METODOLOGI Kinerja Filter Konsentris Dalam Sistem Resirkulasi Akuakultur Terkendali (Srat) Pembesaran Ikan Hias Air Tawar

18

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2007, yang bertempat di Wisma Wageningen, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan pada kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Satu unit sistem resirkulasi akuakultur terkendali, yang terdiri atas : ¾ Tangki pemeliharaan ¾ Tangki penyaringan ¾ Tangki penyimpanan ¾ Tangki penyuplai b. Logger Thermo Recorder c. Gelas ukur d. Perlengkapan pengukuran Total Amonia Nitrogen, meliputi: ¾ Spektrofotometer ¾ Erlenmeyer 125 ml dan 20 ml ¾ Pipet Mohr 25 ml ¾ Labu takar 100ml, 250 ml dan 500 ml ¾ Alumunium foil ¾ Kertas saring Wathma no. 42 ¾ Bahan pereaksi Phenol solution, Sod nitroprosside dan Oxidating solution e. Stop watch f. Ikan Komet g. Software Auto CAD h. Hanna Instrumen alat ukur pH, Konduktivitas listrik dan TDS 19 selesai Analisa Efektivitas filter Pengukuran TAN, NH 3 , NH 4 + Pengukuran TDS Pengukuran EC Pengukuran pH Mulai Desain filter Uji Pembuatan filter 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4, yang utamanya terdiri atas perancangan, pembuatan dan uji filter. Gambar 4. Prosedur penelitian 3.3.1 Prosedur Intalasi Sistem Resirkulasi Akuakultur Terkendali Pada tahap ini dilakukan penyiapan bahan, membuat tempat dudukan bak dan perangkaian menjadi satu unit SRAT. Berikut adalah urutan sirkulasi air pada SRAT. Gambar 5. Urutan sirkulasi air pada SRAT Tangki pemeliharaan Tangki penyaringan Tangki penyimpanan Tangki penyuplai 20 Perancangan Filter Konsentris Pada tahap ini dilakukan pendesainan kerangka filter konsentris yang diawali dengan penggambaran menggunakan software Auto CAD, dan kemudian pembutan. Bahan yang digunakan untuk membuat kerangka filter adalah: plat besi, plat alumunium, seng dan kawat parabola kasa. Berikut merupakan gambar kerangka filter konsentris yang akan digunakan. Gambar 6. Kerangka filter konsentris Berikut adalah spesifikasi dari filter konsentris: ¾ Diameter luar : 45 cm ¾ Diameter dalam : 15 cm ¾ Tinggi : 45 cm ¾ Luas permukan : 1295,25 cm 2 ¾ Mesh kawat parabola : 2 mm ¾ Media penyaring : 1 kapas sintetik, 2 batu zeolit, 3 vegetasi 21 3.4 Perolehan Data Perolehan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengukuran, perhitungan dan pengamatan. Data yang akan diambil meliputi : 3.4.1 Kualitas Air a. Pengukuran Suhu Data suhu didapat melalui pengukuran langsung dengan menggunakan logger thermo recorder yang dilakukan setiap hari. Suhu yang diukur meliputi suhu air dan suhu ruangan. b. Pengukuran Total Amonia Nitrogen TAN, Amonia NH 3 dan Amonium NH 4 Penentuan kadar amonia dilakukan dengan metoda Phenate yang menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. Penggukuran total amonia dilakukan dengan mengambil air sampel pada bak penyaringan dan bak tandon. Berikut adalah langkah-langkah penguku ran TAN, NH 3 dan NH 4 : ¾ Saring sampel air setiap bak dengan menggunakan kertas saring Wathma No. 42 sebanyak 25 ml. ¾ Tambahkan 1 ml Phenol solution. Aduk. ¾ Tambahkan 1 ml Sod Nitroprosside. ¾ Tambahkan 25 ml Oxidazing solution, aduk rata. ¾ Simpan selama 1 jam dan ditutup dengan menggunakan alumunium foil. ¾ Ukur nilai absorbance air sampel dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. ¾ Total amonia nitrogen TAN dihitung dengan persamaan berikut: TAN= C air sampel – C blanko 7 C = K x Absorbance + B 8 ¾ Amonia NH 3 dihitung dengan persamaan berikut: NH 3 = TAN x NH 3 9 NH 3 = pH pKa log anti 1 100 − + 10 22 dimana pKa merupakan konstanta ionisasi yang tergantung temperatur ¾ Amonium NH 4 + dihitung dengan persamaan berikut: NH 4 + = TAN- NH 3 11 c. Pengukuran pH, TDS Total Dissolved suspended dan EC Electric Conductivity Data pH, EC dan TDS diperoleh melalui pengukuran langsung dengan menggunakan pH, EC dan TDS meter. Penggukuran dilakukan setiap lima hari sekali. d. Beda Tinggi Level Air Pengukuran beda tinggi level air dilakukan pada bak filtrasi dengan bak tandon. Beda tinggi digunakan untuk menghitung koefisien head loss. 3.4.2 Pengamatan Pertumbuhan ikan Pengamatan pertumbuhan ikan dilakukan setiap hari yang meliputi penagamatan terhadap tingkat pertumbuhan ikan dan jumlah ikan yang mati selama pembesaran mortalitas. 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN