Keragaman Hidrokimia Perunut hidrokimia sebagai indikator kinerja pengelolaan DAS studi kasus DAS Ciliwung Hulu
                                                                                satu  perunut,  c  Konsentrasi  perunut  dalam  seluruh  komponen  secara  temporal temporally  konstan  atau  keragamannya  diketahui,  d  Konsentrasi  perunut  dalam
seluruh  komponen  secara  ruang  spatially  konstan  atau  diperlakukan  sebagai komponen yang berbeda, dan e Komponen yang tidak terukur memiliki konsentrasi
perunut yang sama atau tidak berkontribusi secara nyata. Model  campuran  dari  perspektif  geometrik  memiliki  karakter  sebagai  berikut:
1  Untuk  model  dengan  2  perunut  dan  3  komponen,  mixing  antara  sub  ruang ditentukan  oleh  2  perunut,  2  Jika  diplotkan,  3  komponen  puncak  dari  segitiga  dan
seluruh  contoh  aliran  harus  terikat  oleh  segitiga,  3  Jika  tidak  terikat  dengan  baik, berarti perunut tidak konservatif atau komponen tidak terkarakterisasi dengan baik.
Beberapa  peneliti  telah  mengidentifikasi  sumber  limpasan    secara  spasial  di dalam  DAS  melalui  penggunaan  tool  seperti  EMMA,  pemisahan  hidrograf
berdasarkan  perunut,  dan  analisis  hidrometrik  Bernal  et  al  2006,  Burns  et  al  2001, Hangen  et  al  2001,  McGlynn  and  McDonnell  2003,  Subagyono  et  al  2005,
Wenninger et al 2004. Penelitian-penelitian tersebut telah berhasil mengkuantifikasi sejumlah runoff dari sumber source yang berbeda dan juga menunjukkan kontribusi
yang  berbeda  dengan  kondisi  kelembaban  yang  berbeda  di  dalam  DAS  Burns  et  al 2001,  McGlynn  and  McDonnell  2003.  Bahkan  Cary  et  al  2011  telah    berhasil
mengidentifikasi  sumber  limpasan  menjadi  empat  komponen    menggunakan  silikat dan chlor.    Identifikasi  sumber runoff dari unit DAS penting karena : a membantu
dalam  mengembangkan  model  pengelolaan  DAS  yang  lebih  realistik,  b  membantu mengidentifikasi  sumber  kunci  sumber  polutan,  c  membantu  evaluasi  yang  lebih
baik tentang pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap kualitas air. Pendekatan deliniasi sumber air dengan menggunakan analisis neraca air belum
memberikan  jawaban  yang  definitif.  Kombinasi  menggunakan  data  hidrokimia  dan hidrometrik  sudah  memberikan  masukan  terhadap  model  hidrologi  daerah  aliran
sungai.  EMMA  sudah  dapat  mengidentifikasi  komponen-komponen  yang berkontribusi  terhadap  aliran  Mulholland  1993,  Tardy  et  al  2004.  Metode  ini
merupakan metode analisis campuran sederhana untuk mengidentifikasi end member
yang  berkontribusi  terhadap  aliran  dan  memiliki komposisi  kimia  yang  berbeda  dan relatif konstan Mulholland 1993.
Ketidak teraturan separasi hidrograf secara geokimia mixing approach sangat besar  karena:  1  adanya  keragaman  karakteristik  kimia  dari  end  member  secara
spasial dan temporal, dan 2 kimia air sungai tergantung pada jalur aliran dimana air itu  mengalir  menuju  sungai.  Dalam  hal  ini  pemahaman  tentang  jalur  aliran  yang
dominan  dan  bagaimana  perubahan  yang  terjadi  selama  hujan  sangat  penting  dalam memahami proses limpasanrunoff generation.
6.2  Analisis Multivariate Dalam  melakukan  EMMA  sesuai  dengan  prosedur  yang  telah  digunakan  oleh
Hooper  2001,  Christophersen  dan  Hooper  1992,  dan  Burns  et  al.  2001,  setelah menyusun  set  data  dan  melakukan  normalisasi  terhadap  data  yang  ada,  tahap
selanjutnya  adalah  analisis  multivariate  dengan  menggunakan  analisis  komponen utama PCA:Principal Component Analysis. Analisis multivariate banyak digunakan
dalam  penelitian  geokimia  Jo¨reskog  et  al.,  1976;  Reid  et  al.,  1981;  Davis,  1986. Manfaat  analisis  ini  dalam  EMMA  yaitu:  a  untuk  memilih  end-members,  b
merupakan masukan dalam model campuran mixing model, c hasilnya dapat diuji, d memberikan hasil yang tepat dengan alasan yang benar, dan e dapat memberi tahu
jika end-member  tidak benar. Analisis komponen utama merupakan salah satu teknik statistik yang digunakan
untuk  mengidentifikasi  peubah  baru  yang  mendasari  data  peubah  ganda, menghilangkan  masalah  multikolinieritas  peubah  yang  saling  berkorelasi  dan
menghilangkan  paubah-peubah  asal  yang  memberikan  sumbangan  informasi  yang relatif  kecil  Iriawan  dan  Astuti  2006.  Sumbangan  keragaman  ditunjukkan  oleh
proportion dalam eigen analysis of the covarian matrix. Dalam principal komponen, apabila sebagian besar total  variasi  populasi sekitar 80-90 untuk  jumlah variabel
yang  besar  dapat  diterangkan  oleh  2  atau  3  komponen  utama  principal  component, PC,  maka  kedua  atau  ketiga  komponen  dapat  menggantikan  variabel  semula  tanpa
menghilangkan banyak informasi.
Dalam  penelitian  ini  analisis  multivariate  dengan  menggunakan  PCA  adalah untuk menguji model campuran aliran kimia air menggunakan solute K, Na, Ca, Mg,
SiO
2
, SO
4
, NO
3
, Cl, dan HCO
3
terhadap beberapa sumber limpasan seperti air tanah, air  bumi,  air  sungai,  dan  air  hujan.  Pada  Tabel  7  disajikan  eigenvalue  yang
merupakan  nilai  varian  komponen  utama.  Hasil  analisis  menunjukkan  eigenvalue untuk  komponen  utama  pertama  F1  dan  kedua  F2  masing-masing  sebesar  5.070
dan  3.001.  Eigenvalue  kedua  komponen  utama  mewakili  56.3  dan  33.3  dari seluruh variabilitas. Bila diakumulasikan, kedua komponen utama menyatakan 89.6
dari total variabilitas. Ini berarti apabila kesembilan variabel K, Na, Ca, Mg, Si, SO
4
, NO
3
,  Cl,  dan  HCO
3
direduksi  menjadi  2  variabel,  maka  kedua  variabel  baru  dapat menjelaskan 89.6 dari total variabilitas kesembilan variabel.
Tabel 8. Hasil eigenvalue dengan  sembilan variabel K, Na, Ca, Mg, SiO
2
, SO
4
, NO
3
, dan HCO
3
F1 F2
F3 F4
F5 Eigenvalue
5.070 3.001
0.661 0.153
0.115 Variabilitas
56.3 33.3
7.3 1.7
1.3 Kumulatif
56.3 89.6
97.0 100
100
Pada  Tabel  9  disajikan  korelasi Pearson’s,  angka-angka  positif  yang  ditulis
tebal menunjukkan adanya hubungan yang tinggi antar unsur yang satu dengan yang lainnya.    Sebaliknya  angka-angka  negatif  yang  ditulis  tebal  menunjukkan  adanya
hubungan berbanding terbalik yang tinggi antar unsur yang satu dengan yang lainnya. Kation K dengan SiO
2
, Na dengan Mg, Ca dengan  Mg dan HCO
3
, serta Mg dengan HCO
3
menunjukkan  hubungan  yang  tinggi  satu  dengan  yang  lainnya,  sedangkan  K dengan Cl, Na  dengan SO
4
dan NO
3
, Mg dengan SO
4
dan NO
3
memiliki hubungan berbanding terbalik.
Gambar 27 menunjukkan hubungan faktor 1 dengan faktor 2. Jika variabel satu dengan  yang lainnya saling berdekatan berarti nyata berkorelasi positif r mendekati
1, sedangkan jika orthogonal berarti tidak berkorelasi r mendekati nol. Jika variabel
Komponen Pertama K
o m
p o
n e
n k
e d
u a
0,5 0,4
0,3 0,2
0,1 0,0
-0,1 -0,2
-0,3 -0,4
0,50 0,25
0,00 -0,25
-0,50
HCO3 Cl
NO3 SO4
SiO2
Mg Ca
Na K
tertentu terletak berlawanan arah dari pusat, berarti variabel tersebut nyata berkorelasi negatif  dengan  variabel  lainnya  r  mendekati  -1.    Dari  Gambar    25  dapat  dilihat
bahwa  SiO2  dan  K,  Ca  dan  HCO3,  SO4  dan  NO3  memiliki  hubungan  positif  , sedangkan  SO
4
dan  NO
3
yang  letaknya  bersebrangan  dari  titik  pusat  menunjukkan adanya korelasi negatif dengan Na, Mg, Ca, dan HCO
3
.
Tabel 9 . Korelasi Pearson’s
Variabel  K Na
Ca Mg
SiO
2
SO
4
NO
3
Cl HCO
3
K 1
Na 0,491
1 Ca
-0,150 0.660
1 Mg
0,141 0.931
0.792 1
SiO
2
0,933
0.638 0.113
0.334 1
SO
4
-0,337  -0.771  -0.347 -0.741
-0.273 1
NO
3
-0,564  -0.943  -0.641 -0.826
-0.642 0.804
1 Cl
-0,864
-0.055 0.428
0.298
-0.798
-0.172  -0.115 1
HCO
3
-0.213 0.739
0.911 0.923
0.011 -0.576  -0.650
0.589 1
Angka yang ditulis tebal menunjukkan berbeda nyata dengan derajat nyata =0.05
Gambar  25  Grafik hubungan antara faktor 1 dan faktor 2 untuk melukiskan keeratan
antar unsur hidrokimia
                