PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI ANIMALIA DI SMA NEGERI 11 MEDAN.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KOOPERATIF
TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF, KETERAMPILAN PROSES
SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI
ANIMALIA DI SMA NEGERI 11 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

HUTRI PURNAMA SARY LUBIS
NIM: 8146174017

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016


ABSTRAK
Hutri Purnama Sary Lubis. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan
Kooperatif Terhadap Kemampuan Kognitif, Keterampilan Proses Sains, dan Sikap
Ilmiah Siswa Pada Materi Animalia di SMA Negeri 11 Medan. Tesis. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
terhadap: (1) Kemampuan kognitif; (2) Keterampilan Proses Sains; dan (3) Sikap
Ilmiah Siswa di kelas X SMA 11 Negeri Medan. Metode penelitian menggunakan
kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan
secara cluster ramdom sampling. Kelas X7 dibelajarkan dengan dengan Model
Inkuiry, kelas X8 dibelajarkan dengan Model Kooperatif (Group Investigation),
dan kelas X9 (kontrol) dibelajarkan dengan Model Konvensional. Instrumen
penelitian menggunakan instrumen tes kemampuan kognitif dan instrumen
keterampilan proses sains dengan menggunakan tes essay, dan instrumen sikap
ilmiah siswa dengan menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan
Analisis Kovariat (ANAKOVA) pada taraf signifikan α = 0,05 dengan bantuan
SPSS 21,0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh yang signifikan
model pembelajaran terhadap kemampuan kognitif siswa (F= 15,916; P= 0,000).
Kemampuan kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model inkuiry (87,46±
5,404) signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan model Kooperatif (Group

Investigation) (83,13±6,509), maupun model konvensional (79,73±6,329); (2) ada
pengaruh yang signifikan model pembelajaran Inquiry terhadap keterampilan
proses sains siswa (F= 22,760; P= 0,000). Keterampilan Proses Sains siswa yang
dibelajarkan dengan inkuiry (87,72±5,129) signifikan lebih tinggi dibandingkan
dengan model Kooperatif (Group Investigation) (83,55±5,844), maupun model
konvensional (79,25±5,723); (3) ada pengaruh yang signifikan model
pembelajaran terhadap sikap ilmiah siswa (F= 31,813; P= 0,001). Sikap Ilmiah
siswa yang dibelajarkan dengan model inkuiry (86,62±5,393) signifikan sama
dengan model Kooperatif (Group Investigation) (84,07±4,817); dan lebih tinggi
dibandingkan model konvensional (77,88±4,837). Sebagai tindak lanjut dari hasil
penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan model
pembelajaran inkuiry pada materi Animalia dalam upaya meningkatkan
kemampuan kognitif, keterampilan proses sains, dan sikap ilmiah siswa.
Kata kunci: Kemampuan Kognitif, Keterampilan Proses Sains, Sikap Ilmiah,
Inkuiry, Kooperatif (Group Investigation), Konvensional.

i

ABSTRACT
Hutri Purnama Sary Lubis. The Effect of Inquiry and Cooperative Learning

Model On Cognitive Skills, Science Process Skills and Student’s Scientific
Attitude in Animalia Topic in SMA Negeri 11 Medan. A Thesis. Medan:
Postgraduate Program State University of Medan, 2016.
This research aims to determine the effect of the learning model on: (1)
Cognitive Skills, (2) Science process skills , and (3) Student’s Scientific attitude
in SMA Negeri 11 Medan. The research applied experimental queasy method
research with 3 classes which were choosing by using cluster random sampling
technique. The class X7 learn with inquiry learning model, class X8 with
cooperative (Group Investigation) learning model, and while class X9 (control)
with conventional learning model. The research instrument were the test of
cognitive skills and Science Process Skills in essay test, and questionnaire for
scientific attitude. The data analysis technique used Covariat Analysis at the level
of significance α = 0.005 by using SPSS 21.0. The results showed that: (1) there
was significant effect of learning model on students’ cognitive skills (F= 15.916;
P= 0.000). The cognitive skills learn by inquiry learning model (87.46±5.404) is
significant higher than cooperative (Group Investigation) learning model (83.13 ±
6.509), and conventional learning model (79.73±6.329); (2) There was significant
effect of learning model on students’ Science Process Skills (F= 22.760; P=
0.000). The students’ Science Process Skills learn by inquiry learning model
(87.72±5.129) is significant higher than cooperative (Group Investigation)

learning model (83.55±5.844), and conventional learning model (79.25±5.723);
(3) There was significant effect of learning model on Scientific attitude (F=
31.813; P= 0.000), the students’ Scientific attitude by learn inquiry (86.62±
5.393) is significant same with cooperative (Group Investigation) learning model
(84.07±4.817), and higher than conventional learning model (77.88±4.837). The
study imply that expected to the teachers to be able to conduct inquiry and
cooperative (Group Investigation) learning in Animalia topic as the effort to
improve the cognitive skills, science process skills and scientific attitude.
Keywords: Cognitive Skills, Science Process Skills, Scientific Attitude, Inquiry,
Cooperative (Group Investigation) Learning, Conventional.

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Kooperatif
Terhadap Kemampuan Kognitif, Keterampilan Proses Sains dan Sikap
Ilmiah Siswa pada Materi Animalia di SMA Negeri 11 Medan” dengan baik.
Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Shalawat dan salam selalu dipersembahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta.
Pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan
ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih secara khusus penulis
sampaikan kepada Ibu Dr. Ely Djulia, M. Pd., dan Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si.,
selaku Dosen Pembimbing, yang tulus dan penuh perhatian memberikan arahan,
bimbingan, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal penulisan sampai
penyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan ini, Penulis juga menyampaikan ungkapan rasa terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ahmad Rafiqi Tantawi M.Si, Bapak Dr. Hasruddin,
M.Pd., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku narasumber dan tim penguji,
yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan tesis ini. Terima
kasih kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., dan Bapak Drs. Zulkifli
Simatupang, M.Pd., selaku validator ahli instrumen kemampuan kognitif serta Ibu
Dr. Martina Restuati, M.Si selaku validator ahli Keterampilan Proses Sains dan

iii


Sikap Ilmiah yang telah banyak memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan
instrumen penelitian ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah SMA
Negeri 11 Medan, seluruh guru, dan siswa/i atas bantuan dan kerjasamanya.
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi kelas A, B-1
dan B-2 angkatan XXIV dan seluruh keluarga besar Program Studi Pendidikan
Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta semua pihak yang
telah membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan tesis ini.
Cinta dan terimakasih yang tulus kepada ayahanda Ilman Lubis, S. Pd., dan
Ibunda Isna, S.Pd.I., atas dorongan, semangat, dan pengorbanan baik moril
maupun materil sehingga Ananda dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.
Terimakasih juga kepada Ananda Brian Wahyu Muliadi., Ananda Nanda
Anugrah, Adinda Anggi Zahrona., Adinda Dinda Febriani, dan seluruh keluarga
besar atas doa dan pengorbanan tak terhingga untuk segala pengertian, perhatian,
dan motivasi.
Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka saran
dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Hanya kepada Allah SWT kita berserah,
semoga kita semua berhasil mencapai apa yang dicita-citakan serta melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.


Medan,
Penulis,

Juli 2016

Hutri Purnama Sary Lubis

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................
ABSTRACT .....................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

i

ii
iii
v
viii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................
1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................
1.3. Batasan Masalah .......................................................................................
1.4. Rumusan Masalah .....................................................................................
1.5. Tujuan Penelitian ......................................................................................
1.6. Manfaat Penelitian ....................................................................................

1
7
8
9
9

10

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1. KerangkaTeoritis .......................................................................................
2.1.1. Teori Belajar. ..........................................................................................
2.1.2. Hasil Belajar. ..........................................................................................
2.1.3. Keterampilan Proses Sains .....................................................................
2.1.4. Sikap Imiah....... .....................................................................................
2.1.5. Model Pembelajaran...............................................................................
2.1.5.1. Model Pembelajara Inquiri ................................................................
2.1.5.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiri ..........................................
2.1.5. 1.2. Prinsip Pengunaan Strategi Pembelajaran Inquiri ...........................
2.1.5.1.3. Langkah- langkah Strategi Pembelajaran.........................................
2.1.5.2. Model Kooperatif Investigasi Kelompok (Group Investigation) ........
2.1.5.3. Model Konvensional……………………………………………… ...
2.1.6. Penelitian Yang Relevan ........................................................................
2.2. Kerangka Berpikir .....................................................................................
2.2.1. Pengaruh Penggunaan Model Inquiri dan Kooperatif
Group Investigation (GI) dan Konvensional Terhadap

Kemampuan Kognitif Siswa ………………………………………….
2.2.2. Pengaruh Penggunaan Model Inquiri dan Kooperatif
Group Investigation (GI) danKonvensional Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa ……………………………………..
2.2.3. Pengaruh Penggunaan Model Inquiri dan Kooperatif
Group Investigation (GI) dan Konvensional Terhadap
Sikap Ilmiah Siswa …………………………………………. ..............
2.3. Hipotesis Penelitian………………………………………………………

v

11
11
14
16
19
22
24
24
25

27
29
34
35
36

36

37

38
39

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................................
3.2.1. Populasi Penelitian…………………………………………………….
3.2.2. Sampel Penelitian……………………………………………………. .
3.3. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................
3.4. Variabel Penelitian..................................................................................
3.5. Defenisi Operasional ..............................................................................
3.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ...........................................................
3.7. Teknik dan Alat Pengumpul Data ..........................................................
3.7.1. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
3.7.2. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………….
3.7.2.1. Instrumen Tes Kemampuan Kognitif………………………………..
3.7.2.2. Instrumen Keterampilan Proses Sains………………………………..
3.7.2.3. Instrumen Sikap Ilmiah……………………………….. .....................
3.8. Pengontrolan Variabel……………………………………………………
3.8.1. Validasi Internal .....................................................................................
3.8.2. Validasi Eksternal ..................................................................................
3.9. Uji Coba Instrumen ...................................................................................
4.0. Teknik Analisis Data .................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian .........................................................................................
4.1.1. Data Pretes dan Postes Kelas Kelas Inquiry, Kooperatif
(Group Investigation) dan Konvensional ................................................
4.1.2. Data Uji Normalitas dan Homogenitas Kelas Inquiry, Kooperatif
(Group Investigation) dan Konvensional ................................................
4.1.3. Data Pengaruh Model Kelas Inquiry, Kooperatif
(Group Investigation) dan Konvensional terhadap Kemampuan
Kognitif, Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah .........................
4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................
4.2.1. Deskripsi Data Kemampuan Kognitif ..................................................
4.2.2. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains ..........................................
4.2.3. Deskripsi Data Sikap Ilmiah ................................................................
4.3. Analisis Data .............................................................................................
4.3.1. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan Kognitif.........
4.3.2. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses Sains .
4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Sikap Ilmiah .......................
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................
4.4.1. Melalui Model Inquiry Siswa Memahami dan Menemukan
Ciri-ciri Spesies dari Filum Anggota Animalia Secara Langsung .......
4.4.2. Melalui Model Inquiry Siswa Mengobservasi
Ciri-ciri Spesies dari Filum Anggota Animalia Secara Langsung .......
4.4.3. Melalui Model Inquiry Siswa dapat Meningkat Rasa Ingin Tahu
Tentang Ciri-ciri Spesies dari Filum Anggota Animalia .....................
4.4.4. Melalui Model Group Investigation Siswa Melaksanakan
Diskusi dan Investigasi Kelompok dengan Baik .................................

vi

40
40
40
40
41
41
42
43
46
46
46
46
47
48
49
49
50
50
51

53
53
53

54
55
55
56
57
58
58
60
62
64
64
68
70
71

4.4.5. Melalui Model Group Investigation Siswa Meningkatkan
Keterampilan Bertanya dalam Melakukan Investigasi
Kelompok .............................................................................................
4.4.6. Melalui Model Group Investigation Siswa Meningkatkan
Sikap terbuka dan Kerjasama dalam Melakukan Investigasi
Kelompok .............................................................................................
4.5. Keterbatasan Penelitian .............................................................................

73
74

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan ...................................................................................................
5.2. Implikasi ....................................................................................................
5.3. Saran ..........................................................................................................

75
75
76

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

77

vii

72

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.

Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ................................
Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah .............................................
Pretest-Postest Control Group Design ..........................................
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Kognitif .............................
Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains .....................
Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah Siswa .......................................
Data Pretes dan Postes Kelas Inquiry,
Group Investigation dan Konvensional ........................................
Uji Normalitas Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation)
Dan Kovensional ...........................................................................
Uji Homogenitas Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation)
Dan Kovensional ...........................................................................
Data Pengaruh Model Inquiry, Kooperatif (Group Investigation)
Dan Kovensional terhadap Kemampuan Kognitif ........................
Data Pengaruh Kelas Inquiry, Kooperatif (Group Investigation)
Dan Kovensional terhadap Keterampilan Proses Sains ................
Data Pengaruh Model Inquiry, Kooperatif (Group Investigation)
Dan Kovensiona terhadap Sikap Ilmiah ........................................

