PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH DAN KESADARAN OLEH WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Empiris pada Kabupaten Belitung Timur)

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN
PEMERINTAH DAERAH DAN KESADARAN OLEH WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Empiris pada Kabupaten Belitung Timur)

The Effects of Tax Knowledge, Quality of Service Local Government, and Tax
Awareness by the taxpayer to the Taxpayer Compliance in Property Tax Payments
(Empirical Study on Kabupaten Belitung Timur)

Disusun Oleh:
HANIFIYATUN FAHMI
20120420302

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN
PEMERINTAH DAERAH DAN KESADARAN OLEH WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
(Studi Empiris pada Kabupaten Belitung Timur)
The Effects of Tax Knowledge, Quality of Service Local Government, and Tax
Awareness by the taxpayer to the Taxpayer Compliance in Property Tax Payments
(Empirical Study on Kabupaten Belitung Timur)

Disusun Oleh:
HANIFIYATUN FAHMI
20120420302

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN
PEMERINTAH DAERAH DAN KESADARAN OLEH WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Empiris pada Kabupaten Belitung Timur)
The Effects of Tax Knowledge, Quality of Service Local Government, and Tax
Awareness by the taxpayer to the Taxpayer Compliance in Property Tax Payments
(Empirical Study on Kabupaten Belitung Timur)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
HANIFIYATUN FAHMI
20120420302

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya,
Nama

: Hanifiyatun Fahmi

Nomor Mahasiswa

: 20120420302

Menyatakan

bahwa

skripsi

ini

dengan

judul:


“PENGARUH

PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PEMERINTAH
DAERAH

DAN

KESADARAN

OLEH

WAJIB

PAJAK

TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN (Studi Empiris pada Kabupaten Belitung Timur)” tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memeperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini
diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta,

2016

Hanifiyatun Fahmi

iii

Motto
"Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”
(Aristoteles)
“Tiap orang memiliki titik terendah dalam hidupnya, tinggal bagaimana cara
untuk bangkit tiap kali terjatuh, karna itulah jiwa pemenang”

“Do not put off doing a job because nobody knows whether
we can meet tomorrow or not”
“Barangsiapa tidak mau merasakan pahitnya belajar, Ia akan merasakan
hinanya kebodohan sepanjang hidupnya”
( Imam Syafii)
“Sholat, baca Al-qur’an, berdo’a, dan berusaha karena itu kunci kesuksesan”
(my mom)
“Jika Anda jatuh ribuan kali, berdirilah jutaan kali karena Anda tidak tahu
seberapa dekat Anda dengan kesuksesan”
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa. Apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka
memenuhi (segala perintah-Ku), Agar mereka selalu berada dalam kebenaran
(QS.Al-Baqarah : 186)

iv

Persembahan
1. Yang Utama Dari Segalanya…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih

sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.

2. Terima kasih kepada orang tuaku tercinta Ibunda Siti Munawaroh S.Ag dan
Ayahanda Samsuri S.Pd. Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih
yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecilku ini kepada Ibu dan Bapak
yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, semangat, biaya yang
tidak terhingga dan pastinya terimakasih untuk doa terbaik kalian.

3. Terima kasih kepada adikku tercinta Salisa Nis Watun dan Ariq Mukhbit atas
dukungan, semangat dan doanya. Tiada yang paling mengharukan saat
berkumpul bersama kalian.

4. Terima kasih kepada Pak De, Bu De, Lek Ton, Lek Ham, Mba Irma, Mas hari
dan seluruh keluarga di Jogja. Terima kasih telah membantu dari awal
perjuangan sampai mendapatkan gelar sarjana. Terima kasih dukungan,
bantuan, doa dan semangatnya.

5. Terima kasih kepada keluarga di Belitung atas doa, semangat, dukungan dan

bantuannya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dan mendapatkan
gelar Sarjana.

6. Terima kasih kepada dosen pembimbing skripsi Bapak Afrizal Tahar, Drs.,
SH., M.Acc, Ak., CA yang telah bersedia meluangkan waktu dan
membimbing saya hingga mendapatkan gelar sarjana.

v

7. Terima kasih kepada sahabatku Rika Yuliana yang selalu bertanya “kapan
pulang?” terima kasih atas doa, nasehat, hiburan, dan semangat yang kamu
berikan selama aku kuliah. Terima kasih selalu mendengarkan keluh kesahku.
Semoga kita sama-sama sukses seperti mimpi-mimpi kita.

8. Terima kasih untuk Juang Fraseno yang telah membantu dan selalu setia
menemani mengerjakan skripsi. Terima kasih atas kesabaran, semangat dan
doa dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Terima kasih untuk Rahajeng Y.R teman seperjuangan, teman main dijogja,
teman bercerita, teman tidur bareng, berawal dekat dirantau semoga

pertemanan kita berlanjut sampai nanti.

10. Terima kasih untuk Retno P.U (putri solo). Terima kasih atas dukungan dan
semangatnya, terima kasih tumpangan kamar kosnya, nemenin kesana kesini,
teman bercerita, teman tidur bareng. Semoga kuliahnya sukses dan lancar.

11. Terima kasih untuk Nia (Ijo) atas dukungan, semangat, bantuan dan selalu
ngasih masukan, teman main dijogja. Terima kasih sudah mau direpotkan
dengan pertanyaan-pertanyaanku.

12. Terima kasih untuk Intan, Rice, Eka Nilam, dan Ridho, teman seperjuangan,
yang telah membantu dan memberi masukan, untuk Ridho segera menyusul
dan teman-teman yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

13. Terima Kasih untuk seluruh dosen akuntansi UMY yang telah membimbing,
mengajar dan mendidik saya selama kuliah dan terima kasih untuk seluruh
jajaran staf, karyawan dan pegawai UMY yang telah membantu selama berada
di UMY.

vi


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia
dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengetahuan
Perpajakan, Kualitas Pelayanan Pemerintah Daerah dan Kesadaran Oleh Wajib
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat meningkatkan
Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan terutama di Kabupaten Belitung
Timur dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan melindungi penulis
dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Afrizal Tahar, Drs., SH., M.Acc, Ak., CA yang telah memberikan
masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak, Ibu, dan Adek yang selalu memberikan kasih sayang, doa, serta
dorongan yang membuat saya semakin semangat dalam menyelesaikan
skripsi.
4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan, dan
semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi penelitian ini jauh dari
sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan.
Yogyakarta,

Penulis

vii

2016

DAFTAR ISI
HALAMAN KOVER……………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………….

iii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………... iv
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………... v
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………….. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………….. ix
INTISARI…………………………………………………………………... x
ABSTRACT………………………………………………………………… xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Penelitian…………………………………………… 1
B. Batasan Masalah…………………………………………………….. 12
C. Rumusan Masalah…………………………………………………… 12
D. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 13
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………… 15
A. Landasan Teori……………………………………………………… 15
1. Pajak…………………………………………………………….. 21
2. Wajib Pajak…………………………………………………….... 25
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)………………………………. 27
4. Kepatuhan Wajib Pajak…………………………………………. 33
5. Pengetahuan Perpajakan………………………………………… 36
6. Kualitas Pelayanan………………………………………………. 38
7. Kesadaran Wajib Pajak………………………………………….. 42
B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis……………………… 43
C. Model Penelitian…………………………………………………….. 47

viii

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………. 48
A. Objek dan Subjek Penelitian……………………………………….... 48
B. Jenis Data…………………………………………………………… 48
C. Teknik Pengambilan Sampel………………………………………... 48
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………... 49
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………………. 50
F. Metode Analisis Data……………………………………………….. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 60
A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian…………………………. 60
B. Uji Statistik Deskriptif………………………………………………. 63
C. Uji Kualitas Data……………………………………………………. 64
D. Uji Asumsi Klasik…………………………………………………… 67
E. Uji Hipotesis………………………………………………………… 69
F. Pembahasan…………………………………………………………. 72
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ………………… 76
A. Simpulan…………………………………………………………….. 76
B. Saran………………………………………………………………… 76
C. Keterbatasan Penelitian……………………………………………… 77
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 78
LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 JUMLAH SAMPEL DAN TINGKAT PENGEMBALIAN
KUESIONER………………………………………………….. 60
TABEL 4.2 KARAKTERISTIK BERDASARKAN JENIS KELAMIN…… 61
TABEL 4.3 KARAKTERISTIK BERDASARKAN USIA………………… 61
TABEL 4.4 KARAKTERISTIK BERDASARKAN PENDIDIKAN
TERAKHIR…………………………………………………….. 62
TABEL 4.5 KARAKTERISTIK BERDASARKAN LAMA MENJADI
WAJIB PAJAK………………………………………………… 63
TABEL 4.6 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF……………………….. 64
TABEL 4.7 HASIL UJI VALIDITAS……………………………………… 65
TABEL 4.8 HASIL UJI REALIBILITAS………………………………….. 66
TABEL 4.9 HASIL UJI NORMALITAS…………………………………... 67
TABEL 4.10 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS………………………... 68
TABEL 4.11 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS……………………. 69
TABEL 4.12 HASIL UJI LINIER BERGANDA…………………………... 69
TABEL 4.13 HASIL UJI NILAI F…………………………………………. 70
TABEL 4.14 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI………………….. 72

x

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 MODEL PENELITIAN…………………………………….. 47

xi

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Pengetahuan
Perpajakan, Kualitas Pelayanan Pemerintah Daerah dan Kesadaran Oleh Wajib
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) (Studi Empiris pada Kabupaten Belitung Timur). Objek dalam
penelitian ini adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Belitung Timur dan subjek penelitian ini adalah Wajib
Pajak orang pribadi yang membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Penelitian
ini memiliki sampel berjumlah 88 responden dengan pengambilan secara
convenience sampling. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS 20.0.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
pengetahuan perpajakan berpengaruh negatif terhadap kepatuhan Wajib Pajak
dalam membayar PBB, Kualitas pelayanan pemerintah daerah dan kesadaran
Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam
membayar PBB.
Kata kunci: Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Pemerintah Daerah,
Kesadaran Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB).

ABSTRACT
This research aims to analyze the effects of the knowledge of taxation, the
quality of local government service and tax awareness by Tax Payers to the
compliance of Tax Payers in property tax payments (Empirical Studies on East
Belitung Regency). The object in this research is the Department of Revenue,
Areas Asset and Financial Management (DPPKAD) of East Belitung district and
the subject of this study are the personal Tax Payers who are paying Property
Tax. This research has 88 respondents as a sample with uptake in convenience
sampling. Analysis tool used is SPSS 20.0.
Based on the analysis that has been performed, the results shows that
knowledge of taxation effect negatively to Taxpayer compliance in paying
Property Tax, the quality of local government service and tax awareness of Tax
payers effect positively towards Taxpayers compliance in paying in Property Tax.
Keywords: knowledge of taxation, the quality of local government service,
awareness of tax payers, compliance of Property Tax.

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pajak memiliki peran penting dalam sumber penerimaan negara, karena
pendapatan terbesar negara berasal dari sektor pajak. Pajak sendiri banyak
memberikan kontribusi besar pada pembangunan ekonomi di Indonesia dan
sumber dana yang penting bagi pembiayaan nasional. Sumber utama penerimaan
negara yang terutang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
sebagian besar berasal dari pajak. Berdasarkan keterangan Direktorat Penyusunan
Anggaran, Askolani (2015) menyebutkan bahwa sekitar 87 persen dari total
penerimaan negara bersumber dari penerimaan pajak. Sebagai salah satu sumber
dana

penerimaan

negara,

pajak

sangat

diandalkan

untuk

pembiayaan

pembangunan dan pengeluaran pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan
masyarakat.
. Pajak sebagai alat ukur pemerintah untuk mencapai tujuan guna
mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari
masyarakat.

Sumber pendapatan negara dapat berasal dari penghasilan

perusahaan-perusahaan negara, penghasilan dari barang-barang yang dimiliki oleh
pemerintah atau barang-barang yang dikuasai oleh pemerintah, serta penerimaan
dari berbagai macam pajak. Pajak memiliki peranan yang sangat penting untuk
kehidupan suatu negara guna untuk membiayai semua pengeluaran termasuk
pengeluaran pelaksanaan pembangunan. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas

1

2

negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal yang langsung tetapi melainkan digunakan untuk
pembayaran pengeluaran umum (Rachman dkk, 2014).
Pentingnya pengelolaan pajak menjadi prioritas bagi pemerintah. Banyak
usaha-usaha

yang

dilakukan

Direktorat

Jenderal

Pajak

(DJP)

untuk

memaksimalkan penerimaan pajak, seperti sensus pajak yang diharapkan semua
Wajib Pajak pribadi maupun badan yang belum melaksanakan kewajiban
perpajakannya dapat segera melaksanakan sesuai dengan ketentuan perpajakan.
Selain usaha-usaha diatas pemerintah juga melakukan revolusi pajak dari official
assessment system menjadi selft assessment system tujuannya adalah memberikan
kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung sendiri pajak yang
terutang (Caroko, 2015).
Selft assessment system mengandung unsur pendidikan kepada Wajib
Pajak, sehingga jika perhitungan yang dilakukan oleh petugas pajak terdapat
koreksi atau kurang bayar, maka biasanya disertai denda administrasi atas pajak
yang kurang bayar tersebut. Dengan self assessment system diharapkan kesadaran
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat ditingkatkan (Sari,
2012).
Sistem perpajakan dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan.
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh perkembangan masyarakat dan negara,
baik dalam bidang kenegaraan maupun dalam bidang sosial ekonomi. Ada
berbagai macam jenis pemungutan pajak dan retribusi yang menjadi sumber
pendapatan negara, seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Penjualan Atas Barang

3

Mewah (PPnBM), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan
(PPB), Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, dan lain-lain. Namun, dari
berbagai jenis pendapatan pajak, PBB-lah yang memiliki peran penting guna
meningkatkan pendapatan daerah.
Pada awalnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikelolah oleh pemerintah
pusat, melalui Direktorat Jenderal Pajak melalui Kementrian Keuangan,
berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12
Tahun 1994 (UU PBB). Setelah berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU PDRB), pengelolaan PBB
diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/kota. Dengan menafsirkan
Pasal 182 UU PDRB, maka paling lambat tanggal 1 Januari 2014 pengelolaan
PBB-P2 harus sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan
terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun
1985 tentang PBB sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 12
tahun 1994. PBB merupakan pajak yang bersifat kebendaan atau pajak yang
bersifat objektif dalam arti besarnya pajak yang terutang ditentukan oleh keadaan
objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek pajak (siapa yang
membayar pajak) tidak ikut menentukan besarnya pajak yang terutang (Widodo,
2010).
PBB merupakan jenis pajak yang sangat potensial dan startegis sebagai
sumber penghasilan negara dalam rangka membiayai penyelenggaraan pemerintah

4

dan pembangunan. PBB adalah salah satu faktor pemasukan bagi negara yang
cukup berkontribusi terhadap pendapatan negara dibandingkan dengan sektor
pajak lainnya. Apabila pemungutan PBB meningkat, maka akan terjadi
peningkatan pendapatan daerah, sehingga mampu mendorong perekonomian dan
pembangunan daerah tersebut, yang pada akhirnya dapat dinikmati oleh
masyarakat secara umum. Untuk itu, pemerintah perlu meningkatkan peranan
PBB sebagai sumber penerimaan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Salah satu cara untuk mengoptimalkan penerimaan PBB adalah dengan
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak PBB. Kepatuhan Wajib Pajak adalah Wajib
Wajak yang disiplin dan taat, serta tidak memiliki tunggakan atau keterlambatan
penyetoran pajak. Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu: kondisi sistem administrasi pajak suatu negara, pelayanan pada Wajib
Pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak (Devano
dan Rahayu, 2006) yang merupakan faktor yang berasal dari pemerintah,
sedangkan faktor yang berasal dari dalam diri Wajib Pajak yaitu: tingkat
pemahaman, pengalaman, penghasilan (Muslim, 2007 dalam Franklin, 2008) dan
faktor kesadaran perpajakan (Saputra, 2015).
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajaknnya
dapat dilihat dari kebenaran dan ketepatan waktu Surat Pemberitahuan (SPT) yang
dilaporkan atau disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Masih banyak
Wajib Pajak yang kurang paham dengan bagaimana cara menghitung, mengisi,
dan menyampaikan surat pemberitahuan. Wajib Pajak dengan sengaja atau tidak
sengaja menghindari pajak bahkan melakukan perlawanan aktif seperti tax

5

avoidance dan tax evasion (Ashari, 2006).
Menurut Ihsan (2013) kepatuhan Wajib Pajak sangat perlu diperhatikan
karena seiring dengan meningkatnya jumlah Wajib Pajak, maka kepatuhan Wajib
Pajak tersebut juga harus ditingkatkan agar fungsi pajak dapat diwujudkan.
Menurunnya kepatuhan Wajib Pajak, maka akan menyebabkan penurunan pada
sumber penerimaan negara. Hal ini dapat mengurangi kemampuan pemerintah
dalam membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan. Kepatuhan Wajib Pajak
berperan penting dalam mewujudkan fungsi pajak sebagai sumber dana dan
sebagai pengatur bagi sebuah negara. Kepatuhan Wajib Pajak perlu diperhatikan
dan diawasi karena berkembangnya praktik penghindaran pajak (tax evasion)
yang dapat menimbulkan kerugian pada negara.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak adalah
pengetahuan Wajib Pajak. Pengetahuan atas ketentuan maupun peraturan
perpajakan yang berlaku sangat diperlukan, jika Wajib Pajak mengetahui
ketentuan dan peraturan perpajakan maka Wajib Pajak akan lebih sadar dalam
memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak. Menurut Haryuda (2013)
“pengetahuan pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak
sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah
atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban dibidang
perpajakan”.
Pada penelitian Khasanah (2015) dikatakan apabila seseorang memiliki
pengetahuan yang luas dan salah satunya adalah pengetahuan mengenai
pentingnya pajak yang digunakan Negara untuk membiayai rumah tangganya dan

6

untuk keperluan public investment, maka dengan demikian semakin besar pula
keinginan seseorang untuk membayar pajak. Jika pengetahuan Wajib Pajak
rendah, maka kepatuhan Wajib Pajak mengenai peraturan yang berlaku juga
rendah, karena walaupun Wajib Pajak tidak berniat untuk melalaikan kewajiban
pajaknya, Wajib Pajak tetap tidak mampu memenuhi kewajiban perpajakannya
karena dia sendiri tidak memahami undang-undang dan tata cara perpajakan, hal
ini akan menyebabkan kepatuhan Wajib Pajak rendah (Rahmawati, 2014).
Para Wajib pajak akan patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
tergantung bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan terbaik kepada
Wajib Pajaknya. Oleh karena itu, aparat pajak harus senantiasa melakukan
perbaikan kualitas pelayanan mereka dengan tujuan agar dapat meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak dengan menempatkan Wajib Pajak sebagai pelanggan
yang harus dilayani dengan sebaik–baiknya, layaknya pelanggan dalam organisasi
bisnis.
Faktor lainnya yaitu, kualitas pelayanan dari daerah setempat. Kualitas
layanan merupakan keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan (Tjiptono, 2000). Menurut
Hutagaol (2007), kualitas pelayanan ialah proses bantuan kepada orang lain
dengan kiat-kiat tertentu yang memerlukan hubungan interpersonal sehingga
tercipta keberhasilan dan kepuasan.
Caroko (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pelayanan yang
berkualitas merupakan pelayanan yang memberikan kepuasan kepada pelanggan
dan dalam batas memenuhi standar pelayanan yang bisa di pertanggungjawabkan

7

serta dilakukan secara terus menerus. Apabila pelayanan yang diterima atau
dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, kualitas pelayanan dipersepsikan baik
dan memuaskan. Sebaliknya apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan tidak
sesuai (dibawah) dengan yang diharapkan, maka kualitas dikatakan buruk atau
tidak memuaskan.
Selain faktor pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan pajak, kepatuhan
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya juga dipengaruhi oleh
kesadaran Wajib Pajak. Kesadaran Wajib Pajak adalah suatu kondisi dimana
Wajib Pajak mengetahui, mengakui, menghargai, dan meneliti ketentuan
perpajakan yang berlaku serta memiliki kesnggupan dan kemauan untuk
memenuhi kewajiban pajaknya (Rohmawati, 2012). Selain itu Kesadaran Wajib
Pajak akan perpajakan juga merupakan rasa yang timbul dari dalam diri Wajib
Pajak atas kewajibannya membayar pajak dengan ikhlas tanpa adanya unsur
paksaan.
Menurut Suryadi (2006) kesadaran Wajib Pajak meningkat jika masyarakat
mempunyai presepsi positif tentang pajak, meningkatnya pengetahuan perpajakan
dalam masyarakat melalui pengetahuan perpajakan, baik formal maupun informal
akan memeberikan dampak positif terhadap kesadaran Wajib Pajak untuk
membayar pajak. Wajib Pajak yang memiliki kesadaran yang rendah akan
cendrung untuk tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya atau melanggar
peraturan perpajakan yang berlaku. Diperlukan kesadaran yang berasal dari diri
wajib pajak itu sendiri akan arti dan manfaat dari pemungutan pajak tersebut,
masyarakat harus sadar bahwa kewajiban membayar pajak bumi dan bangunan

8

bukanlah untuk pihak lain, tetapi untuk melancarkan jalannya roda pemerintahan
yang mengurusi segala kepentingan rakyat.
Menurut keterangan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) penerimaan pajak
sampai bulan Oktober 2015 di Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung
hanya tercapai 14,7 triliun dari target 21,7 triliun. Menteri Keuangan (MK)
memastikan pada tahun 2015 penerimaan pajak sulit mencapai target. Menurut
Menteri Keuangan (MK) Bambang “sulitnya mencapai target pendapatan pajak
PBB karena tingkat kepatuhan masyarakat dan perusahaan masih tergolong
rendah”.
Rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak dilihat
dari data Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumatera Selatan dan
Kepulauan Bangka Belitung. Banyak orang kaya yang ada di dua provinsi tersebut
tidak membayar pajak atau membayar pajak dengan nilai yang tidak sesuai
ketentuan. Berdasarkan data yang dihimpun petugas dilapangan, dari 736.000
Wajib Pajak PBB orang pribadi di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung hanya
38 orang yang membayar pajak dengan nilai Rp 65 juta (Kepala DJP Sumsel dan
Babel, Samon Jaya). Berdasarkan data yang ada pada Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Belitung Timur,
untuk sektor pedesaan dan perkotaan hasil yang diterima tidak sering mencapai
target yang telah ditentukan. Terjadinya hal tersebut berkaitan dengan rendahnya
kesadaran Wajib Pajak untuk membayar kewajibannya, masih banyak Wajib
Pajak yang malas untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Berdasarkan data dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

9

Daerah (DPPKAD) Kabupaten Belitung Timur tahun 2015 Wajib Pajak (WP)
orang pribadi yang tercatat dengan klasifikasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
berjumlah 1.400 Wajib Pajak. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) yang
terdaftar berjumlah 30.011 lembar, akan tetapi yang melaporkan SPPT hanya
25.390 lembar. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan
Wajib Pajak dikabupaten Belitung Timur sebesar 75.18% dengan rendahya
kepatuhan Wajib Pajak pendapatan daerah berkurang karena masih banyak Wajib
Pajak orang pribadi dikabupaten Belitung Timur yang kurang sadar untuk
membayar pajak. Realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di
Kabupaten Belitung Timur hingga tahun 2015 adalah Rp 1.801.005.197 dari target
Rp 2.395.537.217berarti penerimaan PBB di Belitung Timur tidak mencapai
target .

Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Albari (2009) menunjukkan bahwa Wajib Pajak
memiliki pengetahuan teknis yang tidak memadai dan menganggap sistem pajak
yang kompleks. Pengetahuan pajak dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi
perilaku kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Agus (2006)
tentang kualitas layanan. Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas layanan
mempunyai dampak positif dalam tingkat kepuasan wajib pajak yang masuk ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk melakukan pembayaran pajak.
Hasil penelitian terdahulu seperti yang dilakukan Hendrico (2011)
melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas pelayanan pajak, tingkat
pemahaman, dan kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam
membayar PBB di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat.

10

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kualitas pelayanan pajak, tingkat
pemahaman dan kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan positif terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
Sapriadi (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan
pajak, sanksi pajak, dan kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak
dalam membayar PBB pada Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang
Lebomg, Bengkulu. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kualitas
pelayanan pajak, sanksi pajak, dan kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan
positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ageng, 2011) mengenai pengaruh sikap,
kesadaran Wajib Pajak, dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak dalam membayar PBB di Kecamatan Pamulang, Kota Tanggerang Selatan,
Banten. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sikap Wajib Pajak tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan
kesadaran Wajib Pajak, dan pengetahuan perpajakan berpengaruh secara
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Rachman (2014) melakukan penelitian tentang pemahaman, kesadaran, serta
kepatuhan Wajib Pajak PBB terhadap keberhasilan penerimaan PBB di
Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara signifikan
terhadap keberhasilan penerimaan PBB, sedangkan pemahaman dan kepatuhan
Wajib Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerimaan PBB
di Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep.

11

Penelitian

yang

dilakukan

Khasanah

(2015)

mengenai

pengaruh

pengetahuan perpajakan, pemahaman penghitungan pajak oleh Wajib Pajak dan
kualitas pelayanan pemerintah daerah berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak dalam pembayaran PBB di Propinsi DIY dan Jawa Tengah. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan, pemahaman
penghitungan pajak, dan kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan dalam
membayar pajak PBB di Provinsi DIY dan Jawa Tengah.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS
PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH DAN KESADARAN OLEH
WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM
PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN”.
Penelitian ini melakukan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Ageng (2011). Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini
melakukan penggantian variabel independen, dimana penelitian terdahulu yaitu
sikap Wajib Pajak yang digantikan dengan kualitas pelayanan yang diperoleh dari
penelitian Ihsan (2013). Selain itu tahun pengambilan data, pada penelitian Ageng
tahun pengambilan data 2011, sedangkan penelitian yang di lakukan penulis pada
tahun 2016. Penelitian Ageng (2011) berlokasi di Kecamatan Pamulang Kota
Tanggerang Selatan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis berlokasi
dikabupaten Belitung Timur dalam pengelolaan PBB.
Ketertarikan peneliti adalah untuk mengetahui penyebab penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) di kabupaten Belitung Timur tidak mencapai target.

12

Selain itu untuk mengetahui seberapa jauh Wajib Pajak mengetahui dan
memahami ketentuan, perhitungan dan persentase pajak. Peneliti juga ingin
mengumpulkan data dari sudut pandang WP terhadap pelayanan pajak pemerintah
daerah, dan kesadaran dari WP itu sendiri dalam membayar pajak PBB.
B. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini meneliti variabel independen yaitu pengetahuan perpajakan,
kualitas pelayanan pemerintah daerah dan tingkat kesadaran oleh Wajib
Pajak.
2. Sampel penelitian yang digunakan adalah Wajib Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) yang berdomisili di Kabupaten Belitung Timur.
3. Penelitian ini menggunakan objek penelitian Wajib Pajak orang pribadi pada
di Kabupaten Belitung Timur yang terdaftar sebagai Wajib Pajak dengan
Klasifikasi PBB.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari penjelasan pada latar belakang tersebut, maka didapat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengetahuan perpajakan oleh WP berpengaruh positif terhadap
kepatuhan WP dalam membayar PBB di Kabupaten Belitung Timur?
2. Apakah kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan WP
dalam membayar PBB di Kabupaten Belitung Timur?
3. Apakah tingkat kesadaran WP berpengaruh positif terhadap kepatuhan WP
dalam membayar PBB di Kabupaten Belitung Timur?

13

D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan pada penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pengetahuan perpajakan oleh WP berpengaruh
positif terhadap kepatuhan WP dalam membayar PBB di Kabupaten Belitung
Timur.
2. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan pajak oleh Pemerintah Daerah
berpengaruh positif terhadap kepatuhan WP dalam membayar PBB di
Kabupaten Belitung Timur
3. Untuk mengetahui apakah tingkat kesadaran WP berpengaruh positif
terhadap kepatuhan WP dalam megmbayar PBB di Kabupaten Belitung
Timur.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk praktisi
dan akademisi. Berikut manfaat dari penelitian adalah:
1. Manfaat Akademisi
a) Bagi Ilmu Akuntansi
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk
memperkaya wawasan khususnya di bidang akuntansi Perpajakan dan
Akuntansi Sektor Publik mengenai kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) terhadap pendapatan daerah di Kabupaten Belitung
Timur.
b) Bagi Peneliti

14

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
wawasan peneliti mengenai kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) terhadap pendapatan daerah di Kabupaten Belitung Timur,
dengan cara membandingkan teori yang diperoleh dengan kenyataan
atau kondisi yang sebenarnya terjadi dilapangan.
c) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi,
acuan, dan informasi kepada pihak lain yang melakukan penelitian lebih
lanjut dalam tema yang sama dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktisi
a) Bagi Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi tambahan dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam hal pengawasan dan penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b) Bagi Wajib Pajak
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi
Wajib Pajak, supaya pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, dan
kesadaran

Wajib

Pajak

lebih

meningkat

untuk

melaksanakan

kewajibannya dalam membayar pajak khususnya PBB, sehingga akan
meningkatkan penerimaan PBB di Kabupaten Belitung Timur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Atribusi (Atribution Theory)
Atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain
itu berperilaku tertentu. Menurut Myers (1996), kecenderungan memberi
atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan
segala sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain.
Attribution theory (teori sifat) merupakan posisi tanpa perlu disadari pada
saat melakukan sesuatu menyebabkan orang-orang yang sedang menjalani
sejumlah tes bisa memastikan apakah perkataan-perkataan dan perbuatanperbuatan orang lain dapat merefleksikan sifat-sifat karakteristik yang
tersembunyi dalam dirinya, atau hanya berupa reaksi-reaksi yang
dipaksakan terhadap situasi tertentu.
Kajian tentang atribusi pada awalnya dilakukan oleh Frizt Heider
(1958). Menurut Heider, setiap individu pada dasarnya adalah seseorang
ilmuwan semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mengerti tingkah
laku orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan potonganpotongan informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk
akal tentang sebab-sebab orang lain bertingkah laku tertentu. Dengan kata
lain seseorang itu selalu berusaha untuk mencari sebab mengapa seseorang
berbuat dengan cara-cara tertentu.

15

16

Atribusi mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab
perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Menurut Sairi (2014) atribusi
adalah proses di mana orang menarik kesimpulan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku orang lain. Teori atribusi adalah teori
kepatuhan Wajib Pajak terkait dengan sikap Wajib Pajak dalam membuat
penilaian terhadap pajak itu sendiri.
Pada dasarnya, teori atribusi menyatakan bahwa bila individu
mengamati perilaku orang lain, mereka mencoba untuk menentukan
apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang
disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah
kendali pribadi individu itu sendiri dalam keadaan sadar, seperti ciri
kepribadian, kesadaran, dan kemampuan. Sedangkan perilaku yang
disebabkan secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar,
yang artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi, seperti
adanya pengaruh social dari orang lain.
Menurut Robbins (2003) penentuan apakah perilaku disebabkan
secara internal atau eksternal dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
a. Kekhususan
Kekhususan artinya seseorang akan mempersepsikan perilaku
individu lain secara berbeda dalam situasi yang berlainan. Apabila
perilaku seseorang dianggap biasa maka akan dinilai sebagai atribusi
internal. Sebaliknya, apabila perilaku dianggap suatu hal yang luar

17

biasa maka individu lain yang bertindak sebagai pengamat akan
memberikan atribusi eksternal.
b. Konsensus
Konsensus artinya jika semua orang mempunyai kesamaan
pandangan dalam merespon perilaku seseorang dalam situasi yang
sama. Apabila konsensusnya tinggi, maka termasuk atribusi internal.
Sebaliknya, apabila konsensusnya rendah, maka termasuk atribusi
eksternal.
c. Konsistensi
Konsistensi yaitu jika seseorang menilai perilaku-perilaku orang
lain dengan respon yang sama dari waktu ke waktu. Semakin
konsisten perilaku itu, orang akan menghubungkan hal tersebut
dengan sebab-sebab internal.
Penelitian dibidang perpajakan yang menggunakan dasar teori
atribusi salah satunya adalah penelitian Mulya (2012). Mulya (2012)
melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh kesadaran perpajakan,
sikap rasional, lingkungan, sanksi denda dan sikap fiskus terhdap
kepatuhan Wajib Pajak di Wilayah KPP Semarang. Selain itu Istanto
(2010) melakukan penelitian mengenai analisis faktor- faktor yang
mempengaruhi Wajib Pajak orang pribadi dalam memenuhi kewajiban
membayar pajak. Hutagaol (2007) menggunakan dasar teori atribusi
dikarenakan relevan untuk menjelaskan faktor- faktor yang dapat

18

mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
membayar pajak.
2. Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran social mengatakan bahwa seseorang dapat
belajar melalui pengamatan dan pengalaman langsung (Robbins, 2003).
Terdapat empat proses dalam teori pembelajaran sosial yaitu:
1) Proses Perhatian(attentional)
2) Proses Penahanan(retention)
3) Proses Reproduksi Motorik
4) Proses Penguatan (reinforcement)
Proses perhatian (attentional) yaitu orang hanya akan belajar dari
seseorang yang mampu menarik perhatian dari orang lain, sehingga orang
tersebut akan menaruh perrhatian atas perilaku dan tindakan dari orang
lain tersebut. Proses penahanan (retention) adalah proses mengingat suatu
tinda kan seseorang setelah orang tersebut tidak lagi mudah tersedia.
Proses Reproduksi Motorik adalah proses mengubah pengamatan menjadi
perbuatan. Proses Penguatan (reinforcement) adalah proses yang mana
individu-individu disediakan rangsangan positif atau ganjaran supaya
berperilaku sesuai dengan model. Teori pembelajaran sosial yang
dilakukan oleh Robbins sangat relevan untuk menjelaskan perilaku Wajib
Pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak termasuk PBB.

19

Penelitian dibidang perpajakan yang menggunakan dasar teori
pembelajaran sosial salah satunya adalah penelitian Jatmiko (2014).
Jatmiko (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh sikap Wajib
Pajak pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus dan kesadaran
perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi di kota
Semarang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
regresi berganda. Variabel bebas yang digunakan adalah sikap Wajib
Pajak terhadap pelaksanaan sanksi denda, sikap Wajib Pajak terhadap
pelayanan fiskus, dan sikap Wajib Pajak terhadap kesadaran perpajakan,
sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sikap Wajib Pajak terhadap
pelaksanaan sanksi denda, sikap Wajib Pajak terhadap pelayanan fiskus
dan sikap Wajib Pajak terhadap kesadaran perpajakan memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Jatmiko (2006) menjelaskan bahwa teori pembelajaran sosial ini
relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak dalam memenuhi
kewajibannya membayar pajak. Seseorang akan taat membayar pajak tepat
pada waktunya, jika lewat pengamatan dan pengalaman langsungnya, hasil
pungutan pajak itu telah memberikan kontribusi nyata pada pembangunan
di wilayahnya. Seseorang juga akan taat pajak apabila telah menaruh
perhatian terhadap pelayanan pajak, baik fiskus maupun sistem pelayanan
pajaknya. Terkait dengan proses penguatan, dimana individu-individu

20

disediakan rangsangan positif atau ganjaran supaya berperilaku sesuai
dengan model.
Teori pembelajaran sosial ini relevan untuk menjelaskan perilaku
wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Seseorang
akan taat membayar pajak tepat pada waktunya. Penelitian yang
menggunakan basis teori pembelajaran sosial ini adalah penelitian
Suhardito (1996).
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi
berganda. Variabel bebas yang digunakan adalah kesadaran perpajakan,
rasio beban PBB dibandingkan pendapatan WP, rasio beda hitung
difference, sikap WP terhadap prioritas pembangunan pemerintah, persepsi
WP tentang pelaksanaan sanksi denda PBB, tax avoidance, pendidikan,
lama tinggal WP, kesadaran bernegara, pemahaman WP tentang UU,
persepsi WP bahwa penghindaran PBB telah umum, pendapat WP
terhadap beban PBB dan status rumah WP. Variabel terikat yang
digunakan adalah collection rate. Hasil penelitian Bambang Suhardito
adalah bahwa variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap
collection

rate

adalah

kesadaran

perpajakan,

rasio

beban

PBB

dibandingkan beban WP, rasio beda hitung difference, sikap WP terhadap
prioritas pembangunan pemerintah, persepsi WP tentang pelaksanaan
sanksi denda PBB, tax avoidance, pendidikan, dan lama tinggal WP.

21

3. Pajak
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1 pajak
adalah kontribusi kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian di atas,
ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut:
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang yang sifatnya dapat
dipaksakan
b. Dalam

pembayaran

pajak

tidak

dapat

ditunjukkan

adanya

kontraprestasi secara langsung oleh pemerintah
c. Pajak dipungut oleh pemerintah pusat/daerah
d. Pajak digunakan untuk pembiayaan pengeluaran negara bagi
kemakmuran rakyat.
Menurut Prof. Soemitro dan Mardiasmo (2006:1) pajak merupakan
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.

22

Menurut Ageng (2011) fungsi pajak ada dua, yaitu:
1) Fungsi Penerimaan (Budgeteir)
Fungsi pajak sebagai budgetair yaitu memasukkan uang sebanyakbanyaknya ke kas negara, dengan tujuan sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Sebagai fungsi penerimaan, pajak merupakan sumber penerimaan
pemerintah yang dominan karena persentase penerimaan dari sektor
ini cukup besar jika dibandingkan dengan penerimaan dari sektorsektor lainnya.
2) Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai

fungsi

regulerend merupakan alat kebijakan

pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai fungsi
mengatur, pajak bukan saja merupakan alat untuk mengurangi
kesenjangan sosial tetapi juga mengarah pada pemerataan dalam
masyarakat, karena secara tidak langsung pajak dapat merupakan
pembebanan pada barang publik. Pajak ini juga dimaksudkan sebagai
usaha pemerintah untuk ikut andil dalam hal mengatur dan bilamana
perlu mengubah susunan pendapatan dan kekayaan dalam sektor
swasta.

23

Mardiasmo (2011) pajak di kelompokkan menjadi dua jenis:
1) Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung
sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau
dibebankan kepada orang lain.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak
ketiga.
2) Menurut sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan
keadaan dari Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang
memerhatikan keadaan subjeknya.
b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan
objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa
yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak,
tanpa memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.
3) Menurut lembaga pemungutannya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada
umumnya.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
baik daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkt II

24

(pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk memviayi rumah
tangga daerah.
Sistem pemungutan pajak (Mardiasmo,2009) sebagai berikut:
1) Official Assessment System
Official Assessment System adalah sistem pemungutan yang member
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya
pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
pada fiskus.
b. Wajib Pajak bersifat pasif.
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarka surat ketetapan pajak
oleh fiskus.
2) Self Assessment System
Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkansendiri pajak yang terutang.
c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

25

3) With Holding System
With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan
Wajib Pajak yang bersangkutan). Ciri-cirinya adalah wewenang
menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga,
pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
4. Wajib Pajak
Pengertian Wajib Pajak menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang
ketentuan umum perpajakan dan tata cara perpajakan yaitu “Wajib Pajak
adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan
pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan”.
Wajib Pajak terdiri dari orang pribadi dan badan yang meupakan
subjek pajak karena memiliki penghasilan diatas penghasilan tidak kena
pajak. Subjek pajak dapat dibedakan menjadi dua (Mardiasmo, 2009)
yaitu:
1. Subjek pajak dalam negeri
a. Subjek pajak orang pribadi, yaitu:
 Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau

26

 Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.
b. Subjek pajak badan, yaitu:
Badan yang didirikn atau bertempat kedudukan di Indonesia,
kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi
kriteria yaitu:
1) Pembentukannya

berdasarkan

ketentuan

peraturan

perundang-undangan.
2) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
3) Penerimaannya dimasukkan dalam Anggaran Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah.
4) Pembukuannya

diperiksa

oleh

aparat

pengawasan

fungsional negara.
c. Subjek Pajak Warisan yaitu warisan yang belum dibagi sebagai
satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
2. Subjek pajak luar negeri yang terdiri dari:
a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang
pribadi yang tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak betempat
kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau
mela

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Pengaruh reformasi administrasi perpajakan, pengetahuan dasar wajib pajak tentang perpajakan, dan kesadran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak : studi empiris Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Jakarta Selatan

3 25 146

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK PADA KEPATUHAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kend

0 5 14

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN DAN AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

0 5 17

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus Pada Wajib Paja

0 3 18

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Kasus Pada Wajib Pajak yang Terd

0 2 14

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DENPASAR TIMUR.

1 6 12

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

0 1 12

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12