksekutif
Yudikatif

Dua Kamar
Semifixed executive
Common Law Sistem

Satu Kamar
Fixed Executive
Civil Law Sistem