viii

18
21
41
46
47
49
53
53
53
54
54
54

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian……………
Gambar 4.1. Diagram Perbedaan Skor Rata-rata Pretes dan Postes
Kemampuan Kognitif Model Pembelajaran Inquiry,
Kooperatif (Group Investigation), dan Konvensional
Pada Materi Animalia .................................................................
Gambar 4.2. Persentase Ranah Kognitif Siswa Kelas X SMA Negeri
11 Medan yang Diajar dengan Model Pembelajaran
Inquiry, Kooperatif (Group Investigation),
dan Konvensional pada Materi Animalia ...................................
Gambar 4.3. Diagram Perbedaan Skor Rata-rata Pretes dan Postes
Keterampilan Proses Sains Model Pembelajaran Inquiry,
Kooperatif (Group Investigation), dan Konvensional
Pada Materi Animalia .................................................................
Gambar 4.4. Persentase indikator Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas X SMA Negeri 11 Medan yang Diajar
dengan Model Pembelajaran Inquiry, Kooperatif
(Group Investigation), dan Konvensional Pada Materi
Animalia …………….................................................................
Gambar 4.2. Perbedaan Skor Rata-rata ( ̅ ) Pretes dan Postes Sikap
Ilmiah Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Medan yang
Diajar dengan Model Pembelajaran Inquiry,
Kooperatif (Group Investigation), dan Konvensional
pada Materi Animalia .................................................................
Gambar 4.3. Persentase indikator Sikap Ilmiah Siswa
Kelas X SMA Negeri 11 Medan yang Diajar dengan
Model Pembelajaran Inquiry, Kooperatif (Group Investigation),
dan Konvensional pada Materi Animalia ...................................

ix

45

59

60

61

62

63

64

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman

belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan
memilih menggunakan sumber belajar secara baik, untuk menggali dan memilah
informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan- gagasan atau memecahkan
masalah sehari-hari. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan
berpikir analitis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan peristiwa alam sekitar (BSNP, 2006).
Di dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk terlibat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan
pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang
memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki. Dengan demikian
siswa memiliki keleluasaan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya
untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan baik di
masyarakat, lingkungan pekerjaan maupun dunia pendidikan yang lebih tinggi
(Permendikbud No. 81A Tahun 2013).
Sesuai dengan tuntutan pembelajaran efektif, maka proses pembelajaran
pada

satuan

pendidikan

diselenggarakan

secara

interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik ( PP
No. 32 tahun 2013 ).

1

2

Animalia atau dunia hewan adalah salah satu pokok bahasan Biologi yang
diajarkan di SMA kelas X semester II dan memuat materi tentang ciri-ciri dan
struktur hewan vertebrata dan invertebrata, yang diklasifikasikan dari beberapa
filum serta umumnya berbahasa latin. Untuk menguasai materi Kingdom
Animalia ini diperlukan model pembelajaran tertentu supaya siswa dapat
menguasai materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Selain penguasaan materi
(aspek pengetahuan) yang harus dicapai oleh siswa, proses pembelajaran pada
dasarnya merupakan sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan
mental siswa. Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan
bentuk pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa
terhadap konsep pembelajaran. Pembelajaran biologi pada tiap satuan pendidikan
tidak dapat dilepaskan dari metode ilmiah karena metode ilmiah merujuk pada
proses-proses pencarian sains yang dilakukan siswa. Pembelajaran harus mengacu
pada kegiatan yang memungkinkan peserta didik tidak hanya mempelajari
pengetahuan deskriptif saja yang berupa fakta, konsep, hukum dan prinsip tetapi
juga belajar mengenai pengetahuan prosedural berupa keterampilan proses sains
dan cara memperoleh informasi melalui keterampilan ilmiah sehingga bermuara
pada sikap ilmiah.
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman penulis yang dilakukan di
SMA Yayasan Pembangunan Galang, Yayasan Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan
dan SMA Negeri 11 Medan ditemukan beberapa kelemahan yang memengaruhi
hasil belajar siswa pada materi dunia hewan. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya kelemahan siwa yaitu banyak melamun bahkan mengantuk dan
akhirnya menganggap biologi sebagai pelajaran hapalan, siswa kurang tertarik

3

dengan cara guru menyampaikan materi (metode ceramah), sedikit siswa yang
mau bertanya, tidak mampu menjawab dengan sempurna pertanyaan dari guru,
siswa yang aktif akan semakin aktif begitu sebaliknya siswa yang pasif akan
semakin pasif. Selain itu siswa juga kurang merespon dalam belajar dan kurang
bersemangat sehingga hasil belajar rendah serta pengetahuan prosedural seperti
keterampilan proses sains dan sikap ilmiah yang diperlukan dalam belajar sains
khususnya biologi masih kurang.
Bila dilihat rata-rata hasil belajar untuk materi Animalia siswa di SMA
Yayasan Dr.Wahidin Sudirohusodo semester genap 2014/2015 hanya 6,84, begitu
juga dengan SMA Yayasan Pembangunan Galang hanya hanya memiliki nilai
rata-rata 6,54 dan SMA Negeri 11 hanya mmemiliki nila rata-rata 6,70. Ini
disebabkan karena materi Animalia yang cukup banyak, tidak adanya pengamatan
langsung dari contoh masing-masing filum dari Kingdom Animalia dan pemilihan
model pembelajaran yang diterapkan di kelas kurang tepat dan bervariasi sehingga
menyebabkan kelemahan-kelemahan pada KBM sehingga hasil belajar siswa
rendah dan tidak mencapai KKM yaitu 75.
Hasil observasi lapangan di atas merupakan masalah dan perlu adanya
model pembelajaran yang tepat di kelas agar permasalahan tersebut dapat
dipecahkan dan peserta didik belajar dapat secara aktif dan memperoleh hasil
prestasi yang maksimal serta mampu meningkatkan pengetahuan prosedural
seperti kemampuan keterampilan proses sains dan pencapaian sikap ilmiah. Guru
perlu mencari model pembelajaran baru yang lebih tepat guna sehingga peserta
didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang seperti ini

4

akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan peserta didik akan kegunaan
materi pelajaran bagi kehidupan nyata sang peserta didik (Mulyasa, 2007).
Kepiawaian guru dalam menumbuhkan minat peserta didik untuk menggali
ilmu secara mandiri ini sangat penting dibanding transfer ilmu yang diperoleh
murid dari guru secara langsung. Karena itu, bentuk-bentuk pendidikan
partisipatif dengan menerapkan metode belajar aktif (active learning) dan belajar
bersama (cooperative learning) sangat diperlukan (BSNP, 2010).
Kegiatan pembelajaran Biologi adalah produk, proses, sikap dan teknologi.
Pembelajaran Biologi sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry)
agar dapat menumbuhkan kemampuan berpikir sesuai dengan metode ilmiah.
Pembelajaran inkuiri membawa siswa berfikir kritis menemukan masalah dalam
kehidupan dan mencari penyelesaian secara kreatif dan inovatif ( Mulyasa, 2010).

Sudjana (2009) mengemukakan bahwa pendekatan inkuiri merupakan
pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan pengembangan cara
berpikir ilmiah. Ada beberapa ciri utama strategi pembelajaran inkuiri: 1) strategi
ini menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan; 2) seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya; 3) tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam strategi
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi
pembelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya (Slavin, 2011).

5

Selain itu untuk menambah pengetahuan, rasa percaya diri serta merangsang
siswa untuk aktif dalam belajar dan bekerja sama antar teman sejawatnya di dalam
kelas, permasalahan pembelajaran pada Materi Animalia juga cocok dengan
model pembelajaran kooperatif. Berbagai inovasi dalam pendidikan IPA telah
dilakukan dalam kurun waktu terakhir ini. Hal ini merupakan upaya untuk
membelajarkan siswa sehingga mereka dapat belajar secara optimal. Salah satu
model pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil belajar,
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, dan mengembangkan sikap
bekerja sama adalah model pembelajaran kooperatif (Slavin, 2011).
Keunggulan dari model ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, selain itu
strutur dan ciri-ciri dari tiap filum dari Kingdom Animalia menghendaki siswa
untuk lebih banyak berfikir, menjawab, dan saling membantu dalam kelompok
kecil yang heterogen baik secara akademik maupun jenis kelamin. Kelompok
kecil ini diharapkan siswa lebih aktif belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas
akademik dan semua anggota kelompok merasa terlibat didalamnya (Slavin,
2011).
Selain itu dalam penelitian Sumawan (2010) Pembelajaran konsep
klasifikasi hewan merupakan suatu pembelajaran yang mempelajari tentang cara
hidup, ciri-ciri suatu makluk hidup dan pengelompokan suatu hewan. Pada
umumnya siswa mengalami kesulitan untuk membedakan serta menggolongkan
suatu hewan ke dalam golongan yang benar. Jika dalam pembelajaran
menggunakan metode ceramah tidak sesuai dengan materi yang akan disampaikan
yaitu pada pokok bahasan klasifikasi hewan. Pada pokok bahasan ini siswa
dituntut kreatifitasnya dalam mencari ciri-ciri morfologi, fisiologi, atau cara hidup

6

dan tempat hidupnya pada sauatu hewan dan menggolongkannya. Agar siswa
dapat menggolongkan suatu hewan ke dalam golongan yang sesuai dengan ciriciri yang dimilikinya serta dapat menyebutkan contoh hewan yang termasuk ke
dalam golongan tersebut.
Dalam tujuan pembelajaran, siswa diharapkan dapat menjelaskan ciri-ciri
dari hewan serta dapat menjelaskan pengelompokan hewan besrta contoh-contoh
hewan yang masuk ke dalam kelompok tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai
tujuan tersebut adalah menggunakan metode pembelajaran aktif, diantaranya
adalah Group Investigation (GI). Secara teoritis, inkuiri dan investigasi kelompok
dapat menjadi solusi yang efektif untuk membelajarkan IPA (termasuk biologi)
pada setiap tingkat satuan pendidikan, khususnya pada kelas siswa yang masih
baru diperkenalkan dengan metode belajar mandiri seperti Inkuiri (Rustaman,
2007).
Pada penelitian ini ditambahkan model pembelajaran konvensional yang
digunakan sebagai kelas kontrol. Model pembelajaran yang sering digunakan oleh
guru dalam pembelajaran sehari-hari adalah model pembelajaran konvensional.
Model ini sebenarnya kurang baik untuk kita gunakan sepenuhnya dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran konvensional yang biasa digunakan biasanya
terdiri dari metode ceramah dan penugasan. Model Pembelajaran Konvensional
ditandai dengan penyajian pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan
konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian informasi oleh guru,
tanya jawab, pemberian tugas oleh guru, pelaksanaan tugas oleh siswa sampai
pada akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh
siswa. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak

7

didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan
pengajaran (Djamarah, 2006).
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dipandang perlu untuk
melakukan suatu penelitian tentang penggunaan model inkuiri dan kooperatif
serta pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif, keterampilan proses sains, dan
sikap ilmiah siswa di SMA Negeri 11 Medan dan sebagai pembanding digunakan
model pembelajaran konvensional.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat didentifikasi masalah dalam

penelitian ini antara lain :
1.

Adanya anggapan dari siswa bahwa biologi merupakan salah satu mata
pelajaran yang sulit dan hanya pelajaran hafalan.

2.

Hasil belajar siswa masih dibawah KKM.

3.

Pembelajaran biologi masih berpusat pada hasil belajar pada tingkat kognitif
siswa.

4.

Kurangnya keterlibatan atau keaktifan siswa selama proses belajar mengajar.

5.

Pemilihan model pembelajaran yang masih kurang tepat sehingga membuat
siswa kurang berminat untuk mempelajari Biologi.

6.

Pengetahuan prosedural seperti keterampilan proses sains dan sikap ilmiah
siswa masih rendah.

8

1.3

Pembatasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1.

Sampel penelitian adalah siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 11 Medan
tahun pelajaran 2015/2016.

2.

Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah Animalia.

3.

Model Pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri dan model kooperatif Pembelajaran Group Investigation (GI) untuk
kelompok eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan
model pembelajaran konvensional.

4.

Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah Kognitif Taksonomi Bloom (C1-C6),
Psikomotorik dan afektif.

5.

Karakter yang dianalisis keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.

6.

Sikap ilmiah yang diamati adalah (1) sikap ingin tahu; (2) sikap respek
terhadap data/fakta; (3) sikap berpikir kritis; (4) sikap penemuan dan
kreatifitas; (5) sikap berpikiran terbuka dan kerjasama; (6) sikap ketekunan;
dan (7) Sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

7.

Keterampilan

proses

sains

dibatasi

pada

kemampuan

mengamati,

mengelompokkan, meramalkan, menafsirkan, mengajukan pertanyaan,
berhipotesis,

merencanakan

berkomunikasi (Rustaman, 2007).

percobaan,

menetapkan

konsep

dan

9

1.4

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.

Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri, Kooperatif (Group
Investigation) dan Konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa pada
materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan?

2.

Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri, Kooperatif (Group
Investigation) dan Konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa
pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan?

3.

Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Inkuiri, Kooperatif (Group
Investigation) dan Konvensional terhadap sikap ilmiah siswa pada materi
Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan?

1.5

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:

1.

Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri,
Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap kemampuan
kognitif siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.

2.

Untuk menegtahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri,
Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap keterampilan
proses sains siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.

3.

Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inkuiri,
Kooperatif (Group Investigation) dan Konvensional terhadap sikap ilmiah
siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.

