Teknologi Sidik Jari LANDASAN TEORI

7

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Teknologi Sidik Jari

Identifikasi dengan menggunakan pola sidik jari merupakan teknik biomtetrik tertua didunia. Penggunaan sidik jari sebagai kode personal memiliki tradisi yang panjang dan telah digunakan oleh bangsa Assyiria, Babylonia, Jepang dan Cina. Bangsa Cina kuno menggunakan sidik jari sebagai alat identifikasi untuk membuktikan seseorang sebagai pengarang dari suatu dokumen. Sejak tahun 1897, datyloscopy sinonim dari identifikasi sidik jari tanpa berbasis komputer telah digunakan untuk identifikasi. Sidik jari terjadi karena adanya perbedaan guratan. Perbedaan guratan ini sudah terjadi pada saat manusia masih berbentuk janin. Suatu pola sidik jari normal terbentuk dari garis-garis lines dan spasi spaces. Garis-garis ini dinamakan ridge sedangkan spasi antara garis-garis ini dinamakan valleys. Menurut Francis Galton bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama, artinya setiap sidik jari yang dimiliki oleh seseorang adalah unik. Walaupun manusia kembar identik tidak mungkin mempunyai sidik jari yang sama persis karena sebuah sidik jari mempunyai banyak karakteristik-karakteristik unik yang bisa membedakan setiap manusia Galton dalam Elvayandri 2002: 4. Berdasarkan dari pola ridge dan valleys sidik jari dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas utama, yaitu ; arch, loop, dan whorl. Contoh dari ketiga kelas utama sidik jari diperlihatkan pada Gambar 2.1. a b c Gambar 2.1 Pola umum Sidik Jari Galton dalam Elvayandri 2002: 4. Gambar 2.1a merupakan sidik jari dengan pola whorl yaitu pola yang berbentuk lingkaran penuh yang mencakup 30 sampai 35 dari populasi. Gambar 2.1 b sidik jari dengan pola arch yaitu pola garis alur sidik jari berbentuk suatu kurva terbuka yang mencakup 5 dari populasi. Dan Gambar 2.1 c sidik jari dengan pola loop adalah jenis paling umum yaitu kurva melingkar yang meliputi 60 sampai dengan 65 dari populasi. Menurut Jain dalam Pratama 2008, ciri-ciri khusus sidik jari ditentukan oleh jumlah dan posisi garis alur dan banyaknya percabangan dari garis-garis alur seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.2, yang terdiri dari: a. Inti core didefinisikan sebagai titik yang didekatnya terdapat alur-alur yang membentuk susunan semi-melingkar. Inti ini digunakan sebagai titik pusat lingkaran balik garis alur yang menjadi titik acuan pembacaan dan pengklasifikasian sidik jari. b. Delta didefinisikan sebagai suatu titik yang terdapat pada suatu daerah yang dibatasi oleh tiga sektor yang masing-masing memiliki bentuk hiperbolik. Titik ini merupakan pertemuan curam atau titik divergensi dari pertemuan dua garis alur. c. Point Minutiae didefinisikan sebagai titik-titik terminasi ending dan titik- titik awal percabangan bifurcation dari garis-garis alur yang memberikan informasi yang unik dari suatu sidik jari. Ada beberapa jenis minutiae atau dapat juga disebut ridge, diantaranya ridge ending akhir, ridge crossing persilangan, dan fitur kecil yang berbentuk dari percabangan ridge pada sidik jari yang disebut ridge bifurcation. Gambar 2.2 Karakretistik local sidik jari

2.2 Citra