APLIKASI PENGENALAN WISATA BUDAYA DAN KULINER KOTA PEKALONGAN.

Applications introduction of cultural tourism and culinary
pekalongan city
Aplikasi pengenalan wisata budaya dan kuliner kota pekalongan
Aji Pandji Prakoso
A11.2009.04866
Teknik Informatika – S1
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
ABSTRACT
Cultural tourism is tourism which has not been so well known by the public,
especially cultural tourism in the city of Pekalongan, to introduce the existence of
cultural tourism in the city of Pekalongan then needs to be made an application for
the recognition of cultural and culinary tours in the town of Pekalongan. The method
in this research is to use an application so that users can easily identify the presence
of cultural and culinary tours in the town of Pekalongan, along with the path to the
location of the culinary and cultural tours, visitors just clicking whence and
destinations where, then the map will show the path or direction of the road leading
to the same cultural or culinary tourism destination, so that visitors can obtain a
description of the direction of the road leading to the desired place. With this
application, so visitors can easily define or towards the cultural sights or a desired
culinary easily.
Keywords: Applications, Cultural Tourism, Culinary


1.

wisatawan

PENDAHULUAN
Kota Pekalongan merupakan sebuah
Kota yang mempunyai begitu banyak daya
tarik bagi penduduknya ataupun bagi para
pendatang

khususnya

para

wisatawan

domestik. Begitu banyak hal–hal menarik
yang dapat dilihat atau dikunjungi. Hal ini
terbukti dengan meningkatnya


jumlah

yang

mengunjungi

Kota

Pekalongan dari tahun ke tahun.
Begitu banyak tempat–tempat wisata
budaya beserta kulinernya yang terletak di
Kota Pekalongan, akan tetapi mungkin
bagi para pendatang mempunyai masalah
yang sama yaitu tidak mengetahui tempat
wisata budaya yang ingin di datangi atau

tidak mengetahui dimana alamat tempat itu

sebuah Aplikasi pengenalan obyek wisata


berada. (Dephub dan Dirjen Pariwisata

budaya

Jawa Tengah, 2007)

Pekalongan yang berupa sebuah aplikasi

Adanya mobilitas manusia yang cukup

yang

beserta

kulinernya

memudahkan

bagi


di

Kota

wisatawan

tinggi karena tuntutan pekerjaan dan

domestik untuk mengetahui tempat wisata

kepentingan saat ini, menyebabkan sangat

budaya yang akan dituju.

dibutuhkannya informasi yang cepat dari

Atas dasar tersebut diatas, maka penulis

suatu wilayah tertentu. kesulitan dalam


dalam laporan tugas akhir ini mengambil

mendapatkan

judul

informasi

tersebut

akan

mengakibatkan kerugian waktu yang pada
akhirnya akan mengakibatkan penurunan
produktivitas

sebagai

seseorang


yang

“Aplikasi

Pengenalan

Wisata

Budaya dan Kuliner Kota Pekalongan”.
II.

TEORI DASAR
1.1. Rekayasa Perangkat Lunak

dinamis. Apalagi di era globalisasi saat ini,

Istilah Rekayasa Perangkat Lunak

kecepatan dalam mendapatkan informasi


(RPL) secara umum disepakati sebagai

adalah

terjemahan

kunci

dalam

mendapatkan

dari

Engineering.

kesuksesan dan keberhasilan.
Seiring dengan perkembangan dunia


istilah

Software

Istilah

Software

Engineering mulai dipopulerkan tahun

komputer dan dengan semakin mudahnya

1968

dalam mengakses internet di Indonesia,

Conference yang diselenggarakan oleh

maka semua kesulitan itu dapat dikurangi


NATO. Sebagian orang mengartikan

dengan adanya suatu aplikasi pengenalan

RPL hanya sebatas pada bagaimana

wisata budaya yang dapat diakses melalui

membuat program komputer. Padahal

internet oleh semua orang dan juga dapat

ada perbedaan yang mendasar antara

memberikan informasi yang ingin kita

perangkat lunak (software) dan program

ketahui. (Daryono Y, N Yektiningsih, dan


komputer.

H Guritno , 2008)

pada

Roger

Software

S.

Engineering

Pressman,

Ph.D.

tersebut,


berpendapat, “Perangkat lunak adalah

penulis ingin mencoba untuk membuat

perintah (program komputer) yang bila

Dengan adanya masalah

dieksekusi

memberikan

fungsi

dan

yang berbeda yaitu dijadikan unsur

unjuk kerja seperti yang diinginkan.

pendidikan

struktur

memungkinkan

Pertengah abad ke-19 Jumlah orang

program memanipulasi informasi secara

yang berwisata masih terbatas karena

proporsional,

butuh waktu lama dan biaya besar,

data

yang

dan

dokumen

yang

menggambarkan operasi dan kegunaan

keamanan

program.”.

sarananya

“Perangkat lunak atau software
adalah. perintah (program komputer)
yang bila dieksekusi memberikan fungsi
dan unjuk kerja seperti yang diinginkan,
struktur

data

yang

memungkinkan

program memanipulasi informasi secara
proporsional.

dokumen

yang

menggambarkan operasi dan kegunaan
program.”.
1.2. Pariwisata
Pengertian tentang Pariwisata

Menberbitkan buku petunjuk “The True
Quide For Foreigners Travelling in
France to Appriciate its Beealities,
Learn the language and take exercise”.
Dalam buku ini disebutkan ada dua
perjalanan yaitu perjalanan besar dan
kecil (Grand Tour dan Perit Tour).
Grand Tour di Inggris Mendapat arti

kurang

dan

politik.

terjamin,

masih

sederhana,

dan
tetapi

sesudah Revolusi Industri Keadaan itu
berbuah, tidak hanya golongan elit saja
yang bisa berpariwisata tapi kelas
menengah juga. Hal ini ditunjang juga
oleh adanya kereta api. Pada abad Ke-20
terutama

setelah

perang

dunia

II

kemajuan teknik produksi dan teknik
penerbangan menimbulkan peledakan
pariwisata.

Perkembangan

terkahir

dalam pariwisata adalah munculnya
perjalanan paket (Package tour).
1.3. Model Waterfall

dan wisatawan timbul diperancis pada
akhir abad ke 17. Tahun 1972 Maurice

diplomasi

Model ini mengambil kegiatan
proses

dasar

seperti

spesifikasi,

pengembangan, validasi dan evolusi,
dan mempresentasikannya sebagai fasefase

proses

spesifikasi
perangkat

yang

berbeda,

persyaratan,
lunak,

pengujian dan seterusnya.

seperti

perancangan
implementasi,

Sejumlah model siklus hidup
software

telah

dikembangkan

bagi

Tahap-tahap

utama

dari

model

ini

memetakan kegiatan-kegiatan pengembangan

program konvensional. Salah satu model

dasar, yaitu:

yang klasik yang paling dikenal oleh

a. Desain System. Pelayanan, batasan, dan

para programer adalah model air terjun

tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi

(waterfall

dengan

model)

seperti

yang

user

sistem.

Persyaratan

ini

digambarkan pada gambar 2.3. Pada

kemudian didefinisikan secara rinci dan

model ini, setiap tahapnya diakhiri

berfungsi sebagai spesifikasi sistem.

dengan validasi dan verifikasi untuk

b. Software

System

Requirments.

Proses

meminimalkan masalah yang mungkin

perancangan sistem membagi persyaratan

terjadi pada tiap tahapannya. Pada

dalam sistem perangkat keras atau perangkat

gambar juga terlihat panah yang menuju

lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur

ke tahap berikutnya serta panah yang

sistem secara keseluruhan. Perancangan

memungkinkan kembali dari satu tahap

perangkat lunak melibatkan identifikasi dan

ke

ini

deskripsi abstraksi sitem perangkat lunak

menggambarkan pengembangan secara

yang mendasar dan hubungan-hubungannya.

tahap

sebelumnya.

Hal

c. Software System Desain. Pada tahap ini,

iteratif dalam tahapan siklus hidup.
System
Desain

perancangan perangkat lunak direalisasikan
Software
System
Requirmen
ts

System Requirments Review

Software
System
Desain
Detaile
d
Desain

Preliminary Desain Review
Critical Desain Review

sebagai

serangkaian progam atau

unit

progam. Pengujian unit melibatkan verifikasi
bahwa
Code &
Unit
Test

Test Readiness Review

Integrat
ion &
Test

Gambar 2.3 Fase Model Waterfall

setiap

unit

telah

memenuhi

spesifikasinya.
d. Detailed Desain. Dalam unit Detail Desain
ini perancangan perangkat lunak di buat
secara detail dalam mendesain sebuah
sistem.
e. Code dan Unit Test. Menstransformasikan
Desain Sistem ke dalam baris – baris

dengan

lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan

menggunakan sistem ini.

system telah terpenuhi.

b.

nama

user,

program dan di uji sebagai system yang

yang

Analisis Kebutuhan Sistem

f. Integration dan Test. Dalam fase ini system

Tujuan : Untuk mencari apakah ada

di integrasikan dan di uji. Sehingga pada saat

permasalahan di dalam proses

system di uji kebenaran program error

melakukan pekerjaan di depan

debugging dalam system mudah di perbaiki.

komputer

serta

kebutuhan

apa

diperlukan

dalam

III.

