2.9 Resistivitas Semu
Apabila kita menganggap bumi bersifat homogen isotropik, maka resistivitas yang terukur merupakan resistivitas yang sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi
elektroda. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan dengan nilai resistivitasnya berbeda-beda sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut.
Homogenitas tiap lapisan, kandungan mineral logam, kandungan air merupakan faktor yang mempengaruhi nilai resistivitas. Harga resistivitas yang terukur
merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja terutama untuk spasi yang lebar. Berdasarkan persamaan 2.26 maka resistivitas semu dirumuskan dengan:
= 2 2.27
= 2.28
dimana ρ
= Resistivitas Semu Ω .m K = Faktor Geometri m
Δ V = Selisih Beda Potensial volt
I = Kuat Arus Ampere Telford et al., 1990.
2.10 Sifat Kelistrikan Batuan
Batuan merupakan suatu jenis material yang mempunyai daya hantar listrik, sehingga dalam batuan akan terdapat sifat-sifat kelistrikan. Lapisan batuan dalam
bumi berbeda-beda sehingga sifat kelistrikannya juga akan bervariasi. Sifat kelistrikan batuan adalah karakteristik dari batuan itu sendiri bila dialiri arus listrik.
Arus listrik dapat berasal dari alam maupun arus listrik yang sengaja diinjeksikan ke dadamnya Rahmawati, 2009. Nilai resistivitas berbagai mineral bumi ditunjukkan
pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Nilai resistivitas berbagai jenis tanah atau batuan di bumi Jenis tanah atau batuan
Resistivitas m Tanah lempungan, basah-lembek
1,5 - 3,0 Lempung lanauan dan tanah lanauan basah-lembek
3 – 15 Tanah lanauan, pasiran
15 – 150 Batuan dasar berkekarberisi tanah lembab
150 – 300 Pasir kerikil bercampur lanau
300 Pasir kerikil terdapat lapisan lanau
300 – 2400 Batuan dasar berkekar terisi tanah kering
300 – 2400 Endapan pasir dan kerakalan berbutir kasar dan kering
2400 Batuan dasar tak lapuk
2400 Air tawar
20 – 60 Air laut
0,18 – 0,24 Sumber:
Roy, 1984
.
2.11 Survei Resistivitas 3D
Mengingat keadaan bumi sesungguhnya dalam bentuk dimensi tiga, sehingga perlu adanya suatu metode geolistrik resistivitas yang mampu memberikan
penggambaran bawah permukaan dalam dimensi tiga. Metode yang digunakan untuk menggambarkan distribusi resistivitas dalam bentuk dimensi tiga yaitu metode 3D.
Hasil pengolahan resistivitas 3D memberikan informasi penyebaran resistivitas bawah permukaan tidak hanya secara vertikal, namun juga penyebaran secara
horizontal. Gambar 2.5 memberikan ilustrasi perbedaan penggambaran resistivitas bawah permukaan dalam bentuk dimensi satu, dimensi dua, dan dimensi tiga Loke,
1999.
Gambar 2.5 Perbedaan interpretasi pengukuran metode geolistrik resistivitas Sumber: Loke, 1999.
Menurut Loke 1999 terdapat dua jenis cara pengambilan data pada pengukuran metode geolistrik resistivitas 3D, yaitu : complete data set survey dan
cross diagonal survey. Teknik complete data set survey dan cross diagonal survey merupakan teknik singkat sehingga waktu yang dibutuhkan lebih sedikit. Pada teknik
cross diagonal survey, pengukuran dilakukan sepanjang sumbu x, sumbu y, dan sumbu diagonal petak lintasan. Ilustrasi kedua teknik tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.6 berikut:
Gambar 2.6 Gambar teknik pengambilan data metode geolistrik resistivitas 3D Sumber: Loke, 1999.
2.12 Konfigurasi Pole-Pole