ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT (Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun 2010-2014)

(1)

ANALISIS FAKTOR

-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT

(Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun 2010

-2014)

SKRIPSI

Oleh:

Izhar Taqwa

NPM: 20120730062

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT

(Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun

2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Izhar Taqwa

NPM: 20120730062

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

ii

NOTA DINAS

Lamp : 3 eks. Skripsi Yogyakarta, 06 Juni 2016 Hal : Persetujuan

Kepada Yth. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu'alaikwn wr.wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Izhar Taqwa NPM : 20120730062

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT

DISTRIBUTION MANAGEMENT (Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun 2010-2014)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiarmya diucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikwn wr.wb.

Pembimbing


(4)

iii

PENGESAHAN

Judul Skripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT

(Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun

2010-2014)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Izhar Taqwa

NIM : 20120730062

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 16 Juni 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Penguji

Ketua Sidang : Satria Utama SE, M.Si (...)

Pembimbing : Miftakhul Khasanah, S.TP, MSI. (...)

Penguji : Syarif As’ad, S.EI, M.Si (...)

Yogyakarta, 16 Juni 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,


(5)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Dengan ini Saya,

Nama : Izhar Taqwa

Nomor Mahasiswa : 20120730062

Program Studi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT (Studi kasus

Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun

2010-2014)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 16 Juni 2016


(6)

v

MOTTO

“Don’t lose the faith, keep praying, keep trying!”

“Jangan hilang keyakinan, tetap berdoa, tetap mencoba!”


(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk Kedua Orangtua tersayang Bapak

Terhebat Pak Hairul Saleh dan Ibu Titik Sudiati yang tanpa henti selalu

mendoakan dan mensupport anaknya agar lekas lulus kuliah dan

menyandang gelar S1.


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat

dalam penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT (Studi kasus Bank

Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun 2010-2014).” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Prodi Muamalat konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan memberikan kontribusi dan pengembangan ilmu ekonomi Islam dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan, serta memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto M.A, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta;

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin Tago M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta;

3. Bapak Syarif As’ad S.EI, MSI, selaku ketua Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Fakultas Agama Islam;

4. Ibu Miftakhul Khasanah, S.TP, MSI, selaku Dosen Pembimbing yang telah membagi ilmu yang sangat bermanfaat, serta memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini;

5. Bapak Syakir Jamaluddin S.Ag., M.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing saya dari awal semester hingga berakhirnya masa perkuliahan.


(9)

viii

6. Keluarga tercinta, Bapak Hairul Saleh, Ibu Titik Sudiati, Abang Fikih Zakaria dan kedua Adikku Sultoni Rahman dan Sofiah Putri, yang selalu memberi semangat, doa, dukungan verbal maupun financial dan motivasi kepada saya selama proses penyusunan skripsi ini.

7. Kepada febrigita sebagai wanita yang selalu mensupport dan menyemangati saya dalam menyelesaikan skripsi ini hingga lekas selesai dan kepada sahabat saya Anshar yang selalu menemani dan memberikan koreksi dalam pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dunia mendidikan, khususnya bagi penulis. Amiin

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta,16 Juni 2016 Penulis

Izhar Taqwa NPM. 20120730062


(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRAK (ENGLISH) ... xvi

TRANSLITERASI ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK A. Tinjauan Pustaka ... 13

B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Bank ... 20


(11)

x

3. Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa ... 25

4. Profit Distribution Management ... 26

5. Kecukupan Modal (CAR) ... 31

6. Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM) ... 32

7. Resiko Pembiayaan (NPF) ... 33

8. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) ... 33

9. Quick Ratio (Acid Test Ratio) ... 34

10.Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) ... 34

11.Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ... 35

12.Posisi Devisa Netto (PDN) ... 36

C. Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 44

B. Populasi dan Sampel ... 45

C. Teknik Pengumpulan Data ... 45

D. Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif ... 46

2. Uji Asumsi Klasik ... 46

a. Uji Normalitas ... 47

b. Multikolonearitas ... 47

c. Uji Auto Korelasi ... 48

d. Uji Heteroskedastisitas ... 48

3. Uji Hipotesis a. Uji F ... 49


(12)

xi

4. Analisis Regresi Berganda ... 50

5. Koefisien Determinasi ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif ... 52

B. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas ... 55

2. Uji Multikolinearitas ... 56

3. Uji Auto Korelasi ... 57

4. Uji Heteroskedastisitas ... 59

C. Pengujian Hipotesis 1. Uji F ... 61

2. Uji t ... 62

D. Analisis Regresi Berganda ... 64

E. Koefisien Determinasi ... 66

F. Pembahasan ... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76

B. Keterbatasan Penelitian ... 78

C. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ...81


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah di Indonesia ... 1

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ... 23

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 53

Tabel 4.2 Uji Normalitas Kologrov-Smirnov ... 56

Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas ... 57

Tabel 4.4 Uji Auto Korelasi ... 58

Tabel 4.5 Uji Run Test ... 59

Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas ... 60

Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 61

Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 62

Tabel 4.9 Analisis Regresi Linear Berganda ... 64


(14)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tahun 2010-2014 ... 8


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR


(16)

xv

Abstrack

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Profit Distribution Management (PDM) pada Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa dengan menggunakan variabel yang berasal dari rasio keuangan. Penelitian ini merupakan studi pengaruh dengan menggunakan metode kuantitatif. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mewakili seluruh sector rasio keuangan yaitu dari sisi permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan kepatuhan (Compliance) sehingga variabel independen yang digunakan adalah CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, dan PDN. Penelitian ini difokuskan untuk mencari pengaruh dari seluruh sector rasio keuangan terhadap PDM yang berlandaskan penelitian yang dirujuk dan memperoleh hasil hampir seluruh variabel yang mempengaruhi PDM adalah variabel dari rasio keuangan. Data time series yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data dari tahun 2010 sampai 2014. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistic menggunakan program IBM SPSS 23 dengan menggunakan uji Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis, Analisis Regresi Berganda dan Koefisien Determinasi (R2). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel rasio keuangan secara parsial berpengaruh terhadap PDM, akan tetapi untuk masing masing variabel independen yang digunakan hanya variabel ATTM, QUICK RATIO, PDPK, BOPO dan PDN yang memiliki pengaruh signifikan terhadap PDM.

Kata Kunci: Profit Distribution Management (PDM), Rasio Keuangan, Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa


(17)

xvi

Abstrack

This study analyzes the factors that influence the Profit Distribution Management (PDM) on Islamic Banks National Private Exchange using variables derived from financial ratios. This research is a study of the effect by using quantitative methods. Independent variables used in this study represent all sectors of financial ratios, namely in terms of capital, assets, profitability, liquidity and compliance (Compliance) so that the independent variables used are CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, and PDN. This research focuses on finding the influence of a whole sector of financial ratios to PDM is based on studies that are cited and obtained almost all the variables that affect PDM is a variable of financial ratios. Time series data used in this study includes data from 2010 to 2014. The analytical tool used in this research is the statistical test using IBM SPSS 23 program by using descriptive statistics test, Classical Assumption Test, Hypothesis Testing, Regression Analysis and Coefficient of Determination (R2). The results of this study showed that overall financial ratio variables in partial influence on the PDM, but for each independent variable that is used only variable ATTM, QUICK RATIO, PDPK, ROA and PDN which has a significant influence on the PDM.

Keywords: Profit Distribution Management (PDF), Financial Ratios, Islamic Banks National Private Exchange


(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

Abstrack

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Profit Distribution

Management (PDM) pada Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa dengan menggunakan variabel yang berasal dari rasio keuangan. Penelitian ini merupakan studi pengaruh dengan menggunakan metode kuantitatif. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mewakili seluruh sector rasio keuangan yaitu dari sisi permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan kepatuhan (Compliance) sehingga variabel independen yang digunakan adalah CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, dan PDN. Penelitian ini difokuskan untuk mencari pengaruh dari seluruh sector rasio keuangan terhadap PDM yang berlandaskan penelitian yang dirujuk dan memperoleh hasil hampir seluruh variabel yang mempengaruhi PDM adalah variabel dari rasio keuangan. Data time series yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data dari tahun 2010 sampai 2014. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistic menggunakan program IBM SPSS 23 dengan menggunakan uji Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis, Analisis Regresi Berganda dan Koefisien Determinasi (R2).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel rasio keuangan secara parsial berpengaruh terhadap PDM, akan tetapi untuk masing masing variabel independen yang digunakan hanya variabel ATTM, QUICK RATIO, PDPK, BOPO dan PDN yang memiliki pengaruh signifikan terhadap PDM.

Kata Kunci: Profit Distribution Management (PDM), Rasio Keuangan, Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa


(28)

Abstrack

This study analyzes the factors that influence the Profit Distribution Management (PDM) on Islamic Banks National Private Exchange using variables derived from financial ratios. This research is a study of the effect by using quantitative methods. Independent variables used in this study represent all sectors of financial ratios, namely in terms of capital, assets, profitability, liquidity and compliance (Compliance) so that the independent variables used are CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, and PDN. This research focuses on finding the influence of a whole sector of financial ratios to PDM is based on studies that are cited and obtained almost all the variables that affect PDM is a variable of financial ratios. Time series data used in this study includes data from 2010 to 2014. The analytical tool used in this research is the statistical test using IBM SPSS 23 program by using descriptive statistics test, Classical Assumption Test, Hypothesis Testing, Regression Analysis and Coefficient of Determination (R2). The results of this study showed that overall financial ratio variables in partial influence on the PDM, but for each independent variable that is used only variable ATTM, QUICK RATIO, PDPK, ROA and PDN which has a significant influence on the PDM.

Keywords: Profit Distribution Management (PDF), Financial Ratios, Islamic Banks National Private Exchange


(29)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tertulis bahwa bank umum melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah. Perbedaan mendasar antara bank syariah dan konvensional adalah adanya larangan sistem bunga yang digunakan oleh bank konvensional, sehingga dalam menjalankan kegiatan perbankannya bank syariah menganut sistem bagi hasil seperti yang tertera pada Undang-Undang No. 21 Tahun 2008.

Perkembangan perubahan Undang-Undang yang mengatur tentang bank syariah tersebut juga sejalan dengan perkembangan bank syariah di Indonesia seperti yang tertera pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah di Indonesia

Sumber: Statistik Perbankan Syariah ojk.go.id/Data diolah

INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jan 2015 Bank Umum Syariah

(BUS) : Jumlah Bank Jumlah Kantor 6 711 11 1.215 11 1.401 11 1.745 11 1.998 12 2.151 12 2.145


(30)

2

Dari tabel tersebut, terlihat jelas bahwa perkembangan jumlah bank umum syariah dan perkembangan jumlah kantornya meningkat secara signifikan.

Peningkatan eksistensi perbankan syariah di Indonesia juga didorong oleh meningkatnya minat masyarakat untuk mengalihkan dananya pada bank syariah. Salah satu alasan nasabah memilih bank syariah adalah karena biaya administrasi yang kecil dan nisbah bagi hasil serta margin produk yang kompetitif dibanding bunga pada bank konvensional. Untuk mengimbangi meningkatnya minat nasabah, maka kinerja perbankan syariah juga harus ditingkatkan baik dari sisi permodalan maupun profitabilitasnya. Kinerja bank merupakan hal yang sangat penting karena dalam bisnis perbankan yang dijual kepada konsumen adalah bisnis kepercayaan, maka bank harus mampu menunjukkan kredibilitasnya sehingga masyarakat akan semakin banyak yang bertransaksi dengan bank tersebut, salah satunya dengan cara meningkatkan profitabilitas.

Berbeda dengan bank konvensional dan dalam konsep ideal, hubungan antara bank syariah dan nasabahnya bukanlah hubungan antara debitur dan kreditor, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (shahib al-maal atau shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib)

(Danupranata, 2013:35). Oleh karena itu tingkat laba bank syariah bukan hanya berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk pemegang saham akan tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Dengan demikian penting sekali bagi bank


(31)

3

terutama bank syariah untuk memperhatikan tingkat profitabilitasnya karena berperan besar dalam kredibilitasnya terhadap nasabah.

Seberapa besar bagi hasil yang didapat tergantung dari produk yang dipilih oleh nasabah terhadap bank, serta persetujuan nisbahnya. Laba antara nasabah dan bank didistribusikan berdasarkan rasio tertentu yang telah ditentukan. Tingkat bagi hasil yang disalurkan kepada nasabah penyimpan dana berdasarkan nisbah yang disepakati tiap bulannya itulah yang disebut

Profit Distribution (PD).

Pihak manajemen bank syariah harus memerhatikan tingkat Profit Distribution karena merupakan bagian penting dalam menjaga tingkat kepercayaan nasabah terhadap bank. Oleh karenanya, manajer harus melakukan aktivitas dalam mengelola pendistribusian laba tersebut untuk memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada nasabah penabung untuk memenuhi kredibilitasnya yang biasa disebut Profit Distribution Management (PDM). Sedangkan untuk rasio PDM merupakan suatu rasio yang dapat dijadikan tolak ukur akan keberhasilan pihak manajemen dalam memperoleh laba dan mendistribusikannya kepada para pemilik dana shahibul maal. Nilai Profit Distribution Manajement ini lah yang membuat nasabah deposan dan investor tertarik.

Di Indonesia, manajer bank syariah berusaha agar rasio PDM-nya dapat bersaing dengan suku bunga bank konvensional. Hal ini terkait erat dengan tipe deposan di Indonesia . Deposan bank syariah di Indonesia terbagi dalam beberapa segmentasi pasar. Karim dan Afif (2005) menyatakan bahwa


(32)

4

di Indonesia ditemukan tiga segmentasi pasar, yaitu sharia loyalist (terdiri dari penganut agama yang patuh), floating segment (kombinasi agama dan kekuatan pasar) dan conventional loyalist (tergantung pada kekuatan pasar). Dan menurut penelitian Karim dan Afif (2005) juga menyebutkan bahwa 70% nasabah perbankan syariah adalah nasabah yang berada pada floating segment, yang sensitif pada tingkat keuntungan. Merujuk pada penelitian yang juga dilakukan oleh Khairunnisa (2002) bahwa pada dasarnya nasabah mengincar profit maximization (bagi hasil tertinggi). Hal ini berarti, nasabah akan mengincar bagi hasil maksimal yang diberikan oleh pihak bank syariah sehingga akan merujuk kepada seberapa besar profit distribution yang juga dilihat dari rasio PDM.

Alasan penggunaan Profit Distribution Management sebagai alat ukuran kinerja manajerial dalam menghasilkan profit yang kemudian akan didistribusikan, adalah karena nasabah deposan akan selalu memperhatikan dan memperhitungkan tingkat bagi hasil yang diperoleh dalam investasi pada bank syariah. Logikanya jika tingkat bagi hasilnya terlalu rendah daripada bank lain terutama dibandingkan dengan suku bunga bank konvensional, maka tingkat kepuasan deposan akan menurun dan timbul kemungkinan deposan akan memindahkan dananya pada bank lain. Secara tidak langsung, bank syariah dituntut untuk melakukan Profit Distribution Management yang dapat bersaing dengan bank syariah lain bahkan dapat bersaing dengan suku bunga bank konvensional. Karena hal tersebut merupakan kewajiban penting


(33)

5

yang dimiliki oleh bank syariah selaku shahibul mal terhadap nasabahnya selaku mudharib.

Penelitian mengenai Profit Distribution Management sangat penting untuk dilakukan, karena hal ini menjadi salah satu indikator dalam Profitabilitas dan kredibilitas bank umum syariah. Hal tersebut disebabkan karena PDM berpengaruh langsung pada tinggi rendahnya distribusi bagi hasil (Profit Dsitribution) kepada nasabah deposannya. Tingkat bagi hasil yang disalurkan, ditentukan melalui rasio tertentu oleh PDM yang sebelumnya telah dipertimbangkan melalui beberapa faktor yang berpengaruh. Tingkat bagi hasil yang disalurkan sangat menentukan pilihan investor (nasabah) selaku pemilik dana, dalam memilih pengelola dana yang akan diberikan tanggung jawab olehnya (bank). Jika tingkat rasio Profit Dsitribution yang ditetapkan sesuai dengan keinginan nasabah, nasabah akan cenderung memilih bank tersebut, terlebih bank syariah yang memberikan bagi hasil yang dapat bersaing dengan bunga. Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan Farook dkk. (2009) mengenai rasio profit distribution management yang mengacu pada suku bunga. Hal ini agar bank syariah dapat bersaing dengan bank konvensional dalam menarik hati nasabah dalam segmen profit maximation yang mengincar keuntungan maksimal pada bank.

Penentuan Profit Distribution oleh pihak manajemen yang diberikan kepada nasabah dipengaruhi dari beberapa Faktor. Hal tersebut bisa saja dari sisi permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, likuidasi bahkan dari


(34)

6

kepatuhan (Compliance). Indikator-indikator tersebut dapat diketahui apabila melihat rasio keuangan bank yang diterbitkan oleh setiap bank, ataupun diterbitkan oleh Bank Indonesia. Melihat rasio keuangan adalah salah satu cara dalam menilai kondisi keuangan bank. Sehingga mencari pengaruh dalam tiap sektor rasio terhadap Profit Distribution Management dapat memberikan keuntungan kepada investor untuk mengetahui secara langsung kondisi keuangan bank sebagai sarana informasi untuk menetapkan pilihan lembaga investasi mana yang akan dipilih. Meskipun pada awalnya, prinsip dasar bank adalah untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada yang membutuhkan.

Sehubungan dengan rasio keuangan yang dapat menjadi indikator dalam menilai kondisi keuangan bank, maka penelitian ini mencari hubungan antara faktor-faktor yang berdasarkan pada rasio keuangan bank, dan mencari pengaruhnya terhadap Profit Distribution Management. Sehingga, Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mewakili seluruh sektor rasio keuangan bank syariah yaitu dari sisi permodalan, aktifa produktif, rentabilitas, likuiditas dan kepatuhan (Compliance). Oleh karena itu, penulis mengambil variabel independen yaitu Kecukupan Modal (CAR), Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM), Resiko Pembiayaan (NPF), Penyisihan Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP), Quick Ratio (Rasio Cair), Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Posisi Devisa Neto (PDN) dan sebagai variabel dependennya adalah Profit Distribution Management (PDM).


(35)

7

Studi kasus pada penelitian ini adalah 4 (empat) bank syariah yang telah menjadi bank umum syariah swasta nasional devisa karena dalam penelitian terdapat rasio PDN yaitu Posisi Devisa Neto, sehingga bank syariah yang masuk dalam kategori ini adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan Bank Mega Syariah Indonesia. Pemilihan PDN sebagai salah satu faktor karena tidak semua bank syariah Indonesia dapat menjadi bank devisa, selain itu nilai devisa sangat berpengaruh pada earning (pendapatan) bank sehingga memungkinkan untuk menimbulkan dampak pada Profit Distribution Management nya. Posisi Devisa Neto (PDN) merupakan indikator untuk mengukur seberapa besar transaksi valuta asing yang dilakukan oleh bank. Semakin besar rasio ini semakin banyak pula transaksi valuta asing yang dilakukan suatu bank. Selain itu tujuan dimasukkannya PDN dalam variabel agar melengkapi seluruh sektor keuangan, karena salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel rasio keuangan terhadap PDM.

Perkembangan bank syariah tidak akan bisa dicapai bila Dana Pihak Ketiga (shahibul maal) tidak memiliki peningkatan, karena sumber utama penghimpunan dana adalah DP3 tersebut dan yang selanjutnya akan menghasilkan laba yang berdampak pada profit distribution. Perkembangan dana pihak ketiga perbankan syariah 5 tahun terakhir sangat pesat terlihat dari grafik berikut:


(36)

8

Sumber: Statistik Perbankan Syariah ojk.go.id/Data diolah Grafik 1.1

Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah tahun 2010-2014

Terlihat dari grafik diatas bahwa perkembangan DP3 bank syariah 5 tahun terakhir sangat pesat sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa minat nasabah deposan bank syariah juga semakin meningkat. Hal itulah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti pada periode tersebut. Pengambilan sampel data time series dalam penelitian ini menggunakan data dari tahun 2010 hingga 2014. Pemilihan data mulai dari tahun 2010 juga dikarenakan semua data Bank Umum syariah Swasta Nasional Devisa diharapkan dapat digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, pada saat pembuatan penelitian ini, laporan keuangan bank pada tahun 2015 belum dipublikasi seutuhnya sehingga menyulitkan peneliti jika data tidak lengkap. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan data time series dari tahun 2010 hingga 2014.

0 50000 100000 150000 200000 250000

2010 2011 2012 2013 2014

Total Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (dalam milyaran rupiah)


(37)

9

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION

MANAGEMENT (Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional

Devisa tahun 2010-2014).”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profit Distribution Management?

2. Bagaimana pengaruh Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM) terhadap Profit Distribution Management?

3. Bagaimana pengaruh Resiko Pembiayaan (NPF) terhadap Profit Distribution Management?

4. Bagaimana pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP) terhadap Profit Distribution Management?

5. Bagaimana pengaruh Quick Ratio (Rasio Cair) terhadap Profit Distribution Management?

6. Bagaimana pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) terhadap Profit Distribution Management?

7. Bagaimana pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profit Distribution Management?

8. Bagaimana pengaruh Posisi Devisa Neto (PDN) terhadap Profit Distribution Management?


(38)

10

9. Bagaimana pengaruh Rasio Keuangan Secara Simultan terhadap Profit Distribution Management?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profit Distribution Management.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM) terhadap Profit Distribution Management.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Resiko Pembiayaan (NPF) terhadap Profit Distribution Management.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP) terhadap Profit Distribution Management.

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Quick Ratio (Rasio Cair) terhadap Profit Distribution Management.

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) terhadap Profit Distribution Management.

7. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profit Distribution Management.

8. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Posisi Devisa Neto (PDN) terhadap Profit Distribution Management.


(39)

11

9. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Rasio Keuangan Secara Simultan terhadap Profit Distribution Management.

D. Manfaat Penelitian

Hal penting yang didapat dari penelitian adalah manfaat yang diperoleh atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bank syariah atau lembaga sejenis dalam meningkatkan kinerja perusahaan. b. Bagi pihak manajemen diharapkan mampu meningkatkan operasional

perbankan dalam hal pendistribusian bagi hasil kepada para deposan sehingga dapat meningkatkan jumlah deposan dan lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Profit Distribution Management.

c. Sebagi tolak ukur bagi perbankan syariah maupun lembaga sejenis dalam menetapkan strategi distribusi bagi hasil kedepannya.

d. Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan dibidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan. e. Sebagai sarana informasi bagi para investor dan nasabah deposan untuk

menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi pada bank syariah atau lembaga sejenis melalui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap PDM berdasarkan rasio keuangan lembaga keuangan syariah tersebut.


(40)

12

f. Sebagai referensi bagi masyarakat luas untuk lebih memahami dan menambah wawasan mengenai Profit Distribution Management secara lebih mendalam.

2. Manfaat Teoritis

a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman akademisi dibidang ilmu ekonomi, khususnya bidang ekonomi dan perbankan syariah yang menyangkut pada Profit Distribution Management.

b. Bagi penelitian selanjutnya dapat dipergunakan sebagai pembanding hasil riset penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan maupun


(41)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK

A. Tinjauan Pustaka

Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian mengenai Profit Distribution Management (PDM) sudah pernah dilakukan sebelumnya, misalnya oleh Farook dkk. pada 2009 dalam Journal of Islamic Accounting and Busines Research yang berjudul “PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT BY ISLAMIC BANKS:AN EMPIRICAL

INVESTIGATION” yang menemukan bahwa bank syariah yang menjadi

sampel penelitiannya melakukan PDM yang mengacu pada suku bunga dan memiliki flektibilitas secara implisit dalam pengelolaan PDM dengan cara mengubah management fee. Farook dkk (2009) menggunakan profit distribution management (PDM) sebagai variabel dependen, kemudian faktor eksternal dan internal bank sebagai variabel independen. Sampel bank syariah Indonesia yang diambil dalam penelitian Farook dkk. hanya Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, hal ini dikarenakan pada penelitian ini mengambil sampel dari bank syariah yang tidak hanya dari Indonesia melainkan dari bank syariah negara lain juga. Kelebihan dari penelitian yang dilakukannya adalah dikarenakan research Farook dkk. merupakan salah satu pelopor penelitian mengenai Profit Distribution Management dan menemukan bahwa Asset Spread adalah indikator terdekat yang dapat digunakan untuk menghitung rasio PDM. Hal ini


(42)

14

karenakan sejauh pengetahuan penulis, penghitungan mengenai rasio PDM belum banyak buku di Indonesia yang menjelaskan mengenai penghitungan rasio Profit Distribution Management.

Penelitian berikutnya mengenai PDM pernah dibahas juga dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Adityawarman pada tahun

2012 mengenai “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT” pada

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Vol. 1 No. 1. Hasil dari penelitian ini adalah Variabel Capital Adequacy, Effectiveness of Depositors Funds, Assets Composition, dan Productive Assets Management berpengaruh positif terhadap Profit Distribution Management (PDM), yang berarti semakin besar angka pada variabel akan di ikuti oleh peningkatan pada PDM. Sedangkan, pada Variabel Deposits

dan Rate of Inflation berpengaruh negative terhadap Profit Distribution Management (PDM), hal ini berarti perubahan yang terjadi pada kedua variabel ini akan diikuti perubahan jumlah yang berlawanan pada PDM Penelitian ini menggunakan 9 Bank Umum Syariah (BUS) pada periode 2009-2012, hal tersebut dikarenakan ada 2 Bus yang tidak menyajikan laporan keuangan tahunan secara lengkap dan dapat dimasukkan sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan unbalance sample yang artinya tiap masing-masing periode penelitian bank yang dijadikan sebagai sampel jumlahnya berbeda-beda. Kelebihan dari penelitian ini adalah, kartika dan adityawarman telah menggunakan sebagian rasio keuangan sebagai faktor


(43)

15

yang mempengaruhi PDM dan memiliki hasil berpengaruh, sehingga dapat menjadi acun penulis dalam melakukan penelitian mengenai PDM.

Penelitian berikutnya yang memiliki hubungan dengan PDM adalah penelitian yang dilakukan oleh Gagat Panggah Mulyo dan Siti Mutmainah dalam Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi Islam IMANENSI, Vol. 1 No. 1 pada tahun 2013 dengan penelitian yang

berjudul “ DETERMINAN PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT

BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2011”. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen distribusi laba (PDM) pada bank syariah Indonesia. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dari 5 bank yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah. Hasil penelitian yang didapat dalam jurnal mereka adalah kecukupan modal, proporsi pembiayaan non investasi dan penyisihan penghapusan aktiva produktif secara parsial berpengaruh positif terhadap PDM, sedangkan efektivitas dana pihak ketiga dan proporsi dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh negatif terhadap PDM. Pada varibel lainnya, seperti risiko pembiayaan, pertumbuhan produk domestik bruto dan umur bank secara parsial tidak berpengaruh terhadap PDM. Pengaruh positif dan negatif pada hasil penelitian ini memiliki maksud yang sama seperti penjelasan penelitian sebelumnya. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh mulyo dan siti adalah memasukkan variabel Produk


(44)

16

Domestik Bruto dan Umur Bank, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh kartika dan adityawarman menambahkan variabel Rate of Inflation. Kelebihan dari penelitian ini juga telah digunakan beberapa rasio keuangan dalam melakukan penelitiannya, sehingga bisa menjadi salah satu acuan bagi penuis dalam melakukan penelitian.

Penelitian berikutnya mengenai PDM adalah beberapa penelitian yang dilakukan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Elok Aulia Rizqi

Maligan tahun 2013 dalam skripsinya yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT

PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Periode 2011-2013”. Pada penelitian ini variabel menggunakan variabel independen Kecukupan Modal, Efektifitas Dana Pihak Ketiga (EDPK), Resiko Pembiayaan (RP), Pertumbuhan Produk Domestic Bruto (PPDB), Proporsi Pembiayaan Non Investasi (PPNI), Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP), Umur Bank (UB), Rasio BOPO, dan Size Perusahaan, sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profit Distribution Management. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa hanya Pertumbuhan Produk Domestic Bruto yang memiliki pengaruh terhadap PDM. Pada awalnya penulis meragukan penelitian ini sehingga manambah rasa penasaran penulis untuk meneliti lebih mengenai faktor-faktor yang mempengarhi PDM karena beberapa


(45)

17

rasio yang berpengaruh dalam journal diatas, tidak berpengaruh secara lurus dengan penelitian yang dilakukan oleh elok ini.

Penelitian mengenai PDM juga dilakukan dilakukan oleh Eva

Ma’fufah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2013 dalam skripsinya mengenai “FAKTOR

-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PROFIT

DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA PERBANKAN SYARIAH” Periode 2010-2012. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kecukupan Modal, Efektifitas Dana Pihak Ketiga, Proporsi Pembiayaan Non Investasi, Proporsi Dana Pihak Ketiga, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, Tingkat Inflasi, dan sebagai variabel dependen adalah

Profit Distribution Management. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah semua variabel yang diteliti (faktor-faktor yang mempengaruhi) berpengaruh secara simultan terhadap Profit Distribution Management.

Untuk uji signifikansi yang dilakukan hanya Proporsi Dana Pihak Ketiga yang mampu berpengaruh secara signifikan terhadap Profit Distribution Management. Menurut penulis, penelitian yang dilakukan oleh Eva ini dapat dijadikan acuan yang bagus karena hasil yang didapat tidak jauh berbeda dari jurnal yang telah membahas PDM sebelumnya.

Penelitian Berikutnya juga dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bernama Entin

Yulistiani pada tahun 2014 dalam skripsi berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT


(46)

18

PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

2010-2013”. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu mencari pengaruh

(Variabel Independen) Kecukupan Modal, Efektifitas Dana Pihak Ketiga, Resiko Pembiayaan, Proporsi Dana Pihak Ketiga, Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif dan Umur Bank terhadap ”Profit Distribution Management” yang dijadikan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini

ditemukan bahwa Resiko Pembiayaan, Umur Bank, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Profit Distribution Management,

sedangkan Kecukupan Modal, Efektifitas Dana Pihak Ketiga, Proporsi Dana Pihak Ketiga Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif berpengaruh positif dan hanya Tingkat Inflasi yang berpengaruh negatif. Perbedaan penelitian ini dengan 2 skripsi yang sebelumnya dijadikan purtaka acuan oleh penulis adalah, Entin menambahkan variabel umur bank dan size perusahaan, meskipun dalam hasilnya tidak ditemukan pengaruh terhadap variabel dependennya (PDM).

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis ini dengan penelitian-penelitian diatas adalah penelitian-penelitian ini menggunakan hampir seluruh rasio keuangan bank, atau dalam kata lain mewakili setiap indikator dalam rasio keuangan bank yaitu Permodalan, Aktifa Produktif, Rentabilitas, Likuidasi dan Kepatuhan (Compliance). Selain itu, penelitian ini menggunakan periode yang lebih panjang dari penelitian-penelitian sebelumnya yaitu 5 tahun mulai dari tahun 2010 hingga 2014. Hal ini dilakukan agar lebih memperkuat hasil penelitian yang dilakukan sehingga hasil penelitian lebih


(47)

19

Valid. Selain itu penelitian yang dilakukan ini memasukkan indikator devisa (PDN) sehingga dapat menjadi sarana informasi bagi bank syariah devisa lain maupun bank syariah non devisa. Meskipun pada dasarnya terdapat perbedaan earning (pendapatan) antara bank devisa dan yang tidak.

Pentingnya penelitian ini dilakukan karena dapat dijadikan tolak ukur bagi bank syariah lain dalam mengelola Profit Disrtribution yang akan berdampak pada keinginan nasabah deposan. Selain itu dengan dilakukannya penelitian ini sangat bermanfaat bagi investor dalam hal bank syariah yaitu nasabah deposan dalam menerima informasi mengenai

profit distribution karena mempelajari cara menghitungnya, maupun melihat faktor-faktor apa yang mempengaruhi manajemen bank dalam menentukan Profit Distributionnya.


(48)

20

B. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Bank

Istilah “Bank” berasal dari kata Italia “Banco” yang berarti

“kepingan papan tembat buku”, sejenis “meja”. Kemudian penggunaannya diperluaskan lagi untuk menunjukkan “meja” tempat penukaran uang yang

digunakan para pemberi pinjaman dan para pedagang valuta di eropa pada abad pertengahan untuk memasarkan uang mereka (Maslehuddin, 1990: 1). Seiring digunakannya istilah bank pada saat itu, jika terjadi kegagalan atau pemberi pinjaman tidak dapat memutarkan uangnya, ataupun sudah tidak memilii uang tersisa maka meja tersebut akan dihancurkan. Dari

kejadian itu lah dikenal kata “bangkrut” sebagai sebutan bank yang tidak dapat melakukan kewajibannya lagi.

Istilah “bank” akhirnya berkembang hingga jaman sekarang

bahkan terdapat penafsiran akan tetapi memiliki inti yang sama. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan,

Bank adalah bahan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Sedangkan pengertian bank umum adalah, bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.

Seiring berkembangnya zaman, perkembangan lembaga keuangan yang berbasis ke-Islaman/Syariah mulai berkembang di Indonesia, dan pada saat ini telah terdapat istilah yang sering tidak rancu lagi didengar yaitu Bank Syariah. Menurut UU No. 21 Tahun 2008 Bank Syariah adalah


(49)

21

“Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.”

Dalam melakukan kegiatan perbankan, bank syariah menerapkan akad dalam setiap transaksinya. Akad ini diperlukan untuk membuat persetujuan antara kedua belah pihak, sehingga timbul rasa kerelaan antara keduanya. Dalam Al-Quran juga dijelaskan mengenai akad :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.

Dari pengertian dan penjelasan firman Allah SWT di atas, dapat diambil ketentuan hukum bahwa setiap perjanjian yang secara sah berarti mengikat bagi pihak yang membuatnya. Karena setiap perjanjian pasti akan diminta pertanggung jawabannya.

Peraturan khusus yang mengatur akad dalam kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan peraturan Bank Indonesia Nomor


(50)

22

9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah. Akad dalam transaksi perbankan syariah ini lah yang menjadi landasan perjanjian antara shahibul-mal dan mudharib sehingga transaksi yang terjalin menjadi halal dan sesuai dengan syariah.

2. Perbedaan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional

Perbedaan mendasar antara bank syariah dan konvensional adalah adanya larangan sistem bunga yang digunakan oleh bank konvensional, sehingga dalam menjalankan kegiatan perbankannya bank syariah menganut sistem bagi hasil. Namun secara lebih rinci perbedaan antara Bank Konvensional dan Syariah adalah sebagai berikut:


(51)

23

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Bank Konvensional Bank Syariah

Akad & Aspek Legalnya Hukum Positif Hukum Islam &

Hukum Positif

Lembaga Penyelesaian

Sengketa

BANI, PN BASYARNAS, PA

Struktur Organisasi Tidak ada DSN dan

DPS

Ada Dewan Syariah Nasional (DSN) &

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Investasi Halal dan Haram Halal

Prinsip Operasional Perangkat Bunga Bagi Hasil, Jual-Beli,

Sewa

Tujuan Profit Oriented Profit & Falah

Oriented

Hubungan Nasabah Debitur & Kreditur Kemitraan

Sumber: Wirdyaningsih. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media. Hal. 48.

Selain perbedaan bank syariah dan bank konvensional diatas, secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan syariah ditentukan oleh hubungan aqad yang terdiri dari 5 konsep dasar (Syafi’i Antonio, 2001:83) yaitu Prinsip Simpanan Murni (al-Wadiah), Bagi Hasil (Syirkah), Prinsip


(52)

24

Jual Beli (at-Tijarah), Prinsip Sewa (al-Ijarah) dan Prinsip jasa/fee (al-Ajr walumullah).

a. Prinsip Simpanan Murni (al-Wadi’ah)

Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh Bank Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-Wadi’ah. Fasilitas

al-Wadi’ah biasa diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan

keuntungan seperti halnya tabungan deposito. Dalam dunia perbankan konvensional al-Wadiah identik dengan giro.

b. Bagi Hasil (Syirkah)

Prinsip ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyimpan dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Pengembangan dari hal ini prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk maupun pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan. c. Prinsip Jual Beli (at-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank, kemudian nasabah tersebut melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank


(53)

25

menjual barang tersebut kepada nasabah dengah harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).

d. Prinsip Sewa (al-Ijarah)

Prinsip ini secara garis besar terbagi menjadi dua jenis yaitu ijarah,

sewa murni seperti halnya penyewaan kendaraan atau alat-alat produk lainnya. Dalam teknis perbankan, bank dapat membeli dahulu barang yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakannya dalam suatu periode yang telah disepakati kepada nasabah. Sedangkan jenis kedua yaitu Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa (nasabah) mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.

e. Prinsip jasa/fee (al-Ajr walumullah)

Prinsip ini meliputi seluuruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer, dll. Secara syariah prinsip ini didasarkan pada konsep al ajr wal umulah.

3. Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa

Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa adalah Bank Umum Syariah yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non asing dan dapat melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas. Adapun jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank devisa antara lain (wikipedia.com):


(54)

26

a. Transfer ke luar negeri b. Jual beli valuta asing c. Transaksi ekspor impor

Aktivitas perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsur riba’,

maisir, dan gharar. Dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa norma berikut (Muhammad Syafi’i Antoio, 2001:197):

a. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai, artinya masing-masing pihak harus menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan.

b. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersial, yaitu transaksi perdagangan barang dan jasa antarbangsa, bukan dalam rangka spekulasi.

c. Harus dihindari jual beli bersyarat.

d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan. e. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain tidak diperkenankan jual beli tanpa hak kepemilikan.

4. Profit Distribution Management

Menurut Bank Indonesia Profit Distribution (Distribusi Bagi Hasil) adalah pembagian keuntungan bank syariah kepada nasabah simpanan berdasarkan nisbah yang disepakati setiap bulannya (www.bi.go.id). Bagi hasil yang diperoleh tergantung jumlah dan jangka


(55)

27

waktu simpanan serta pendapatan bank pada periode tersebut. Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan pendapatan bank (revenue) sehingga nasabah pasti memperoleh bagi hasil dan tidak kehilangan pokok simpanannya.

Management menurut Mujbir yang dikutib oleh Muhammad dalam

bukunya “MANAGEMENT BANK SYARIAH mengatakan bahwa

idarah (manajemen) itu adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unnsur-unsur pokok dalam suatu proyek.

Tujuan dari adanya manajemen adalah untuk mencapai hasil-hasil yang ditargetkan dapat efektif dan efisien.

Proses penentuan hasil sewa maupun hasil margin yang diharapkan biasanya ditentukan oleh pihak shohibul maal (bank), begitu juga untuk menentukan tingkat bonus yang diberikan terhadap wadiah dilakukan oleh bank sebagai pengelola dana (Rivai dkk, 2010: 799). Sehingga menurut penulis terdapat pengaruh manajemen dalam penentuan hal tersebut. Oleh karena itu muncul istilah Profit Distribution Management.

aktivitas yang dilakukan manajer dalam mengelola pendistribusian laba tersebut untuk memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada nasabah penabung untuk memenuhi kredibilitasnya yang biasa disebut

Profit Distribution Management (PDM).

Berdasarkan model penelitian yang dilakukan Farook DKK. (2009) perhitungan mengenai Profit Distribution Management dapat menggunakan metode asset spread, karena metode tersebut adalah model


(56)

28

perhitungan terdekat yang dapat digunakan untuk menghitung PDM yang terlebih yang mengacu pada suku bunga seperti yang telah disampaikan penulis dalam latar belakang. Asset Spread adalah penyebaran aset mutlak yang didapat dari Return On Asset (ROA) dikurang average Return On Investement Account Holder (ROIAH) yang merupakan rata-rata return

bagi hasil deposan. Asset Spread dapat dirumuskan sebagai berikut:

Asset Spread = │(ROA – average ROIAH)│

Sedangkan, rata tata ROIAH dapat dihitung dengan menggunakan

“total pendapatan yang harus dibagi” dibagi dengan “saldo rata-rata

instrumen bagi hasil deposan”. Kedua item tersebut dapat dilihat pada Laporan Distribusi Bagi Hasil pada Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh bank syariah.

Average ROIAH =

x 100%

Asset Spread merupakan indikator yang paling kuat untuk menghitung PDM. Asset Spread mempertimbangkan seluruh pendapatan beban dan menyediakan spread antara total asset return dari aset bank dan distribusi yang diberikan kepada deposan. Semakin tinggi Asset Spread

mengindikasikan adanya pendistribusian laba kepada deposan yang jauh dari asset return. Hal tersebut memperkuat adanya tindakan PDM yang mengacu pada suku bunga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Farook dkk. (2009) yang mengutip dari Sundararajan (2005).


(57)

29

Untuk lebih mudah memahami, peneliti membuatkan simulasi dari ROA yang didapat agar dapat memahami mengenai perhitungan PDM berdasarkan gambar berikut:

Gambar 2.1

Alur PDM menurut Farook dkk. (2009)

Jika kita lihat dari simulasi tersebut, ROA yang didapatkan, pihak manajemen bank bagikan sebagai keuntungan bagi hasil kepada nasabah deposan (ROIAH), sedangkan ada sebagian lain yang tidak dibagikan dan digunakan oleh pihak manajemen untuk kepentingan tertentu atau biasa disebut dengan penyebaran aset (Asset Spreads). Pada dasarnya, ROIAH dan Asset Spreads ditentukan berdasarkan rasio tertentu, namun untuk melihat seberapa besar pengaruhnya dapat dilihat dengan Asset Spread sebagai indikator untuk menghitung PDM dengan asumsi 100% ROE yang


(58)

30

dibagikan kepada ROIAH dan Asset Spreads sehingga menghasilkan rasio tertentu.

Tidak berbeda jauh dengan rumus yang digunakan oleh Farook dkk., penulis menemukan sumber lain dalam menentukan rumus PDM yaitu dari buku Slamet Wiyono (2005: 59) yang berisi petunjuk perhitungan bagi hasil dalam perbankan syariah yang mengacu pada IBI,2003:265-266 yaitu dengan membandingkan total pendapatan yang dibagi kepada nasabah dengan saldo rata deposan sehingga rumus yang digunakan seperti ROIAH. Dengan mengacu pada rumus tersebut dan membandingkannya dengan rumus yang digunakan oleh farook dkk. maka penulis menggunakan rumus dalam perhitungan PDM sebagai berikut:

PDM =

x 100%

Berdasarkan rumus diatas akan didapat suatu rasio yang dijadikan acuan peneliti dalam mengukur data kuantitatif PDM agar dapat dilihat pengaruhnya dengan variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi. Sebagai contoh pada rasio Distribusi Bagi Hasil triwulan II tahun 2014 Bank Syariah Mandiri diketahui pendapatan yang dibagi Rp. 456.511,- dalam jutaan rupiah dan saldo rata-rata deposan adalah Rp. 55.362.450 dalam jutaan rupiah, maka setelah pendapatan yang harus dibagi dibandingkan dengan saldo rata-rata deposan maka diperoleh hasil 0,82%. Dengan demikian hasil rasio PDM yang diperoleh pada laporan keuangan


(59)

31

Distribusi Bagi Hasil pada triwulan II 2014 Bank Mandiri Syariah adalah 0,82%.

Penulis tidak langsung menggunakan Asset Spread sebagai rumus utama dalam penelitian ini dikarenakan tidak ada sumber buku yang ditemukan oleh penulis jurnal tersebut. Dengan tidak adanya sumber buku ditakutkan rumus penghitungan PDM yang dilakukan farook dkk (2009) tersebut tidak memiliki dasar yang kuat akan perhitungan PDM yang dilakukan pada bank syariah seperti tersebut, sehingga penulis mengambil sumber buku dari Indonesia yang berisi tentang perhitungan PDM dan memasukkannya pada rumus baru dimana rumus yang digunakan ternyata sama seperti perhitungan ROIAH yang dilakukan oleh Farook. Dengan demikian, dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi sebagian rumus yang digunakan farook dkk. (2009) dalam jurnalnya yaitu perhitungan ROIAH dan mengkolaborasikan rumus tersebut dengan panduan perhitungan bagi hasil yang terdapat pada buku Slamet Wiyono (2005) sehingga rumus

Profit Distribution Management (PDM) dalam penelitian ini memiliki landasan yang kuat.

5. Kecukupan Modal (CAR)

Dalam menghitung Kecukupan Modal, indikator yang paling pas adalah menggunakan rasio Capital Adequancy Ratio (CAR). CAR digunakan untuk mengukur kemampuan atau kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menutup kemungkinan kerugian dalam aktivitas


(60)

32

perkreditan dan perdagangan surat berharga (Arifin dkk, 2006: 148). Dengan kata lain, Capital Adequancy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Penghitungan CAR didasarkan kepada rasio (perbandingan) antara modal yang dimiliki bank dan jumlah ATMR. Perhitungan CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR = x 100%

6. Aset Tetap Terhadap Modal ( ATTM)

Rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam menentukan besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank terhadap modal biasa disebut dengan istilah Aset Tetap Terhadap Modal (Hariyani, 2010: 51). Semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


(61)

33

7. Resiko Pembiayaan (NPF)

Resiko pembiayaan dapat diketahui melalui rasio NPF (Non Performing Financing) atau dalam istilah perbankan konvensional sama dengan NPL (Non Performing Loan) yang merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit. Non Performing Financing

menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (Nasabah Peminjam) tidak termasuk kredit pada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet (Leon & Ericson, 2007: 95). Adapun penghitungan NPF adalah sebagai berikut :

NPF =

x 100%

8. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah penyisihan yang wajib dibentuk guna menutup risiko kemungkinan kerugian (Simon, 2004: 112). Menurut Bank Indonesia melalui PBI No. 5/9/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) bagi bank syariah mewajibkan bank syariah membuat PPAP. Cadangan khusus PPAP yang dibentuk sebesar (1) 5% dari aset produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus, (2) 15% dari aset produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan, (3) 50% dari aset produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilai agunan dan (4) 100%


(62)

34

dari aset produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai agunan. Cara perhitungan Rasio PPAP adalah sebagai berikut:

PPAP =

x 100%

9. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Quick Ratio (Rasio Cair) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajinan (hutang) jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank (Kuswadi, 2005:81). Menurut Kuswadi, Rasio Cair ini dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuidasi perusahaan karena lebih mendekati kebenaran dibandingkan rasio lancer yang masih bersifat umum, sehingga quick ratio sebagi wakil dari rasio likuidasi dalam rasio keuangan sangat penting. Adapun Quick Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Quick Ratio =

x 100%

10. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)

Pengertian Dana Pihak Ketiga perbankan syariah menurut Bank Indonesia adalah Dana simpanan/investasi tidak terikat yang dipercayakan oleh nasabah kepada bank syariah dan/atau unit usaha syariah berdasarkan akad wadiah/mudharabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah


(63)

35

dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (www.bi.go.id).

Kemampuan bank dalam menghimpin dana dari masyarakat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bank, terlebih pada bank syariah dana yang dihimpun harus berasal dari sumber yang jelas dan halal. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional. Dana merupakan masalah utama bagi bank sebagai lembaga keuangan, karena dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) merupakan variabel yang menggambarkan seberapa besar kebergantungan bank terhadap dana deposan. Adapun Rasio PDPK dapat dirumuskan sebagai berikut:

PDPK =

x 100%

11. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio digunakan untuk mengukur manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya (Margaretha, 2007:62). Semakin kecil rasio ini maka kinerja bank akan semakin baik karena untuk mendapatkan pendapatan yang mengejar angka maksimum, harus didorong dengan kecilnya biaya (beban) yang digunakan, akan tetapi harus tetap sesuai dengan tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam


(64)

36

melakukan kegiatan operasional. Secara matematis, BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:

BOPO =

x 100%

12. Posisi Devisa Neto (PDN)

Menurut Bank Indonesia dalam PBI No.5/13/PBI/2003, Posisi Devisa Neto (PDN) adalah selisih bersih antara aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing, ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban, baik yang merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing dan dinyatakan dalam Rupiah. Dalam pengertian yang lebih mudah, PDN menjelaskan tentang seberapa besar transaksi valuta asing yang dilakukan oleh suatu lembaga keuangan terlebih bank syariah. Bank Umum Devisa wajib memelihara Devisa Neto pada setiap akhir hari kerja setinggi-tingginya 20% dari modal, sehingga bank wajib memelihara PDN setiap hari. PDN merupakan salah satu bentuk rambu-rambu pengendalian terhadap transaksi valuta asing yang dilakukan oleh bank. Jika PDN mendekati 20% artinya bank dituntut untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi valuta asing yang sifatnya spekulatif, hal tersebut dikarenakan pergerakan kurs yang sulit diprediksi. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin beresiko bagi bank karena standar yang digunakan adalah rupiah, sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar dapat berubah secara tiba-tiba (tidak dapat


(65)

37

diprediksi). Oleh karena itu bank umum terutama bank umum syaraih swasta devisa nasional perlu terus menjaga agar PDN tidak terlalu tinggi demi mengurangi resiko yang tidak dapat diprediksi. Adapun persentase Posisi Devisa Neto dapat dilihat dalam Rasio Keuangan dalam Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh masing-masing Bank Devisa atau Bank Indonesia.

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut harus diuji kebenarannya. Dalam hal ini peneliti akan membuat dugaan sementara atas masalah yang akan diteliti oleh peneliti untuk dijadikan acuan sementara penelitian. Hipotesis ini membantu peneliti dalam melakukan penelitian sehingga lebih terarah dan lebih terfokus pada persoalan yang peneliti bahas. Hipotesis ini juga didasarkan pada data-data empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data dan hasil penelitian.

Modal merupakan syarat utama berdirinya suatu perusahaan. Tanpa adanya modal, suatu prusahaan tidak akan berdiri. Capital Adequancy Ratio (CAR) adalah indikator dalam mengukur modal suatu perusahaan. Dalam bank, car sangat diperhatikan terlebih oleh Bank Indonesia, bahkan sudah ditetapkan standar bahwa rasio CAR minimum adalah 8%. Car yang tinggi membuat bank mampu meredam risiko-risiko yang muncul, sehingga manajer bank lebih berani melakukan Profit Distribution


(66)

38

Manajement yang dapat bersaing dengan bank lain. Dengan demikian, PDM yang dilakukan dipengaruhi oleh CAR secara tidak langsung. Hasil dalam penelitian Kartika dan Adityawarman (2012) ditemukan bahwa CAR memiliki pengaruh positif terhadap PDM. Oleh karena itu dari uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh signifikan secara positif antara Kecukupan Modal

(CAR) terhadap Profit Distribution Management.

Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen lembaga keuangan dalam menentukan aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki terhadap modalnya. Semakin tinggi rasio ini maka kondisi keuangan bank akan semakin buruk karena modalnya tidak dapat mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventarisnya, sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kondisi tingkat permodalan bermasalah yang semakin tinggi memungkinkan mempengaruhi PDM yang disalurkan karena akan mempengaruhi keputusan manajemen dalam mengambil keputusan mengenai Profit Distribution yang akan disalurkan. Dari uraian diatas, dirumuskan hipotesis:

H2 : Ada pengaruh signifikan negatif antara Aset Tetap Terhadap Modal


(67)

39

Resiko Pembiayaan digunakan untuk mengukur tingkat pembiayaan yang bermasalah yang dihadapi bank, khususnya bank syariah. Resiko Pembiayaan dapat diukur dengan rasio NPF. NPF merupakan rasio yang mengukur kemapuan bank dalam menjaga resiko kegagalan pengembalian kredit debitur. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk pula pengelolaan bank dalam mengatasi pembiayaan bermasalahnya. Apabila NPF semakin besar maka keuntungan bank semakin rendah pula. Untuk memuaskan deposannya, manajer harus bisa memberikan PDM yang dapat bersaing dengan bank lain agar nasabah deposan tidak pindah. Oleh karena itu, dari uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Ada pengaruh signifikan secara negatif antara Resiko Pembiayaan

(NPF) terhadap Profit Distribution Management.

Pada dasarnya, bank memiliki suatu kebijakan cadangan yaitu untuk penyisihan kerugian yang difungsikan sebagai penyerap kerugian yang sewaktu-waktu akan terjadi dimasa depan. Besarnya penyisihan dalam presentase tertentu telah ditentukan dalam batasan tertentu oleh BI, namun pihak manajemen bank masih diberikan keleluasaan untuk menentukan kualitas aset tersebut. Logikanya, PPAP ini mendorong bank untuk lebih berani dalam mengambil resiko dalam melakukan pembiayaan karena tahu bahwa Profit Distribution ke nasabah terlindungi. Terdapat kemungkinan bahwa bank syariah melakukan PDM jika terdapat cadangan


(68)

40

tersebut (Farook dkk. 2009: 116). Oleh karena itu dari uraian diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Ada pengaruh signifikan secara positif antara Penyisihan

Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP) terhadap Profit Distribution Management.

Rasio cair memberikan gambaran yang lebih baik tentang kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk membayar hutang lancar perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran lebih cermat tentang keadaan likuiditas perusahaan karena lebih mendekati kebenaran dibandingkan rasio lancar yang juga biasanya terdapat pada rasio lukuiditas dalam rasio laporan keuangan. Keamanan perusahaan akan tercapai apabila memiliki aktiva lancer diluar persediaan dan pembayaran dimuka, minimal sebesar kewajiban jangka pendeknya. Sehingga semakin baik jika mendekati 100%. Jika bank memiliki rasio lancar mendekati angka tersebut, akan memberikan keamanan transaksi untuk para investor, dengan begitu diharapkan akan meningkatkan minat investor untuk menanamkan dananya pada bank. Sehingga dengan meningkatnya investor, diharapkan juga uang yang akan diputarkan bank akan semakin banyak sehingga bank akan mendapatkan untuk lebih banyak dan hal ini akan berdampak pada seberapa besar bagi hasil yang akan dibagikan. Sehingga dari uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:


(69)

41

H5 : Ada pengaruh signifikan secara positif antara Quick Ratio (Rasio

Cair) terhadap Profit Distribution Management.

Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) merupakan merupakan gambaran seberapa besar kebergantungan bank terhadap dana pihak ketiga (dana dari nasabah), karena Dana Pihak Ketiga merupakan dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Jika terdapat permasalahan dengan dana pihak ketiga maka akan mempengaruhi penyaluran dananya pula. Sehingga dampak tidak langsungnya akan berpengaruh terhadap keuntungan bank pula. Pengaruh nya yang saling tarik menarik antara porsi DP3 dan keuntungan bank juga akan berpengaruh pada PDM yang ditetapkan oleh manajer, karena penentuan PDM yang diberikan oleh manajer akan menentukan seberapa besar minat nasabah untuk menyimpan dananya di bank terutama bank syariah. Dari hasil penelitian yang dilakukan Kartika dan Adityawarman (2012) juga ditemukan hasil bahwa PDPK (Deposits) berpengaruh secara negative terhadap negative. Sehingga dari uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H6 : Ada pengaruh signifikan secara negatif antara Proporsi Dana Pihak

Ketiga (PDPK) terhadap Profit Distribution Management.

BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasionalnya. Semakin rendah rasio ini maka semakim baik kinerja manajemen bank tersebut. Logikanya, manajemen bank tersebut


(70)

42

dapat menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan lebih efisien. Jika ditelusuri lebih jauh, beban operasioal yang lebih sedikit akan lebih meningkatkan keuntungan, terlebih pemanfaatan yang efisien jika dibandingkan pendapatan operasionalnya, maka Rasio ini akan mempengaruhi PDM. Kemungkinan yang terjadi, semakin rendah rasio BOPO maka semakin tinggi PDMnya. Dari uraian diatas ditemukan rumusan hipotesis:

H7 : Ada pengaruh signifikan secara negatif antara Beban Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profit Distribution Management.