METODE PENELITIAN
3.1. Metode Pengembangan Sistem

kebutuhansaja

yang

kaitannya

mendesain sebuah Peta Digital

Setelah seluruh data terkumpul,

Kota Pekalongan.

maka dilakukan penganalisaan data.
Dalam menganalisis data ini, penulis

c.

Identifikasi

Kebutuhan

menggunakan analisis yang bersifat

Perangkat Keras (Hardware)

membandingkan antara landasan teori

Tujuan :

Mengidentifikasi

jenis

yang digunakan dengan kenyataan yang

Perangkat Keras yang dibutuhkan

ada pada obyek penelitian. Pada tahap

dalam membangun sistem.

ini

dilakukan

kemampuan,

analisis

batasan,

terhadap

dan

Hasil : Spesifikasi perangkat keras
(Hardware)

tujuan

yang

dalam membangun sistem.

pembuatan sebuah sistem perangkat
lunak. Langkah-langkah yang dilakukan

d.

penulis dalam analisis system antara

Perangkat Lunak (Software)

lain:

Tujuan :

a.

Identifikasi User

perangkat

Identifikasi

Kebutuhan

Mengidentifikasi

jenis

Perangkat Lunak yang dibutuhkan

Tujuan :untuk mengidentifikasi orang
atau

dibutuhkan

yang

akan

menggunakan sistem.
Hasil : terdapat sebuah aktor sebagai
pengguna sistem yang akanndiberi

dalam sistem.
Hasil :

Spesifikasi

perangkat

lunak (Software) yang dibutuhkan
dalam membangun sistem.

e.

Identifikasi Kebutuhan Sumber

4.2. Squensial Diagram

Daya Manusia (Brainware)
Tujuan :

yang

akan

Masuk aplikasi ( )
Melihat isi dari aplikasi ()

menggunakan sistem.

Menampilkan isi dari aplikasi ()

Masyarakat/wisatawan

yang akan mengunjungi Tempat

Mencari rute objek wisata ()

Wisata Budaya Kota Pekalongan.
IV.

HASIL

Informasi Wisata

Mengidentifikasi

pengguna

Hasil :

Aplikasi

Pengunjung

PENELITIAN

Rute Objek wisata sedang di cari ()

DAN

Rute Objek wisata ditampilkan ()
Rute Objek wisata ()

PEMBAHASAN
4.1. Pemodelan Use Case Diagram
Melihat Profil Kota
Pekalongan

Arah
pemalang



Rute wisata
di
pekalongan

Melihat wisata
Kota
Pekalongan

Aarah batang

Pengunju
ng

Wisata Budaya Kota
Pekalongan

Hotel dan Penginapan di Kota
Pekalongan

4.3. Implementasi Progam
Pada

Tampilan

Menu

Utama

terdiri dari beberapa tombol antara
lain: Profil, Wisata , Seni Budaya,



Lokasi
Hotel.

Wisata

dan

Informasi

dioperasikan apa tidak. Metode pengujian

4.4. Integration dan Test
dilakukan

ini akan diterapkan dengan menggunakan

untuk implementasi program. Program

table referensi masukan keluaran untuk

yang berhasil harus di uji kehandalan

menguji perilaku sistem saat diberikan

cara kerjanya. Metode pengujian yang

masukan tertentu, apabila keluaran yang

digunakan

program

dihasilkan sesuai yang diharapkan maka

dengan metode whitebox dan black box.

dapat dikatakan bahwa sistem lolos dari

Metode white box adalah suatu metode

pengujian black box. Dalam sistem ini

desain test case yang menggunakan

pengujian dilakukan dengan memberikan

struktur kontrol desain procedural untuk

data data sample dan dibandingkan

Motode

pengujian

untuk

memperoleh

menguji

test

case.

Dengan
box.

Pengujian black box dilakukan

Perekayasa sistem dapat melakukan test

untuk memastikan respon atas suatu event

case yang dapat :

atau masukan akan menjalankan proses

menggunakan

metode

white

dengan informasi yang dihasilkan.

a. Memberikan jaminan bahwa semua

yang tepat dan menghasilkan output yang

jalur independen pada suatu modul telah

sesuai

digunakan paling tidak satu kali.

tersebut.

b. Menggunakan semua keputusan logis
pada sisi true dan false.

dengan

rancangan

Pengujian

program

program

sangat

penting dengan tujuan agar program yang
dibuat terbebas dari error. Pengujian

c. Mengeksekusi semua loop pada batasan

program pada Pengenalan Wisata Kota

mereka dan pada batas operasional

Pekalongan ini dilakukan dengan menguji

mereka

modul-modul menu dan tombol. Dengan

d. Menggunakan structural data internal
untuk jaminan validitasnya.

kata lain menguji apakah tombol dapat
berfungsi semestinya. Dan hasil dari
pengujian

Metode black box merupakan
pengujian user interface atau pengguna
setelah diberikan ke pengguna dapat

program

tugas

akhir

ditunjukan pada gambar berikut ini.

ini

"utama", 1);

Profil

}
Wisata

on (release)
{
Kebuda
gotoAndStop(
yaan
"utama", 1);
}

Menuju Ses
uai/
ke
OK
Objek
Wisata
Kebuda
yaan

Wisata

on (release)
{
Kuliner
gotoAndStop(
"utama", 1); }

Kuliner

Gambar 4.30 Tampilan Penggabungan tiap
Hotel

scene

on (release)
{
gotoAndStop(

Tabel 4.2 Pengujian Blackbox
Input

Proses Source

Event
Loadin
g

Output

"hotel", 1);

Has
il

on (release)
{
gotoAndPlay(

Menuju Ses
ke
uai/
Home
OK

"masuk", 1);
}
Home

on (release)
Menuju Ses
{
uai/
ke
gotoAndStop(
OK
Utama
"utama", 1);
}

Profil

on (release)
Menuju Ses
{
uai/
ke
gotoAndStop(
OK

Menuju Ses
uai/
ke
OK
Wisata

Menuju Ses
uai/
ke
OK
Hotel

}
Exit

on (release) {
fscommand("
quit");
}

Exit

Ses
uai/
OK

V.

KESIMPULAN DASAR

kurangnya informasi keseluruhan daerah

5.1. Kesimpulan

di kota Pekalongan, diantaranya nama

Berdasarkan

hasil

akhir

yang

jalan, desa-desa terpencil, dan video

diperoleh dari pengembangan Aplikasi

informasi Disamping

Pengenalan Wisata Budaya dan Kuliner

lunak

Kota Pekalongan ini, dapat disimpulkan

dikembangkan

bahwa dengan adanya perangkat lunak

mobile.

ini

juga
ke

itu

Perangkat

diharapkan
dalam

bisa

perangkat

ini pengguna khususnya masyarakat
dapat melihat, mendapatkan informasi
langsung dan menyeluruh tentang objek
wisata budaya maupun kuliner yang ada
di

kota

Pekalongan

tanpa

harus

menunggu para pemandu, membaca
Guide Book ataupun membaca peta
manual.

[1]Dephub dan Dirjen Pariwisata Jawa Tengah.
2007. Perencanaan Objek Wisata Budaya
Kota Pekalongan,

PT Duta Citra Design

Consult.
[2]Rochani. 2005. Ki Gede Sebayu: Batik

5.2. Saran

Pekalongan, Intermedia Paramadina.

Dari hasil yang diperoleh mulai
dari

DAFTAR PUSTAKA

proses

pembangunan

hingga

pengujian Aplikasi Pengenalan Wisata
Budaya dan Kuliner Kota Pekalongan
ini, terdapat beberapa hal yang penulis
sarankan terkait dengan pengembangan
Aplikasi ini lebih lanjut, Aplikasi ini
masih

tergolong

sederhana,

masih

banyak

terdapat

kekurangan

yang

sebenarnya

akan

dapat

membuat

perangkat

lunak

ini

mendekati

sempurna, antara lain seperti masih

[3]Soemarna. 2004. Pekalongan Sepanjang
Sejarah. Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Pekalongan
[4]Daryono Y, N Yektiningsih, dan H Guritno .
2008.

Evolusi

Sebuah

Kota.

Kantor

Informasi dan Humas Kota Pekalongan
[5]Karim,

Abdul.

Aksesbilitas

2003.Pengeruh

Tingkat

Wilayah Terhadap Tingkat

Perkembangan

Pariwisata

Pekalongan, Skripsi UNIKAL.
[6]http://disparbud.pekalongan.go.id
[7]http://www.pekalongan.go.id

di

Kota