20 gr polibag pisang Raja 60, C2V1 Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag pisang Barangan 53,33, C3V2 Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan
Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag pisang kepok 46,67, C2V3 Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr
polibag pisang Raja 46,67, C2V2 Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag pisang Kepok 26,67. Hal ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan ketahanan yaitu
ketahanan mekanis yang dapat dilihat dari ketebalan jaringan epidermis akar tanaman. Dimana tanaman yang memiliki jaringan epidermis paling tipis akan lebih rentan. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Semangun 1996. Yang menyatakan Ketahanan mekanis terdiri dari ketahanan mekanis pasif dan ketahanan mekanis aktif. Tumbuhan yang
mempunyai mekanis pasif mempunyai struktur morfologi yang menyebabkan sulit diinfeksi oleh patogen. Misalnya tumbuhan yang mempunyai epidermis dan kutikula
tebal. Serta gabungan inokulum radopholus similis dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense akan lebih cepat meningkatkan persentase kerusakan tanaman dibandingkan
bila fusarium oxysporum diinokulasi secara tunggal.hal ini sesuai dengan pernyataan Agrios 1996 Layu Fusarium pada beberapa tumbuhan meningkat persentase dan
tingkat serangannya apabila tumbuhan tersebut juga terinfeksi oleh nematoda puru akar, luka akar, nematoda sengat Reniformis, rongga akar atau nematoda kerdil.
2.1. Pengaruh Inokulum Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman
Hasil pengamatan pengaruh inokulum terhadap pertambahan tinggi tanaman. Pada setiap waktu pengamatan mulai dari 14-84 minggu setelah hari setelah inokulasi
dapat dilihat pada lampiran 2. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa faktor inokulum berbeda sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman. Untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui perlakuan mana yang berbeda sangat nyata, maka dilakukan Uji Jarak Duncan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 : Rataan Pengaruh Inokulum Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Pada Setiap Waktu Pengamatan mulai dari 14—84 hari setelah inokulasi
Perlakuan Pengamatan
14hsi 28hsi
42hsi 56hsi
70hsi 84hsi
C0 15.17A 17.33A 22.00A 18.33A 21.50A 16.83A
C1 12.67B 12.83B 11.00B
9.83C 10.83C 11.00B
C2 13.00B 10.17C 13.00C 12.50B 13.83B 12.17B
C3 8.33C
7.83D 5.50D
7.17D 8.67D
7.50C Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berbeda sangat nyata pada taraf 1 menurut Uji Jarak Duncan. Dari hasil penelitian pada tabel 4 dapat dilihat bahwa pada pengamatan
pertambahan tinggi tanaman berbeda sangat nyata pada pengamatan 14-84 hari setelah inokulasi pada faktor perlakuan pemberian inokulum Fusarium oxysporum f.sp.
cubense dan Radopholus similis. Pada pengamatan 84 hari setelah inokulasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C0 Kontrol berbeda sangat nyata terhadap
perlakuan C1 Radopholus similis . 500 Juvenil infektif, C2 Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag dan C3 Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan Fusarium
oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag. Pada pengamatan 84 hsi peralakuan C1 tidak berbeda sangat nyata terhadap C2 tetapi berbeda sangat nyata terhadap perlakuan
lainnya Pada pengamatan 84 hsi pertambahan tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan
pemberian inokulum adalah C0 Kontrol yaitu 16,83 cm yang diikuti dengan perlakuan C2 Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag 12,17 cm, C1 Radopholus
similis . 500 Juvenil infektif 11,00 cm dan yang terendah C3 Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag yaitu 7,50 cm.
Universitas Sumatera Utara
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
14hsi 28hsi
42hsi 56hsi
70hsi 84hsi
Pengamatan
P e
rt a
m b
a h
a n
T in
g g
i T
a n
a m
a n
cm
C0 C1
C2 C3
Pertambahan tinggi tanaman dengan perlakuan inokulum Radopholus similis lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan Fusarium oxysporum f.sp. cubense.
Penghambatan pertumbuhan tinggi tanaman pada setiap tanaman yang diinokulasi dengan radopholus similis dikarenakan terjadinya kerusakan jaringan akar yang
mengakibatkan berkurangnya penyerapan unsur hara dan air yang berada di tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Dropkin 1991 yang menyatakan Radopholus Similis disebut
nematoda penggurus sehubung dengan prilakunya di dalam akar. Di akar masuk kedalam parenkim korteks tempat nematoda bergerak aktip dan merusak sel-sel sambil
makan. Rongga makin berkembang dan membesar. Pangkal akar tanaman pisang rusak dan terjadinya kematian sel-sel. untuk melihat perbedaan pertambahan tinggi tanaman
pada pemberian inokulum dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10 : Histogram rataan pertambahan tinggi tanaman pada perlakuan pemberianinokulum pada setiap waktu pengamatan
3.2 Pengaruh Faktor Kultivar Pisang V Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Pisang