41
2.7 Kerangka Teori
Sumber : Aziz 2008, Frahm 2005, Triharini 2009, Pradono 2009 Mauliddah 2014
Gambar 2. 1 Kerangka Teori Kualitas Hidup
Terdiri dari 3 aspek : a. Status Kesehatan Global
b. Skala fungsional c. Skala gejala
Resiliensi
kemampuan adaptasi individu Keluhan masalah fisik dan psikologis
Kanker serviks
Stadium kanker Stadium 0-IV
Perubahan fungsi fisik dan psikologis Faktor
risiko kanker
serviks: a. Infeksi virus HPV
b. Hubungan seks dini c. Berganti-ganti
pasangan seksual d. Higiene rendah
e. Paritas tinggi f. Pil KB
g. Vaginal douching Lesi pra kanker
Jenis terapi pengobatan
Mengalami perkembangan proses penyakit kanker secara
progresif Efek sistemik pengobatan
pada berbagai sistem tubuh
Dukungan Sosial a. Dukungan Emosional
b. Dukungan Penghargaan c. Dukungan Instrumental
d. Dukungan
Informasional e. Dukungan Jaringan
Sosial Karakteristik pasien:
a. Usia b. Tingkat pendidikan
c. Pekerjaan d. Status pernikahan
e. Pendapatan f. Kepemilikan tabungan
42
Berdasarkan kerangka teori teersebut dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor risiko kanker serviks seperti infeksi virus HPV, hubungan seks dini, berganti-ganti
pasangan seksual, higiene rendah, paritas tinggi, pil KB, dan vaginal douching dapat menyebabkan lesi pra kanker pada serviks yang normal yang secara
perlahan dapat menyebar dan berkembang menjadi kanker serviks. Seseorang yang telah didiagnosis kanker serviks akan mengalami stadium kanker serta
menjalani pengobatan. Pada stadium kanker, sel-sel kanker akan mengalami perkembangan proses penyakit kanker secara progresi, sementara pada proes
pengobatan kanker serviks akan menimbulkan efek sistemik pengobatan efek smaping pada berbagai sistem tubuh. Proses perkembangan penyakit dan efek
samping pengobatan tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan fisik maupun psikologis yang secara perlahan akan menimbulkan keluhan baik fisik
seperti nyeri, pendarahan serta keluhan psikologis seperti shock, stess, cemas bahkan depresi. Banyaknya keluhan yang dirasakan membuat seseorang
membutuhkan kekuatan dari dalam diri yang dapat membantunya untuk beradaptasi dengan kondisi yang dialami yang biasa disebut dengan resiliensi.
Resiliensi dapat tumbuh dan berkembang dari beberapa sumber yaitu “I am”
yaitu kekuatan yang terdapat dalam diri individu, “I can” yaitu kemampuan sosial
dan interpersonal, dan “I have” yaitu kekuatan dukungan sosial dari luar diri
individu. Adanya resiliensi dimungkinkan akan membuat individu dapat mengatasi berbagai kemalangan hidup serta dapat meningkatkan kualitas
hidupnya. Selain resiliensi, dukungan sosial juga dipengaruhi oleh dukungan sosial yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Dukungan sosial dapat secara
langsung mempengaruhi kualitas hidup, namun secara tidak langsung juga dapat menumbuhkan resiliensi pada diri seseorang, karena dukungan sosial merupakan
salah satu sumber tumbuhnya resiliensi sehingga pada akhirnya dukungan sosial dan resiliensi dapat secara bersama-sama meningkatkan kualitas hidup seseorang.
43
2.8 Kerangka Konsep