1.4.1 Metode Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan perundang-undangan statute approach dan pendekatan kasus case approach,
dan pendekatan konseptual Conceptual approach. Pendekatan perundang- undangan dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang
bersangkut paut dengan isu atau fakta hukum yang sedang ditangani Peter Mahmud Marzuki, 2005: 93. Peraturan perundang-undangan yang dijadikan
kajian utama adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan peraturan pelaksananya, serta Kompilasi Hukum Islam. Sedangkan
pendekatan kasus adalah alasan-alasan hukum yang digunakan oleh hakim untuk sampai kepada putusannya Peter Mahmud Marzuki, 2005: 119. Pendekatam
konseptual conceptual approach dilakukan dengan membangun suatu konsep untuk dijadikan acuan dalam penelitian yang berkenaan dengan konsep hukum,
yaitu mengenai pembatalan perkawinan menurut undang-undang dan menurut kompilasi hukum islam.
1.4.2 Sumber Bahan Hukum
Metode pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Adapun bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder yang dimaksud dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif
artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundang- undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-
undangan dan putusan hakim Peter Mahmud Marzuki, 2005: 141. Bahan hukum primer yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini
antara lain, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Intruksi Presiden Nomor. 1 Th. 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam, Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, serta Putusan Pengadilan Agama Nomor
1136Pdt.G2006PA.Lmj.
b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang
bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan komentar-
komentar atas putusan pengadilan Peter Mahmud Marzuki, 2005: 141. Wawancara dengan pejabat instansi yang berkompeten dengan permasalahan yang
dibahas, wawancara bukan merupakan bahan hukum, akan tetapi dapat dimasukkan sebagai bahan non hukum dan ada baiknya kalau peneliti menyusun
beberapa pertanyaan atau mengemukakan isu hukum secara tertulis sehingga si yang diwawancarai dapat memberikan pendapatnya secara tertulis. Apabila hal ini
dilakukan, pendapat hukum tersebut dapat menjadi bahan hukum sekunder Peter Mahmud Marzuki, 2005:165. Dalam kasus ini wawancara dilakukan terhadap
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Gucilait Kabupaten Lumajang dan Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Kertowono Kecamatan Gucilait
Kabupaten Lumajang.
1.4.3 Metode Pengumpulan Bahan Hukum