10

1.6

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah: (1) Sebagai bahan literatur atau
referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai
penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar biologi siswa;
(2) Sumbangan pemikiran bagi guru, pengola, pengembang dan lembaga-lembaga
pendidikan dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa; (3) Sebagai bahan
pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi peneliti pendidikan
yang berkaitan dengan penelitian ini.

Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah: (1) Memberi inovasi dalam dunia
pendidikan khususnya dalam pemilihan pendekatan dan model

pembelajaran

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran biologi; (2)
Memberi motivasi kepada guru khususnya guru biologi untuk mengembangkan
model pembelajaran inkuiri dan kooperatif di sekolah; (3) Memberi masukan bagi
guru tentang efektifitas dan efisiensi aplikasi model pembelajaran inkuiri dan
kooperatif pada pembelajaran biologi untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal.

75

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa
simpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model inquiry, Kooperatif
(Group Investigation) dan konvensional terhadap kemampuan kognitif siswa
pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model inquiry, Kooperatif
(Group Investigation) dan konvensional terhadap keterampilan proses sains
siswa pada materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan model inquiry, Kooperatif
(Group Investigation) dan konvensional terhadap sikap ilmiah siswa pada
materi Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan.

5.2. Implikasi
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
model pembelajaran inquiry dan kooperatif Group Investigation terhadap
kemampuan kognitif, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa pada
Materi Animalia di SMA Negeri 11 Medan. Hal ini memberi penjelasan dan
penegasan bahwa model inquiry dan kooperatif (Group Investigation) merupakan
salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar biologi
siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan model pembelajaran
yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.
Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan model pembelajaran
yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurangnya
partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa
secara rata-rata kemampuan kognitif, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah
siswa yang diajarkan dengan model inquiry lebih baik dari pada Model Kooperatif
(Group Investigation). Sedangkan rata-rata kemampuan kognitif, keterampilan

75

76

proses sains dan sikap ilmiah siswa dengan Model Kooperatif (Group
Investigation) lebih baik daripada model konvensional. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan model pembelajaran inquiry efektif untuk meningkatkan
kemampuan kognitif, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa, karena
model inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari
dan menemukan, artinya model inquiry menempatkan siswa sebagai subjek
belajar.

5.3. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak lanjut
penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran Biologi agar memaksimalkan kegiatan
pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran yang variatif diantaranya
yaitu model pembelajaran inquiry dan model kooperatif (Group Investigation).
2. Sebelum dilakukan penerapan model pembelajaran inquiry dan Kooperatif
(Group Investigation) perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa
bagaimana mekanisme model pembelajaran tersebut sehingga proses
pembelajaran, tujuan maupun kompetensi yang akan diharapkan dapat tercapai;
3. Dari

hasil

penelitian

yang

sudah

ada,

peneliti

hendaknya

dapat

mengembangkan model pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk
siswa agar tidak terfokus pada metode inkuiry dan kooperatif (Group
investigation) saja. Mungkin masih banyak lagi model pembelajaran yang lebih
baik lagi, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

77

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Anderson, L. W and Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching
and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives, New York: Longman.
Anwar, H. 2009. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal
Pelangi Ilmu, 2(5): 103-114.
Astuti, R., Suparno, W., Sudarisman, S. 2012. Pembelajaran IPA dengan
Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen
Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap
Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri, 1(1): 51-59.
Ausubel, D.1978.“ Indefense of advan ceorganizers: Areplytothecritics”. Review
of Educational Research, 48, 251-259.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad
XXI. Badan Standar Pendidikan Nasional: Jakarta.
Bruner, J. 1986. Actual Minds, Possible Worlds. Cambridge, MA: Harvard
University.
Budiningsih, A. Belajar dan Pembelajaran. 2005. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahar, R. W. 2011. Teori –Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga.
Damanik. P. D. dan Bukit, N. 2013. Analisis Kemampuan Berfikir Kritis dan
Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model
Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Intruction (DI). Jurnal
Online Pendidikan Fisika, 2(1): 16-25.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakhrudin, E. dan Syahril. 2010. Sikap Ilmiah Siswa dalam Pembelajaran Fisika
dengan Menggunakan Media Komputer Melalui Model Kooperatif Tipe
STAD pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Bangkinang Barat. Jurnal
Geliga Sains. 4(1): 18-22.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

78

Djamarah. S.B. dan Zain. A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Gagne, R. M. 1980. Learnabel Aspect of Human Thinking. In A. E. Lawson (Ed).
Gagne, R. 1988. Essential of Learning for Instruction. Englewood Cliffs, NJ:
Prantice-Hall,Inc.
Gengarelly Lera Met. al. 2009. Closing the Gap: Inquiry in Research and The
Secondary Science Classroom. Journal Science Education Technology.
(18): 74 - 84.
Heriyanto., Lestari., R., Riharji, R. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Jamur Di Kelas X Smk Negeri
1 Rambah Tahun Pembelajaran 2014/2015. Rambah : Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Pasir Pengaraian.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Jufri, A. W. 2013. Belajar dan Pembelajaran sains. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Juniasih, G.N., Suarni, N. I., Natajaya, I. N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Guided Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah
Siswa Di SMP N 2 Kuta Utara. Singaraja :Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud N0. 81A tentang Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kunandar. 2007. Guru Professional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo.

Margiastuti, S. N. 2015. Penerapan Model Guided Inquiry Terhadap Sikap Ilmiah
Dan Pemahaman Konsep Siswa Pada Tema Ekosistem. Semarang :
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan
Praktis. Bandung: PT Remaja Rosda Kakarya.
Mulyasa, E. 2010. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

79

Mustachifidoh., Jelantik, S., dan Widiyanti. 2013. Pengaruh Model
Pembelajaran inquiry terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari
intelegensi siswa SMA N 1 Srono. E-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha,(3):1-11.
Naibaho, T.S. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiri Terhadap Hasil
Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses
Sains di SMP N 3 Perbaungan. Medan: Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan.
Ningsih, E. D. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI (Group
Investigation) Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Motivasi
Siswa Kelas X Madrasah Aliayah (MA) Al Maarif Singosari. Singosari:
Universitas Negeri Malang.
Pemerintah Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.
Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini., Suharno., Bambang. S. 2006. Biologi untuk
SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Primarinda, I., Maridi., Marjono. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Group Investigation (GI) Terhadap
Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA
Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. 4 (2) : 60-71.
Puger, I Gusti Ngurah. 2011. Pengembangan Program Mengenai Aplikasi Metode
Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Biologi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) . Jurnal Sains
Dan teknologi vol. 11.
Quitadamo,I. J., C.L.Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Communitybased Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology.
Article. CBE – Life Sciences Education, (7) :327-337.
Rizal, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inquiri Terbimbing dengan Multi
Representasi terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan
Konsep IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains.2 (3):159-165.
Rustaman. 2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri
Malang.

80

Rustaman,Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A.Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R
& Mimin, N.K. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi .Imstep:
Technical Cooperation Projectfor Developmentof Science and
Mathematics Teaching for Primary and Secondary Education in
Indonesia.
Rustaman, Nuryani Y. 2007. Basic Scientific Inquiry in Science Educationand Its
Assessment. Keynote Speakerin the First International Seminar of Science
Educationon “Science Education Facing Againt the Challenges of the
st

21 Century” Indonesia University of Education, Bandung:27 October
2007.
Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sani, A.
2013.Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Santoso, Imam. 2007. Pembelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Interplus.
Sardiman, A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Semiawan, C., A.F. Tangyong, S. Belen, Y. Matahelemual, dan W. Suseloandjo.
Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan siswa dalam
belajar. Jakarta: PT Gramedia.
Simatupang. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Motivasi Berprestasi Terhadap Sikap Ilmiah dan Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Biologi SMA Negeri 17 Medan. Medan: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Slavin, E.R. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek Jilid 2. Jakarta:
Indeks.
Suardiani, N., Lasmiawan, I.W., Marhaeni, A.A.I .2015. Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry terhadap Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar
Siswa Kelas V SDN Gugus 8 Kecamatan Sukawati Tahun Ajaran
2014/2015. Jurnal Pendidikan Pascasarjana Undiksha .5 (1). 103-110
Subrayata, S. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo.
Suciati dan Irawan. Teori Belajar dan Motivasi. 2001. Jakarta: Depdiknas, Ditjen
PT. PAUUT.
Sudjana, N. 1988. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinarbaru.

81

Sudjana, N. 1992. Metode Statistik, Bandung: Tarsito.
Sumawan, A. 2010. Implementasi Metode NHT (Numbered Head Together) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar. Surakarta: Universitas Muhammadiah.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep
Landasan Dan Implementasinya Pada Kulrikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Triutami. 2014. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Bandar Lampung: Univesitas
Lampung.
Turnip, J. 2015. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek Terhadap
Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Keterampilan
Proses Sains Siswa di Smp Swasta HKBP Simantin Pane. Medan: Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Yul dan Iskandar. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: http:/ /id. wikipedia. org/ wiki/
Metode Ilmiah.
Yusa dan Maniam, M. B. S. 2012. Advanced Learning Biology 1B. Bandung:
Grafindo.