Pengelolaan valuta asing pada bank syariah hanya bisa dilakukan oleh bank syarioah swasta devisa nasional. Salah satu cirinya yaitu memiliki indikator rasio PDN (Posisi Devisa Netto) yang menandakan seberapa besar bank syariah tersebut bertransaksi dalam valuta asing. Uniknya, transaksi valuta asing ini dilakukan dengan standar rupiah (RP), sehingga akan terdapat pengaruh jika terjadi pergolakan nilai dolar. Hal ini akan berdampak pada erning (Pendapatan) bank. Sehingga semakin tinggi resiko ini maka semakin beresiko transaksi valuta asing yang dilakukan bank tersebut karena akan berdampak pada keuntungannya juga. Oleh karena itu, dari uraian diatas dirumuskan hipotesis:

H8 : Ada pengaruh signifikan secara negatif antara Posisi Devisa Neto


(71)

43

Delapan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mewakili semua indikator dalam rasio keuangan. Jika seluruh indikator yang mewakili Rasio Keuangan dihipotesiskan berpengaruh terhadap

Profit Distribution Management, secara logika akan ada kemungkinan secara simultan bahwa Rasio keuangan juga berpengaruh terhadap PDM. Oleh karena itu, dari uraian diatas dirumuskan hipotesis:

H9 : Ada pengaruh signifikan secara simultan antara Rasio Keuangan


(72)

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian Korelasional menurut Nana Syaodih yang dikutip oleh Hamdi dan bahruddin (2014: 7) adalah penelitian yang ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel-variabel lain dinyatakan dengan besarnya koofisien korelasi (bivariat) dan keberartian (signifikan). Secara statistik. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya, sedangkan korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel yang lain.

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai pendekatan riset yang mendasarkan diri pada paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, bersandar pada pengumpulan dan analisis data numeric, menggunakan strategi survei dan eksperimen, mengadakan pengukuran dan observasi, serta melaksanakan pengujian teori dengan uji statistik (Zulfikar dan budiantara, 2014: 40). Dalam penelitian ini, penelitian kuantitatif yang dilakukan adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank (Taswan, 2010:537).


(1)

2010 Triwulan IV

2011 Triwulan I

76,385

3,589,694

2.13

15.07

31.05

2.64

1.97

6.75

39.41

90.03

0.15

2011 Triwulan II

61,749

3,372,382

1.83

14.75

30.61

2.14

1.97

6.62

52.01

89.49

0.33

2011 Triwulan III

67,325

3,899,814

1.73

13.77

30.30

2.25

1.89

6.92

51.31

90.79

0.31

2011 Triwulan IV

75,851

4,626,702

1.64

12.03

29.96

1.79

1.68

9.93

52.59

90.80

0.22

2012 Triwulan I

89,282

4,873,917

1.83

12.90

27.39

1.53

1.83

9.57

52.24

80.03

(0.01)

2012 Triwulan II

83,678

4,861,075

1.72

13.08

26.01

1.51

1.85

11.81

46.69

77.30

4.21

2012 Triwulan III

95,252

5,973,668

1.59

11.16

24.43

1.41

1.93

12.32

45.62

76.89

3.12

2012 Triwulan IV

106,236

6,507,467

1.63

13.51

23.55

1.32

1.86

11.88

45.56

77.28

3.93

2013 Triwulan I

109,552

6,994,957

1.57

13.49

19.70

1.42

2.08

12.34

45.51

77.48

2.86

2013 Triwulan II

107,724

7,212,441

1.49

13.01

19.34

2.19

2.26

10.52

44.50

81.41

3.73

2013 Triwulan III

95,108

7,248,687

1.31

12.70

19.45

1.63

2.33

9.24

45.74

84.21

2.69

2013 Triwulan IV

106,034

7,367,387

1.44

12.99

19.93

1.45

2.06

8.08

47.48

86.09

2.12

2014 Triwulan I

103,622

6,910,452

1.50

15.28

18.13

1.62

2.15

7.48

47.42

89.82

2.28

2014 Triwulan II

98,221

6,663,631

1.47

15.93

18.16

1.81

2.13

6.61

51.52

91.90

2.16

2014 Triwulan III

85,283

6,282,764

1.36

16.90

18.16

1.82

2.34

45.48

51.52

97.96

1.63

2014 Triwulan IV

83,682

5,747,301

1.46

19.26

19.93

1.81

2.53

9.27

57.00

97.61

0.98

B

an

k

M

eg

a

S

y

ar

ia

h

In

d

o

n

esi


(2)

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PDM 60 .75 2.13 1.1445 .40212

CAR 60 10.00 19.26 13.4270 1.90710

ATTM 60 16.11 47.85 23.7443 5.24955

NPF 60 .00 4.76 1.9395 1.10807

PPAP 60 .99 4.24 2.1048 .85268

QUICK RATIO 60 6.58 45.96 19.6592 10.69204

PDPK 60 20.39 57.00 34.9412 9.80940

BOPO 60 69.24 98.46 83.7702 7.76634

PDN 60 .00 14.00 3.0498 2.86755

Valid N (listwise) 60

Tabel 4.2

Uji Normalitas Kologrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .16852642

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .117

Negative -.062

Test Statistic .117

Asymp. Sig. (2-tailed) .390c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.040 .424 2.451 .018

CAR .003 .016 .012 .165 .869 .609 1.641

ATTM .022 .006 .292 4.011 .000 .650 1.540

NPF .053 .035 .146 1.525 .134 .375 2.664

PPAP -.011 .042 -.022 -.250 .804 .433 2.311

QUICK RATIO -.008 .004 -.219 -2.258 .028 .365 2.738

PDPK .030 .004 .741 8.439 .000 .446 2.241

BOPO -.016 .006 -.317 -2.859 .006 .280 3.574

PDN -.022 .011 -.155 -2.064 .044 .611 1.638

a. Dependent Variable: PDM

Tabel 4.4

Uji Auto Korelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .908a .824 .797 .18126 1.261

a. Predictors: (Constant), PDN, BOPO, QUICK RATIO, ATTM, CAR, PDPK, PPAP, NPF


(4)

Uji Run Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.04041

Cases < Test Value 30

Cases >= Test Value 30

Total Cases 60

Number of Runs 26

Z -1.302

Asymp. Sig. (2-tailed) .193

a. Median

Tabel 4.6

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.207 .251 -.824 .414

CAR -.001 .009 -.023 -.139 .890

ATTM .006 .003 .267 1.689 .097

NPF -.007 .021 -.067 -.323 .748

PPAP -.027 .025 -.212 -1.097 .278

QUICK RATIO .000 .002 .039 .185 .854

PDPK .000 .002 -.037 -.195 .846

BOPO .004 .003 .262 1.087 .282

PDN -.004 .006 -.114 -.698 .488


(5)

Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.865 8 .983 29.921 .000b

Residual 1.676 51 .033

Total 9.540 59

a. Dependent Variable: PDM

b. Predictors: (Constant), PDN, BOPO, QUICK RATIO, ATTM, CAR, PDPK, PPAP, NPF

Tabel 4.8

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.040 .424 2.451 .018

CAR .003 .016 .012 .165 .869

ATTM .022 .006 .292 4.011 .000

NPF .053 .035 .146 1.525 .134

PPAP -.011 .042 -.022 -.250 .804

QUICK RATIO -.008 .004 -.219 -2.258 .028

PDPK .030 .004 .741 8.439 .000

BOPO -.016 .006 -.317 -2.859 .006

PDN -.022 .011 -.155 -2.064 .044


(6)

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.040 .424 2.451 .018

CAR .003 .016 .012 .165 .869

ATTM .022 .006 .292 4.011 .000

NPF .053 .035 .146 1.525 .134

PPAP -.011 .042 -.022 -.250 .804

QUICK RATIO -.008 .004 -.219 -2.258 .028

PDPK .030 .004 .741 8.439 .000

BOPO -.016 .006 -.317 -2.859 .006

PDN -.022 .011 -.155 -2.064 .044

a. Dependent Variable: PDM

Tabel 4.10

Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .908a .824 .797 .18126

a. Predictors: (Constant), PDN, BOPO, QUICK RATIO, ATTM, CAR, PDPK, PPAP, NPF