1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pecanangan revitalisasi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan
RPPK oleh presiden RI tahun 2005, merupakan amanat negara terhadap semua komponen bangsa untuk memberikan prioritas perhatian yang lebih bagi
pembangunan sektor ini. Amanat ini sebagai tuntutan untuk bangkit dan maju lebih cepat, yang berarti sebagai awal dari kebangkitan sektor perikanan menuju
kegiatan yang membawa kesejahteraan dan kejayaan bangsa. Salah satu revitalisasi di bidang perikanan adalah revitalisasi budidaya ikan hias khususnya
ikan hias air tawar. Revitalisasi ikan hias setidaknya melibatkan 10 propinsi Riau, Jambi,
DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara dan Papua dengan sasaran produksi 10.200 ton hingga akhir tahun
2009, dengan kebutuhan modal usaha sebesar Rp. 178,58 miliar dan penyerapan tenaga kerja 138.077 orang DKP, 2005. Berdasar data BPS 2005, laju
pertumbuhan ekspor hasil perikanan Indonesia dalam kurun waktu 2000-2004 meningkat cukup pesat.
Pada tahun 2000, volume ekspor perikananan Indonesia sebesar 519.415 ton dengan nilai US 1,67 miliar, meningkat menjadi 902.358 ton dengan nilai
US 1,78 miliar pada tahun 2004, atau terjadi kenaikan rata-rata pertahunnya sebesar 16,69 . Ekspor ikan hias merupakan bagian dari ekspor perikanan total
Indonesia, dimana pada tahun 2000 volume ekspor ikan hias adalah 2.709 ton meningkat menjadi 3.516 ton pada tahun 2004 dengan kenaikan 7,56. Hal
tersebut menandakan bahwa peluang pengembangan sektor perikanan, khususnya ikan hias adalah sangat besar dan menjanjikan.
Pengembangan budidaya ikan hias dalam rangka revitalisasi diarahkan pada pengembangan ikan hias air tawar yang telah mapan teknologi budidayanya
di masyarakat. Sasaran pengembangan produksi sampai tahun 2009 mencapai 10.200 ton, dengan kebutuhan benih sebesar 1,13 miliyar DKP, 2005.
Jenis ikan hias yang dikembangankan dan diprioritaskan adalah jenis ikan ekspor, salah satunya adalah ikan hias air tawar yang meliputi : Tetra, Rainbow,
2 Arwana Irian, Gurame Hias, Koi dan Maskoki. Pengembangan perikanan
budidaya air tawar tidaklah banyak menghadapi hambatan teknologi yang berarti, kecuali dalam penyedian induk unggul dan benih bermutu. Banyak teknologi yang
sudah diaplikasikan guna mencapai tujuan yang lebih baik. Salah satu teknologi yang banyak digunakan adalah pembudidayaan ikan pada suatu sistem resirkulasi
akuakultur. Sistem resirkulasi akuakultur memberikan banyak manfaat, antara lain :
hasil yang dicapai lebih baik bila dibandingkan dengan sistem tradisional, konservasi lingkungan khususnya penghematan air dan parameter lingkungan
yang berpengaruh terhadap kalangsungan hidup ikan dapat dikendalikan. Dalam sistem resirkulasi akuakultur terdapat satu komponen yang sangat penting, yaitu
adanya filter atau penyaring. Filter merupakan ciri khusus dan sebagai paru–paru dari sistem resirkulasi akuakultur. Salah satu filter yang digunakan pada sistem
resirkulasi akuakultur adalah penggunaan filter konsentris.
1.2 Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa kinerja filter
konsentris dalam menjaga kualitas air pada sistem resirkulasi akuakultur terkendali SRAT pembesaran ikan hias air tawar.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA