PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI ETANOL TERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN KEDELAI (Glycine mx LMerrill) PADA TEKNIK PENGUSANGAN CEPAT
PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI
ETANOLTERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN KEDELAI (Glycine mx
LMerrill) PADA TEKNIK PENGUSANGAN CEPAT
Oleh: Tri Siswanto ( 02710001 )
Agronomy
Dibuat: 2010-09-04 , dengan 7 file(s).
Keywords: LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI ETANOL
RINGKASAN
Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama, sebagai sumber protein bahan nabati yang
menyeahatkan karena mengandung protein tinggi dan memiliki kadar kolesterol rendah, yang
berperan penting dalam meningkatkan gizi masyarakat. Kebutuhan akan kedelai terus meningkat
dari tahun ke tahun, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya industri
bahan pangan (tahu, tempe, susu, pangan olahan lainnya) dan pakan ternak.
Teknik pengusangan cepat terbukti berkorelasi dengan kemampuan berkecambah benih
dilapangan (Hall and Wiesner, 1990). Prinsip dan test pengusangan cepat ini ialah menempatkan
benih sampel selama jangka waktu tertentu didalam kondisi lingkungan yang tidak ideal yaitu
dalam suhu kelembaban relatife uadara yang tinggi. Setelah jangka waktu benih-benih dengan
vigor yang tinggi diduga masih memperlihatkan daya perkecambahan yang tinggi, sementara
benih dengan vigor yang rendah diduga akan menunjukan kemerosotan yang nyata dalam daya
berkecambahnya (Kruse, 1999).
Larutan metanol dan etanol juga bisa digunakan dalam test pengusangan cepat sebagai larutan
perendam benih dan berperan sebagai kondisi lingkungan yang tak ideal bagi benih. Penelitian
bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian konsentrasi dan lama perendaman terhadap
daya perkecambahan benih kedelai. Hipotesis (a) Diduga persentase kecambah yang tumbuh
berdasarkan perlakuan konsentrasi dan lama perendaman adalah 2 %. (b) Diduga rata-rata
panjang hipokotil 11.0 cm dan epikotil 3.0 cm kecambah yang tumbuh berdasarkan perlakuan
konsentrasi dan lama perendaman. (c) Diduga rata-rata berat basah 0.70 gram dan berat kering
0.5 gram kecambah yang tumbuh berdasarkan perlakuan konsentrasi dan lama perendaman
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang untuk menguji
kualitas benih dan dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2008. Bahan-bahan yang digunakan
untuk penelitian ini adalah benih kedelai, air, ethanol analisis 96%, dan pasir lumajang sebagai
media tanam. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah toples, cawan petri, kain kasa,
pipet tetes, penggaris, kertas label, tisu, timbangan analitik, oven dan germinator.
Dalam tahap I ini, percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)
sederhana dengan 2 (dua) faktor perlakuan, yaitu lama perendaman dalam ethanol (W) dan
konsentrasi ethanol (K). Untuk lama perendaman (W), terdapat 3 tingkat perlakuan. W1 = Lama
perendaman 0 jam W2 = Lama perendaman 1 jamW3 = Lama perendaman 2 jamUntuk
konsentrasi (K) ethanol K 0 = Konsentrasi 0 %K 1 = Konsentrasi 5 %, K 2 = Konsentrasi 10 %,
K 3 = Konsentrasi 15 %, K 4 = Konsentrasi 20 %
ABSTRACT
Soybean is one of the main food commodities, as a source of vegetable protein menyeahatkan
materials because they contain high protein and low cholesterol levels, which play an important
role in improving the nutrition society. The need for soybeans is increasing from year to year, in
line with the increase of population, development of food industry (tofu, tempeh, milk and other
processed food) and animal feed.
Accelerated aging techniques proven to correlate with the ability to germinate seeds in the field
(Hall and Wiesner, 1990). Principles and accelerated aging test is that it is placing the seed
samples over a certain period within which environmental conditions are not ideal in relatife
uadara temperature high humidity. After a period of time the seeds with high vigor allegedly still
showed a high germination capacity, while the seed with low vigor are expected to show a real
decline in germination capacity (Kruse, 1999).
Solution of methanol and ethanol can also be used in the accelerated aging test as the seed
soaking solution and act as environmental conditions are not ideal for seed. The research aims to
study the effect of concentration and soaking time on the rate of seed germination. Hypothesis
(a) estimated the percentage of seedlings that grow on the basis of concentration and soaking
time was 2%. (B) estimated that the average hypocotyl length of 11.0 cm and 3.0 cm epicotyl
sprouts that grow on the basis of concentration and soaking time. (C) estimated average wet
weight of 0.70 grams and 0.5 grams of dry weight of sprouts that grow on the basis of
concentration and soaking time
This research was conducted at the Laboratory of University of Malang to test the quality of
seeds and implemented in the January-February 2008. The materials used for this research are
the seeds of soybeans, water, ethanol 96% analysis, and Lumajang sand as growing media. The
tools used in this study are the jars, petri dish, gauze, pipette drops, rulers, paper labels, tissue,
analytical scales, ovens and germinator.
In this first phase, experiments conducted using a randomized block design (RBD) with two
simple (two) factors of treatment, ie soaking in ethanol (W) and ethanol concentration (K). For
the duration of immersion (W), there are three levels of treatment. Length of immersion 0 W1 =
W2 = Long hours of immersion one jamW3 = Length of immersion two jamUntuk concentration
(K) K 0 = concentration of ethanol 0% K 1 = Concentration of 5%, K 2 = concentration of 10%,
K 3 = Concentration of 15%, K 4 = Concentration 20%
ETANOLTERHADAP DAYA PERKECAMBAHAN KEDELAI (Glycine mx
LMerrill) PADA TEKNIK PENGUSANGAN CEPAT
Oleh: Tri Siswanto ( 02710001 )
Agronomy
Dibuat: 2010-09-04 , dengan 7 file(s).
Keywords: LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI ETANOL
RINGKASAN
Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama, sebagai sumber protein bahan nabati yang
menyeahatkan karena mengandung protein tinggi dan memiliki kadar kolesterol rendah, yang
berperan penting dalam meningkatkan gizi masyarakat. Kebutuhan akan kedelai terus meningkat
dari tahun ke tahun, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya industri
bahan pangan (tahu, tempe, susu, pangan olahan lainnya) dan pakan ternak.
Teknik pengusangan cepat terbukti berkorelasi dengan kemampuan berkecambah benih
dilapangan (Hall and Wiesner, 1990). Prinsip dan test pengusangan cepat ini ialah menempatkan
benih sampel selama jangka waktu tertentu didalam kondisi lingkungan yang tidak ideal yaitu
dalam suhu kelembaban relatife uadara yang tinggi. Setelah jangka waktu benih-benih dengan
vigor yang tinggi diduga masih memperlihatkan daya perkecambahan yang tinggi, sementara
benih dengan vigor yang rendah diduga akan menunjukan kemerosotan yang nyata dalam daya
berkecambahnya (Kruse, 1999).
Larutan metanol dan etanol juga bisa digunakan dalam test pengusangan cepat sebagai larutan
perendam benih dan berperan sebagai kondisi lingkungan yang tak ideal bagi benih. Penelitian
bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian konsentrasi dan lama perendaman terhadap
daya perkecambahan benih kedelai. Hipotesis (a) Diduga persentase kecambah yang tumbuh
berdasarkan perlakuan konsentrasi dan lama perendaman adalah 2 %. (b) Diduga rata-rata
panjang hipokotil 11.0 cm dan epikotil 3.0 cm kecambah yang tumbuh berdasarkan perlakuan
konsentrasi dan lama perendaman. (c) Diduga rata-rata berat basah 0.70 gram dan berat kering
0.5 gram kecambah yang tumbuh berdasarkan perlakuan konsentrasi dan lama perendaman
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang untuk menguji
kualitas benih dan dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2008. Bahan-bahan yang digunakan
untuk penelitian ini adalah benih kedelai, air, ethanol analisis 96%, dan pasir lumajang sebagai
media tanam. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah toples, cawan petri, kain kasa,
pipet tetes, penggaris, kertas label, tisu, timbangan analitik, oven dan germinator.
Dalam tahap I ini, percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)
sederhana dengan 2 (dua) faktor perlakuan, yaitu lama perendaman dalam ethanol (W) dan
konsentrasi ethanol (K). Untuk lama perendaman (W), terdapat 3 tingkat perlakuan. W1 = Lama
perendaman 0 jam W2 = Lama perendaman 1 jamW3 = Lama perendaman 2 jamUntuk
konsentrasi (K) ethanol K 0 = Konsentrasi 0 %K 1 = Konsentrasi 5 %, K 2 = Konsentrasi 10 %,
K 3 = Konsentrasi 15 %, K 4 = Konsentrasi 20 %
ABSTRACT
Soybean is one of the main food commodities, as a source of vegetable protein menyeahatkan
materials because they contain high protein and low cholesterol levels, which play an important
role in improving the nutrition society. The need for soybeans is increasing from year to year, in
line with the increase of population, development of food industry (tofu, tempeh, milk and other
processed food) and animal feed.
Accelerated aging techniques proven to correlate with the ability to germinate seeds in the field
(Hall and Wiesner, 1990). Principles and accelerated aging test is that it is placing the seed
samples over a certain period within which environmental conditions are not ideal in relatife
uadara temperature high humidity. After a period of time the seeds with high vigor allegedly still
showed a high germination capacity, while the seed with low vigor are expected to show a real
decline in germination capacity (Kruse, 1999).
Solution of methanol and ethanol can also be used in the accelerated aging test as the seed
soaking solution and act as environmental conditions are not ideal for seed. The research aims to
study the effect of concentration and soaking time on the rate of seed germination. Hypothesis
(a) estimated the percentage of seedlings that grow on the basis of concentration and soaking
time was 2%. (B) estimated that the average hypocotyl length of 11.0 cm and 3.0 cm epicotyl
sprouts that grow on the basis of concentration and soaking time. (C) estimated average wet
weight of 0.70 grams and 0.5 grams of dry weight of sprouts that grow on the basis of
concentration and soaking time
This research was conducted at the Laboratory of University of Malang to test the quality of
seeds and implemented in the January-February 2008. The materials used for this research are
the seeds of soybeans, water, ethanol 96% analysis, and Lumajang sand as growing media. The
tools used in this study are the jars, petri dish, gauze, pipette drops, rulers, paper labels, tissue,
analytical scales, ovens and germinator.
In this first phase, experiments conducted using a randomized block design (RBD) with two
simple (two) factors of treatment, ie soaking in ethanol (W) and ethanol concentration (K). For
the duration of immersion (W), there are three levels of treatment. Length of immersion 0 W1 =
W2 = Long hours of immersion one jamW3 = Length of immersion two jamUntuk concentration
(K) K 0 = concentration of ethanol 0% K 1 = Concentration of 5%, K 2 = concentration of 10%,
K 3 = Concentration of 15%, K 4 = Concentration 20%