Tujuan Perkawinan Perkawinan .1 Pengertian Perkawinan

yang beragama islam, dapat mengerti maksud akad nikah, hadir dalam ijab qobul, serta dewasa. Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam, setiap perkawinan harus disaksikan oleh 2 dua orang saksi Pasal 24 Ayat 1 saksi merupakan rukun dalam pelaksanaan akad nikah Pasal 24 Ayat 2, yang dapat ditunjuk menjadi saksi adalah seorang laki-laki muslim, adil, akil baligh, tidak tertanggu ingatannya dan tidak tuna rungu atau tuli Pasal 25, saksi harus hadir dan menyaksikan secara langsung akad nikah serta menandatangani Akta Nikah pada waktu dan tempat akad nikah dilangsungkan Pasal 26, Wawancara dengan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Gucilit Kabupaten Lumajang

2.1.3 Tujuan Perkawinan

Tujuan perkawinan ialah menurut perintah Allah untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat, dengan mendirikan rumah tangga yang damai dan teratur Mahmud Yunus dalam Idris Ramulyo, 1996:26. Tujuan perkawinan itu sendiri adalah untuk membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Dipandang dari segi agama Islam, tujuan pokok dari perkawinan adalah agar kehidupan rumah tangga suami isteri menjadi tenang, tentram, penuh kasih sayang atau sakinah, mawadah, warohmah sebagaimana yang dinyatakan dalam firman Allah, Qur’an surat Ar- Rum, ayat 21 yang terjemahannya sebagai berikut: Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang. Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. Tujuan perkawinan pada umunya bergantung pada masing-masing individu yang akan melasanakannya, karena lebih bersifat subyektif. Tujuan umum yang hendak dicapai adalah memperolah kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin menuju kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akhirat. Tujuan perkawinan yang lain yang bersifat kekal. Dalam perkawinan perlu ditanamkan bahwa perkawinana itu berlangsung untuk seumur hidup dan selama-lamanya kecuali dipisahkan dengan kematian. Dengan adanya pemikiran tersebut perceraian akan jarang terjadi, karena perceriaan merupakan perbuatan halal namun sangat dibenci oleh Allah. Adapun tujuan pernikahan secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. melaksanakan libido seksualitas. 2. memperolah keturunan 3. memperoleh keturunan yang soleh. 4. memperoleh kebahagiaan dan ketentraman. 5. mengikuti sunnah Nabi. 6. menjalankan perintah Allah. 7. untuk berdakwah Slamet Abidin Dan Aminuddin, 1991:12-18. 2.2 Larangan Perkawinan 2.2.1 Pengertian Larangan Perkawinan