Resin modified glass-ionomer cement dapat juga digunakan sebagai lapisan adesif untuk retensi resin komposit dengan cara yang sama dengan penggunaan
dentine bonding agent.
1
3.2 Penghambatan Karies
GIC melepaskan fluoride yang awalnya pada tingkat yang tinggi, kemudian
menurun setelah beberapa hari menjadi tingkatan rendah yang cocok selama bertahun-tahun. Percobaan pelepasan fluoride seluruhnya menyatakan bahwa glass-
ionomer memiliki insiden terjadinya sekunder karies yang rendah. Tetapi hanya sedikit penelitian klinis yang memenuhi kebutuhan suatu percobaan dengan
rancangan yang tepat untuk memutus aktivitas antikariogenik dari glass-ionomer. Percobaan-percobaan yang dipublikasikan tersebut meragukan, sebagian menyatakan
keuntungan glass-ionomer cement pada pencegahan karies sekunder dan yang lain menyatakan tidak ada keuntungan.
1
3.3 Efek pada Karies Dentin
Karies dentin dapat dibagi ke dalam dua zona; zona yang paling dekat dengan pulpa yang disebut sebagai ’inner carious’ atau ’affected dentine’ dan zona yang
paling dekat dengan rongga mulut disebut ’outer carious’ atau ’infected dentine’. Zona-zona ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dentin yang terpengaruh
memiliki sedikit atau bahkan tidak ada bakteri, warna coklat-hitam dan mengandung kolagen. Oleh karena itu dentin yang demikian dapat diremineralisasi karena berisi
Universitas Sumatera Utara
kolagen utuh yang berperan sebagai pendukung bagi endapan hidroksiapatit. Dalam perbedaannya dentin yang terinfeksi memiliki muatan bakteri yang lebih berat,
kolagen yang terdegradasi, memiliki penampilan batas kuning-coklat, basah dan tidak dapat teremineralisasi. Untuk mengikuti prinsip intervensi minimum preparasi
kavitas, dentin yang terpengaruh dapat ditinggalkan pada tempatnya dengan potensial untuk remineralisasi di bawah pengaruh glass ionomer cement. Beberapa publikasi
telah melakukan investigasi kemampuan GIC untuk meningkatkan remineralisasi dentin yang terpengaruh.
1
3.4 Fissure Sealant
Pada awalnya salah satu yang direkomendasikan untuk penggunaan glass- ionomer cement adalah sebagai bahan fissure sealant. Fisur membutuhkan paling
sedikit perluasan 100 µm untuk mencapai penetrasi semen dan melindunginya dari beban oklusal. Pada keadaan dimana fisur berdiameter lebih kecil dari 100 µm
direkomendasikan untuk membuka fisur agar diperoleh penetrasi sealant. Beberapa studi klinis telah mengidentifikasi masalah retensi fissure sealant glass-ionomer. Cara
tradisional untuk mendapatkan penampilan fissure sealant pada percobaan klinis adalah dengan bahan retensi. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa fissure
sealant glass ionomer akan hilang dari fisur dalam beberapa bulan setelah aplikasi, akan tetapi pada penggunaan teknik impression ditemukan bahwa glass-ionomer
cement akan ditahan pada kedalaman fisur. Hal ini menjelaskan penemuan efek glass-
Universitas Sumatera Utara
ionomer cement yang umumnya sama dimana sealant yang berbasis resin mencegah karies fisur sehingga resin sealant lebih tahan dalam beberapa tahun.
2,6
3.5 Gigi desidui