1.3. Pengaruh Faktor Interaksi Perlakuan Inokulum
C dengan
Kultivar Pisang V Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Fusarium oxysporum f.sp. cubense.
Pengamatan Intensitas Serangan Penyakit Fusarium oxysporum f.sp.cubense
pada interaksi perlakuan inokulum C dengan kultivar pisang V pada pengamatan 30-90 hsi dapat dilihat pada lampiran 2
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa faktor interaksi perlakuan inokulum C dengan kultivar pisang V yang berbeda berpengaruh nyata pada
pengamatan 30-90 hsi. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dilakukan Uji Jarak Duncan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3 : Rataan Interaksi Perlakuan Inokulum C dengan Kultivar Pisang V Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Fusarium.
Perlakuan Pengamatan
30hsi 60hsi
90hsi C0V1
0.00 0.00d
0.00e C0V2
0.00 0.00d
0.00e C0V3
0.00 0.00d
0.00e C1V1
0.00 0.00d
0.00e C1V2
0.00 0.00d
0.00e C1V3
0.00 0.00d
0.00e C2V1
0.00 26.67b
53.33c C2V2
0.00 6.67c
26.67d C2V3
0.00 13.33c
46.67c C3V1
13.33 46.67a
73.33a C3V2
0.00 20.00b
46.67c C3V3
6.67 33.33a
60.00b Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut Uji Jarak Duncan Dari tabel dapat dilihat bahwa pada pengamatan 30-90 hari setelah inokulasi
masing – masing perlakuan berpengaruh nyata terhadap Intensitas Serangan penyakit Fusarium oxysporum f.sp. cubense. Pada pengamatan 90 hsi C0V1 berbeda
Universitas Sumatera Utara
nyata terhadap C2V1, C2V2, C2V3, C3V1, C3V2 dan C3V3 tetapi C0V1 tidak berbeda nyata terhadap perlakuan C0V2, C0V3, C1V1, C1V2 dan C1V3.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
C V
1 C
V 2
C V
3 C
1 V
1 C
1 V
2 C
1 V
3 C
2 V
1 C
2 V
2 C
2 V
3 C
3 V
1 C
3 V
2 C
3 V
3
In te
n si
ta s
S e
ra n
g a
n
Pengamatan 30hsi Pengamatan 60hsi
Pengamatan 90hsi
Gambar 9 : Histogram Rataan Interaksi Perlakuan Inokulum C dengan Kultivar Pisang V Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Fusarium.
Pengaruh faktor interaksi perlakuan Inokulum C dengan kultivar pisang V terhadap Intensitas Serangan Penyakit Fusarium oxysporum f.sp. cubense
berpengaruh nyata pada pengamatan 30-90 hsi. Pada pengamatan 90 hsi C0V1 Tanpa Radopholus similis dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense Pisang
Barangan, C0V2 Tanpa Radopholus similis dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense Pisang Kepok, C0V3 Tanpa Radopholus similis dan Fusarium oxysporum f.sp.
cubense Pisang Raja, C1V1 Radopholus similis . 500 Juvenil infektif pisang Barangan, C1V2 Radopholus similis . 500 Juvenil infektif pisang Kepok, C1V3
Radopholus similis . 500 Juvenil infektif pisang Raja tidak mengalami gejala Serangan. Intensitas Serangan Penyakit Fusarium oxysporum f.sp. cubense yang
tertinggi terdapat pada perlakuan C3V1 Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag pisang Barangan 73,33 diikuti
C3V3 Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense.
Universitas Sumatera Utara
20 gr polibag pisang Raja 60, C2V1 Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag pisang Barangan 53,33, C3V2 Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan
Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag pisang kepok 46,67, C2V3 Radopholus similis.500 Juvenil infektif dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr
polibag pisang Raja 46,67, C2V2 Fusarium oxysporum f.sp. cubense. 20 gr polibag pisang Kepok 26,67. Hal ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan ketahanan yaitu
ketahanan mekanis yang dapat dilihat dari ketebalan jaringan epidermis akar tanaman. Dimana tanaman yang memiliki jaringan epidermis paling tipis akan lebih rentan. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Semangun 1996. Yang menyatakan Ketahanan mekanis terdiri dari ketahanan mekanis pasif dan ketahanan mekanis aktif. Tumbuhan yang
mempunyai mekanis pasif mempunyai struktur morfologi yang menyebabkan sulit diinfeksi oleh patogen. Misalnya tumbuhan yang mempunyai epidermis dan kutikula
tebal. Serta gabungan inokulum radopholus similis dan Fusarium oxysporum f.sp. cubense akan lebih cepat meningkatkan persentase kerusakan tanaman dibandingkan
bila fusarium oxysporum diinokulasi secara tunggal.hal ini sesuai dengan pernyataan Agrios 1996 Layu Fusarium pada beberapa tumbuhan meningkat persentase dan
tingkat serangannya apabila tumbuhan tersebut juga terinfeksi oleh nematoda puru akar, luka akar, nematoda sengat Reniformis, rongga akar atau nematoda kerdil.
2.1. Pengaruh Inokulum Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman