Sejarah Lokasi Kondisi Umum Lokasi

commit to user 10 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi

1. Sejarah Lokasi

Pada tahun 1950 bekas perkebunan serat nanas diubah menjadi balai benih hortikultura dengan kondisi tempat kurang lebih 350 meter dari permukaan laut. Pengolahan bekas perkebunan serat nanas hingga menjadi lahan siap tanam memakan waktu sekitar 4 tahun, sehinnga lahan mulai ditanami tanaman buah- buahan dan tanaman perkebunan pada tahun 1945. Pada tahun 1970 tanaman jeruk mulai dikembangkan dan terdapat berbagai varietas jeruk yang tekenal paling lengkap koleksinya se Asia tenggara. Namun sangat disayangkan karena pada tahun 1981 virus CVPD menyerang hampir sebagian tanaman jeruk dan sangat sulit untuk diatasi sehingga dengan sangat terpaksa akhirnya pada tahun 1987 tanaman jeruk dibongkar total untuk mencegah meluasnya virus CVPD tersebut. Sejak saat itu komoditas lain mulai dikembangkan dilahan bekas tanaman jeruk tersebut, diantaranya durian dan rambutan dari berbagai varietas. Mulai tahun 19951996 dijadikan lokasi pengembangan buah-buahan unggul dengan sistem klonal, yaitu ditanami tanaman durian, tanaman rambutan dan mangga berbagai varietas dengan kelas benihnya Blok Fondasi BF. Disini dikembangkan sistem klonal tunggal yaitu hasil perbanyakan vegetatif dari Pohon Induk PI. Pohon induk yang dipakai merupakan jenis unggul yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian. Selanjutnya dari pohon induk diperbanyak secara vegetatif dan merupakan turunan pertama dari pohon induk tersebut dengan label berwarna putih. Blok Fondasi berfungsi sebagai sumber mata tempel atau tunas pucuk untuk keperluan Blok Penggandaan Mata Tempel BPMT. BPMT ini merupakan tanaman hasil perbanyakan vegetatif dari Blok Fondasi yang berfungsi untuk menghasilkan tunas pucuk atau mata tempel bagi 10 commit to user 11 penangkaran benih. Dari BPMT ini dihasilkan tanaman Blok Perbanyakan Benih BPD dengan perbanyakan vegetatif yang kemudian dapat disalurkan kepada masyarakat umum untuk dikembangkan secara pribadi. Balai Benih Hortikuktura yang kemudian berkembang fungsinya menjadi Kebun Benih Hortikultura mempunyai fungsi yaitu: a. Memproduksi benih unggul bermutu b. Sebagai tempat percontohan penerapan teknologi c. Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah d. Sebagai tempat kursus dan latihan e. Sebagai tempat praktek atau magang dan penelitian Pembangunan sarana agrowisata dari dana Pemerintah Propinsi Jawa Tengah sejak tahun 2001 sudah sebagian besar selesai. Pembangunan sarana tersebut diharapkan dapat menambah pendapatan daerah juga mempunyai dampak positif bagi perbaikan ekonomi masyarakat sekitar kebun.

2. Sarana dan Prasarana